Manajemen RS
Manajemen RS
Manajemen RS
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui visi dan misi rumah sakit.
2. Mengetahui langkah digunakan dalam perumusan visi dan misi.
3. Mengetahui tujuan terbentuknya rumah sakit.
4. Mengetahui strategi yang digunakan dalam mewujudkan visi dan misi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
4. Kriteria Visi
Rumusan Visi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri)
sebagai berikut :
a. Rumusannya singkat, padat dan mudah diingat; Bersifat
inspiratif dan menantang untuk mencapainya; Sesuatu yang ideal
yang ingin dicapai dimasa yang akan datang yang membawa
eksistensi/keberadaan suatu organisasi;
b. Menarik bagi seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak yang
terkait (stakeholders);
c. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;
d. Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan
strategis yang terdapat dalam suatu organisasi;
e. Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap
jajaran organisasi ikut berperan dalam pencapaiannya;
f. Mampu menumbuhkan komitmen seluruh anggota organisasi;
11
dengan suatu alat canggih tertentu, atau seorang dokter spesialis tertentu,
lalu RS mengklaim sudah memiliki atau bisa segera memiliki layanan
unggulan. Diperlukan teamwork (multi-disiplin), leadership, komitmen dan
dukungan finansial (modal) yang tidak sedikit untuk menghasilkan suatu
layanan unggulan. Oleh karenanya, biasanya layanan unggulan ini
diharapkan bisa menjadi salah satu revenue center RS, agar sepadan dengan
upaya yang telah dikeluarkan.
b. Staff
Staff merupakan sumber daya manusia organisasi; mengacu kepada
bagaimana manusia dikembangkan, dilatih, disosialisasikan,
diintegrasikan, dimotivasi dan bagaimana karier mereka dikelola.
c. Skill
Skill adalah kemampuan unik yang membedakan organisasi dengan
organisasi lainnya.
d. Shared Values
Pada awalnya bernama superordinate goals; konsep dan prinsip
penuntun bagi organisasi-nilai-nilai dan aspirasi, biasanya tidak
tertulis yang berada di luar pernyataan konvensional sasaran
organisasi; ide-ide dasar organisasi dibangun, hal-hal yang
mempengaruhi kelompok untuk bekerja bersama untuk tujuan umum
bersama.
yang lebih tinggi. Disini tujuan hidup mereka tercapai. Sebagai tambahan,
dan sangat penting, mereka telah dilatih dan sudah menjadi terbiasa untuk
membuat keputusan penting tiap jam pada kehidupan mereka. Sebenarnya,
kunci yang mempengaruhi keputusan rumah sakit, kesehatan dan klinik,
seringkali dibuat oleh individu klinik dan bukan oleh manajemen.
Staf pelayanan kesehatan juga merupakan bagian yang mempunyai
keahlian. Ahli disini meliputi pengobatan dan perawatan, mempunyai tradisi
yang sudah berlangsung lama, dan status yang tinggi, kesetiaan individu
paling sering dikelompokkan ke dalam kelompok profesional dan hanya
sebagai tambahan pada rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Disini, secara
radikal perbedaan nilai dari ssebagian besar organisasi lainnya, termasuk
pelayanan publik.
Kultur Organisasi sering mengembangkan karasteristik yang dapat
disebut sebagai “kultur”. Menurut sejarah, hal ini sering diamati dalam
organisasi militer. Sedangkan suatu kultur pada kebanyakan rumah sakit
umum, rumah sakit pribadi mungkin mereka mempunyai kultur tertentu
sendiri. Biasanya kultur untuk semua rumah sakit sulit untuk digambarkan,
kecuali untuk para pekerja rumah sakit menyadari hal itu. Beberapa rumah
sakit dan pelayanan kesehatan mengembangkan kultur mereka sendiri.
Sebagai rumah sakit dapat menjadi pusat inovasi. Universitas College di
London telah mengembangkan contoh perawatan intensif pada bayi yang
baru lahir.
