Isi Makalah Etika Profesi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan industri IT ini membutuhkan suatu formalisasi yang lebih baik dan tepat
mengenai pekerjaan profesi yang berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatannya.
Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk dibentuknya suatu standar profesi di bidang tersebut.
Para profesional IT, sudah sejak lama mengharapkan adanya suatu standard kemampuan yang
kontinyu dalam profesi tersebut.
Masih banyaknya pekerjaan yang belum adanya standardisasi dan sertifikasi Profesi IT di
indonesia, dikarenakan Standardisasi Profesi IT yang diperlukan Indonesia adalah standard
yanng lengkap, dimana semua kemampuan profesi IT di bidangnya harus di kuasai tanpa
kecuali, profesi IT seseorang mempunyai kemampuan, dan keahlian yang berbeda dengan
bidang yang berbeda-beda, tapi perusahaan membutuhkan sebuah Pekerja IT yang bisa di
semua bidang, dapat dilihat dari sebuah lowongan kerja yang mencari persyaratan dengan
kriteria yang lengkap yang dibutuhkan perusahaan. Secara logis dapat dikatakan, seseorang
yang memenuhi persyaratan pengetahuan dan ketrampilan beberapa tahun lalu, belum tentu
dapat memenuhi persyaratan sebagai profesional TI di masa kini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Etika Profesi dalam Teknik Informatika ?
2. Mengpa perlu adanya etika profesi ?
3. Etika profesi dalam undang – undang ?
4. Bagaimana tanggung jawab profesi dan sikap profesionalismenya ?

C. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH


Untuk menyelesaikan permasalahan yang sudah di rumuskan di atas dan untuk melaksanakan
tugas mata kuliah etika profesi sebagai salah satu penilaian mata kuliah, diharapkan makalah
ini dapat menjadi salah satu materi pembelajaran dalam etika profesi informatika.

1|AGUNG – SATRIO - WIWIN


BAB II

PEMBAHASAN

A. ETIKA PROFESI DALAM TEKNIK INFORMATIKA


1. Standar dalam Profesi IT di Indonesia

Setiap profesi tentunya memiliki standar masing-masing. Demikian pula dengan profesi
dibidang IT. Meskipun masih sangsi bila telah ada sebuah standar mengenai profesi
dibidang IT di Negara ini, karena belum tentu seorang sarjana IT berkiprah dibidang IT dan
banyak juga lulusan jurusan lain yang malah bekerja dibidang IT. Memang menjadi sarjana
apa tidaklah menjadi konsern dalam menentukan akan bekerja dibidang apa.

Perkembangan industri IT ini membutuhkan suatu formalisasi yang lebih baik dan tepat
mengenai pekerjaan profesi yang berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatannya.
Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk dibentuknya suatu standar profesi di bidang tersebut.
Para profesional IT, sudah sejak lama mengharapkan adanya suatu standard kemampuan
yang kontinyu dalam profesi tersebut.

Masih banyaknya pekerjaan yang belum adanya standardisasi dan sertifikasi Profesi IT di
indonesia, dikarenakan Standardisasi Profesi IT yang diperlukan Indonesia adalah standard
yanng lengkap, dimana semua kemampuan profesi IT di bidangnya harus di kuasai tanpa
kecuali, profesi IT seseorang mempunyai kemampuan, dan keahlian yang berbeda dengan
bidang yang berbeda-beda, tapi perusahaan membutuhkan sebuah Pekerja IT yang bisa di
semua bidang, dapat dilihat dari sebuah lowongan kerja yang mencari persyaratan dengan
kriteria yang lengkap yang dibutuhkan perusahaan.

Secara logis dapat dikatakan, seseorang yang memenuhi persyaratan pengetahuan dan
ketrampilan beberapa tahun lalu, belum tentu dapat memenuhi persyaratan sebagai
profesional TI di masa kini.

IPKIN selaku perhimpunan masyarakat komputer dan Informatika di Indonesia telah


membuat beberapa langkah untuk memasyarakatkan standardisasi profesinya.

