Ipal Suwung Bali 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Pulau Bali adalah salah satu destinasi wisata yang bertaraf internasional, sehingga
pengelolaan lingkungan menjadi prioritas utama bagi pemerintah. Selain berasal dari
kegiatan penduduk dipermukiman, penyediaan akomodasi bagi para wisatawan juga
menimbulkan peningkatan produksi air limbah domestik. Air limbah domestik yang
dibuang langsung ke badan air dapat mencemari badan air dan menurunkan kualitas
air. Berdasarkan data dari Pokja Sanitasi Kota Denpasar (2013), sebesar 62% air
limbah domestik dibuang secara langsung oleh masyarakat ke saluran drainase, 26%
ditampung didalam tanki septik, dan 12% dibuang ke halaman. Dalam penanganan air
limbah dari industripariwisata, terdapat 35% hotel berbintang dan 10% hotel melati
yang memiliki SewerageTreatment Plant (STP).
Upaya pencegahan masuknya air limbah domestik yang tidak terolah telah dilakukan
oleh pemerintah melalui Sanitasi berbasis Masyarakat (Sanimas) untuk pengolahan
skala komunal dan Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) sebagai
pengolahan air limbah domestik terpusat skala kawasan, serta Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) Suwung untuk pengolahan tinja.
Sejak tahun 2008, pembangunan prasarana air limbah terpusat di Denpasar dan
Kawasan Kuta telah beroperasi untuk menangani air limbah domestik di Kota
Denpasar dan sekitarnya. Perluasan jaringan terus dilaksanakan diantaranya untuk
area Pedungan di Kecamatan Denpasar Selatan. Penduduk yang belum terlayani
fasilitas IPAL terpusat masih menggunakan septik tank untuk mengolah limbah secara
individu. Secara berkala septik tank perlu dikuras dengan menggunakan jasa sedot
tinja dan disalurka ke IPAL DSDP. Pembangunan IPLT merupakan upaya untuk
mengolah lumpur tinja secara khusus, sehingga IPAL dapat beroperasi secara normal.
DSDP dan IPLT Suwung dikelola oleh UPT Pengelolaan Air Limbah (PAL) Povinsi
Bali di bawah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. DSDP dan IPLT Suwung
sebagai sistem pengelolaan air limbah domestik dan tinja skala kawasan merupakan
implementasi dari rencana pembangunan pemerintah pusat dan daerah pada sektor air
limbah. Selain itu, terdapat regulasi pemerintah setempat yang mengatur operasional
fasilitas DSDP dan IPLT Suwung. Oleh karena itu, dalam studi ini, pembangunan
sektor air limbah di Kota Denpasar khususnya DSDP dan IPLT Suwung akan dikaji
7
dari segi kebijakan pembangunan dan perundangan yang terkait. IPAL dan SPAL
DSDP mulai dibangun pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2008. Pembangunan
DSDP terdiri dari dua bagian, yakni IPAL dan jaringan pipa (SPAL). IPAL DSDP
berlokasi di Suwung, Denpasar dengan kapasitas 51.000 m3/hari.

I.1 LATAR BELAKANG


Kuliah lapangan adalah kegiatan yang memperkenalkan dunia kerja kepada para
mahasiswa. Dengan adanya kuliah lapangan, mahasiswa diharapkan mendapat
pengetahuan dari kunjungan ke beberapa perusahaan yang ditunjuk. Tentu saja hal ini
membantu mahasiswa untuk mendapat gambaran mengenai apa yang harus dilakukan
sebagai insinyur teknik kimia, sehingga kelak mahasiswa dapat menjadi pekerja yang
handal.
Program Studi Teknik Kimia mempunyai kegiatan yang merupakan mata kuliah
wajib bagi seluruh mahasiswa yaitu Kuliah Lapangan dengan beban studi 1 SKS
berupa kunjungan ke perusahaan-perusahaan milik pemerintah maupun swasta.
Dengan diadakannya Kuliah Lapangan tersebut diharapkan mahasiswa mampu
melihat secara langsung penerapan ilmu yang telah diperoleh saat mahasiswa
mengikuti pembelajaran di kampus dan dapat membandingkan antara teori maupun
praktik secara lebih mendalam.
Tahun ini, Fakultas Teknik Industri Program Studi Teknik Kimia mengadakan
Kuliah Lapangan ke tiga perusahaan besar di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Bali yaitu PT. Papertech, PT. Yakult Indonesia Persada, dan IPAL Suwung. Kegiatan
tersebut telah terlaksana pada tanggal 9-14 Juli 2018.

