Alat Ukur Survey Dan Pemetaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PertemuanKe : 1 (Satu)

JudulPraktikum : Pengenalan Alat-alat Survey dan Pemetaan


Hari / Tanggal : Senin, 16 September 2019
Tempat : Laboratorium Survey Tanah dan Evaluasi Lahan
Nama : Fuji Astuti (F1D318016)
Kelompok :4
Asisten : 1. Rizky Mahardhika
2. Aulia Andriani

PrinsipTeori
Dalam mempelajari ilmu Geodesi, diperlukan juga pemahaman mengenai
ilmu ukur tanah. Ilmu Geodesi sendiri memiliki 2 pengertian yaitu pengertian secara
ilmiah dan pengertian secara praktis. Pengertian secara praktis ini sering digunakan
dalam istilah pemetaan, yaitu pembuatan bayangan berupa peta yang berasal dari
sebagian kecil atau sebagian besar permukaan bumi.
Sedangkan istilah survey adalah kegiatan pengumpulan data dalam hal ini
memiliki hubungan dengan permukaan bumi melalui media peta atau digital.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa survey pemetaan atau geomatik merupakan
sebuah ilmu untuk menentukan posisi relatif dari sebuah titik di bawah atau di atas
permukaan bumi. Secara umum survey geomatik dapat diartikan dengan sebuah
disiplin ilmu yang meliputi semua metode untuk mengukur dan mengumpulkan
informasi mengenai fisik lingkungan dan bumi, pengolahan informasi serta
menyebarluaskan hasil dari bentuk olahan (produk) untuk dapat dimanfaatkan
sesuai dengan kebutuhan (Yusuf dan Halim, 2014).
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran di permukan bumi dan dibawah tanah untuk menentukan posisi relatif
absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atas atau dibawahnya, dalam
memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.
Pada dasarnya pengukuran adalah untuk menentukan letak atau kedudukan suatu
objek di atas permukan bumi dalam suatu sistem koordinat dan dalam pelaksanaan
pengukuran itu sendiri yang dicari dan dicatat adalah angka-angka, jarak dan sudut.
Jadi koordinat yang akan diperoleh adalah dengan melakukan pengukuran-
pengukuran sudut terhadap sistem koordinat geodesi tersebut.
Menurut (Wongsotjitro, 1980) arti melakukan pengukuran suatu daerah
ialah menentukan unsur-unsur (jarak dan sudut) titik yang ada di suatu daerah
dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut dapat digambar dengan skala
tertentu. Pengukuran dengan alat sederhana dapat untuk mengukur, jarak, beda
tinggi, dan sudut. Pengukuran ini dapat dibedakan menjadi pengukuran langsung
dan tidak langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran dengan langsung
mendapatkan nilai pengukuran. Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang
tidak langsung didapat hasilnya tetapi harus melalui proses perhitungan terlebih
dahulu.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum mengenai pengenalan alat-alat survey dan pemetaan
sebagai berikut :
1. Mengetahui alat-alat ukur survey dan pemetaan
2. Mengetahui fungsi dari alat-alat ukur survey dan pemetaan

Pelaksanaan Praktikum
 Alat
Adapun alat dari praktikum ini adalah :
1. Theodolite
2. Rambu Ukur
3. Meteran
4. Kompas
5. GPS
6. Abney Level
7. Altimeter
 Bahan
Adapun bahan dari praktkikum ini adalah :
1. Kertas HVS
Hasil dan Pembahasan
Hasil
1. Theodolite

