Laporan Praktikum Mikrobiologi Pembuatan Media Dan Sterilisasi
Laporan Praktikum Mikrobiologi Pembuatan Media Dan Sterilisasi
Laporan Praktikum Mikrobiologi Pembuatan Media Dan Sterilisasi
Pembuatan Media
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi
Farmasi ini yang berjudul “Pembuatan Media”. Adapun tujuan dibuatnya laporan ini adalah
sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Paktikum Mikrobiologi Farmasi dan sebagai
evaluasi praktikum serta menjadi acuan penilaian mahasiswa dalam melakukan praktikum ini.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras saya semata, melainkan juga
atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Ibu Inherni Marti Abna M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Mikrobiologi
Farmasi dan kepada teman-teman anggota kelompok 5 serta teman-teman sesi 6.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saya selaku penulis lapran ini menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga laporan ini
bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
A. Tujuan Praktikum
B. Landasan Teori
Tiap sel mikroba harus mampu mensintesis konstiuen dalam tubuhnya sendiri dari
zat-zat sederhana yang ditemukan dalam lingkungan sekitarnya. Kebanyakan dari zat-zat
tersebut merupakan makanan berbentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air
laut, air selokan, atau bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan lain-
lain. Sifat yang menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan
adalah sifat kimia dan sifat fisika dari habitat mikroorganisme tersebut (Irianto, 2006)
6. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri.
Contoh : medium untuk menguji vitamin, antibiotik dan lain-lain.
1. Media cair (liquid media), yaitu media yang berbentuk cair, seperti Nutrient
Broth (NB), Brain Heart Infusion (BHI), Alkali Pepton Water (APW).
2. Semi solida media, yaitu media yang digunakan untuk uji motilitas karena
teksturnya yang setengah padat akan memudahkan pergerakan bakteri. Media
ini dibuat di tabung dengan posisi tegak.(Haribi, 2008)
C. Cara Kerja
Alat dan Bahan :
3. Neraca analitik
4. Perkamen
5. Sendok spatel
6. Aquades
7. Cawan petri
8. Tabung reaksi
9. Batang pengaduk
10. Erlenmeyer
Prosedur Kerja :
8. Media PDA dalam kedua tabung reaksi biarkan dingin dan memadat. Seluruh
media NA dan PDA ini akan digunakan untuk percobaan selanjutnya.
D. Hasil
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media, media/medium ini digunakan
sebagai tempat untuk mengembangbiakkan bakteri dan fungi, medium ini harus dalam
keadaan steril dan mengandung semua unsur hara dan senyawa organic seperti air,
sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron sumber mineral, faktor
pertumbuhan, dan nitrogen.
Media yang di buat dalam praktikum ini adalah media umum, yaitu media NA
(Nutrien Agar) yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri dan media PDA
(Potato Dextrose Agar) yang digunakan untuk mengembangbiakkan fungi atau jamur.
media NA merupakan campuran ekstrak daging dan pepton sedangkan media PDA
merupakan campuran agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.
Dalam pembuatan media NA (Nutrien Agar) dan PDA (Potato Dextrose Agar),
ditimbang serbuk NA sebanyak 6,9679 gram dan serbuk PDA sebanyak 9,7596 gram,
kemudian kedua serbuk tersebut masing-masing dilarutkan dengan batang pengaduk
menggunakan aquadest sampai 250 mL sesuai dengan garis yang ada di Erlenmeyer ,
dalam pelarutannya harus di bantu dengan elemen panas yang dalam praktikum ini
digunakan microwave, hal ini dilakukan karena jika dilarutkan hanya dengan
menggunakan batang pengaduk maka serbuk NA sulit untuk larut semurna sehingga
terdapat gumpalan-gumpalan kecil. Setelah dipanaskan dapat terlihat perbedaan warna
dari media NA dan media PDA. Media NA berwarna kuning jernih dan nampak leih
terang jika dibandingkan dengan media PDA. Media PDA berwarna kuning kecoklatan
jernih dan nampak lebih gelap atau pekat jika dibandingkan dengan media NA. Saat
Media NA dan PDA sudah di panaskan, kedua media tersebut masing-masing di tuangkan
ke dalam 2 tabung rekasi berbeda sebanyak kurang lebih 5 mL, kemudian tabung reaksi
dan erlenmeyer di tutup dengan penutup yang terbuat dari kapas berlemak yang di
bungkus dengan kain kasa dimana penutup ini harus tepat, tidak boleh terlalu besar atau
terlalu kecil, untuk mengetahui apakah tutup sudah tepat adalah ketika penutup di Tarik
maka akan terdengar bunyi ‘plung’, setelah itu mulut erlenmeyer dan tabung rekasi yang
sudah di tutup dengan penutup, dilapisi dengan alumunium foil, hal ini berguna agar saat
sterilisasi, uap air di dalam autoclave tidak menetes pada media dan mencegah terjadinya
kontaminasi media oleh mikroba lain setelah di sterilisasi.
