Daftar Komponen Elektronika
Daftar Komponen Elektronika
Daftar Komponen Elektronika
Transformator atau Trafo ini bekerja mengikuti prinsip Induksi Elektromagnet dan
hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Trafo memegang
peranan yang sangat penting untuk pendistribusian tenaga listrik.
Trafo menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik oleh PLN hingga
ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Trafo lainnya menurunkan
tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan untuk setiap rumah tangga
maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Fungsi Transformator
Distribusi dan Transmisi Listrik
Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban listrik
yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya drop
tegangan.
Untuk itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan transmisi listrik
jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah karena kabel
yang digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan besar maka arus semakin kecil
sesuai dengan Hukum kekekalan energi).
Begitu juga rangkaian kontrol motor pada pabrik, Trafo dipakai untuk
mengenergize dan meng dienergize kontaktor yang dipakai untuk menghidupkan
dan mematikan motor induksi.
Prinsip Kerja
Pada sebuah Trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan
kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kebanyakan
Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang
dinamakan Inti Besi (Core).
Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula medan magnetnya.
Fluktuasi medan magnet yang terjadi pada kumparan pertama (primer) akan
menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan
akan terjadi pelimpahan daya pada kumparan primer ke kumparan sekunder.
Maka, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik ini baik dari tegangan rendah
menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan
yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya ialah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan
gunanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik kumparan dan untuk mengurangi suhu panas yang sering ditimbulkan.
Rasio lilitan yang berada pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer
menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut.
Contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan
menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer.
Jenis Transformator ini biasanya disebut Transformator Step Up.
Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada
kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan Kumparan Sekunder adalah
1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer. Transformator jenis ini sering
disebut dengan Transformator Step Down.
Jenis Transformator
Berdasarkan penjelasan gambar diatas, jenis – jenis transformator dibagi menjadi
dua yaitu transformator step up dan step down, untuk lebih jelas dengan jenis – jenis
nya simakla penjelasan dibawah ini :
Transformator Step UP
Trafo Step Up ialah Trafo yang berfungsi untuk menaikan level teganan AC atau
taraf dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Komponen tegangan sekunder dijadikan
tegangan Output yang lebih tinggi yakni dapat ditingkatkan dengan cara
memperbanyak lilitan di kumparan sekundernya sehingga jumlah lilitan kumparan
primer lebih sedikit. Trafo step up ini digunakan sebagai penghubung trafo
generator ke grid di dalam tegangan listrik.
Trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi
yang lebih rendah dimana dapat digunakan untuk peralatan rumah tangga.
Contohnya, untuk menurunkan taraf tegangan listrik dari PLN (220V) menjadi taraf
tegangan yang dapat disesuaikan dengan peralatan elektronik dirumah.
2. DIODA BRIDGE
Dioda Bridge adalah komponen yang terbuat dari bahan
semikonduktor (silicon atau germanium) yang tersusun atas “pn
junction” (sambungan P-N), dan didesain sedemikian rupa sehingga dioda
mampu mengalirkan arus pada satu arah saja, yaitu dari anoda ke katoda.
karakteristik dioda yaitu mampu mengalirkan arus dalam kondisi forward
bias (bias maju), yaitu dimana anoda dihubungkan dengan tegangan positif,
sedangkan katodanya di sambungkan dengan voltase negatif.
Keadaan sebaliknya pada dioda disebut mode reverse bias (bias
mundur). Dalam kondisi reverse bias ibarat saklar dioda dalam keadaan off
dan tidak mengalirkan arus. Dalam penggunaan dioda, dikenal juga dengan
istilah tegangan ambang. Tegangan ambang dioda adalah beda tegangan
minimal antara anoda dan katoda sehingga dioda mampu menghantarkan
arus listrik.
Dari pengertian dioda diatas sekarang kita sudah tahu bahwa dioda
hanya mampu melewatkan arus listrik satu arah dalam mode forward bias.
Dari karakteristik tersebut, dioda dapat digunakan dalam rangkaian
penyearah (rectifier circuit) yaitu rangkaian yang mampu mengubah dari
listri AC (bolak-balik) menjadi listrik DC (searah).