2. Rambu Ukur

3. Meteran
4. Kompas

5. GPS (Global Positioning System)

6. Abney level
7. Altimeter
Pembahasan
Pada asistensi praktikum survey dan pemetaan yang telah dilakukan pada
hari Senin, 16 September 2019, asisten laboratorium melakukan pengenalan
mengenai berbagai alat-alat ukur survey dan pemetaan, sehingga praktikan bisa
mengenal dan mengetahui cara kerja, fungsi beserta komponen-komponen dari ala-
alat yang digunakan ketika di lapangan pada saat melakukan pengukuran.
Adapun alat-alat tersebut antara lain, yang pertama adalah Theodolite
beserta rambu ukur. Theodolite dibuat untuk menentukan tinggi tanah pengukuran
sudut yaitu sudut horisontal (sudut mendatar) dan sudut tegak (sudut vertikal).
Sudut tersebut berfungsi untuk menentukan jarak mendatar dan jarak tegak antara
dua titik lapangan. Untuk mengukur sudut – sudut tersebut digunakan theodolite
sebagai alat ukur tanah, sudut yang dibaca bisa memiliki satuan detik atau sekon.
Theodolite merupakan alat yang paling canggih untuk melakukan pengukuran survei
pemetaan. Pada dasarnya theodolite adalah teleskop yang diposisikan pada suatu
dasar berbentuk piringan yang dapat berputar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
dapat membaca sudut horisontal. Berdasarkan konstruksi dan cara pengukurannya,
theodolite terbagi menjadi 3 macam, yaitu pertama Theodolite Reiterasi, dimana
plat horisontal (lingkaran skala) menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan
tabung sumbu pada kiap. Kedua Theodolite Repetisi, dimana plat lingkaran skala
diposisikan sedemikian rupa hingga plat dapat berputar sendiri pada tabung poros
yang merupakan sumbu putar. Dan yang ketiga Theodolite Elektro Optis, dimana
menggunakan sistem sensor yang berfungsi sebagai elektro optis model. Hasil
perhitungan akan muncul secara otomatis pada layar dalam bentuk desimal.
Adapun komponen-komponen dari theodolite, yaitu Mikrometer adalah
bagian theodolit yang berfungsi untuk mengatur arah vertikal dengan geseran halus
guna menempatkan sudut halus. Lensa objektif ialah bagian theodolit yang
bermanfaat untuk melihat objek yang dituju supaya tampak lebih jelas apabila
dilihat dari suatu titik tertentu. Vertikal klaim merupakan sekrup pengunci teropong
jika nivo tabung pada teropong berada tepat di suatu keseimbangan yang
menunjukkan garis lurus secara horisontal. Selain itu, bagian ini juga berfungsi
untuk mengunci besar sudut vertikal yang diperlukan sehingga posisinya tidak
berubah. Vertical tangen screw adalah sekrup diafragma gerakan tangan horisontal
yang berguna sebagai penentu sudut bacaan pada sumbu pertama dan sumbu
kedua. Upper plat tangens screw yaitu sekrup pengunci repetisi bagian atas yang
bermanfaat untuk mengunci alat agar posisinya yang sudah tepat mengarah pada
sasaran tidak tergeser kembali. Lower plate screw yakni sekrup pengunci repetisi
bagian bawah yang juga berguna untuk mempertahankan posisi sasaran bidik dan
mengembalikan sudut nol pada arah utara sebagai pedoman pengukuran. Lensa
okuler merupakan bagian theodolit yang berperan untuk membidik objek yang
diincar. Reflektor berbentuk sekrup untuk mengatur intensitas cahaya agar objek
tangkapan terlihat lebih jelas. Nivo tabung berbentuk tabung yang berisi air dan
udara yang berfungsi untuk memeriksa tingkat kedataran sumbu II horisontal. Nivo
kotak berfungsi untuk mengecek tingkat kedataran sumbu I vertikal. Operating keys
adalah tombol yang dipakai untuk memberikan perintah dan menginformasikan
data sudut, mengatur 0 derajat, tingkat kemiringan, dan sebagainya. Display ialah
layar untuk menampilkan data terkait pengukuran tanah. Dan tripot, yang berfungsi
sebagai penyangga dari theodolite.
Sedangkan rambu ukur berfungsi untuk mempermudah/membantu
mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Alat ini
berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada
yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau
hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan
5 cm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih, dll.
Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.
Kemudian alat ukur selanjutnya ada Meteran atau yang biasa disebut