Selanjutnya Media NA dan PDA yang tersisa dalam erlenmeyer beserta dengan
yang ada dalam tabung rekasi di masukkan kedalam autoclave kemudian di sterilisasi
selama 15 menit pada suhu 1210C dengan tekanan 1 atm, sebelum disterilisasi semua
media di beri label indicator sebagai penanda bahwa alat tersebut sudah streil kemudian
dimasukkan kedalam kantong tahan panas.
b. Dalam pembuatan media harus dilakukan dengan teliti, tepat dan cepat serta harus
penuh dengan kehati-hatian.
d. Media yang dibuat merupakan media yang sudah dalam keadaan steril serta
mengandung semua unsur hara di dalamnya yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan mikroba.
Daftar Pustaka
Volk, Wheeler. 1993. “ Mikrobiologi Dasar Jilid I Edisi 5”. Jakarta : Erlangga.
Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi
Sterilisasi
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi
Farmasi ini yang berjudul “Sterilisasi”. Adapun tujuan dibuatnya laporan ini adalah sebagai
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Paktikum Mikrobiologi Farmasi dan sebagai evaluasi
praktikum serta menjadi acuan penilaian mahasiswa dalam melakukan praktikum ini.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras saya semata, melainkan juga
atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Ibu Inherni Marti Abna M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Mikrobiologi
Farmasi dan kepada teman-teman anggota kelompok 5 serta teman-teman sesi 6.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saya selaku penulis lapran ini menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga laporan ini
bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
A. Tujuan Praktikum
B. Landasan Teori
Alat-alat yang dipakai ketika penanaman, harus dalam keadaan steril Alat-alat
logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting
dapat juga disterikan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator.
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang
cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikroba dan aktivitas enzim.
Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam
bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng
seperti komet, sarden dan sebagainya (Irianto, 2006)
a) Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-
betul dari ruang sterilisator.
b) Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkena uap, karena itu tabung
dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak
terperangkap di dasarnya.
c) Bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus permeabel
terhadap uap.
d) Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 1210C
dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit.
b. Sterilisasi kering
Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara
pemanasan langung sampai merah, melayangkan di atas nyala api, pembakaran
dan sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan
dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium.
Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang sering disterilkan adalah pipet,
tabung reaksi, cawan petri dari kaca, dan barang-barang pecah belah lainnya.
Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus,
menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah
kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
Sebelum melakukan sterilisasi udara panas kering ini terlebih dahulu
membungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil, setelah
itu atur pengatur suhu oven menjadi 1600C dan alat disterilkan selama 2 jam.
c. Sterilisasi uap
Uap panas pada suhu 1000C dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir.
Metode ini mempunyai keterbatasan. Penggunaan uap mengalir dilakukan
dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode
ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena
spora sering gagal tumbuh di bawah kondisi ini, karena bentuk vegetatif dari
kebanyakan bakteri tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati
bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan. Dalam prakteknya,
suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh
semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk
meyakinkan penghancuran spora, dilakukan sterilisasi bertingkat. Proses ini
dilakukan dengan waktu yang bervariasi, dari 20-60 menit setiap hari selama 3
hari. Setiap hari setelah sterilisasi bahan disimpan pada inkubator pada 370C.