8
I.2 TUJUAN KUNJUNGAN
Adapun tujuan dari Kuliah Lapangan (KL) ini adalah sebagai berikut :
1. Membuka wawasan mahasiswa tentang Industri
2. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan.
3. Mengetahui proses yang terjadi pada Industri
4. Mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab.
5. Melihat secara langsung proses produksi dari awal sampai akhir.
6. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang industri.

9
BAB II
PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

II.1 PEMBEKALAN
Tahap pertama dari seluruh rangkaian kegiatan Kuliah Lapan (KL) adalah
pembekalan yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Juli 2018. Pembekalan
disampaikan oleh Ir. Abdullah Kuntaarsa, M.T. di gedung Antasari Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta.
Pembekalan diawali oleh sambutan sekaligus pembukaan yang disampaikan oleh Ir.
Abdullah Kuntaarsa, M.T. selaku penaggung jawab kegiatan Kuliah Lapangan (KL).
Dalam sambutannya beliau menyampaikan tujuan kuliah lapangna dan memberikan
pengarahan tentang prosedur kegiatan kuliah lapangan. Setelah secara resmi dibuka,
acara dilanjutkan dengan pengarahan kepada seluruh mahasiswa tentang tata tertib
dan mekanisme pelaksanaan KL serta pemberitahuan kepada seluruh peserta KL agar
selalu menjaga nama baik almamater, dan bersikap sopan santun dalam perkataan
maupun perbuatan.
Dengan adanya pembekalan peserta KL dapat mengetahui gambaran secara utuh,
praktis, dan global tentang perjalanan KL sejak permulaan sampai akhir pelaksanaan
serta hal-hal penting lainnya yang harus diselesaikan oleh peserta KL.

II.2 PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN


Pelaksanaan kuliah lapangan di Jawa Tengah, bertempat di PT. Papertech
Indonesia unit II Magelang. Dilaksanakan pada hari Senin, 9 Juli 2018 yang diikuti
oleh 41 mahasiswa/i peserta KL. Acara pertama dibuka sambutan oleh Assistant
Manager IPAL Suwung. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Dr, Adi Ilcham
S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing kuliah lapangan Prodi Teknik Kimia yang
menyerahkan mahasiswa/i untuk diberikan pengarahan dan penjelasan mengenai
proses pengolahan limbah pada IPAL Suwung. Kemudian acara dilanjutkan dengan
presentasi tentang sejarah, produksi pada IPAL Suwung. Setelah presentasi,
dilanjutkan pemberian kenang-kenangan kepada IPAL Suwung sebagai ucapan
terimakasih. Kegiatan terakhir peserta kuliah lapangan diajak untuk berkeliling pabrik
untuk melihat proses pengolahan limbah sekaligus dengan sesi tanya jawab dan foto
bersama.
10
III.3 TINJAUAN PUSTAKA
II.3.1 Air Limbah Domestik dan Lumpur Tinja
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan
permukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan,
apartemen dan asrama (Kepmen LH no. 112/2003). Menurut Sugiharto (1987), air
limbah domestik adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga
atau pemukiman termasuk didalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar
mandi, tempat cuci, dan tempat memasak. Sedangkan lumpur tinja merupakan hasil
proses penguraian tinja manusia ke dalam tanki septik (Sudarno, 2006).

