Isolasi Dan Pemurnian Mikroba
Isolasi Dan Pemurnian Mikroba
Isolasi Dan Pemurnian Mikroba
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
BANJARBARU
OKTOBER, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-
kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sebagai contoh, sekali bersin
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu
baru harus dilakukan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-
alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak
mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut,
atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap
zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging
maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Terhadap bakteri yang hanya terdapat
dicelupkan/ direndam. Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan
membuka cawan Petri yang berisi media agar steril beberapa saat.
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu
terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993). Sifat organisme
dalam suatu biakan murni dapat dipelajari dengan metode yang amat keras dengan
hasil yang sangat akurat karena pengaruh sel hidup yang lain dapat ditiadakan (Volk,
1993).
2. Penanaman lapangan
beberapa, yaitu :
1. Pengenceran
2. Penuangan
3. Penggesekan
yaitu:
kultur murni
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk isolasi, seleksi,
1986).
Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki
Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak
diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat
bakteri dari tanah/benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut atau zat cair.
Misalnya suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran diencerkan dalam
suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan dari suatu tabung ke tabung lain
berbentuk koloni berupa lendir dan mengkilap. Pemurnian dengan suhu inkubasi
dan fungi. Khamir termasuk fungi, tetapi dapat dibedakan dari kapang karena
bentuknya yang uniseluler, dan memiliki ukuran 5 dan 20 mikron (Fardiaz, 1992).
Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri. Sumber khamir
terutama terdapat pada daun-daun, bunga-bunga, eksudat dari tanaman, buah lewat
masak, tanah kebun buah, serta khamir yang banyak di jual dipasaran.
Khamir/yeast dapat tumbuh dalam media cair dan pada dengan cara yang
sama dengan bakteri. Penampakan pada medium akan tampak seperti koloni bakteri,
dapat dilihat oleh mata. Bentuk khas yang dimiliki oleh kapang adalah adanya
mikroorganisme lainnya.
Fungi mempunyai bentuk seperti kapas dan biasanya terlihat pada kertas-
kertas koran basah, kulit yang sudah usang, dinding basah, buah-buahan yang
membusuk dan bahan pangan lain seperti keju dan selai. Sumber fungi hampir sama
dengan bakteri, hanya saja perbedaannya populasi fungi di air lebih sedikit dan fungi
penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel (Fardiaz, 1992). Ada berbagai macam
cara untuk mengukur jumlah sel antara lain dengan hitungan cawan, hitungan
METODE PRAKTIKUM
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi steril,
cawan petri steril, vortex mixer, ependorp pipet, pipet volumetric, kertas label,
holly stick, jarum inokulasi, labu erlenmenyer, karet gelang, waterbath,
inkubator, lampu spritus, aluminium foil, kapas.
Bahan - bahan yang digunakan adalah medium nutrient agar (NA), alkohol
70%, spritus, aquadest/larutan fisiologis steril, sumber bakteri, media PDA,
bayklin.
tertinggi
PDA bersuhu 45 oC
4.1 Hasil
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
10-2(1) 1
2.
10-2(2) 8
3.
10-3(1) 3
4.
10-3(2) 2
Tabel 1.2 Sampel Air Sumur (1x24 jam)
1. 10-4(1) -
2. 10-4(2) -
3. 10-5(1) -
4.
10-5(2) 1
5.
10-6(1) 2
6. 10-6(2) -
1.
10-4(1) 1
2.
10-4(2) -
3.
10-5(1) 16
4.
10-5(2) 29
5.
10-6(1) 12
6.
10-6(2) 9
10-4(1) -
2.
10-4(2) 2
3.
10-5(1) -
4.
10-5(2) -
5.
10-6(1) -
6.
10-6(2) rusak
1.
10-4(1) 3
2.
10-4(2) 2
3.
10-5(1) 2
4.
10-5(2) -
5.
10-6(1) -
6.