Prinsip dari metode ini adalah pada saat pemaparan pertama, uap membunuh
bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada
inkubator atau pada suhu ruangan selama 24 jam, spora akan tumbuh ke dalam
bentuk vegetatif. Spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan
hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang
berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
d. Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium
laboratorium dan larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan.
Penyaringan dengan ukuran pori-pori 0,45 mikron atau kurang akan
menghilangkan jasad renik yang terdapat di dalam larutan tersebut. Penyaring
yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter, selulsa dan asbestos atau
penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring tersebut berkisar antara 0,22 sampai
10 mikron. Pori-pori yang lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan
sebelum digunakan pori-pori yang lebih halus, sehingga tidak terjadi
penyumbatan. Penyaring yang biasa digunakan untuk bakteri tidak dapat
menahan atau menyaring virus atau mikoplasma.
Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah
serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan
antibiotik. Ada beberapa macam filter, yaitu:
a) Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor
khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci.
Keutamaan untuk digunakan filter swinny dibungkus dengan kertas dan
autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan
cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada
sal spoit.
b) Filter Fritted-Glass
Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan ukurannya.
Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan di dalam
gelas pirex seperti corong buhcner.
c) Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalium sulfat.
Berkefeld juga tersusun dari tanah silika murni. Masing-masing filter
bermuatan negatif.
d) Filter Selas
Filter ini secara kimia bersifat resisten terhadap semua larutan yang
tidak menyerang silika.
e) Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Terbuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang
menghasilkan filtrasi lambat.
e. Sterilisasi dengan desinfektan
Desinfektan adalah zat yang dapat membunuh bakteri. Senyawa kimia
yang banyak digunakan sebagai esinfektan antara lain: larutan AgNO 3, CuSO4,
HgCl2, ZnO, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat yang dapat membunuh
atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-garam, logam,
fenol, dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida, yodium, alkohol,
klor, zat warna, detergen, sulfonamida, dan antibiotik. Umumnya bakteri yang
muda kurang daya tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua.
Kepekatan, konsentrasi dan lamanya berada di bawah pengaruh desinfetan
merupkan faktor-faktor yang berperan dalam sterilisasi jenis ini.
f. Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membenih
mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan
untuk sterilisasi gas adalah etilena oksida, asam parasetat, formaldehida dan
glutaraldehida alkalin. Cara ini diterapkan pada suhu kamar selama 2-18 jam
tergantung pada bahan kimianya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dapat
sterilisasi gas antara lain:
a) Lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk menghilangkan
semua sisa bahan kimia yang digunakan.
b) Daya bahan bakar yang bersangkutan.
c) Persyaratan peralatan.
d) Biaya pelaksanaan.
g. Sterilisasi dengan radiasi
Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gamma (sinar UV
kadang juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah)
namun penggunaannya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan
biaya tinggi. (Ratna, 1993)
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf uap yang mulai diangkat
dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit. Adapun alasan
digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan
laut. Autoklaf merupakan alat yang esensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi,
ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk
steril. Pada umumnya (tidak selalu) autoklaf dijalankan pada tekanan kira-kira 15-16 per
(5 kg/cm2) pada suhu 1210C. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada
sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah, dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung
reaksi yang masing-masing berisi 10 mL medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-
15 menit pada suhu 1210C, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan dalam
10 wadah berukuran I liter akan membutuhkan 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30
menit pada suhu yang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi (Pelczar, 1986).
Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak dapat
disterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. Alat ini disebut Arnold steam
sterilizer dengan suhu 1000C dalam keadaan lembab. Secara sederhana dapat pula
digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 1000C selama 30 menit untuk
membunuh sel-sel vegetative mikrobia. Kemudian disimpan pada suhu kamar 24 jam
untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetative, lalu dipanaskan lagi
1000C 30 menit dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi jadi ada 3 kali sterilisasi.
Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara
berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud, 2015)
C. Cara Kerja
Alat :
2. Cawan petri
3. Tabung reaksi
4. Lampu spiritus
5. Erlenmeyer
7. Botol Semprot
8. Autoklaf
9. Oven
Bahan :
1. Kertas sampul
2. Aluminium foil
3. Kapas
4. Aquades
5. Alkohol
6. Kapas
Cara Kerja
3. Masukan alat dan bahan yang akan di sterilkan ke dalam alat sterilisasi yaitu
autoklaf. Cara penggunaan autoklaf seperti yang dijelaskan pada pengenalat alat
laboratorium.
4. Sterilisasi dengan alat autoklaf dengan menggunakan suhu 1210C selama 15 menit
5. Jika tekanan pada autoclave jarum penunjuknya mendekati garis merah, maka
segera tekananya diturunkan ke LOW, kemudian sebaliknya, dan tekanan
dipertahankan selama 15 menit.
E.
Media NA dan PDA Media NA dan PDA
Cawan Petri yang telah
yang telah disterilisasi yang ingin diinkubasi
disterilisasikan dan
akan di oven
E. Pembahasan
Sebelum dilakukan sterilisasi, alat dan bahan yang ingin di sterilisasi di siapkan,
dalam hal ini adalah media NA dan PDA, serta cawan petri. Untuk media NA dan PDA
yang terdapat dalam erlenmeyer dan tabung reaksi, di tutup dengan penutup yang terbuat
dari kapas berlemak yang di bungkus dengan kain kasa dimana penutup ini harus tepat,
tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil, untuk mengetahui apakah tutup sudah tepat
adalah ketika penutup di Tarik maka akan terdengar bunyi ‘plung’, setelah itu mulut
erlenmeyer dan tabung rekasi yang sudah di tutup dengan penutup, dilapisi dengan
alumunium foil, hal ini berguna agar saat sterilisasi, uap air di dalam autoclave tidak
menetes pada media dan mencegah terjadinya kontaminasi media oleh mikroba lain
setelah di sterilisasi. Sedangkan untuk cawan petri, dibungkus dengan menggunakan
kertas sampul, pembungkusan di lakukan dengan tutup cawan petri di posisikan di bagian
bawah, hal ini berujuan agar saat membungkus, cawan petri tidak jatuh, tujuan cawan
petri dibungkus dengan kertas sampul antaralain agar setelah di sterilisasi, cawan petri
tidak terkontaminasi oleh mikroba lain yang tidak diinginkan. Setelah itu semua cawan
petri dan media di masukan kedalam kantong plastik tahan panas, sebelum di masukan
kedalam kantong plastik tahan panas, cawan petri dan media di beri label indikator
sebagai penanda bahwa media dan cawan petri tersebut telah di sterilisasi.
Cawan petri dan media di masukkan kedalam autoclave dan di sterilisasi selama
15 menit pada suhu 1210C dengan tekanan 1atm, tetapi secara keseluruhan proses ini baru
akan selesai selam 2 jam dikarenakan ada proses pemanasan untuk mencapai suhu 121 0C
dan proses pendinginan untuk menurunkan suhu dari 1210C ke suhu normal. Proses
pendinginan di perlukan dengan tujuan agar ketika autoclave di buka, uap air yang
terdapat di dalam nya tidak keluar secara berlebihan, jika sudah mencapai suhu 121 0C
selama 15 menit dan langsung di buka maka uap air akan menyembul keluar hal ini
dikarenakan autoclave merupakan alat yang bertekanan cukup tinggi yaitu 1 atm.
Dalam praktikum kali ini media dan cawan petri di sterilkan dalam waktu yang
bersamaan karena proses sterilisasi yang lama tersebut, jadi untuk menghemat waktu
maka media dan cawan petri di sterilisasi secara bersamaan.
b. Teknin sterilisasi yang digunakan adalah panas basah menggunakan alat autoclave
(uap air bertekanan) dengan suhu 1210C bertekanan 1 atm selama 15 menit.
d. Dihasilkan media NA, media PDA dan alat (cawan petri) yang telah steril
Daftar Pustaka