dengan roll meter yang berfungsi untuk mengukur jarak ataupun panjang. Satuan
ukuran yang digunakan Ada 2 satuan ukuran yang biasa digunakan, yaitu satuan
Inggris (inch, feet, yard) dan satuan metrik ( mm, cm, m). Cara menggunakannya,
yaitu pengukuran dimulai dari jarak nol meter yang dinyatakan tepat di ujung pita
meteran roll. Karena itu dalam melakukan pengukuran harus memposisikan ujung
pita meteran ini tepat pada titik awal objek yang ingin diukur. Tarik pita meteran
menuju titik akhir dari objek yang akan diukur. Pastikan posisinya benar-benar tepat
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Sebelum mencatat hasil
pengukurannya, perlu dipastikan sekali lagi bawah pita meter dalam kondisi tegak
lurus.
Selanjutnya ada Kompas, dimana berfungsi untuk menentukan arah mata
angin terutama arah utara atau selatan sesuai dengan magnet yang digunakan.
Kompas berdasarkan jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu kompas analog dan kompas
digital. Kompas analog adalah kompas yang biasa dilihat dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya kompas yang dipakai ketika acara pramuka. Sedangkan Kompas
digital kompas yang telah menggunakan proses digitalisasi. Dengan kata lain cara
kerja kompas ini menggunakan komputerisasi. Adapun komponen-komponen
kompas antara lain badan kompas, sebagai pembungkus dan pelindung komponen
utama kompas. Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak
dekat dengan magnet lain/ tidak dipengaruhi medan magnet dan pergerakan jarum
tidak terganggu/ peta dalam posisi horizontal. Skala penunjuk, merupakan
pembagian derajat sistem mata angin. Jenis kompas yang biasa digunakan dalam
navigasi darat ada dua macam, yaitu kompas bidik (misal kompas prisma) dan
kompas orienteering (misal kompas silva, sunto dll). Cara menggunakan kompas,
yaitu dengan memegang kompas dengan kuat di atas titik pengamat kemudian atur
agar kompas dalam keadaan mendatar agar jarum dapat bergerak dengan bebas,
jika kompas ini dilengkapi dengan nivo tabung atur gelembung nivo ada di tengah,
kemudian baca angka skala lingkaran yang menuju arah/titik yang dimaksud.
Alat selanjutnya ,yaitu GPS (Global Positioning System) dimana berfungsi
untuk menentukan koordinat letak yang ada di permukaan bumi menggunakan
satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang nantinya akan dikirim dalam bentuk
gelombang mikro ke bumi. GPS sendiri berfungsi untuk mengetahui titik koordinat,
kecepatan, waktu saat survey dan arah. GPS memiliki 3 komponen utama, yaitu
pertama Satelit dimana berfungsi untuk menerima dan menyimpan data yang
ditranmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi
waktu berketelitian tinggi dan memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu
ke pesawat penerima (receiver) dari pengguna. Yang kedua pengontrol, berfungsi
untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari bumi baik untuk mengecek
kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit waktu, sinkronisasi waktu antar
satelit, dan mengirim data ke satelit. Dan yang ketiga penerima (receiver) yang
berfungsi menerima data dari satelit dan memprosesnya untuk menentukan posisi
(posisi tiga dimensi yaitu koordinat di bumi plus ketinggian), arah, jarak dan waktu
yang diperlukan oleh pengguna. Ada dua macam penerima (receiver) yaitu tipe
NAVIGASI dan tipe GEODETIC. Yang termasuk tipe receiver NAVIGASI antara lain :
Trimble Ensign, Trimble Pathfinder, Garmin, Sony dan lain-lainnya. Sedangkan tipe
GEODETIC antara lain : Topcon, Leica, Astech, Trimble seri 4000 dan lain-lain.
GPS bekerja dengan cara satelit yang berada di orbit bumi akan memancarkan
sinyak ke alat-alat GPS Tracker yang ada di bumi. Kemudian dengan memanfaatkan
informasi yang dikirim oleh satelit, GPS Tracker dapat beragam mengetahui
informasi lokasi seperti titik lokasi, jarak, luas wilayah dan masih banyak lagi.
Tergantung dari jenis informasi apa yang diinginkan oleh pengguna alat GPS
Tracker.
Alat selanjutnya, yaitu Abney level, merupakan alat survei yang digunakan
oleh surveyor dalam menentukan derajad sudut kemiringan, persentase
kemiringan, dan beda tinggi lereng secara manual, dan alat ini memerlukan alat
bantu, yakni yallon. Abney level terdiri dari beberapa komponen, yaitu lensa, busur
derajad, nivo tabung dan tuas. Lensa digunakan untuk membidik objek. Busur
derajad digunakan untuk menentukan derajat dan persentase kemiringan tanah.
Nivo tabung digunakan untuk menentukan bahwa abney level sudah dalam posisi
horizontal atau masih dalam kondisi yang belum horizontal. Kuas digunakan untuk
mengatur nivo tabung agar abney level sudah dalam kedudukan yang horizontal
dan ketika gelembung pada nivo sudah berada pada garis tengah ketika sedang
membidik suatu objek maka abney level sudah dalam keadaan horizontal.
Cara penggunaan abney level, yaitu alat dipengang, lubang pembidiknya diletakan
di depan mata, berdiri di titik awal. kemudian ukur tinggi mata pengguna, sebagai
tinggi alat, lalu bidikkan ke rambu ukur yang dipasang di titik berikutnya/titik yang
akan dibidik, dan diatur bacaan bidikan sama tingginga dengan ketinggian alat, dan
baca skala kemiringannya.
Dan alat terakhir, yaitu Altimeter. Alat ini biasanya di pakai untuk berbagai
keperluan seperti pendakian, penerbangan serta berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan yang bernama ketinggian. Fungsi alat ini adalah untuk
mengukur ketinggian sebuah titik dari permukaan laut. Altimeter ini bekerja dengan
beberapa prinsip, yaitu tekanan udara (yang paling umum dipakai), magnet bumi
(dengan sudut inclinasi) dan gelombang (ultra sonic ataupun infra merah dan lain
sebagainya). Pemakaian Altimeter biasanya selalu diikuti dengan pemakaian
kompas. Altimeter bekerja berdasarkan tekanan udara sesuai naiknya angka
ketinggian. Jika alat ini akan dipakai sebaiknya jangan dimasukkan kedalam
tas/ransel karena hal tersebut bisa mempengaruhi prinsip kerja altimeter.
Ada 3 jenis altimeter, yaitu altimeter tekanan, altimeter radar dan altimeter laser.
Altimeter tekanan menyerupai jenis alat ukur yang dikenal sebagai barometer
aneroid. Kedua perangkat mengukur efek dari tekanan udara pada ruang logam
yang sebagian besar udaranya telah ditiadakan. Altimeter tekanan menentukan
jarak sebuah pesawat di atas permukaan laut dengan mengukur tekanan atmosfer
bumi. Tekanan ini menurun seiring meningkatnya ketinggian. Altimeter radar
mengukur waktu yang diperlukan sinyal radio untuk memancar dari pesawat atau
satelit ke permukaan bumi dan kembali ke pesawat. Altimeter laser bekerja dengan
cara yang sama, tetapi menggunakan gelombang sinar laser, bukan gelombang
radio.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Alat-alat ukur survey dan pemetaan yang digunakan ketika di lapangan antara
lain berupa theodolite, rambu ukur, kompas, GPS, altimeter, abney level,
meteran dan masih banyak yang lainnya.
2. Setiap alat-alat ukur tersebut memiliki fungsi masing-masing diantaranya,
theodolite yang berfungsi untuk menentukan jarak dan beda tinggi. Rambu
ukur digunakan sebagai skala ukur dalam menentukan beda tinggi antara garis
bidik dengan permukaan tanah. Kompas berfungsi untuk menentukan arah
mata angin. GPS berfungsi untuk menentukan titik koordinat yang ada di
permukaan bumi dengan menggunakan satelit. Altimeter berfungsi untuk
mengukur ketinggian sebuah titik dari permukaan laut. Abney level berfungsi
untuk menentukan derajad sudut kemiringan, persentase kemiringan, dan beda
tinggi lereng. Dan meteran berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang.

Saran
Diharapkan untuk praktikum kedepannya dapat dilaksanakan tepat waktu,
kondusif, dan asisten dapat memeberikan arahan dengan jelas mengenai praktikum
yang akan dilakukan.
Daftar Pustaka
Wongsotjitro, S. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius : Yogyakarta.

Yusuf, H. dan H. Halim. 2014. Buku Ajar Survey dan Pemetaan. Deepublish :
Yogyakarta.

https://www.academia.edu/31796325/PENGENALAN_ALAT-ALAT_SURVEY

https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/survey-pemetaan

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/course/view.php?id=450

https://www.academia.edu/11602143/MACAM_MACAM_ALAT_UKUR_PEMETAAN

Anda mungkin juga menyukai