10-6(2) Rusak
4.2 Pembahasan
mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan
murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara
lain dengan cara goresan (streak plate), cara tuang atau taburan (pour plate), cara
teknik pengenceran, apabila kita hanya mengambil 1 ml, kemungkinan akan di dapat
satu koloni saja, tetapi apabila kita tidak yakin dengan koloni tersebut kita dapat
melakukan pengenceran ulang. Piaraan murni yang dihasilkan akan lebih terjamin
apabila kita melakuka isolasi dengan penuangan. Dimana metode ini yaitu dengan
mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan dan sampel itu
kemudian disebarkan di dalam suatu medium. Dulu digunakan medium kaldu atau
sekarang banyak digunakan karena hemat waktu, tetapi bakteri anaerob tidak dapat
pengerjaannya selain itu harganya sangat mahal, tetapi dengan menggunakan alat
micromanipulator ini kita dapat dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak,
Percobaan kali ini digunakan beberapa sampel tanah dan air. Teknik yang
digunakan dalam pengisolasiannya adalah metode tuang untuk sampel air dan
metode sebar untuk sampel tanah. Sampel yang digunakan adalah air ledeng, air
sumur, air kemasan, tanah kebun dan tanah dekat sampah. Pertama-tama dilakukan
ke dalam media. Untuk air menggunakan media Nutrient Agar (NA) dan tanah
dibuat medium Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Setelah dibuat,
sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1, 1 ml sampel dari tabung reaksi 1
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2, begitu seterusnya. Hal ini bertujuan untuk
dimasukkan ke dalam cawan petri, langkah selanjutnya cawan petri diisikan dengan
medium NA dan medium PDA. Medium yang sudah diiisi dengan mikrobia harus
diletakkan terbalik saat diinkubasi di dalam inkubator, hal ini dimaksudkan agar
cairan yang dihasilkan dari metabolisme mikrobia pada medium tersebut tidak jatuh
Harus diingat, dalam melakukan percobaan ini dilakukan sterilisasi terhadap alat-alat
sebelum atau pun sesudah memasukkan bahan ke dalam alat. Kondisi yang steril dari
alat, bahan, maupun praktikan mutlak diperlukan dalam pengisolasian dan pemurnian
mikrobia. Hal ini berguna untuk menjaga atau mencegah terjadinya kontaminasi.
Karena itu dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar
mikrobia ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang
tanah. Hal ini dilakukan karena media NA berfungsi sebagai media pertumbuhan
bakteri, sehingga dengan menggunakan media ini dapat diketahui bakteri apa saja
yang ada di dalam sampel air yang digunakan. Sedangkan untuk media PDA
ini dapat diketahui ada tidaknya jamur dari tanah sampel yang digunakan.
pengamatan pertama yaitu pada saat 1 x 24 jam, terlihat pertumbuhan bakteri pada
semua sampel baik air maupun tanah. Untuk media NA yang digunakan sebagai
media pertumbuhan bakteri dengan sampel air, pertumbuhan bakteri yang paling
banyak terdapat pada air ledeng dengan titik pengenceran 10-5 (2). Hal ini terjadi
karena dalam sistem distribusi air dari reservoir ke pelanggan melalui sistem
perpipaan dapat terjadi kontaminasi di sepanjang pipa. Sementara untuk air sumur,
sampel yang diambil berasal dari sumur bor (air tanah dalam) sehingga kontaminasi
Jumlah koloni yang paling sedikit terdapat pada air kemasan. Hal ini karena
untuk air kemasan telah dilakukan sterilisasi sebelum pengemasan oleh pabrik. Air
dari bakteri untuk memenuhi standar kelayakan air minum. Pada pengamatan ini
dilakukan 3 kali pengenceran saja karena jika dilakukan pengenceran lebih tinggi,
kemungkinan sudah tidak terdapat bakteri lagi. Terlihat dari sedikitnya jumlah koloni
yang tampak hanya dengan pengenceran sampai 10-3. Pengamatan untuk media NA
hanya dilakukan sekali, yaitu 1 x 24 jam. Sedangkan untuk pengamatan media PDA
Setelah pengamatan selama 2x24 jam terhadap media PDA didapatkan hasil
bahwa hanya tanah kebun dengan pengenceran 10-4 (2), tanah dekat sampah dengan
pengenceran 10-4 (1), 10-4 (2), dan 10-5 (1) yang ditumbuhi oleh jamur. Dengan
masing-masing jumlah koloninya untuk tanah kebun 2, tanah dekat sampah berturut-
turut 3, 2, dan 2.