Langkah-langkah yang telah disusun tersebut ada beberapa tahapan :

1. Penyusunan kode etik profesional Teknologi Informasi,


2. Penyusunan klasifikasi pekerjaan (Job) Teknologi Informasi,
3. Penerapan mekanisme sertifikasi untuk profesional Teknologi Informasi,
4. Penerapan sistem akreditasi untuk pusat pelatihan dalam upaya pengembangan profesi,

2|AGUNG – SATRIO - WIWIN


5. Penerapan mekanisme re-sertifikasi.

Untuk memasyarakatkan standarisasi profesi TI, diperlukan media promosi yang dapat
berupa radio, majalah, internet atau bahkan televisi. Terlebih lagi adalah penting untuk
mempromosikan standard ini ke pada institusi pendidikan, terutama bagian kurikulum
karena pendidikan dalam bidang IT harus disesuaikan agar cocok dengan standard yang
akan diterapkan dalam industri.

Promosi ini memiliki berbagai sasaran dan pada tiap-tiap sasaran mempunyai tujuan yang
ingin dicapai:

– Pemerintah, untuk memberi saran dan pembuat kebijakan sebagai usaha pengembangan
Sumber Daya Manusia khususnya di bidang TI.
– Pemberi kerja, untuk membangkitkan kesadaran diantara para pemberi kerja tentang
nilai-nilai dari standard profesional dalam meningkatkan kualitas profesional TI.
– Profesional TI, untuk mendorong agar profesional TI melihat nilai-nilai standard dalam
profesi dan karir mereka.
– Institusi dan Penyusun kebijakan pendidikan, untuk memberi saran pada pembentukan
kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard profesional TI.
– Masyarakat umum, untuk menyadarkan pada masyarakat umum bahwa standard
profesional adalah penting dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.

Instansi pemerintah telah mulai melakukan pekerjaan dalam bidang TI. Bagaimanapun juga
klasifikasi pekerjaan tersebut masih belum dapat mengakomodasikannya.

Terlebih lagi, deskripsi pekerjaan setiap klasifikasi pekerjaan masih tidak jelas dalam
membedakan setiap pekerjaan.

Ada beberapa industri mempunyai klasifikasi pekerjaannya sendiri dan telah


mengembangkan klasifikasi pekerjaan sendiri. Hal ini mengesankan belum adanya
standarisasi sehingga menimbulkan kesulitan bagi para profesional TI.

Komponen pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan standard profesi adalah
kompetensi. Kompetensi di sini mencakup :

– Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya,

– Pengetahuan dan ketrampilan dibidang yang bersangkutan,

– Working attitude (sikap kerja),

– Kemampuan komunikasi dan sosial serta training

3|AGUNG – SATRIO - WIWIN


Bagaimanapun juga dalam pengimplementasian model standarisasi ini, keterlibatan
pemerintah haruslah dipertimbangkan karena ini merupakan kepentingan nasional. Mungkin
melalui Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan Departemen Tenaga Kerja serta
Departemen Perdagangan & Industri, proses standarisasi ini dapat dilaksanakan.

B. KODE ETIK PROFESI BIDANG TEKNOLOGI INFORMATIKA

a) Kode Etik Seorang Profesional Teknologi Informasi (TI)


Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau
norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI dengan
klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi
dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien
(pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.

Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang
harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya
atau user dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari
pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll).

b) Kode Etik Pengguna Internet


Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:

1. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan


dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.

2. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi


menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA),
termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan
serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/
institusi lain.

3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk


melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan
internasional umumnya.

4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.

5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan


informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.

4|AGUNG – SATRIO - WIWIN


6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau
bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus
mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk
melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung
jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.

7. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya


(resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.

8. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet
umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.

9. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan
teguran secara langsung.

c) Etika Programmer
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah:
1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.
3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat.
4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali
telah membeli atau meminta ijin.
5. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak
kedua tanpa ijin.
6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu
proyek secara bersamaan kecuali mendapat ijin.
8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain
untuk mengambil keunutungan dalam menaikkan status.
9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja
11. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12. Tidak boleh mempermalukan profesinya.
13. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
14. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer
akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.

