Pengurusan Surat SIPA, SIKA, STR, SERKOM, SIA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat Allah Subhahu Wa Ta’ ala

yang berkat anugerah dari-Nya kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul

"Makalah Undang-undang kesehatan" bertemakan pengurusan surat

SIPA,SIKA,STR,SERKOM, SIA ini. Sholawat serta selama kita haturkan kepada

junjungan agung Nabi Besar Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam yang telah

memberikan pedoman kepada kita jalan yang sebenar- benarnya jalan berupa ajaran

agama islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena mampu menyelesaikan makalah ini tepat waktu

sebagai pemenuh tugas mata kuliah UUK. Selain itu, Saya mengucapkan banyak

terimakasih kepada berbagai pihak yang membantu saya untuk merampung kan makalah

ini sampai selesai.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat

kepada semua pihak. Dan jangan lupa kritik serta sarannya terhadap makalah ini dalam

rangka perbaikan makalah-makalah yang akan datang.

Palembang,26 September 2019

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan akan sesuatu yang serba instan,

mudah dan praktis menjadi primadona di khalayak ramai. Dengan berkembangya jaringan

internet yang semakin memanjakan masyarakat, turut serta memberikan dampak yang

mempengaruhi berbagai sistem dewasa ini. Dengan perkembangan teknologi ini juga ikut

eksis dalam dunia kesehatan terutama kefarmasian. Bagi Apoteker yang baru lulus

pendidikan profesi dapat memperoleh sertifikat kompetensi profesi secara langsung

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi Apoteker (“STRA”).

Kemudian, untuk bekerja menjalankan pekerjaan kefarmasian, apoteker sebagai

tenaga kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat ia bekerja. Surat izin yang

diperoleh itu berupa Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA). Tenaga kefarmasian termasuk

juga dalam tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan

diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan .Jadi, apoteker termasuk tenaga kefarmasian yang juga

merupakan tenaga kesehatan. Yang dimaksud Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang

telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker

2
1.2 Tujuan

1. Bagaimana tata cara pengurusan surat izin praktik apoteker?

2. Bagaimana tata cara pengurusan surat izin apotek Apoteker?

3. Bagaimana tata cara pengurusan surat izin kerja apoteker?

4. Bagaimana tata cara pengurusan surat tanda registrasi apoteker?

5. Bagaimana tata cara pengurusan surat sertifikat kompetensi apoteker?

1.3 Manfaat

1. mengetahui tata cara pengurusan surat izin praktik apoteker

2. mengetahui tata cara pengurusan surat izin apotek Apoteker

3. mengetahui tata cara pengurusan surat izin kerja apoteker

4. mengetahui tata cara pengurusan surat tanda registrasi apoteker

5. mengetahui tata cara pengurusan surat sertifikat kompetensi apoteker

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tata Cara Pengurusan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)

A. Apoteker mengajukan permohonan SIPA kepada kepala dinas kesehatan atau

penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) kabupaten/kota tempat

pekerjaan kefarmasian dilaksanakan.

B. Apoteker mengajukan permohonan SIPA sebagaimana dimaksud pada butir a

menggunakan formulir sebagai berikut:

1) Formulir 1 untuk SIPA di fasilitas pelayanan kefarmasian (terlampir);

2) Formulir 2 untuk SIPA di fasilitas produksi (terlampir); atau

3) Formulir 3 untuk SIPA di fasilitas distribusi/penyaluran (terlampir).

C. Permohonan SIPA harus melampirkan:

1) fotokopi STRA dengan menunjukkan STRA asli;

2) surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi dengan menggunakan

contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 4 terlampir atau surat keterangan

dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas

produksi atau distribusi/penyaluran dengan menggunakan contoh sebagaimana

tercantum dalam Formulir 5 terlampir;

4
3) surat persetujuan dari atasan langsung bagi apoteker yang akan melaksanakan

pekerjaan kefarmasian di fasilitas kefarmasian dengan menggunakan contoh

sebagaimana tercantum dalam Formulir 6 terlampir;

4) surat rekomendasi dari organisasi profesi; dan

5) pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar.

D. Dalam hal apoteker mengajukan permohonan SIPA di fasilitas pelayanan

kefarmasian, untuk:

1) SIPA Kedua harus melampirkan fotokopi SIPA Kesatu; atau

2) SIPA Ketiga harus melampirkan fotokopi SIPA Kesatu dan SIPA Kedua.

E. Dalam mengajukan permohonan SIPA harus dinyatakan secara tegas permintaan

SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian.