Koloni jamur yang paling banyak terdapat pada tanah sampah dengan
konsentrasi 10-4 (1) yaitu sebanyak 3. hal ini dikarenakan tanah yang berada di dekat
sampah umumnya lembab sehingga mudah ditumbuhi oleh jamur. Sedangkan untuk
jumlah koloni yang paling sedikit terdapat pada tanah kebun dengan konsentrasi 10-4
(2). Hal ini dikarenakan tanah kebun memiliki tingkat kelembaban yang lebih sedikit
dibanding tanah dekat sampah, karena pada tanah kebun hanya ditanami oleh
tanaman yang ada di kebun itu saja, sedangkan pada tanah dekat sampah terdapat
beberapa macam sampah yang memiliki komposisi yang berbeda sehingga lebih
ditumbuhi oleh jamur, tetapi juga oleh mikroba lain seperti bakteri. Hal ini
disebabkan karena terjadi kontaminasi pada saat pengerjaan, baik sterilisasi alat yang
tidak benar, atau kesalahan praktikan saat mengerjakan percobaan ini serta tidak
menggunakan antibiotik ketika mengerjakannya. Selain itu pula pada sampel tanah
kebun dengan pengenceran 10-6 (2) dan tanah dekat sampah dengan pengenceran
yang sama terjadi kerusakan media. Hal ini juga dikarenakan kesalahan praktikan
saat menuang media ke dalam cawan petri terlalu banyak atau teralu keras pada saat
menggoyangnya.
ini karena dalam setiap percobaan yang menggunakan mikroba haruslah mempunyai
karena untuk itu diperlukan suatu pupolasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
2. Teknik isolasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah teknik sebar untuk
3. Media yang digunakan dalam percobaan ini adalah media Nutrient agar (NA)
untuk sampel air dan media Potato Dextrose Agar (PDA) untuk sampel tanah.
4. Dari hasil percobaan didapatkan untuk sampel air jumlah koloni bakteri yang
tumbuh paling banyak terdapat pada sampel air ledeng dengan pengenceran
10-5 (2) dengan jumlah koloni 29, dan yang paling sedikit pada sampel air
kemasan.
5. Dari hasil percobaan didapatkan untuk sampel tanah jumlah koloni jamur
yang tumbuh paling banyak terdapat pada sampel tanah dekat sampah dengan
pengenceran 10-4 (1) dengan jumlah koloni 3, sedangkan yang paling sedikit
6. Banyaknya sampel yang tidak ditumbuhi oleh mikroba, atau ditumbuhi oleh
atau sterilisasi alat yang tidak benar. Selain itu penuangan media yang terlalu
oleh mikroba.
7. Pemurnian dan isolasi mikroba penting dilakukan agar didapatkan kultur
murni dan sebagai stock mikroba, sehingga tidak perlu repot lagi ketika
5.2 Saran
Dalam pengerjaan percobaan isolasi dan pemurnian mikroba ini harus benar-
benar steril sehingga tidak terjadi kontaminasi dan kerusakan media dan di dapatkan
Baker Fj, Silverton RE, 1986. Microssopy and Microbiology. Saunder Collage
Publishing, London.
Mangkurat, Banjarbaru.