Jenis-Jenis Kapasitor
Kapasitor dibagi menjadi tiga berdasarkan kegunaannya:
Kapasitor Keramik
Kapasitor keramik adlaah kapasitor yang isolatornya dibuat dari keramik
dan mempunyai bentuk bulat tipis atau persegei berwarna merah, hijau,
coklat dan lain-lain. Kapasitor jenis ini tidak mempunyai arah atau polaritas,
dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian elektronika. Memiliki nilai
kapasitor sekitar 1pF sampai dengan 0,01 μF.
Kapasitor Polyester
Kapasitor polyester adalah kapasitor yang isolatornya dibuat dari bahan
polyester yang memiliki bentuk persegi berwarna merah, coklat, hijau dan
lainya. Kapasitor polyester juga dapat dipasang terbalik di dalam rangkaian
elektronika karena tidak mempunyai polaritas arah.
Kapasitor Mika
Kapasitor mika yaitu kapasitor yang terbuat dari bahan mika. Jenis kapasitor
ini dapat dipasnag terbalik didalam rangkaian elektronika karena tidak
memiliki polaritas arah. Nilai kapasitasnya sekitar 50 pF sampai dengan
0,02 μF.
Kapasitor Elektrolit
Kapasitor elektrolit atau bisa disebut dengan Elco yaitu kapasitor yang
terbuat dari bahan elektrolit (semacam minyak kimia dengan beberapa zat
pada lainnya), memiliki bentuk seperti tabung atau silinder. Kapasitor
elektrolik adalah kapasitor dengan nilai kapasitas tinggi yaitu antara 02 μF
sampai dengan 20.000 μF bahkan bisa melebihi. Pemasangan kapasitor ini
tidak boleh terbalik, karena bisa meledak dan memiliki polaritas arah.
Penggunaan kapasitor elektrolit banyak pada semua rangkaian elektronik
seperti pada amplifier, power supply dan sebagainya.
Kapasitor Tantalum
Kapasitor tantalum adalah kapasitor yang terbuat dari bahan logam
tantalum, dapat bekerja pada suhu tinggi dan mempunyai nilai kapasitansi
tinggi. Berbentuk lebih kecil dan mungil. Kapasitor jeni ini mempunyai
polaritas arah dan bahan isolator yang berasal dari elektrolit. Harga dari
kapasitor ini juga terbilang mahal, biasanya digunakan pada Handphone dan
laptop.
Valco
Valco atau kepanjangan dari variable condensator adalah kapasitor yang
dibuat dari logam yang berukuran besar. Biasanya digunakan pada
rangkaian radio untuk memilih gelombang frekuensi. Memiliki nilai
kapasitansi sekitar 100 pF sampai dengan 500 pF.
Trimmer
Trimmer adalah jenis kapasitor variable yang mempunyai bentuk lebih kecil
sehingga membutuhkan alat untuk bisa memutar poros pengaturannya.
Trimmer berfungsi untuk menempatkan pemilihan gelombang frekuensi
didalam rangkaian elektronika. Mempunyai nilai kapasitansi maksimal
sampai 100 pF.
4. RESISTOR
Pengertian Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang
memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat
arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan
campuran Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat
nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada
arus kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat dilihat pada elemen
pemanas setrika. Jika elemen pemanas tersebut dibuka, maka terdapat seutas kawat
spiral yang biasa disebut dengan kawat nikrom.
Fungsi Resistor
Dan satu lagi, tentunya pasti anda juga bertanya-tanya bagaimana cara
menghitung resistor film karbon yang memilki banyak gelang warna. Biasanya cara
ini sudah lama ditinggalkan karena para Teknisi lebih sering menggunakan alat
ukur agar lebih cepat melakukan reparasi. Tetapi bagi anda yang belajar dan untuk
praktik atau tugas sekolah berikut ini penjelasan lengkap cara membaca Kode
Warna pada Film Karbon Resistor secara manual.
Cara mudah menghafal nilai dari kode warna Resistor yaitu dengan cara
menghafalkan warna berdasarkan dari urutan pada tabelnya yaitu dengan
singkatannya. “Hi Co Me O Ku, Hi Bi U A Pu” akan lebih mudah diingat untuk
menghafal, yang biasanya digunakan untuk praktikum siswa pada kelas jurusan
Teknik Audio Video, Elektronika dan segala jurusan yang memiliki materi
pelajaran dasar elektronika.