F. Kepala dinas kesehatan atau penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

kabupaten/kota harus menerbitkan SIPA paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak

surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap dengan menggunakan contoh

sebagaimana tercantum dalam Formulir 7, Formulir 8, atau Formulir 9 terlampir.

2.2 Tata Cara Pengurusan Surat Izin Apotek (SIA)

1. Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis

kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 1.

2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditandatangani oleh

Apoteker disertai dengan kelengkapan dokumen administratif meliputi:

a. fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli;

5
b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);

c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;

d. fotokopi peta lokasi dan denah bangunan; dan

e. daftar prasarana, sarana, dan peralatan.

3. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan

dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ,Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan setempat

terhadap kesiapan Apotek dengan menggunakan Formulir 2.

4. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melibatkan unsur

dinas kesehatan kabupaten/kota yang terdiri atas:

a. tenaga kefarmasian; dan

b. tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana.

5. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan,

tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat yang dilengkapi

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

dengan menggunakan Formulir 3.

6. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan

dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas

6
Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi dengan menggunakan Formulir 4.

7. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan

masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

harus mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas)

hari kerja dengan menggunakan Formulir 5.

8. Terhadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud pada ayat (7) pemohon dapat melengkapi persyaratan

paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan diterima.

9. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan sebagaimana

dimaksud pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan Formulir 6.

10. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA melebihi

jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker pemohon

dapat menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP sebagai

pengganti SIA.

2.3 Tata Cara Pengurusan Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA)

1. Pemohon mengisi formulir permohonan & melengkapi persyaratan (online

maupun manual) dengan persyaratan sebagai berikut:

 Fotocopy KTP pemohon

7
 Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kota Palembang

 Permohonan Kepada Kepala DPMPTSP Kota Palembang bermaterai Rp.

6.000

 Fotokopy Surat Tanda Regestrasi Apoteker ( STRA ) yang masih berlaku

 Surat Keterangan Sehat dan tidak buta warna dari Dokter pemerintah yang

mempunyai SIP

 Fotokopy SIAA dan SIKA

 Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3(tiga) lembar

 Rekomendasi dari organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) setempat

2. Memeriksa kelengkapan berkas Lengkap : input data / proses Tidak lengkap :

berkas dikembalikan untuk dilengkapi

3. Pengecekan ulang berkas

4. Peninjauan Lapangan/Lokasi

5. Pembuatan / pencetakan Surat Izin

6. Verifikasi Surat Izin

7. Persetujuan penerbitan surat izin

8. Penandatanganan surat Izin

9. Registrasi & Pemberian nomor Izin

10. Pengarsipan/pendokumentasian Surat Izin

8
2.4 Tata Cara Pengurusan Surat Tanda Registrasi Apoteker

1. Untuk memperoleh STRA, Apoteker mengajukan permohonan kepada KFN

dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 1 terlampir.

2. Surat permohonan STRA harus melampirkan:

 fotokopi ijazah Apoteker;

 fotokopi surat sumpah/janji Apoteker;

 fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku;

 surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin

praktik;

 surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; dan

 pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran

2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

3. Permohonan STRA dapat diajukan dengan menggunakan teknologi informatika

atau secara online melalui website KFN.

4. KFN harus menerbitkan STRA paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat

permohonan diterima dan dinyatakan lengkap menggunakan contoh sebagaimana

tercantum dalam Formulir 2 terlampir.

2.5 Tata Cara Pengurusan Sertifikat Kompetensi Apoteker (SERKOM)

1. Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi dianggap telah lulus uji

kompetensi dan dapat memperoleh sertifikat kompetensi profesi secara langsung.

9
2. Permohonan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan

oleh perguruan tinggi secara kolektif 1 (satu) bulan sebelum pelantikan dan

pengucapan sumpah Apoteker baru.

3. Organisasi profesi harus memberitahukan kepada KFN mengenai sertifikat

kompetensi yang dikeluarkan paling lama 2 (dua) minggu sebelum pelantikan dan

pengucapan sumpah Apoteker.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Apoteker mengajukan permohonan SIPA kepada kepala dinas kesehatan atau

penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) kabupaten/kota tempat pekerjaan

kefarmasian dilaksanakan, Untuk memperoleh STRA, Apoteker mengajukan permohonan

kepada KFN, dan surat-surat tersebut sangat penting agar seorang apoteker dapat

menjalankan pekerjaan nya sebagai apoteker yang bertanggung jawab sesuai dengan

bidang nya masing-masing.

11
DAFTAR PUSTAKA

Draft PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

889/MENKES/PER/V/2011

Draft SURAT EDARAN NOMOR HK.02.02/MENKES/24/2017 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR

31 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

KESEHATAN NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI,

IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

12

Anda mungkin juga menyukai