II.3.2 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat DSDP


Sistem pengolahan air limbah terpusat (offsite sanitation) merupakan sistem
pembuangan air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran)
yang disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran
pengumpul air buangan dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan
pengolahan air buangan sebelum dibuang ke badan perairan (Fajarwati, 2000). IPAL
DSDP memiliki dua kolam pengolahan air limbah yang beroperasi secara seri, yakni
kolam aerasi dan kolam sedimentasi. Kolam aerasi berupa kolam dengan kedalaman
4 meter yang terdiri dari dua buah kolam dan dilengkapi dengan aerato sebanyak
sebelas buah, yang berfungsi sebagai pemasok udara (oksigen). Pengolahan yang
dilakukan adalah pengolahan biologis, sehingga membutuhkan oksigen untuk
menunjang bakteri aerobik dalam mendegradasi zat organik dalam air
limbah. Diaerated lagoon, air limbah diaduk dengan aerator untuk menyuplai
oksigen untuk membantu bakteri-bakteri pengurai tetap hidup selama kurang lebih 2
hari. Dalam sehari aerasi dilakukan dari jam 23.00 hingga 09.00 karena penelitian-
penelitian telah menemukan bahwa bakteri-bakteri tersebut pada malam hari lebih
membutuhkan oksigen (Biological Oxygen Demand/BOD), sehingga perlu
dibantu dengan aerasi. Kolam sedimentasi memiliki kedalaman 2,4 meter dan
merupakan tempat proses lanjutan dari air limbah yang telah memasuki kolam
aerasi. Pada kolam aerasi, sampah padat biasanya menepi kepinggiran kolam karena
pengaruh angin dan penetralisir limbah digunakan bakteri. Air yang terdapat pada
kolam tersebut memiliki kekeruhan dan kandungan lumpur yang tinggi. Air dengan
11
kandungan lumpur tersebut dialirkan ke kolam sedimentasi untuk diendapkan
sehingga lumpur-lumpur yang ada mengendap ke dasar kolam sedimentasi. Jika
lumpur telah mengendap, maka akan dilakukan pengerukan untuk mengambil
endapan lumpur tersebut. Proses di kolam sedimentasi ini memerlukan waktu ± 16
jam.

Gambar 1. Sistem pengolahan air limbah terpusat DSDP.

12
Gambar 2. Kondisi eksisting sistem pengolahan airlimbah terpusat DSDP.

II.3.3 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Suwung


Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) adalah instalasi pengolahan air limbah
yang dirancang hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang akan diangkut
melalui mobil (truk tinja). Pengolahan lumpur tinja di IPLT merupakan pengolahan
lanjutan karena lumpur tinja yang telah diolah di tangki septik belum layak dibuang
di media lingkungan. Lumpur tinja yang terakumulasi di cubluk dan tangki septik
yang secara regular dikuras atau dikosongkan kemudian diangkut ke IPLT dengan
menggunakan truk tinja (Oktarina, 2013).
IPLT Suwung memiliki tangki penerima lumpur terpadu yang terdiri dari screen,
penangkap pasir, dan pemisah lemak dengan sistem pencucian sehingga mengurangi
bau. Pemanfaatan lahan juga dapat dikurangi dengan adanya mesin pengering
lumpur untuk mempercepat pengeringan dan mengurangi penggunaan lahan untuk
pengeringan lumpur. Alat penerima lumpur dan bangunan serta peralatan
pengolahan dan pengeringan lumpur berada dalam ruangan beratap yang dilengkapi
dengan ventilasi dan peredam bau. Selain mengurangi bau terhadap lingkungan
sekitar, juga untuk para operator.

13
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Bahan Baku


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) DSDP Suwung dan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) Denpasar Bali merupakan unit pengolahan dengan bahan baku
limbah yang bersumber dari limbah rumah tangga, restoran dan hotel yang terletak
pada area Nusa Dua, Kuta, dan kota Denpasar.
III.2 Tentang Pabrik
Limbah yang diolah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung
Denpasar Bali tersebut sebagian besar bersumber pada limbah yang didapatkan pada
rumah - rumah atau rumah tangga, perhotelan, serta restoran yang berada pada tata
ruang cakupan pengolahan IPAL Bali. Dalam RTRW Kota Denpasar, lokasi IPAL
DSDP terletak di BWK Selatan, Lingkungan Selatan III, yakni Kelurahan Pedungan.
IPAL tersebut melayani Kawasan Pusat Denpasar, sebagian Kawasan Denpasar
Selatan, Kawasan Sanur, serta sebagian Kawasan Kuta. Dilihat dari peta RTRW Kota
Denpasar, lokasi IPAL DSDP terletak berbatasan dengan kawasan perdagangan dan
jasa serta kawasan lindung, yaitu hutan mangrove. Lokasi tersebut sesuai dengan
ketentuan dalam RTRW Kota Denpasar, yakni berada di luar kawasan tempat suci.
Lokasi IPAL DSDP yang dekat dengan kawasan hutan mangrove menunjukan bahwa
lokasi IPAl berada pada permukaan tanah yang rendah, sehingga penyaluran air
limbah domestik dari kawasan permukiman dan kawasan wisata dapat dilakukan
secara gravitasi. Hal tersebut juga dapat mencegah masuknya air limbah domestik
yang tidak terolah ke badan air, yaitu pantai secara langsung.