Kultur dapat berubah. Sebagai contoh, Launceston General Hospital
dikenal secara keseluruhan di Australia sebagai rumah sakit terkemuka
pertama separuh abad ini. Kemudian reputasinya mengalami kemunduran,
tetapi secara berangsur-angsur bangkit kembali. Turun naik ini cenderung
berakibat dari kombinasi faktor yang kompleks meliputi kepemimpinan,
konflik antar organisasi, dan perubahan kebijakan pemerintah. Secara
ringkas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan adalah organisasi yang
berbeda dari yang lainnya. Suatu pemahaman dan empati (pengenalan jiwa)
20
dengan nilai-nilai, kultur dan tradisi rumah sakit dan pelayanan kesehatan
merupakan kebutuhan dasar untuk suksesnya manajemen mereka.
Setiap karyawan suatu rumah sakit seharusnya memiliki sikap yang ramah
penuh simpatik dan menjunjung tinggi profesionalisme pekerjaannya serta
memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap rumah sakit.
2 : Ability(Kemampuan)
Disini karyawan rumah sakit harus memiliki kemampuan dasar untuk
mampu melakukan program pelayanan prima, seperti :
Bagaimana melakukan komunikasi yang efektif,
Memiliki pengetahuan di bidang kerja saat ini dengan baik.
Memahami SOP dasar untuk menangani keluhan pelanggan/pasien.
Memahami hal apa saja yang boleh di infokan keluar dan hal apa
saja yang tidak boleh.
Memiliki kemampuan untuk memotivasi dirinya agar senantiasa
memberikan pelayanan prima, dengan tidak mencampur adukan
dengan permasalahan pribadi.
3 : Attention (Perhatian)
Merupakan bentuk kepedulian kepada pelanggan/pasien, yang berkaitan
dengan kebutuhan dan keinginannya, serta pemahaman atas saran dan kritik
yang diberikan.
Dalam melakukan aktivitasnya, seorang karyawan rumah sakit haruslah
senantiasa memperhatikan dan mendahulukan keinginan pelanggan/pasien,
termasuk di dalamnya tamu rumah sakit tersebut.
Apalagi jika pelanggan/tamu/pasien tersebut sudah menunjukan tanda
membutuhkan bantuan atau pelayanan, maka seharusnya karyawan rumah
sakit tersebut bergegas atau menunjukan atensi untuk segera melayani
dengan cepat dan baik dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyapa dengan mengucapkan salam pembuka dengan sopan dan
ramah,
Menanyakan keperluan dan keinginan pelanggan / tamu/pasien
dengan bahasa yang sopan.
Mendengarkan dan memahami semua yang disampaikan pelanggan /
tamu/pasien dengan penuh pengertian dan emphaty.
26
2. Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek
atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis
itu sendiri.
3. Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi.
Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi bisnis itu
sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan
sekitar
4. Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar, ancaman ini dapat
menggangu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik
dari organisasi kita ?
Opportunities (Peluang)
Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi kita ?
Threats (Ancaman)
Hambatan apa yang kita hadapi sekarang ?
Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi ?
Perkembangan Teknologiapa yang menyebabkan ancaman bagi
organisasi ?
Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam
perkembangan organisasi ?
2.9.5 Faktor yang Mempengaruhi Analisis SWOT
Faktor-faktor yang mempengaruhi keempat komponen dasar
Analisis SWOT diantaranya adalah :
a. Faktor Internal (Strength dan Weakness)
Sumber daya yang dimiliki
Keuangan atau Finansial
Kelebihan atau kelemahan internal organisasi
Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil
maupun yang gagal)
b. Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)
Tren
Budaya, Sosial Politik, Ideologi, perekonomian
Sumber-sumber permodalan
Peraturan Pemerintah
Perkembangan Teknologi
Peristiwa-peristiwa yang terjadi
Lingkungan
32
3) Sel C : Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang
dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang
kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak
dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas
peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau
memaksakan menggarap peluang itu (investasi)
4) Sel D : Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman
dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana
yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah
dari yang diperkirakan.
b. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif diatas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui
perhitungan analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson
(1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :
1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah
total perkalian skor dan bobot (c = a×b) pada setiap faktor S-W-O-T
2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan
faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
3) Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran.
34
Keterangan :
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk
terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
35
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, I, 2012. Makalah Pengertian, Peran dan Fungsi Rumah Sakit, Jakarta