Resistor pada saat ini hanya terbagi menjadi dua macam, yakni resistor tetap
(fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor). Dari kedua macam
resistor tersebut masih bisa dibagi lagi berdasarkan jenis jenisnya.
Resistor
Resistor Kawat
Resistor kawat merupakan resistor pertama kali dibuat. Dahulu resistor ini
digunakan dalam rangkaian yang masih menggunakan tabung hampa sebagai
transistornya. Dengan ukuran fisik yang cukup besar dan juga bentuknya yang
bervariasi pada masanya, resistor ini juga memilki nilai hambatan yang cukup besar
pula. Resistor kawat juga mampu beroperasi pada arus kuat dan panas yang tinggi
sehingga banyak ditemukan pada rangkaian elektronika bagian power. Rating daya
yang terdapat pada resistor jadul yang ini adalah dalam bebrabagi ukuran seperti 1
watt, 2 watt, 5 watt, serta 10 watt.
c. Resistor Keramik
Resistor Keramik
Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau porselen, dengan
lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup mungil, namun
resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm hingga kilo ohm.
Kemajuan Teknologi terutama pada bahan yang dibutuhkan sebagai komponen
elektronika, resistor keramik pada saat ini kebanyakan digunakan pada gadget yang
memilki ukuran cukup kecil. Coba saja buka perangkat ponsel yang anda miliki,
dapat dipastikan akan bisa menemukan resistor jenis ini didalamnya. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
Penampakan bentuk fisiknya sekilas terlihat bahwa resistor jenis film metal mirip
dengan resistor jenis film karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar yang berbeda.
Namun sebenarnya kedua jenis resistor ini memilki karakteristik yang berbeda.
Untuk resistor film metal memiliki katelitian tertinggi dibandingkan dengan resistor
tetap jenis lain. Toleransinya hanya berkisar antara 1-5%.
Resistor Film Metal memiliki resistensi yang lebih besar dibandingkan dengan
Resistor Film Karbon. Jika pada Resistor Film Karbon hanya identik dengan 4 kode
warna untuk membacanya, pada Resistor Film Metal terdapat 5 dan juga 6 kode
warna. Dalam aplikasinya, resistor film metal biasa digunakan pada perangkat
elektronik yang memerlukan ketelitian tinggi, misalnya saja multimeter ataupun
alat ukur lainya.
Potensiometer merupakan resistor yang dapat kita atur besar resistansinya. Cara
mengaturnya cukup dengan memutar bagian tuas tengah potensiometer. Resistor
jenis ini cukup sering digunakan dalam rangkaianelektronika semacam fm/am
tuner, rangkaian sensor cahaya, dan lain sebagainya. Bagian
dalam potensiometer terbuat dari kawat berhambatan yang melingkar. Namun
selain terbuat dari bahan kawat, ada juga potensiometer yang tersusun dari karbon
sehingga ukurannya dapat diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.
b. Trimpot
Resistor Trimpot
Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda dengan potensiometer.
Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya tidak cukup hanya memutar
menggunakan tangan kosong ataupun menggesernya saja. Diperlukan alat
semacam obeng -/+ untuk memutarnya sehingga nilai resistansinya berubah sesuai
dengan yang kita inginkan. Trimpot sama seperti potensiometer juga terdiri atas
dua jenis, yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri khusus yang bentuk
ukurannya lebih kecil dari potensiometer.
c. LDR (Light Dependent Resistor)
Resistor LDR
Seperti yang sudah disinggung diatas, LDR merupakan jenis resistor variabel yang
resistansinya dapat berubah seiring dengan intensitas cahaya yang mengenai
permukaanya. Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa digunakan pada
lampu-lampu yang bisa mati dan hidup secara otomatis. Sebagai contoh biasanya
pada lampu lampu jalan yang akan nyala pada malam hari atau pada saat wilayah
sekitar gelap seperti saat mendung dan badai yang menutupi matahari dengan
otomatis lampu di jalanan akan nyala dengan sendirinya.
Simbol LDR
Resistansi LDR menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas
tinggi. Sebaliknya, semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai permukaanya
maka resistansi LDR akan semakin besar. Konsep kerja LDR dapat dijelaskan
dengan konsep fotolistrik yang dicetuskan oleh Enstein.
d. NTC dan PTC
Untuk kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya dengan merubah
temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative temperature
coefficient) resisntansi semakin kecil ketika suhu lingkungan naik.
Untuk PTC (positive temperature coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu semakin
tinggi suhu lingkungan semakin besar pula nilai resistansinya.
Pada dasarnya resistansi setiap bahan pasti dipengaruhi oleh suhu lingkungan
meskipun sangat kecil pengaruhnya. Dalam sebuah rangkaian listrik skala kecil
faktor ini bisa kita abaikan. Namun tidak jika sudah masuk ke dunia industri skala
besar, semua faktor yang dicurigai berpengaruh sebisa mungkin di hitung dan
diteliti efek kedepanya.
e. Rheostat
Rheostat
Pastinya sudah tahu jika anda sudah pernah praktikum fisika jikapun belum pernah
seharusnya tetap tidak asing dengan jenis resistor variable yang satu ini. Terbuat
dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar, sehingga ukuranya pun
besar. Rheostat paling sering digunakan dalam laboratorium. Cara mengubah
resistansinya cukup mudah, yaitu dengan menggeser kepala bagian atas dari
rheostat.
5. TRANSISTOR
Pengertian Transistor
Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk
penguat, sebagai sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan,
modulasi sinyal dan lain-lain. Fungsi transistor juga sebagai kran listrik yang
dimana berdasarkan tegangan inputnya, memungkinkan pengalihat listrik yang
akurat yang berasal dari sumber listrik.
Transistor seperti gambar diatas dapat disebut juga transistor bipolar atau
transistor BJT (Bipolar Junction Transistor). Transistor bipolar adalah inovasi yang
menggantikan transistor tabung (vacum tube). Selain dimensi transistor bipolar
yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja
pada suhu yang lebih dingin.
Karena base-emiter mendapat bias positif maka seperti pada dioda, electron
mengalir dari emiter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif, sebab
mendapat tegangan positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron
bergerak menuju kutup ini. Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya
akan menuju base seperti pada dioda.
Tetapi karena lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian elektron yang
dapat bergabung dengan hole yang ada pada base. Sebagian besar akan menembus
lapisan base menuju kolektor. Inilah alasannya mengapa jika dua diode
digabungkan tidak dapat menjadi sebuah transistor, karena persyaratannya adalah
lebar base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh elektron.
Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan
terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika pelan-pelan ‘keran’ base
diberi bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya
sebanding dengan besar arus bias base yang diberikan. Dengan kata lain, arus base
mengatur banyaknya electron yang mengalir dari emiter menuju kolektor.
Ini yang dinamakan efek penguatan transistor, karena arus base yang kecil
menghasilkan arus emiter-colector yang lebih besar. Istilah amplifier (penguatan)
sebenarnya bukanlah penguatan dalam arti sebenarnya, karena dengan penjelasan
di atas sebenarnya yang terjadi bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil
mengontrol aliran arus yang lebih besar. Juga dapat dijelaskan bahwa base
mengatur membuka dan menutup aliran arus emiter-kolektor (switch on/off).
Pada transistor PNP, fenomena yang sama dapat dijelaskan dengan memberikan
bias seperti pada gambar berikut. Dalam hal ini yang disebut perpindahan arus
adalah arus hole.
Perlu diingat, walaupun tidak ada perbedaan pada doping bahan pembuat emitor
dan kolektor, namun pada prakteknya emitor dan kolektor tidak dapat dibalik.
Dari satu bahan silikon (monolitic), emitor dibuat terlebih dahulu, kemudian base
dengan doping yang berbeda dan terakhir adalah kolektor. Terkadang dibuat juga
efek dioda pada terminal-terminalnya sehingga arus hanya akan terjadi pada arah
yang dikehendaki.
Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias transistor lebih lanjut, berikut adalah
terminologi parameter transistor. Dalam hal ini arah arus adalah dari potensial yang
lebih besar ke potensial yang lebih kecil.
Pada tabel data transistor (databook) beberapa hal perlu diperhatikan antara lain
spesifikasi αdc (alpha dc) yang tidak lain adalah:
αdc = IC/IE
Defenisinya adalah perbandingan arus kolektor terhadap arus emitor. Karena besar
arus kolektor umumnya hampir sama dengan besar arus emiter maka idealnya besar
αdc adalah = 1 (satu). Namun umumnya transistor yang ada memiliki αdc kurang
lebih antara 0.95 sampai 0.99.
Pada tabel data transistor (databook) juga dapat dijumpai spesifikasi βdc (beta dc)
atau hfe didefenisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus
base.
βdc = IC/IB
Dengan kata lain, βdc adalah parameter yang menunjukkan kemampuan penguatan
arus (current gain) dari suatu transistor. Parameter ini ada tertera
di databook transistor dan sangat membantu para perancang rangkaian elektronika
dalam merencanakan rangkaiannya.
Transistor Biopolar
Dinamakan seperti itu karena kanal konduksi utamanya memakai 2 polaritas
pembawa muatan elekton dan lubang, untuk membawa muatan atau arus listrik. Di
dalam BJT, arus listrik utamanya harus melewati satu daerah atau lapisan pembatas
yang dinamakan depletizon dan juga ketebalan dari lapisan ini bisa diatur dengan
kecepatan tinggi dengan maksud untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
Transistor bipolar juga memiliki 3 kaki yang masing masing di beri nama
Basis (B), Kolektor (K) dan Emiter (E). Perbedaan antara fungsi dan jenis-jenis
transisor ini terlihat pada polaritas pemberian tegangan bias dan arah arus listrik
yang berlawanan.
Cara kerja transistor bipolar dapat di lihat dari dua dioda yang terminal
positif dan negatif selalu berdempet, itu sebabnya pada saat ini terdapat 3 kaki
terminal. Perubahan arus listrik dari jumlah kecil dapat menimbulkan efek
perubahan arus listrik dalam jumlah besar khususnya pada terminal kolektor.
Prinsip kerja ini lah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat
elektronik.
Transistor Efek Medan atau biasa di singkat FET adalah transistor yang juga
memiliki 3 kaki terminal yang masing masing di beri nama Drain (D), Source (S)
dan Gate (G). Sistem kerja FET adalah dengan cara mengendalikan aliran elektron
dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang di berikan pada terminal Gate.
Pada saat ini jenis-jenis transistor FET di bagi menjadi dua tipe, yaitu
enhancement mode dan depletion mode. Kedua mode ini menandakan polaritas
tegangan gate di bandingkan dengan source pada saat FET menghantarkan listrik.
Sebagai contoh dalam depletion mode, di sini gate adalah negatif di bandingkan
dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Jika
tegangan pada gate di rubah menjadi positif, maka aliran arus kedua mode di antara
source dan drain akan meningkat.
Kategori Transistor
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori,
diantaranya seperti di bawah ini:
Pada umumnya alat ini di gunakan untuk kestabilan arus listrik, karena arus litrik
akan lebih baik dalam keadaan stabil. Alat ini mudah sehingga banyak di gunakan
di kalangan masyarakat, hampir setiap rumah pasti mempunyai alat sejenis ini.
Jika dioda lainnya di gunakan sebagai penyearah arus tetapi berbeda dengan diode
Zener. Diode Zener dirancang supaya bisa beroprasi pada rangkaian bias balik
atau reverse bias.pada sebuah rangkaian biasa maju atau forward bias dan
dipasangkan Zener berfungsi seperti diode pada umumnya yaitu penyearah arus.
Akan tetapi jika dipasangkan pada reverse bias balik diode akan mencapai
tegangan breakdown dan tegangan ini kemudian menjadi tegangan referensi.
Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah
yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown
Voltage” atau Tegangan Tembus Dioda Zenernya. Karakteristik ini berbeda
dengan Dioda biasa yang hanya dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini disebut juga dengan Tegangan Zener.
Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat Rangkaian dasar Dioda
Zener dibawah ini :
Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Balik
(Reverse Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan
Dioda Zener. Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan
adalah 12V tetapi Multimeter menunjukan tegangan yang melewati Dioda Zener
adalah 2,8V. Ini artinya tegangan akan turun saat melewati Dioda Zener yang
dipasang secara Bias
Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut adalah
untuk pembatas arus listrik.
7. LED
Warna-warna LED
Saat ini, LED telah memiliki keranekaragaman warna, diantaranya seperti warna
merah, kuning, hijau, putih, hijau, jingga dan inframerah. Keanekaragaman warna
pada LED tersebut tergantung pada Wavelengt (panjang gelombang) dan senyawa
semi konduktor yang dipergunakannya. Berikut senyawa pada semi konduktor pada
LED:
LED tidak hanya dapat memancarkan warna cahaya satu saja namun dapat
memancarkan warna lebih dari 2. Berikut macam-macam jenis LED yang memiliki
multi warna:
1. Bicolour Light Emitting Diodes (LED 2 Warna)
LED 2 warna mempunyai 2 LED dalam satu komponen yang dipasang "inverse
paralel" (salah satu bisa maju dan satunya bisa mundur), jadi ketika dioperasikan
bias maju akan menghasilkan warna 1 dan jika dioperasikan bias mundur akan
menghasilkan warna kedua.
3. LED Displays
LED Display merupakan beberapa LED yang dijadikan satu untuk membuat bentuk
tertentu, contoh yang umum adalah seven segment, LED display yang berfungsi
menampilkan angka (digit 0-9).
Tegangan Maju (Forward Bias) Pada LED
Masing-masing warna LED memerlukan tegangan maju (Forward bias) untuk
dapat mengalirkannya. Tegangan maju untuk LED tersebut tergolong rendah
sehingga memerlukan sebuah resistor untuk membatasi arus dan tegangannya agar
tidak merusak LED yang bersangkutan tegangan maju biasanya dilambangkan
dengan tanda VF.
PENGERTIAN IC
Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang
dibuat dari bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari
beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang
telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil, IC
digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik agar
mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil.
Sebelum adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari
satuan-satuan komponen(individual) yang dihubungkan satu sama lainnya
menggunakan kawat atau kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran besar
serta tidak praktis.
IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang
industri Dirgantara, dimana rangkaian kontrol elektroniknya akan semakin
ringkas dan kecil sehingga dapat mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-
jenis pesawat ruang angkasa lainnya.
Desain komputer yang sangat kompleks dapat dipermudah, sehingga
banyaknya komponen dapat dikurangi dan ukuran motherboardnya dapat
diperkecil. Contoh lain misalnya IC digunakan di dalam mesin penghitung
elektronik(kalkulator), juga telepon seluler(ponsel) yang bentuknya relatif
kecil.
Di era teknologi canggih saat ini, peralatan elektronik dituntut agar
mempunyai ukuran dan beratnya seringan dan sekecil mungkin, dan hal itu
dapat dimungkinkan dengan penggunaannya IC.Selain ukuran dan berat IC
yang kecil dan ringan, IC juga memberikan keuntungan lain yaitu bila
dibandingkan dengan sirkit-sirkit keonvensional yang banyak
menggunakan komponen, IC dengan sirkit yang relatif kecil hanya
mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas
berlebih sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).
JENIS-JENIS IC
TTL(Transistor transistor Logic)
IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang
dipergunakan untuk peralatan komputer, kalkulator dan system kontrol elektronik.
IC digital bekerja dengan dasar pengoperasian bilangan Biner Logic(bilangan dasar
2) yaitu hanya mengenal dua kondisi saja 1(on) dan 0(off).
Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL
dibangun dengan menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan
fungsinya dipergunakan untuk berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan
Transistor. Transistor Logic Dalam satu kemasan IC terdapat beberapa macam
gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic seperti
AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoder,
Encoder, Multiflexer dan Memory sehingga pin (kaki) IC jumlahnya banyak dan
bervariasi ada yang 8,14,16,24 dan 40. Pada gambar diperlihatkan IC dengan
gerbang NAND yang mengeluarkan output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua
inputnya.IC TTL dapat bekerja dengan diberi tegangan 5 Volt.
IC- CMOS
Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary
with MOSFET) yang berisi rangkaian yang merupakan gabungan dari
beberap komponen MOSFET untuk membentuk gate-gate dengan fungsi
logic seperti halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi
beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam
fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi
logic lainnya seperti Decoders, Encoders, Multiflexer dan Memory.
Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NOR yang mengeluarkan
output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua inputnya. IC C-MOS dapat bekerja
dengan tegangan 12 Volt.
1. Fungsi IC Linier
Penguat Daya (Amplifier)
Penguat Operasional (Op Amp)
Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
Penguat RF dan IF
Multiplier
Voltage Comparator
Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
Penerima Frekuensi Radio
2. Fungsi IC Digital
Gerbang Logika
Flip Flop
Timer
Counter
Clock
Multiplexer
Memory
Calculator
Mikrokontrol
Mikroprosesor