14
IPAL Suwung ini berbeda dengan IPAL ditempat lain karena saluran yang
digunakan berpusat yang mencakup wilayah Kuta, kota Denpasar, dan Sanur sehingga
limbah langsung menuju saluran IPAL Suwung.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa oerusahaan pengolahan limbah, diantaranya
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri Bogor, PT Teknotama Lingkungan Internusa
Surabaya, PT Putra Restu Abadi Mojokerto, PT Tenang Jaya Sejahtera Mojokerto, PT
Surya Purnama Semesta Surabaya, PT Kita Mandiri Pribadi Sidoarjo, PT Triata Mulia
Indonesia Surabaya, PT Amako Rezeki Utama, dsb.

Gambar 3. Wilayah yang mencakup IPAL Suwung

15
III.3 Proses Pengolahan Limbah
III.3.1 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Sumber Air Limbah
Sumber berasal dari limbah domestik, seperti limbah rumah tangga, limbah hotel,
limbah restaurant, limbah laundy

Gambar 4. Sumber limbah domestik; hotel, rumah tangga, restoran

Rumah Pompa
Rumah pompa ini bertujuan untuk memindahkan air dari satu saluran ke saluran
lain dengan tujuan untuk mengantisipasi terjadinya luapan air karena aliran air
yang tidak lancar. Dengan kata lain rumah pompa merupakan salah satu media
yang dapat digunakan untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan untuk membantu
mempercepat aliran air.

16
Bar Screen / Screening room
Barscreen merupakan alat yang digunakan untuk menahan sampah agar tidak
masuk ke dalam pompa yang dapat merusak pompa. Barscreen yang ada pada
IPAL Denpasar Bali ini terletak disamping rumah pompa. Tujuan diadakannya
barscreen adalah agar sampah-sampah yang hanyut dalam saluran air tidak
menyumbat saluran pipa dan merusak pompa. Cara membersihkan barscreen yaitu
dengan cara manual dengan menggunakan kayu. Sampah yang tertangkap oleh
barscreen kebanyakan sampah plasik. Sampah-sampah ini nanti dikumpulkan
terlebih dahulu didalam bak sampah yang terletak didekat barscreen, lalu
selanjutnya dibuang langsung ke TPA.

Gambar 5. Bar screen

Nutrition Tank ( Tanki Nutrisi )


Air limbah yang telah melewati screening room, dipompa masuk menuju
nutrition tank (tanki nutrisi) yang mempunyai fungsi untuk memberikan nutrisi
pada air limbah tersebut agar bakteri nantinya dapat tumbuh.

Gambar 6. Tangki nutrien

17
Aerated Lagoon ( Kolam Aerasi )
Kolam aerasi ini dapat mengubah bahan organic (COD dan BOD), Nitrogen dan
Phospor yang terlarut dalam air limbah menjadi bakteri dan alga, dimana bakteri
dan alga tersebut berfungsi untuk penguraian dengan menggunakan proses biologi
dalam pengolahan limbah cair. Kedalaman efektif kolam aerasi tersebut berkisar
sekitar 4 meter.

Gambar 7. Kolam aerasi

Sedimentation Pond ( Kolam Pengendapan )


Sedimentation pond ini difungsikan untuk memisahkan Total Suspend Solid
(TTS) pada air limbah tersebut yang bahaya untuk dibuang ke lingkungan.