5|AGUNG – SATRIO - WIWIN


d) Etika dalam Berinternet
Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai salah satu akibat perkembangan
teknologi tersebut, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara
pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang
biasanya berinteraksi, bertransaksi dan berkomunikasi secara fisik, karena perkembangan
teknologi komputer maka hal-hal tersebut banyak dilakukan melalui teknologi. Salah satu
perkembangan pesat di bidang teknologi komputer yang bersifat informasi adalah internet
yang didalamnya termasuk website dan blog. Internet merupakan suatu jaringan yang
menghubungkan komputer di seluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit menjadi satu
jaringan yang bisa saling mengakses. Dengan internet tersebut, satu komputer dapat
berkomunikasi secara langsung dengan komputer lain diberbagai belahan dunia.

Perkembangan internet dalam hal ini blog memunculkan peluang baru untuk
mengembangkan sistem informasi yang disampaikan melalui internet yang cepat, mudah
dan murah di berbagai bidang. Namun bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan,
disamping menimbulkan kemudahan akan timbul permasalahan-permasalahan yang
sebenarnya timbul akibat kurangnya moralitas dan etika yang dimiliki oleh pengguna
teknologi tersebut.

Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya timbul isu-isu kejahatan komputer.


Kejahatan komputer dapat diartikan sebagai ”kejahatan yang di timbulkan karena
penggunaan komputer secara ilegal” (Andi Hamzah, 1989). Seiring dengan perkembangan
pesat teknologi komputer, kejahatan bidang ini pun terus meningkat. Berbagai jenis
kejahatan komputer yang terjadi mulai dari kategori ringan seperti penyebaran virus, spam
email, penyadapan trasmisi sampai pada kejahatan-kejahatan kategori berat seperti
misalnya carding dan lain-lain.

Untuk mencegah timbulnya isu-isu tersebut dapat diterapkan kepada diri manusianya
sebagai pengguna internet (dari sejak dini) kesadaran akan prilaku yang baik, menghormati
dan menghargai hak-hak orang lain, bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
Takut akan ancaman-ancaman hukum pidana yang diberikan oleh Undang-undang yang
berlaku. Perkembangan internet sudah barang tentu memberikan dampak yang sangat
besar bagi kehidupan manusia diberbagai aspek kehidupan. Karena berbagai alasan
diantaranya:

1. Tidak adanya batasan akses dalam arti kita dapat mengakses internet kapan saja tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu.

6|AGUNG – SATRIO - WIWIN


2. Akses yang sangat mudah dan murah dari mulai informasi sampai transaksi.

3. Memberikan sarana interkasi dan relasi.

4. Kemudahan mengupdate materi.

5. Penyebaran telah merambah kesegala penjuru dunia.

Akibat dari perkembangan internet yang semakin pesat menuntut dibuatkannya aturan,
norma dan etika yang dapat memberikan batasan-batasan kepada pengguna internet yang
beraktifitas didalamnya. Hal itu disebabkan oleh beragamnya kultur, budaya, adat dan
istiadat yang berbeda sehingga tidak dapat dipungkiri akan menimbulkan perbedaan faham
dan kebiasaan pada setiap individu yang berinteraksi di internet.

Tidak hanya itu pula berbagai fasilitas di internet juga memungkinkan seseorang untuk
bertindak etis dan tidak etis. Semakin bertambahnya pengguna internet yang juga perlu
diberikan petunjuk agar memahami budaya yang baik ketika berinternet. Maka dari itu
disebabkan hal-hal tersebut maka perlu dibuatkan aturan dan etika berinternet sehingga
dapat tercipta suasana yang kondusif. Sebagai salah satu contoh etika yang telah
ditetapkan oleh sebuah komunitas masyarakat internasional yang tergabung dalam IETF
(The Internet Enginnering Task Force) yang disebut Netiket atau Nettiquette.

C. ETIKA TEKNOLOGI INFORMASI DALAM UNDANG-UNDANG

Dikarenakan banyak pelanggaran yang terjadi berkaitan dengan hal diatas, maka dibuatlah
undang-undang sebagai dasar hukum atas segala kejahatan dan pelanggaran yang terjadi.
Undang-undang yang mengatur tentang Teknologi Informasi ini diantaranya adalah :

 UU HAKI (Undang-undang Hak Cipta) yang sudah disahkan dengan nomor 19 tahun 2002
yang diberlakukan mulai tanggal 29 Juli 2003 didalamnya diantaranya mengatur tentang
hak cipta.

 UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang sudah disahkan


dengan nomor 11 tahun 2008 yang didalamnya mengatur tentang:

– Pornografi di Internet
– Transaksi di Internet
– Etika pengguna Internet

D. CONTOH-CONTOH PELANGGARAN ETIKA PROFESI DI BIDANG IT

7|AGUNG – SATRIO - WIWIN


1) Kejahatan Komputer
Kejahatan komputer atau computer crime adalah kejahatan yang ditimbulkan
karena penggunaan komputer secara ilegal. Kejahatan komputer terus berkembang
seiring dengan kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan
komputer meliputi Denial of Services (melumpuhkan layanan sebuah sistem
komputer), penyebaran, spam, carding (pencurian melalui internet) dan lain-lain.

2) Netiket
Netiket merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer.
Internet merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia
sehingga komputer dapat mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru
dalam perkembangan Bisnis, Pendidikan, Kesehatan, layanan pemerintah dan
bidang-bidang lainnya. Melalui internet, interaksi manusia dapat dilakukan tanpa
harus bertatap muka. Tingginya tingkat pemakaian internet di dunia melahirkan
sebuah aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiket merupakan sebuah etika
acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh
IETF (The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional yang
terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan
pengoperasian internet.

3) E-commerce
Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh terhadap kondisi
Ekonomi dan perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat
dilakukan dengan cepat dan efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau
yang lebih dikenal dengan e-commerce ini menghasilkan permasalahan baru
seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak
dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani permasalahan
tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on
Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat
internet.

4) Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)


Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menyebabkan terjadinya
pelanggaran HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program
ilegal dan pengunduhan ilegal.

8|AGUNG – SATRIO - WIWIN


E. TANGGUNG JAWAB PROFESI DAN SIKAP PROFESIONALISME

Berkembangnya teknologi komputer telah membuka lapangan kerja baru seperti programmer,
teknisi mesin komputer, Desainer Grafis dan lain-lain. Para pekerja memiliki interaksi yang
sangat tinggi dengan komputer sehingga diperlukan pemahaman mendalam mengenai etika
komputer dan tanggung jawab profesi yang berlaku.

Ciri-ciri Profesionalime yang harus dimiliki oleh seorang IT berbeda dari bidang pekerjaan
yang lainnya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan / keterampilan dalam menggunakan peralatan yang berhubungan
dengan bidang pekerjaan IT Seorang IT harus mengetahui dan mempraktekkan pengetahuan
IT-nya ke dalam pekerjaannya.
2. Punya ilmu dan pengalaman dalam menganalisa suatu software atau Program.
3. Bekerja di bawah disiplin kerja
4. Mampu melakukan pendekatan disipliner
5. Mampu bekerja sama
6. Cepat tanggap terhadap masalah client.

9|AGUNG – SATRIO - WIWIN


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Informatika adalah suatu bidang ilmu yang membahas dan mepelajari tentang dunia
teknologi baik itu program, jaringan dan lainnya maka di perlukannya etika profesi
yang dapat mengatur dalam penggunaan teknologi agar dapat mengurangi kesalahan
maupun pelanggaran dalam dunia teknologi ataupun pada umumnya, etika sendiri
merupakan hal mendasar bagi manusia agar dapat hidup teratur dengan baik di dalam
masyarakat.

2. Saran
Terdapat banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kami berharap
kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan makalah ini agar dapat
berguna dalam penggunaan materi etika profesi Infornatika.

10 | A G U N G – S A T R I O - W I W I N
DAFTAR PUSTAKA

https://ardisetiawan.wordpress.com/2011/05/07/standar-profesi-it-di-indonesia/

https://raahmaad.wordpress.com/2013/10/20/etika-profesi-di-bidang-it-informasi-dan-teknologi/

https://bangbiw.com/kode-etik-profesi-bidang-teknologi-informatika/

11 | A G U N G – S A T R I O - W I W I N

Anda mungkin juga menyukai