Sumber Kolam
Rumah Bar Nutrition Kolam
Air
Pompa Screen Tank Aerasi
Pengen
Limbah dapan

Gambar 8. Skematika Pengolahan Air Limbah

III.3.2 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)


Sumber
Limbah yang didapatkan pada IPLT Suwung, Denpasar Bali bersumber dari
septic tank rumah tangga, restoran dan hotel yang dibawa menggunakan truk
pengangkut tinja yang kemudian dibawa ke penampungan yang terdapat di IPLT.

18
Gambar 9. Truk pengangkut tinja
Receiver Station
Berguna untuk menampung tinja yang berasal dari truk pengangkut. Selain itu
berguna juga untuk memisahkan limbah menjadi 3 elemen yaitu pasir, sampah, dan
minyak. Pasir dan sampah dipisahkan dengan menggunakan scrup, sedangkan
minyak dipisahkan dengan cara ditembakkan dengan menggunakan blower.

Gambar 10. Receiver station

Thickener
Berguna untuk pemisahan dengan metode gravitasi. Didalam thickener, limbah
dipisahkan menjadi 3 elemen, diantaranya lumpur (sludge), lemak, dan cairan
dimana lemak berada dibagian atas permukaan thickener yang kemudian dibuang
dengan menggunakan pompa. Hal ini karena lemak sangat susah untuk diuraikan
menjadi partikel yang lebih sederhana. Limbah berupa lemak kemudian di jemur
dan di bakar agar tidak mencemari lingkungan. Untuk sludge masuk menuju mesin
aerobic biofilter, sedangkan limbah air masuk menuju anaeorobic buffled reactor
(abr).

19
Gambar 11. Thickener

Mixing Tank
Didalam Mixing Tank berfungsi untuk memekatkan sludge menjadi lebih padat
sehingga dapat lebih mudah untuk dipisahkan dengan air.

Gambar 12. Mixing tank

Belt Filter Press


Pada belt filter press dipisahkan menggunakan metode filtrasi sehingga terdapat 2
komposisi yaitu sludge yang sudah menjadi padatan dan air, pemisahan atau filter
tersebut dilakukan dengan metode dengan watering atau air pembilas. Pada
akhirnya padatan tersebut digunakan menjadi pupuk sedangkan air hasil pemisahan
dikembalikan ke thickener.

20
Gambar 13. Belt filter press

Anaerobic Buffled Reactor (ABR)


Berfungsi untuk mengkontrol kadar COD dan BOD dengan bantuan mikroba
sehingga kadar COD dan BOD memenuhi mutu baku sehingga aman untuk
lingkungan.

Gambar 14. Anaerobic buffled reactor

RECEIVER THICKENER MIXING


SUMBER
STATION TANK

ANAEROBIC
BELT FILTER
BUFFLED
REACTOR PRESS

Gambar 15. Skematika pengolahan limbah tinja

21
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan kuliah lapangan yang telah kami lakukan di PT IPAL Suwung
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. IPAL Suwung merupakan tempat pengolahan limbah domestik yang dihasilkan dari
kegiatan hotel, rumah tangga, restoran, dan laundry.
2. Pengolahan limbah pada IPAL Suwung dibagi menjadi 2, yaitu Intalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT).
3. Pengolahan limbah pada IPAL Suwung mencakup daerah Nusa Dua, Kuta, dan kota
Denpasar.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://lingkunganitats.wordpress.com/2015/11/10/mengunjungi-dsdp-alias-ipal-suwung-
denpasar/ ( diakses pada 19 Juli 2018 pukul 16.00 WIB)

http://www.ampl.or.id/digilib/read/dsdp-denpasar-sewerage-development-project-ipal-
suwung-pumping-station-sanur-kuta-jaringan-pipa-air-limbah-house-connection/4047
(diakses pada 19 Juli 2018 pukul 16.20 WIB)

https://enviroisme.blogspot.com/2016/06/denpasar-sewerage-development-project.html
(diakses pada 19 Juli 2018 pukul 16.60 WIB)

http://mydipblog.blogspot.com/2009/06/instalasi-pengolahan-air-limbah-suwung.html
(diakses pada 19 Juli 2018 pukul 17.00 WIB)

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai