BUKU PANDUAN SPKP Fix PDF
BUKU PANDUAN SPKP Fix PDF
BUKU PANDUAN SPKP Fix PDF
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) v
PEDOMAN PENYUSUNAN
vi STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
PENGANTAR
DIREKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
SPKP disusun secara terintegrasi dengan memanfaatkan sistem satu data di lingkup Direktorat
Jenderal Cipta Karya, yakni berupa sistem informasi strategi penyelenggaraan kawasan
permukiman (SI-SPKP). Dengan konsep sistem satu data yang dikembangkan tersebut, maka
data yang tampil telah melalui serangakain proses verifikasi oleh seluruh pemangku kepentingan
terkait. SI-SPKP memuat arahan kebijakan dan rencana strategis, profil kabupaten/kota, strategi
pembangunan kabupaten/kota, serta rencana program investasi jangka menengah untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun. Selanjutnya, SI-SPKP menjadi input dalam penyusunan Sistem Informasi
Perencanaan dan Penganggaran (SIPPa) untuk ditindaklanjuti ke dalam proses pemrograman
dan penganggaran. Semoga dokumen SPKP yang berbasis sistem informasi ini membuat
operasionalisasi di lingkup Direktorat Jenderal Cipta Karya menjadi lebih efektif dan efisien.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) vii
DAFTAR ISI
PEDOMAN PENYUSUNAN
viii STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
34 2.1.3 Hak Atas Tanah dan Zona Nilai Tanah
35 2.1.4 Kondisi Fiskal dan Anggaran Bidang Cipta Karya
36 2.1.5 Kondisi Kelembagaan
36 2.2 Kondisi Eksisting Infrastruktur Permukiman di Kabupaten/ Kota
36 2.2.1 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Minum
38 2.2.2 Kondisi Eksisting Persampahan
39 2.2.3 Kondisi Eksisting Air Limbah
39 2.2.4 Kondisi Eksisting Drainase
40 2.2.5 Kondisi Eksisting Prasarana dan Sarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar
41 2.2.6 Kondisi Eksisting Penataan Bangunan dan Lingkungan
46 2.3 Profil Kawasan Tematik
46 2.3.1 Penataan Kawasan Perkotaan (Kumuh)
47 2.3.2 Penataan Kawasan Perdesaan (KPPN)
48 2.3.3 Penataan Kawasan Khusus (Stunting, Padat Karya)
48 2.4 Isu Strategis Bidang Permukiman di Kabupaten/Kota
52 2.5 Identifikasi Kawasan Prioritas
52 2.5.1 Delineasi Kawasan Prioritas
52 2.5.2 Pembobotan/scoring
54 BAB 3. Strategi Pembangunan
55 3.1 Analisis Kebijakan dan Rencana Kebutuhan
55 3.1.1 Kebijakan Sektor Air Minum
58 3.1.2 Kebijakan Sektor Sanitasi
63 3.1.3 Kebijakan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
65 3.1.4 Kebijakan Penanganan Kawasan Tematik
68 3.2 Strategi Pembangunan Skala Regional
68 3.2.1 Strategi Pembangunan Infrastruktur Air Minum Skala Regional
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) ix
DAFTAR ISI
PEDOMAN PENYUSUNAN
x STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) xi
DAFTAR TABEL
PEDOMAN PENYUSUNAN
xii STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
51 Tabel 2.28 Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan
52 Tabel 2.29 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan Overlay Peta
56 Tabel 3.1 Kebijakan Sektor Air Minum
56 Tabel 3.2 Perumusan Sasaran Program Sektor Air Minum
57 Tabel 3.3 Usulan Kebutuhan Program Sektor Air Minum
58 Tabel 3.4 Kebijakan Sektor Sanitasi
59 Tabel 3.5 Perumusan Sasaran Program Sektor Air Limbah
60 Tabel 3.6 Usulan Kebutuhan Program Sektor Air Limbah
61 Tabel 3.7 Perumusan Sasaran Program Sektor Persampahan
Rincian Usulan Hasil Identifikasi Kebutuhan Program Untuk Pencapaian Sasaran
62 Tabel 3.8
Program Sektor Persampahan
63 Tabel 3.9 Kebijakan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
64 Tabel 3.10 Perumusan Sasaran Program Bina Penataan Bangunan
Rincian Usulan Hasil Identifikasi Kebutuhan Program Untuk Pencapaian Sasaran
65 Tabel 3.11
Program Sektor Bina Penataan Bangunan
66 Tabel 3.12 Kebijakan Kawasan Permukiman
67 Tabel 3.13 Perumusan Sasaran Program Penanganan Kawasan Tematik
68 Tabel 3.14 Usulan Kebutuhan Program Penanganan Kawasan Tematik
69 Tabel 3.15 Strategi Pembangunan Infrastruktur Air Minum Skala Regional
69 Tabel 3.16 Strategi Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Skala Regional
69 Tabel 3.17 Strategi Penanganan Kawasan Permukiman Skala Regional
70 Tabel 3.18 Strategi Pembangunan Infrastruktur Air Minum Skala Kabupaten/Kota
71 Tabel 3.19 Strategi Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Skala Kabupaten/Kota
Strategi Pembangunan Infrastruktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Skala
72 Tabel 3.20
Kabupaten/Kota
72 Tabel 3.21 Strategi Penanganan Kawasan Permukiman Skala Kabupaten/Kota
73 Tabel 3.22 Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas A
74 Tabel 3.23 Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas B
74 Tabel 3.24 Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas C
77 Tabel 4.1 Matriks Rencana Program dan Kegiatan
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) xiii
PEDOMAN PENYUSUNAN
2 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
BAGIAN 1
PENGANTAR
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 3
1. LATAR BELAKANG
Sebagian dari Tujuh Agenda Pembangunan RPJMN IV Tahun 2020-2024 terejawantahkan dalam
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2020-2024 berupa
Visi Pembangunan Infrastruktur, yaitu terwujudnya infrastruktur dan sumber daya manusia
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang andal untuk Indonesia yang maju, adil, dan
makmur. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berkewajiban untuk melakukan
pembangunan secara terpadu, efektif dan efisien dengan memperhatikan pengarusutamaan
pembangunan yang berkelanjutan, menjawab tantangan penyelenggaraan infrastruktur PUPR
untuk kawasan rawan bencana dan kawasan rentan dampak mitigasi perubahan iklim, serta
mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional.
Visi Pembangunan Infrastruktur PUPR lalu diterjemahkan ke dalam Tujuan Pembangunan PUPR,
yang kemudian diturunkan menjadi Sasaran Strategis (SS). Adapun konsep Sasaran Strategis
(SS) Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam Renstra PUPR 2020-2024, yaitu meningkatnya
pemenuhan kebutuhan infrastruktur permukiman. Sehingga untuk memenuhi Sasaran Strategis
tersebut, melalui Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman dalam Peraturan Menteri
PUPR No.03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
PEDOMAN PENYUSUNAN
4 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
dan Perumahan Rakyat Pasal 483 (c) ditegaskan bahwa Direktorat Pengembangan Kawasan
Permukiman menyelenggarakan fungsi pelaksanaan keterpaduan perencanaan dalam
penyelenggaraan kawasan permukiman.
Dalam perundang-undangan yang sama, dijelaskan pula tugas Pemerintah Pusat yang
berkaitan dengan strategi nasional. Tugas Pemerintah Pusat tersebut antara lain; (i)
merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan
Kawasan permukiman, dan (ii) menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian
dan kawasan permukiman. Demikian pula sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah. Pada pasal 13 ayat 2 dijelaskan bahwa urusan konkuren
menjadi kewenangan pemerintah pusat jika; (i) lokasinya lintas provinsi/lintas negara, (ii)
penggunanya lintas provinsi/negara, (iii) manfaat dan dampak negatifnya lintas provinsi/
lintas negara, (iv) penggunaan sumber daya lebih efisien di pusat, serta (v) peranannya
strategis di kepentingan nasional. Bahkan, dalam Penjelasan Pasal 49 dipertegas bahwa
kepentingan strategis nasional jika; (i) dalam rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI,
serta (ii) mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan, pulau terluar, dan
daerah tertentu. Serta pada bagian Lampiran dijelaskan pula mengenai Pembagian Urusan
Pemerintahan Konkuren dijelaskan bahwa Pusat; (i) menetapkan sistem pengembangan
infrastruktur permukiman secara nasional, serta (ii) menetapkan sistem kawasan permukiman.
b. Pentingnya perencanaan yang berbasis spasial serta saling terintegrasi sehingga diharapkan
mampu mengantisipasi segala kemungkinan ketika implementasi.
Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia,
bahwa pengaturan satu data Indonesia dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan
tata kelola data yang dihasilkan oleh Instansi Pusat dan Instansi Daerah untuk mendukung
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. dan pengendalian pembangunan. Hal tersebut
menggenapi pengaturan dari Permen PUPR Nomor 25 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 5
Data dan Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pengelola data dan
informasi geospasial di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun
ruang lingkup pengaturan ini adalah penyelenggaraan data dan informasi geospasial
infrastruktur yang meliputi; (i) prosedur penyelenggaraan data dan informasi geospasial
infrastruktur; (ii) kodefikasi dan format isian data infrastruktur; (iii) simbolisasi muatan peta
infrastruktur; dan (iv) tata letak peta infrastruktur. Dengan arahan satu data serta berbasis
geospasial, maka pelaksanaan keterpaduan perencanaan akan dapat tercapai.
Berdasarkan pentingnya tiga hal tersebut, maka Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman
menginisiasi Penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman sebagai instrumen
keterpaduan perencanaan yang berbasis Sistem Informasi Geospasial. Sistem informasi ini
meliputi data dan informasi berbentuk literal (isian tabular) maupun spasial, yang terwadahi
dalam SI-SPKP.
2. MUATAN PEDOMAN
Muatan pedoman terdiri dari tiga (3) bagian dengan lampiran yang merupakan kesatuan dari
penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman (SPKP) sebagai berikut.
BAGIAN 1 Pengantar
Pada bagian awal pedoman dijelaskan mengenai hal-hal yang mendasari pentingnya Penyusunan
Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman (SPKP) ini. Hal mendasar tersebut meliputi
pentingnya keterpaduan perencanaan untuk penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan
Permukiman. Selanjutnya dijelaskan secara garis besar muatan pedoman yang terdiri dari tiga
bagian dan lampirannya. Kemudian dijabarkan juga perihal; tujuan, sasaran dan keluaran, prinsip,
kedudukan serta mekanisme penyusunan. Dalam mekanisme penyusunan ini mencakup tahapan
dan peran pemangku kepentingan mencakup Direktorat PKP, Balai PPW dan Kabupaten/Kota.
Bagian kedua ini merupakan tata cara penyusunan SPKP yang terdiri dari empat (4) bab.
Bab Satu, diawali dengan menelaah arah kebijakan dan rencana strategis dari dokumen
pembangunan, dokumen spasial dan dokumen sektoral. Telaah dilakukan dari tingkat Nasional,
PEDOMAN PENYUSUNAN
6 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Provinsi hingga Kabupaten/Kota. Selain melakukan telaah literal, penting untuk melakukan
telaah secara spasial dari ketiga dokumen tersebut. Hal tersebut dilakukan guna menghasilkan
informasi yang saling terintegrasi.
Bab dua, berisi tentang profil infrastruktur kawasan permukiman. Proses dimulai dengan
melakukan identifikasi gambaran umum kabupaten/kota, lalu dilanjutkan dengan melakukan
identifikasi kondisi eksisting infrastruktur kawasan permukiman berikut dengan telaah awal
kebutuhan infrastruktur yang mengikuti proyeksi pertumbuhan penduduk. Kedua identifikasi
tersebut dilakukan secara literal maupun spasial. Kemudian, mengidentifikasi isu strategis
bidang permukiman serta membuat identifikasi kawasan prioritas berdasarkan hasil overlay
peta dari telaah spasial arah kebijakan pada bab satu dan hasil identifikasi spasial kondisi
eksisting infrastruktur kawasan permukiman.
Bab tiga, Strategi Pembangunan. Bab ini erat kaitannya dengan proses sintesa berbagai arah
kebijakan dari Bab Satu dan hasil identifikasi kondisi eksisting dari Bab Dua. Pada bagian awal
sub-bab, dilakukan proses penarikan kesimpulan arah kebijakan yang kemudian mengarahkan
kepada strategi pengembangan kebutuhan setiap infrastruktur kawasan permukiman. Simpulan
tersebut mengerucut kepada arahan lokasi berdasarkan acuan peraturan yang menjadi dasar
pengembangan infrastruktur kawasan permukiman. Proses ini harus melalui diskusi untuk
mencapai kesepakatan bersama di antara pemangku kepentingan bidang permukiman provinsi
dan kabupaten/kota. Pada sub-bab berikutnya, dilakukan pembuatan rencana kebutuhan
infrastruktur permukiman, yang merupakan tahapan lanjutan dari proses penentuan kebutuhan
infrastruktur. Dimana menerjemahkan kebijakan dan strategi menjadi target-target tahunan
sebagai sasaran program/ kegiatan. Sasaran program tersebut berkaitan erat pada kondisi
eksisting dengan target yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Setelah tersusun
kebutuhan penanganan per sektor, kemudian dilakukan pengelompokkan berdasarkan entitas
skala kewenangan (regional, kabupaten/kota dan kawasan).
Bab empat, RPIJM. Hasil dari strategi dan target tahunan dari kebutuhan infrastruktur
permukiman pada bagian sebelumnya, lalu dirumuskan menjadi Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPIJM) kabupaten/kota. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi
pendanaan di dalam RPIJM tersebut akan dirinci dalam program dan kegiatan yang terukur baik
volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritas. Melihat RPIJM merupakan bagian dari
Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman (SPKP) maka, apabila RPIJM telah disusun
sebelum melalui proses strategi pembangunan (Bab Tiga), maka program yang tertuang dalam
RPIJM, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan dalam
penyusunan SPKP.
BAGIAN 3 Penutup
Pada bagian ketiga, dijelaskan kembali mengenai hal penting dalam penyusunan Strategi
Penyelenggaraan Kawasan Permukiman menggunakan alat berupa sistem informasi yang
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 7
merupakan bagian dari sistem satu data di lingkup Direktorat Jenderal Cipta Karya sehingga
startegi pengembangan kawasan permukiman yang terpadu dapat disusun.
Lampiran
Pada bagian akhir dari pedoman ini terdapat beberapa lampiran yang menjadi satu kesatuan
dalam penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman, yaitu analisis kebutuhan
penyusunan peta, format notulensi pertemuan koordinasi, format struktur output, tata cara
pengisian data literal (isian tabular) pada SI-SPKP, serta tata cara pengisian data spasial dan
cara menganalisisnya pada SI-SPKP,
Tujuan dari Penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman ini adalah sebagai acuan
pelaksanaan keterpaduan perencanaan infrastruktur kawasan permukiman guna menetapkan
prioritas penyelenggaraan infrastruktur dalam kepentingan strategis nasional di kabupaten/kota.
Adapun sasaran dari penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman ini adalah:
a. teridentifikasinya arah kebijakan dan rencana strategis pembangunan di tingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota;
b. teridentifikasinya kondisi eksisting cakupan dan kebutuhan pelayanan infrastruktur
permukiman di kabupaten/kota;
c. tersusunnya strategi pengembangan infrastruktur permukiman, baik di tingkat regional,
kabupaten/kota, maupun kawasan; dan
d. tersusunnya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) di kabupaten/kota.
Penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman ini menekankan empat (4) prinsip
sebagai berikut.
i. Inklusif
Perencanaan pembangunan infrastruktur kawasan permukiman memberikan kontribusi
PEDOMAN PENYUSUNAN
8 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
yang signifikan bagi upaya pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan.
ii. Terpadu
Perencanaan pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang tidak parsial, namun
berorientasi pada peningkatan keterpaduan berdasarkan sudut pandang kewilayahan.
iii. Strategis dan Prioritas
Perencanaan pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang terintegrasi dan
memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat (berorientasi pada outcome).
iv. Berkelanjutan
Perencanaan pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang berbasis pada
ekonomi, sosial, dan lingkungan.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 9
kabupaten/kota berikut dengan rencana rincinya. Melalui Strategi Penyelenggaraan Kawasan
Permukiman (SPKP), kedua kelompok dokumen tersebut akan disinergikan.
Berkaitan dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, bahwa Strategi
Penyelenggaraan Kawasan Permukiman (SPKP) sebagai instrumen acuan pelaksanaan
keterpaduan perencanaan dalam pengembangan infrastruktur di kawasan permukiman.
Selain itu, berdasarkan sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, menyebutkan bahwa penyelenggaraan kawasan permukiman bertujuan
untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian bermukim, yang wajib dilaksanakan
sesuai dengan arahan pengembangan kawasan permukiman yang terpadu dan berkelanjutan.
Sehingga untuk menunjang arahan pengembangan kawasan permukiman, kabupaten/kota
diharapkan memiliki Rencana Kawasan Permukiman (RKP)/Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP). Dari sisi lingkup substansi,
RKP/RP3KP merupakan penjabaran dari rencana kawasan permukiman yang tertuang dalam
RTRW Kabupaten/Kota (RTRWK). Selain itu, amanat dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011 untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur kawasan permukiman dalam
implementasinya akan menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Induk Sektor (RIS) komponen-
komponen pembentuk permukiman. Dalam konteks pembangunan permukiman, strategi sektor
dan RIS yang telah disusun secara sistematis dan sinergi ini nantinya akan menjadi masukan
dalam proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), yang
merupakan bagian akhir dari penyusunan SPKP.
PEDOMAN PENYUSUNAN
10 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
6. MEKANISME PENYUSUNAN
Gambar 1.4. Skema Proses SPKP Bagian Dari Rangkaian Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan,
Pemrograman, Hingga Penganggaran
Dalam proses perencanaan/planning (T-2) terdapat proses penyiapan daftar usulan program,
dimana hal tersebut difasilitasi oleh SPKP melalui SIM SI-SPKP. Ketika proses perencanaan ini
berlangsung, tentunya diperlukan data dan informasi keterpaduan perencanaan infrastruktur
kawasan permukiman.Data tersebut berupa arah kebijakan pembangunan skala nasional
maupun data tentang hasil sintesa dari dokumen perencanaan daerah. Kedua data tersebut
diolah menjadi informasisebagai substansi pertama SPKP. Lalu, data teknis terkait kondisi
eksiting infrastruktur, menjadi substansi kedua. Adanya instrumen SIM Sektor Direktorat Jenderal
Cipta Karya saat ini,dapat mengintegrasikan kebutuhan data teknis infrastruktur kawasan
permukiman dalam SIM SI-SPKP. Substansi ketiga dan keempat dalam SPKP merupakan
rumusan hasil diskusi dan kesepakatan oleh Kabupaten/Kota, yaitu strategi penyelenggaraan
kawasan permukiman dan RPIJM/Rencana Program Investasi Jangka Menengah. Keempat
substansi tersebut terwujud dalam bentuk informasi geospasial dan literal (isian tabular) yang
saling tersinergi.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 11
Setelah dari proses perencanaandilakukan sinkronisasi di daerah pada proses pemrograman/
programming (T-2). Hasil proses perencanaan dari SIM SI-SPKP tersebut diintegrasi oleh sistem
ke SIPPA. Proses sinkronisasi berupa Memorandum Program (MP). Adapun Memorandum
Program mencakup; (1) Usulan Program tahunan, (2) Readiness Criteria, dan (3) KPJM.
Kemudian dilakukan sinkronisasi di pusat untuk proses penganggaran/budgeting (T-1). Output
sinkronisasi berupa Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang tertuang dalam Rencana Kerja &
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL).
a) Tahap Pertama, melakukan telaah arah kebijakan dan rencana strategis dari dokumen
pembangunan, dokumen spasial dan dokumen sektoral. Telaah dilakukan dari tingkat
Nasional, Provinsi hingga Kabupaten/Kota. Selain melakukan telaah literal, penting untuk
melakukan telaah secara spasial dari ketiga dokumen tersebut. Hal tersebut dilakukan guna
menghasilkan informasi yang saling terintegrasi.
Serta membuat profil infrastruktur kawasan permukiman. Proses pembuatan profil dimulai
dengan melakukan identifikasi gambaran umum kabupaten/kota, lalu dilanjutkan dengan
melakukan identifikasi kondisi eksisting infrastruktur kawasan permukiman berikut dengan
telaah awal kebutuhan infrastruktur yang mengikuti proyeksi pertumbuhan penduduk. Kedua
identifikasi tersebut dilakukan secara literal maupun spasial. Kemudian, mengidentifikasi
isu strategis bidang permukiman serta membuat identifikasi kawasan prioritas berdasarkan
hasil overlay peta dari telaah spasial arah kebijakan pada bab satu dan hasil identifikasi
spasial kondisi eksisting infrastruktur kawasan permukiman.
PEDOMAN PENYUSUNAN
12 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
c) Tahap Ketiga, RPIJM dan integrasi dengan SIPPA. Hasil dari strategi dan target tahunan
dari kebutuhan infrastruktur permukiman pada tahap sebelumnya, lalu dirumuskan menjadi
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) kabupaten/kota. RPIJM di-input
dalam sistem informasi SI-SPKP. Hasil proses perencanaan dari SIM SI-SPKP tersebut
diintegrasi oleh sistem ke SIPPA. Dalam tahap ini dilakukan finalisasi RPIJM bersama
kabupaten/kota yang didampingi oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (Balai PPW).
Kegiatan penyusunan SPKP melibatkan pemangku kepentingan baik yang berada di pusat,
provinsi maupun kabupaten/kota. Secara rinci peran dan bentuk keterlibatan dari setiap pihak
adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1. Pembagian Peran dan Bentuk Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan SPKP
PEMANGKU
PERAN BENTUK KETERLIBATAN
KEPENTINGAN
a) Mengembangkan Strategi Nasional Penyelenggaraan
Kawasan Permukiman
b) Memberikan pendampingan penyusunan SPKP pada
Direktorat Kawasan Strategis Nasional dan Kepentingan Strategis
Pembina
Pengembangan Nasional
Kegiatan
Kawasan c) Menyediakan Pedoman Penyusunan Strategi
penyusunan
Permukiman Penyelenggaraan Kawasan Permukiman Kabupaten/Kota
SPKP
DJCK d) Memberikan Bimbingan Teknis untuk Penyusunan
Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
e) Melakukan Verifikasi data SPKP dan RPIJM dari Balai
PPW
a) Melakukan pendampingan Penyusunan Strategi
Penyelenggaraan Kawasan Permukiman Kabupaten/Kota
Pendamping/
Balai Prasarana b) Melakukan pendampingan penyusunan SPKP pada
pengendali
Permukiman Kawasan Strategis Nasional dan Kepentingan Strategis
kegiatan
Wilayah (Balai Nasional
penyusunan
PPW) c) Melakukan verifikasi data SPKP dan RPIJM dari
SPKP
Kabupaten/Kota
d) Melakukan pengawalan input data pada SI-SPKP
Penyusun
a) Melakukan penyusunan Strategi Penyelenggaraan
Kabupaten/ Kota SPKP dan
Kawasan Permukiman Kabupaten/Kota
RPIJM
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 13
PEDOMAN PENYUSUNAN
14 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
BAGIAN 2
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI PENYELENGGARAAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 15
BAB 1
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Pada tahap awal ini dijelaskan cara menyusun dan mengisi format dalam Strategi
Penyelenggaraan Kawasan Permukiman untuk Bab 1 yaitu Arahan Kebijakan dan Rencana
Strategis Infrastruktur Permukiman. Bab ini terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu Arahan
Kebijakan Rencana Pembangunan, Arahan Kebijakan Rencana Spasial, Rencana Sektoral.
Lingkup Kegiatan :
• menganalisis arahan dan rencana strategis bidang permukiman ditinjau dari dokumen
pembangunan (RPJMN/RPJMD Prov/RPJMD Kab./Kota),
• membuat analisis peta arahan kebijakan strategis,
• menganalisis arahan dan rencana strategis bidang permukiman ditinjau dari dokumen
perencanaan (RTRWN/RTRWP/RTRWKab./Kota),
• membuat analisis peta struktur ruang dan peta pola ruang,
• menganalisis arahan dan rencana strategis ditinjau dari dokumen sektoral (RISPAM/
SSK/Buku Putih Sanitasi/RP2KPKP),
• membuat analisis peta rawan per sektor,dan
• melakukan overlay peta arahan kebijakan strategis, peta struktur ruang dan peta
pola ruang serta peta rawan per sektor menjadi peta kawasan strategis berdasarkan
arahan kebijakan.
Output : tabulasi hasil analisis di setiap subbab, peta kawasan strategis berdasarkan
arahan kebijakan.
Untuk menyusun peta dalam RPIJM , peta shp yang wajib ditampilkan dalam setiap analisis bab
adalah peta gambaran umum seperti pada bagan berikut
PEDOMAN PENYUSUNAN
16 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
JENIS
BAB KELUARAN SUMBER DOKUMEN PETA JENIS DATA
RENCANA
OVERLAY
Batas Administrasi Desa shp polygon
Jaringan Jalan Arteri Primer shp Line
Gambaran
Peta RBI dapat di Download di Jaringan kolektor primer shp Line
0 Umum Kawasan jalan primer
http://tanahair.indonesia.go.id Jaringan Lokal primer shp Line
(wajib ada)
jaringan Lingkungan primer shp Line
Jaringan Jalan Arteri Sekunder shp Line
Jalan Jaringan kolektor Sekunder shp Line
Sekunder Jaringan Lokal Sekunder shp Line
jaringan Lingkungan Sekunder shp Line
Dalam melakukan analisis peta di bab 1, overlay peta yang dibutuhkan untuk kemudian menghasilkan
kawasan strategis berdasarkan arahan kebijakan dan program adalah sebagai berikut
OVERLAY
Permukiman shp polygon
- RTRWN Pertanian shp polygon
Peta Arahan - RTRWP Pariwisata shp polygon
Spasial
I - RTRWK Rawan tanah longsor shp polygon
Kebijakan dan
- RDTRK shp polygon
Program Rawan gelombang pasang
Kawasan rawan banjir shp polygon
Kawasan rawan bencana alam geologi shp polygon
Kawasan hutan lindung shp polygon
Kawasan bergambut shp polygon
Kawasan resapan air shp polygon
Sempadan (pantai, sungai. Danau/waduk, mata air shp polygon
Ruang terbuka hijau (taman kota) shp polygon
- RISPAM
- Buku Putih
arahan kebijakan penyediaan air minum shp polygon
- RTRWKab/Kot
- RDTR
- SSK arahan penyediaan pengelolaan air limbah shp polygon
Sektoral
- Buku Putih
- RTRWKab/Kot arahan penyediaan sistem drainase shp polygon
- RDTR arahan penyediaan sistem persampahan shp polygon
- RP2KPKP
arahan peningkatan kualitas kawasan kumuh shp polygon
- SK Kumuh
Hal-hal kebutuhan penyusunan peta lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 4
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 17
1.1 Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau Dari Dokumen Pembangunan
Tabel 1.2. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau Dari Dokumen RPJMN
Arahan Pengembangan
Arahan Arahan Pengembangan
Kawasan
Pengembangan Daerah Tertinggal dan Major Project
Penanggulangan Daerah
Wilayah Perdesaan Perbatasan
Bencana
(7) (8) (9) (10)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen yaitu 'RPJM Nasional'
(2) Diisi dengan Nomor Perpres disahkannya dokumen tersebut
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
(4) Diisi dengan tema pengembangan wilayah dari pulau/provinsi terkait
(5) Diisi dengan lokasi atau nama kawasan (KAPET/KEK/KI/KPPN/SKPT/DPP/PKSN/dsb)
(6) Diisi dengan arahan pengembangan wilayah terkait perkotaan di Kab/kota tersebut
(7) Diisi dengan arahan pengembangan wilayah terkait perdesaan di Kab/kota tersebut
(8) Diisi dengan arahan pengembangan wilayah terkait daerah tertinggal dan perbatasan
di Kab/kota tersebut
PEDOMAN PENYUSUNAN
18 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
(9) Diisi dengan arahan pengembangan wilayah terkait penanggulangan bencana di Kab/
kota tersebut
(10) Diisi dengan Major Project dari pulau/provinsi terkait
Tabel 1. 3. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau Dari Dokumen RPJMD
Provinsi dan Kabupaten/Kota
Arahan
Arahan
Nama Nomor Masa Isu Pengembangan
Visi Misi Pengembangan
Dokumen Perda Berlaku Strategis Kawasan
Kawasan Perdesaan
Perkotaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Arahan
Arah Kebijakan Arah Kebijakan
Pengembangan Arahan Arah Kebijakan dan
dan Strategi dan Strategi
daerah tertinggal Penanggulangan Strategi Infrastruktur
Infrastruktur Air Infrastruktur
dan Kawasan Daerah Bencana Drainase
Minum Persampahan
Perbatasan
(9) (10) (11) (12) (13)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen yaitu 'RPJMD Provinsi atau Kab/kota'
(2) Diisi dengan Nomor Perda disahkannya dokumen tersebut
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
(4) Diisi dengan isu strategis yang ada di dokumen
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 19
(5) Diisi dengan visi yang ada di dokumen
(6) Diisi dengan misi yang ada di dokumen
(7) Diisi dengan arahan pengembangan wilayah terkait perkotaan di Kab/kota tersebut
(8) Diisi dengan arahan pengembangan wilayah terkait perdesaan di Kab/kota tersebut
(9) Diisi dengan arahan pengembangan wilayah terkait daerah tertinggal dan perbatasan
di Kab/kota tersebut
(10) Diisi dengan arahan pengembangan wilayah terkait penanggulangan bencana di Kab/
kota tersebut
(11) Diisi dengan arahan terkait air minum
(12) Diisi dengan arahan terkait drainase
(13) Diisi dengan arahan terkait persampahan
(14) Diisi dengan arahan terkait air limbah
(15) Diisi dengan arahan terkait pasar
(16) Diisi dengan arahan terkait olahraga
(17) Diisi dengan arahan terkait pendidikan
(18) Diisi dengan arahan terkait bangunan dan lingkungan
(19) Diisi dengan rencana program prioritas yang mendukung pengembangan kawasan
Tabel 1.4. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau Dari Dokumen
Rencana Strategi PUPR
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen yaitu 'Renstra PUPR'
(2) Diisi dengan Nomor Permen disahkannya dokumen tersebut
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
(4) Diisi dengan isu strategis yang ada di dokumen
PEDOMAN PENYUSUNAN
20 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
(5) Diisi dengan visi yang ada di dokumen
(6) Diisi dengan misi yang ada di dokumen
(7) Diisi dengan arahan kebijakan dan strategi Bidang Cipta Karya untuk Kab/kota sesuai
dengan Renstra PUPR
(8) Diisi dengan rencana program prioritas untuk Kab/Kota dalam Renstra PUPR
d. WPS
Tabel 1.5. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau Dari Dokumen WPS
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama koridor untuk Kab/Kota
(2) Diisi dengan arahan pengembangan bidang permukiman untuk Kab/Kota sesuai yang
tercantum dalam dokumen WPS
(3) Diisi dengan rencana program prioritas
e. Dokumen Lainnya
Tabel 1.6. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau Dari Dokumen Lainnya
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen (seperti masterplan KPPN, Inpres Perbatasan)
(2) Diisi dengan No SK/No Dokumen disahkannya dokumen tersebut
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku/Tahun Penyusunan dokumen
(4) Diisi dengan isu strategis yang ada di dokumen
(5) Diisi dengan rencana terkait bidang permukiman untuk Kab/Kota
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 21
1.2 Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen Spasial
Tinjauan RTRW Nasional dilakukan untuk mengetahui arahan spasial secara nasional
terhadap rencana strategis bidang permukiman yang diprioritaskan. Proses tinjauan
RTRW Nasional dilakukan dengan mengecek ada/tidaknya arahan pengembangan bidang
permukiman yang diprioritaskan dalam struktur ruang nasional, pola ruang nasional, dan
kawasan strategis nasional.
Pengisian materi RTRWN mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2OO8 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.
Tabel 1.7. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen RTRWN
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen yaitu 'RTRW Nasional'
(2) Diisi dengan Nomor Peraturan
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
(4) Diisi dengan Nama PKN (dicari dalam Lampiran II RTRWN)
(5) Diisi dengan Nama PKW (dicari dalam Lampiran II RTRWN)
(6) Diisi dengan Nama PKSN (dicari dalam Lampiran II RTRWN)
(7) Diisi dengan Nama Kawasan Andalan (dicari dalam Lampiran IX RTRWN)
(8) Diisi dengan Nama Kawasan Strategis Nasional (dicari dalam Lampiran X RTRWN)
PEDOMAN PENYUSUNAN
22 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
b. RTRW Provinsi
Tabel 1.8. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen RTRW
Provinsi
Jenis Sudut Jenis Sudut
Nama Kawasan Kepentingan Kepentingan Kawasan
Nomor Tahun
Dokumen PKSN PKN PKW PKL Strategis Kawasan Kawasan Strategis
Perda Berlaku
Perencanaan Nasional Strategis Strategis Provinsi
Nasional Provinsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen yaitu 'RTRW Provinsi'
(2) Diisi dengan Nomor Peraturan Daerah disahkan
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
(4) Diisi dengan Nama PKSN
(5) Diisi dengan Nama PKN
(6) Diisi dengan Nama PKW
(7) Diisi dengan Nama PKL
(8) Diisi dengan Nama Kawasan Strategis Nasional
(9) Diisi dengan Jenis Sudut Kepentingan Kawasan Strategis Nasional
(10) Diisi dengan Jenis Sudut Kepentingan Kawasan Strategis Provinsi
(11) Diisi dengan Nama / Lokasi Kawasan Strategis Provinsi
(12) Diisi dengan Fungsi berdasarkan sudut kepentingan Kawasan Strategis Provinsi
(13) Diisi dengan Nama Kawasan Andalan
(14) Diisi dengan Jenis Kawasan Andalan
(15) Diisi dengan Nama Kawasan Perlindungan Setempat (Lokasi)
(16) Diisi dengan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya (Lokasi)
(17) Diisi dengan Kawasan Resiko Bencana Alam (Lokasi)
(18) Diisi dengan Jenis Bencana Alam
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 23
c. RTRW Kabupaten/Kota
Tabel 1.9. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen RTRW
Kabupaten/kota
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen yaitu 'RTRW Kabupaten/Kota'
(2) Diisi dengan Nomor Peraturan Daerah disahkan
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
(4) Diisi dengan Nama PKN
(5) Diisi dengan fungsi kawasan PKN
(6) Diisi dengan Nama PKW
(7) Diisi dengan fungsi kawasan PKW
(8) Diisi dengan Nama PKL
(9) Diisi dengan fungsi kawasan PKL
(10) Diisi dengan Nama PPK
(11) Diisi dengan fungsi kawasan PPK
(12) Diisi dengan Nama SPPK (untuk RTRW Kota)
(13) Diisi dengan fungsi kawasan SPPK
(14) Diisi dengan Nama PPL/PL
PEDOMAN PENYUSUNAN
24 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
(15) Diisi dengan fungsi kawasan PPL/PL
(16) Diisi dengan Jenis dan Lokasi Sistem Jaringan Sumber Daya Air direncanakan
(17) Diisi dengan Jenis dan Lokasi Sistem Persampahan direncanakan
(18) Diisi dengan Jenis dan Lokasi Sistem Pengeloalaan Air Limbah direncanakan
(19) Diisi dengan Jenis dan Lokasi Sistem Drainase direncanakan
(20) Diisi dengan Lokasi Kawasan Lindung
(21) Diisi dengan Jenis dan Lokasi Kawasan Resiko Bencana
(22) Diisi dengan Jenis dan Lokasi Kawasan Budidaya
(23) Diisi dengan Jenis dan Lokasi Kawasan Strategis Kab/Kota
(24) Diisi dengan Jenis dan Lokasi Tempat Evakuasi Bencana direncanakan
Tabel 1.10. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen RDTR
Arahan
Nama Arahan Arahan Arahan Arahan
Nomor Tahun Penataan
Dokumen Kecamatan Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur
Perda Berlaku Kawasan
Perencanaan Air Minum Persampahan Air Limbah Drainase
Permukiman
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen
(2) Diisi dengan Nomor Peraturan Daerah disahkan
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
(4) Diisi dengan Nama Kecamatan
(5) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Air Minum
(6) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Persampahan
(7) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Air Limbah
(8) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Drainase
(9) Diisi dengan Arahan Penataan Kawasan Permukiman
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 25
e. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Tabel 1.11. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen RTBL
Arahan
Nama Arahan Arahan Arahan Arahan
Nomor Tahun Penataan
Dokumen Kecamatan Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur
Perda Berlaku Kawasan
Perencanaan Air Minum Persampahan Air Limbah Drainase
Permukiman
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen
(2) Diisi dengan Nomor Peraturan Daerah disahkan
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
(4) Diisi dengan Nama Kecamatan
(5) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Air Minum
(6) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Persampahan
(7) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Air Limbah
(8) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Drainase
(9) Diisi dengan Arahan Penataan Kawasan Permukiman
f. Dokumen Lainnya
Tabel 1.12. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen Lainnya
Arahan
Nama Arahan Arahan Arahan Arahan
Nomor Tahun Penataan
Dokumen Kecamatan Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur
Perda Berlaku Kawasan
Perencanaan Air Minum Persampahan Air Limbah Drainase
Permukiman
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama dokumen
(2) Diisi dengan Nomor Peraturan Daerah disahkan
(3) Diisi dengan tahun masa berlaku dokumen
PEDOMAN PENYUSUNAN
26 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
(4) Diisi dengan Nama Kecamatan
(5) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Air Minum
(6) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Persampahan
(7) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Air Limbah
(8) Diisi dengan Arahan Pengembangan Infrastruktur Drainase
(9) Diisi dengan Arahan Penataan Kawasan Permukiman
Tabel 1.13. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen RISPAM
Area Beresiko
Nama Isu dan Permasalahan Isu dan Permasalahan
Nomor Perda Rawan Air Minum
Dokumen (Teknis) (Non Teknis)
Sangat Tinggi
(1) (2) (3) (4) (5)
Skema Sistem
Area Beresiko Rawan Air Rencana Rencana Rencana Sistem
Pelayanan Air
Minum Tinggi Strategi Program Pelayanan
Minum
(6) (7) (8) (9) (10)
*Upload Gambar
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama Dokumen 'RISPAM'
(2) Diisi dengan Nomor Perda Dokumen disahkan
(3) Diisi dengan isu permasalahan (Teknis)
(4) Diisi dengan isu permasalahan (Non Teknis)
(5) Diisi dengan lokasi/area yang memiliki resiko/rawan air minum sangat tinggi
(6) Diisi dengan lokasi/area yang memiliki resiko/rawan air minum tinggi
(7) Diisi dengan Rencana Strategi Penyediaan Air Minum di Kabupaten/kota
(8) Diisi dengan Rencana Program Air Minum di Kabupaten/Kota
(9) Diisi dengan Rencana Sistem Pelayanan Air Minum di Kabupaten/kota
(10) Upload Gambar Skema Sistem Pelayanan Air Minum
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 27
b. Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Tabel 1.14. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen SSK
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama Dokumen 'SSK'
(2) Diisi dengan Nomor Perda Dokumen disahkan
(3) Diisi dengan pilihan jenis sanitasi Air Limbah/Persampahan/Drainase
(4) Diisi dengan isu permasalahan (Teknis)
(5) Diisi dengan isu permasalahan (Non Teknis)
(6) Diisi dengan Area Beresiko Rawan Sanitasi Sangat Tinggi (lokasi)
(7) Diisi dengan Area Beresiko Rawan Sanitasi Tinggi (lokasi)
(8) Diisi dengan Rencana Strategis Penyediaan Sanitasi di Kabupaten/kota
(9) Diisi dengan Rencana Pengembangan Sanitasi di Kabupaten/Kota
(10) Diisi dengan Rencana Sistem Pelayanan Sanitasi di Kabupaten/kota
(11) Upload Gambar Skema Sistem Pelayanan Sanitasi
Tabel 1.15. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen RP2KPKP
PEDOMAN PENYUSUNAN
28 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama Dokumen 'RP2KPKP'
(2) Diisi dengan Nomor SK Kumuh
(3) Diisi dengan isu permasalahan (Teknis)
(4) Diisi dengan isu permasalahan (Non Teknis)
(5) Diisi dengan Nama Kawasan Kumuh Prioritas
(6) Diisi dengan Kebijakan Penataan untuk Kawasan Permukiman Kumuh
(7) Diisi dengan Rencana Pengembangan Strategi Untuk Kawasan Permukiman Kumuh
(8) Diisi dengan Rencana Program untuk Kawasan Permukiman Kumuh
d. Dokumen Lainnya
Tabel 1.16. Arahan dan Rencana Strategis Bidang Permukiman Ditinjau dari Dokumen Lainnya
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama Dokumen Perencanaan (misalnya dokumen SIAP –Slum Improvement
Action Planning, dll)
(2) Diisi dengan Nomor SK Penetapan Dokumen
(3) Diisi dengan isu permasalahan (Teknis)
(4) Diisi dengan isu permasalahan (Non Teknis)
(5) Diisi dengan Nama Kawasan Kumuh Penataan
(6) Diisi dengan Kebijakan Penataan untuk Kawasan Permukiman
(7) Diisi dengan Rencana Pengembangan Strategi Untuk Kawasan Permukiman
(8) Diisi dengan Rencana Program untuk Kawasan Permukiman
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 29
BAB 2
PROFIL INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
Pada tahapan ini berisi petunjuk pembuatan Bab 2 tentang profil infrastruktur permukiman.
Substansi Bab 2 berisi gambaran umum kabupaten/kota, kondisi eksisting infrastruktur
permukiman, isu strategis kabupaten/kota, serta proyeksi kebutuhan infrastruktur
permukiman untuk 5 (lima) tahun ke depan.
Lingkup Kegiatan :
• menganalisis gambaran umum kabupaten/kota,
• membuat digitasi peta administrasi wilayah (peta administrasi dan peta tata guna
lahan),
• menganalisis kondisi eksisting infrastruktur permukiman di kabupaten/kota,
• membuat digitasi peta kondisi eksisting infrastruktur permukiman di kabupaten/
kota yang mencakup; infrastruktur air minum, persampahan, air limbah, drainase,
prasarana dan sarana pendidikan, olahraga dan pasar, penataan kawasan perkotaan
(kumuh), penataan kawasan perdesaan, penataan kawasan lainnya (stunting, Padat
Karya), ruang terbuka hijau, serta bangunan cagar budaya,
• Melakukan diskusi di tingkat Kabupaten/Kota untuk menentukan isu-isu strategis
bidang permukiman terkait prioritas dan jangka waktu pelaksanaan Renstra OPD
bidang Cipta Karya. Peserta diskusiyaitu Dit. PKP, Balai PPW, dan Pemda.
• Menganalisis dan menghitung proyeksi kebutuhan setiap infrastruktur permukiman
untuk tahun 2020-2024, dengan tahun dasar 2019.
Output : tabulasi hasil analisis di setiap subbab, peta kondisi eksisting per sektor.
PEDOMAN PENYUSUNAN
30 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Gambar 13. Skema kebutuhan peta untuk penyusunan RPIJM Bab 2
Hal-hal kebutuhan penyusunan peta lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 4
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 31
2.1 Gambaran Umum Kabupaten/Kota
Profil Kabupaten/Kota menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek. Dari profil
Kabupaten/Kota tersebut diharapkan dapat tercermin kondisi daerah terkait dengan Strategi
Penyelenggaraan Kawasan Permukiman, yaitu administrasi wilayah, kependudukan, pertanahan,
kondisi fiskal, serta kondisi kelembagaan.
2.1.1 Administrasi Wilayah
Kabupaten/
Provinsi Klaster Kecamatan Luas Wilayah
Kota
(1) (2) (3) (4) (5)
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi nama provinsi
(2) Berisi nama kabupaten/kota
(3) Berisi klasifikasi klaster
(4) Berisi nama Kecamatan
(5) Berisi luas wilayah dalam hektar
2.1.2 Kependudukan
PEDOMAN PENYUSUNAN
32 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Tabel 2.2. Kependudukan
Laju
Jml Penduduk Jml Penduduk Jml Penduduk Jml Penduduk Jml Penduduk
Pertumbuhan
Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018
Penduduk (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi jumlah Penduduk Tahun 2014
(2) Berisi jumlah Penduduk Tahun 2015
(3) Berisi jumlah Penduduk Tahun 2016
(4) Berisi jumlah Penduduk Tahun 2017
(5) Berisi jumlah Penduduk Tahun 2018
(6) Berisi Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
Metode Geometri
Proyeksi dengan metode ini dianggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis
berganda dengan pertambahan penduduk. Metode ini tidak memperhatikan adanya suatu
saat terjadi perkembangan menurun, yang disebabkan oleh kepadatan penduduk mendekati
maksimum.
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)
r = laju pertumbuhan penduduk (%)
n = selisih antara tahun proyeksi dengan tahun dasar (tahun)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 33
Tabel 2.3. Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten/Kota
Laju Pertumbuhan
No. Tahun Jumlah Penduduk
Penduduk (%)
(1) (2) (3) (4)
1 2019 jiwa %
2 2020 jiwa
3 2021 jiwa
4 2022 jiwa
5 2023 jiwa
6 2024 jiwa
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Tahun Eksisting/ Tahun Dasar Perencanaan
(3) Jumlah Penduduk untuk tahun dasar (2019) diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),
sedangkan untuk tahun selanjutnya, Jumlah Penduduk diperoleh dari hasil perhitungan
proyeksi dengan menggunakan Rumus Metode Geometrik Pn = P0(1 + r )n
(4) Ratio Laju Pertumbuhan Penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), berupa
prosentase (%)
Mengidentifikasi jumlah kejelasan terhadap status penguasaan lahan berupa bukti kepemilikan,
yaitu sertifikat Hak Milik, sertifikat Hak Guna Bangunan dan sertifikat Hak Pakai.
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi jumlah sertifikat Hak Milik
(2) Berisi jumlah sertifikat Hak Guna Bangunan
(3) Berisi jumlah sertifikat Hak Pakai
PEDOMAN PENYUSUNAN
34 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
2.1.4 Kondisi Fiskal dan Anggaran Bidang Cipta Karya
Menjabarkan kondisi fiskal di Kabupaten/ Kota serta proporsi anggaran Bidang Cipta Karya
di APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah).
Kapasitas Fiskal Kapasitas Fiskal Kapasitas Fiskal Kapasitas Fiskal Kapasitas Fiskal
Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
APBN APBN APBN APBN APBN APBD APBD APBD APBD APBD
Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang
Cipta Cipta Cipta Cipta Cipta Cipta Cipta Cipta Cipta Cipta
Karya Th. Karya Th. Karya Th. Karya Th. Karya Th. Karya Th. Karya Th. Karya Th. Karya Th. Karya Th.
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi Indeks Kapasitas Fiskal Th. 2014
(2) Berisi Indeks Kapasitas Fiskal Th. 2015
(3) Berisi Indeks Kapasitas Fiskal Th. 2016
(4) Berisi Indeks Kapasitas Fiskal Th. 2017
(5) Berisi Indeks Kapasitas Fiskal Th. 2018
(6) Berisi jumlah Rupiah APBN Bidang Cipta Karya Th. 2014
(7) Berisi jumlah Rupiah APBN Bidang Cipta Karya Th. 2015
(8) Berisi jumlah Rupiah APBN Bidang Cipta Karya Th. 2016
(9) Berisi jumlah Rupiah APBN Bidang Cipta Karya Th. 2017
(10) Berisi jumlah Rupiah APBN Bidang Cipta Karya Th. 2018
(11) Berisi jumlah Rupiah APBD Bidang Cipta Karya Th. 2014
(12) Berisi jumlah Rupiah APBD Bidang Cipta Karya Th. 2015
(13) Berisi jumlah Rupiah APBD Bidang Cipta Karya Th. 2016
(14) Berisi jumlah Rupiah APBD Bidang Cipta Karya Th. 2017
(15) Berisi jumlah Rupiah APBD Bidang Cipta Karya Th. 2018
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 35
2.1.5 Kondisi Kelembagaan
Mengidentifikasi kelembagaan bidang permukiman mulai dari struktur, peran maupun tugas
dan fungsi.
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi daftar Instansi Bidang Permukiman (seperti, Bappeda, Dinas Perkim, Dinas PUPR,
Dinas Kebersihan, dll)
(2) Upload Struktur Organisasi
(3) Berisi peran Pemangku kepentingan dalam Pembangunan Infrastruktur Permukiman
(4) Berisi Tugas dan Fungsi
Bagian ini berisi tentang kondisi saat ini infrastruktur permukiman di kabupaten/kota yang
mencakup; infrastruktur air minum, persampahan, air limbah, drainase, prasarana dan sarana
pendidikan, olahraga dan pasar, penataan kawasan perkotaan (kumuh), penataan kawasan
perdesaan, penataan kawasan lainnya (stunting, Padat Karya), ruang terbuka hijau, serta
bangunan cagar budaya.
Mengidentifikasi kondisi saat ini di wilayah pelayanan untuk sektor air minum terkait Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dan menjabarkan secara spasial peta rawan air, sumber air baku,
sebaran SPAM serta melampirkan foto kondisi eksisting. Data kondisi eksisting penyediaan air
minum dapat diperoleh melalui data sekunder Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM) maupun Studi Kelayakan (Feasibility Study).
PEDOMAN PENYUSUNAN
36 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Tabel 2.7. Kondisi Eksisting Penyediaan Air Minum
Prosentase Total Jiwa Pemakaian Peta Peta Sumber Air Peta Sebaran Foto Kondisi
yang Terlayani Air Rawan Air Baku SPAM Eksisting
(16) (17) (18) (19) (20) (21)
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi Nama Unit SPAM (IPA/SPAM IKK)
(2) Berisi Volume Kapasitas Terpasang
(3) Berisi volume Kapasitas Produksi
(4) Berisi volume yang terdistribusi
(5) Berisi Kapasitas Air Terjual
(6) Kapasitas unit SPAM yang belum terpakai
(7) Berisi volume Penurunan Air Tak Berekening (NRW)
(8) Berisi Jumlah Sambungan Rumah
(9) Berisi akses aman air minum
(10) Berisi Jumlah Pamsimas yang ada
(11) Berisi Investasi Pemda
(12) Berisi iInvestasi PDAM
(13) Berisi jumlah jiwa terlayani air minum melalui PAM/PDAM (Perpipaan (JP)
(14) Berisi prosentase (%) jiwa terlayani air minum melalui PAM/PDAM (Perpipaan (JP)
(15) Berisi jumlah total jiwa yang terlayani air minum (Perpipaan (JP) dan Non Perpipaan
(BJP)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 37
(16) Berisi prosentase jumlah total jiwa yang terlayani air minum (Perpipaan (JP) dan Non
Perpipaan (BJP)
(17) Berisi Pemakaian Air Bersih
(18) Upload peta rawan air
(19) Upload peta sumber air baku
(20) Upload peta sebaran SPAM
(21) Upload foto kondisi eksisting unit SPAM
Mengidentifikasi kondisi saat ini di wilayah pelayanan untuk sektor persampahan terkait timbulan
sampah dan volume sampah per hari, cakupan pelayanan pengolahan sampah dan menjabarkan
secara spasial peta sebaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Tempat Pembuangan Sampah
3R (TPS3R), serta melampirkan foto kondisi eksisting. Data kondisi eksisting persampahan
dapat diperoleh melalui data sekunder Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan (PSP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), maupun Studi Kelayakan (Feasibility Study).
Sampah Jiwa
Jenis Jumlah Peta Peta
Kapasitas Masuk terlayani Foto Kondisi
Infrastruktur Infrastruktur Sebaran Sebaran
TPA (m3) dalam TPA Pengolahan Eksisting
(TPA/TPS3R) TPA/TPS3R TPA TPS3R
(m3/tahun) Sampah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi jenis dan nama infrastruktur TPA/TPS3R
(2) Berisi jumlah infrastruktur TPA/TPS3R
(3) Berisi volume kapasitas infrastruktur TPA (m3)
(4) Berisi volume sampah masuk ke TPA (m3/tahun)
(5) Berisi jumlah jiwa terlayani pengolahan sampah (jiwa)
(6) Upload peta sebaran TPA
(7) Upload peta sebaran TPS3R
(8) Upload foto eksisting TPA/TPS3R
PEDOMAN PENYUSUNAN
38 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
2.2.3 Kondisi Eksisting Air Limbah
Mengidentifikasi kondisi saat ini di wilayah pelayanan untuk sektor air limbah terkait pengguna
pengolahan air limbah terpusat dan setempat, menjabarkan secara spasial berupa peta
jaringan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan
melampirkan foto kondisi eksisting. Data kondisi eksisting air limbah dapat diperoleh melalui
data sekunder Rencana Induk Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD), Strategi
Sanitasi Kota (SSK), maupun Studi Kelayakan (Feasibility Study).
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi jumlah jiwa yang melakukan praktik BABS
(2) Berisi jumlah jiwa pengguna pengolahan air limbah terpusat
(3) Berisi jumlah jiwa pengguna pengolahan air limbah setempat
(4) Upload peta jaringan IPLT
(5) Upload peta jaringan IPAL
(6) Upload foto kondisi eksisting
Mengidentifikasi kondisi saat ini di wilayah pelayanan untuk sektor drainase terkait ketersediaan
Masterplan dan tahun penyusunannya, Ketersediaan Outplan dan tahun penyusunannya,
ketersediaan DED dan tahun penyusunannya, membuat daftar kawasan rawan genangan/ banjir,
menjabarkan secara spasial berupa peta jaringan drainase dan peta rawan genangan/banjir,
serta melampirkan foto kondisi eksisting. Data kondisi eksisting air limbah dapat diperoleh
melalui data sekunder Rencana Induk Sistem Drainase, Strategi Sanitasi Kota (SSK), maupun
Studi Kelayakan (Feasibility Study).
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 39
Tabel 2.10. Kondisi Eksisting Drainase
Petunjuk Pengisian:
(1) Upload masterplan
(2) Berisi tahun penyusunan masterplan
(3) Upload Outplan
(4) Berisi tahun penyusunan outplan
(5) Upload DED
(6) Berisi tahun penyusunan DED
(7) Berisi daftar kawasan rawan genangan/banjir
2.2.5 Kondisi Eksisting Prasarana dan Sarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar
Mengidentifikasi kondisi saat ini di wilayah pelayanan untuk Prasarana dan Sarana Pendidikan,
Olahraga dan Pasar (PSPOP) dengan format isian Tabel 20 pada bagian ini, antara lain:
1B. PTN dan PTKIN 2B. PTN dan PTKIN 3B. PTN dan PTKIN
4B. Telah
Kepemilikan tanah Telah dilakukan Mangkrak/KDP 5B. Bangunan tidak dalam
dilakukan review
milik Pemda (Aset audit kelayakan (Prioritas lebih dari sengketa/masalah hukum
oleh BPKP
Pemda) bangunan 50%)
(6) (7) (8) (9) (10)
PEDOMAN PENYUSUNAN
40 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
1C. Pasar
2C. Pasar 4C. Bukan 5C. 6C. Tidak
yang Memiliki 3C. Tidak 1D.
yang termasuk pasar rakyat Kepemilikan diusulkan
kontribusi dalam status Sarpras
Paska bencana/ tipe A, B, C tanah milik pendanaan
terhadap sengketa Olahraga
kebakaran dan D Pemda lain
perekonomian
(11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi daftar Sekolah dan Madrasah yang termasuk Prioritas Wilayah 3T
(2) Berisi daftar Sekolah dan Madrasah Memiliki yang memiliki minimal 1 ruang rusak berat
(3) Berisi daftar Sekolah dan Madrasah dengan Kepemilikan tanah milik Pemda
(4) Berisi keterangan terkait Pemda untuk bersedia menerima aset
(5) Berisi keterangan apabila tidak mendapatkan pendanaan lain pada TA yang sama
(6) Berisi daftar PTN dan PTKIN dengan Kepemilikan tanah milik Pemda (Aset Pemda)
(7) Berisi daftar PTN dan PTKIN yang telah dilakukan audit kelayakan bangunan
(8) Berisi daftar PTN dan PTKIN yang Mangkrak/KDP (Prioritas lebih dari 50%)
(9) Berisi keterangan apabila telah dilakukan review oleh BPKP
(10) Berisi keterangan apabila bangunan tidak dalam sengketa/masalah hukum
(11) Berisi daftar pasar yang Memiliki kontribusi terhadap perekonomian
(12) Berisi daftar pasar yang termasuk Paska bencana/kebakaran
(13) Berisi keterangan apabila tidak dalam status sengketa
(14) Berisi keterangan apabila Bukan pasar rakyat tipe A, B, C dan D
(15) Berisi keterangan kepemilikan tanah milik Pemda
(16) Berisi keterangan apabila tidak diusulkan pendanaan lain
(17) Berisi daftar Sarpras Olahraga
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan
binaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 41
a. Kawasan Rawan Bencana
(1) (2)
*Upload Peta Rawan Bencana
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama Kab/Kota
(2) Upload Peta Rawan Bencana
b. Destinasi Wisata
Nama Lokasi Wisata Nama Wisata di Lokasi Wisata di Jenis Potensi Infrastruktur PUPR
KSPN Berdasarkan KSPN Luar KSPN luar KSPN Wisata yang Telah Dibangun
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
*Upload Peta *Upload Peta
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama KSPN
(2) Diisi dengan Lokasi Wisata Berdasarkan KSPN (Kecamatan/Kelurahan/Desa)
(3) Diisi dengan Nama Wisata di Luar KSPN
(4) Diisi dengan Lokasi Wisata di luar KSPN (Kecamatan/Kelurahan/Desa)
(5) Diisi dengan Jenis Potensi Wisata (Religi/Kuliner, dan lain-lain)
(6) Diisi dengan Infrastruktur PUPR yang Telah Dibangun
PEDOMAN PENYUSUNAN
42 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
c. Ruang Terbuka Hijau
Presentase
Nama Lokasi
Luasan Foto Kenaggotaan Peta
Bentuk Kawasan/ (Kecamatan/ Status Aset Luas
Terhadap Luas Kondisi Program Kota Sebaran
RTH Lokasi/ Kelurahan/ (Kepemilikan) (m2)
Wilayah Kab/ Eksisting Hijau RTH
Taman Desa)
Kota
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
*Up-
*Upload
load
Foto
Peta
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan bentuk RTH sesuai dengan pilihan yang tersedia (Hutan Kota/Taman Kota/
Taman Pemakaman Umum/Jalur Hijau Sepanjang Jalan/Jalur Hijau Sepanjang Sungai/
Jalur Hijau Sepanjang Pantai
(2) Diisi dengan Nama Kawasan/Nama Lokasi/Nama Taman dari RTH yang disebutkan
(3) Diisi dengan Nama Kecamatan/Kelurahan/Desa letak dari RTH
(4) Diisi dengan Status Aset dari RTH
(5) Diisi dengan luasan RTH dalam bentuk m2
(6) Diisi dengan Pembagian dari Luas RTH dengan Luas Wilayah Kab/Kota
(7) Upload Foto Kondisi Eksisting RTH
(8) Kenaggotaan Program Kota Hijau (Ya/Tidak)
(9) Upload Peta Sebaran RTH
d. Kebun Raya
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 43
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama Kebun Raya
(2) Diisi dengan Jenis Kebun Raya
(3) Diisi dengan Tema Kebun Raya
(4) Diisi dengan Lokasi Kebun Raya
(5) Diisi dengan Luas Kebun Raya (m²)
(6) Diisi dengan Infrastruktur PUPR yang Telah Dibangun
(7) Upload Foto Kondisi Eksisting
(8) Upload Peta Letak Kebun Raya
Mengidentifikasi fisik cagar budaya mencakup nama aset, klasifikasi, instansi pemilik,
lokasi, dokumen SK Penetapan Cagar Budaya dan nomor SK serta melampirkan foto
kondisi eksisting. Sumber data dapat diperoleh dari Dokumen Rencana Teknis Pelindungan
Bangunan Gedung Cagar Budaya maupun maupun Studi Kelayakan (Feasibility Study).
Klasifikasi
Nama Nama SK Keanggotaan
Cagar Budaya
Aset Instansi/ Lokasi/ Penetapan Foto Kondisi Program Penataan
(Bangunan/ Upload SK
Cagar Pemilik Cagar Alamat Cagar Eksisting dan Pelestarian
Struktur/
Budaya Budaya Budaya Kota Pusaka
Kawasan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
*Upload *Upload
SK Foto
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama Aset Cagar Budaya
(2) Diisi dengan Pilihan Klasifikasi Cagar Budaya (Bangunan/Struktur/ Kawasan)
(3) Diisi dengan Nama Instansi/Pemilik Cagar Budaya
(4) Diisi dengan Lokasi/Alamat (sertakan Titik Koordinat) letak dari Aset Cagar Budaya
(5) Diisi dengan Nomor SK Penetapan Cagar Budaya
(6) Upload SK Penetapan Cagar Budaya
(7) Upload Foto Kondisi Eksisting Aset Cagar Budaya
(8) Keanggotaan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (Ya/Tidak)
PEDOMAN PENYUSUNAN
44 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
f. Permukiman Tradisional
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama Permukiman Tradisional
(2) Diisi dengan Jenis Kawasan Permukiman Tradisional
(3) Diisi dengan Lokasi Permukiman Tradisional
(4) Diisi dengan Kepemilikan Permukiman Tradisional
(5) Diisi dengan Penetapan Permukiman Tradisional dalam RTRW Kab/Kota
(6) Upload Foto Kondisi Eksisting
(7) Diisi Luas Permukiman Tradisional (m²)
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama PKSN (Perbatasan Negara)
(2) Diisi dengan Lokasi Pos Lintas Batas Negara
(3) Diisi dengan Status Aset Pos Lintas Batas Negara
(4) Diisi dengan Daftar Pembangunan Infrastruktur di PLBN 2015-2019
(5) Upload Foto Kondisi Eksisting
(6) Upload Peta Lokasi PLBN Prioritas Tertentu
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 45
h. Prioritas Tertentu
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan nama kawasan prioritas tertentu
(2) Diisi dengan lokasi kawasan prioritas tertentu
(3) Diisi dengan luas kawasan prioritas tertentu
(4) Diisi dengan dasar penetapan kawasan prioritas tertentu
(5) Upload foto kondisi eksisting
(6) Upload peta lokasi kawasan prioritas tertentu
Profil kawasan tematik ini seperti penataan kawasan perkotaan (kumuh), penataan kawasan
perdesaan (KPPN), penataan kawasan khusus (stunting, padat karya).
Pada bagian ini perlu mengumpulkan data dan informasi kabupaten/kota mengenai permukiman
kumuh yang terdiri dari SK Kumuh mencakup nomor dan lampiran SK Kumuh, total luas
kawasan kumuh, daftar kawasan permukiman kumuh dengan luas kurang dari 10 Hektar, lebih
dari 15 Hektar dan luas antara 15-10 hektar. Menjabarkan secara spasial berupa peta kawasan
permukiman kumuh dan melampirkan foto kondisi eksisting.
Sumber data dapat diperoleh dari Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) sebagai instrumen utama dalam upaya penanganan
permasalahan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
PEDOMAN PENYUSUNAN
46 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Tabel 2.17. Penataan Kawasan Perkotaan (Kumuh)
Petunjuk Pengisian:
(1) Berisi Nomor SK Kumuh
(2) Upload Lampiran SK Kumuh
(3) Berisi Total Luas Kawasan Kumuh
(4) Berisi daftar Kawasan Permukiman Kumuh Luas >15 Ha
(5) Berisi daftar Kawasan Permukiman Kumuh Luas 15 - 10 Ha
(6) Berisi daftar Kawasan Permukiman Kumuh Luas <10 Ha
(7) Upload Peta Kawasan Permukiman Kumuh
(8) Upload Foto Kondisi Eksisting
Tahun Foto
Nama Penyusun Luas Kabupaten Kecamatan Potensi Upload
Penyusunan Kondisi
KPPN Masterplan Kawasan KPPN KPPN Kawasan Peta KPPN
Masterplan Eksisting
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
*Upload *Upload
Peta Foto
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 47
Petunjuk Pengisian:
(1) Diisi dengan Nama KPPN
(2) Diisi dengan Nama Kementerian/Lembaga yang Menyusun Masterplan
(3) Diisi dengan Tahun Penyusunan Masterplan
(4) Diisi dengan Berapa Luasan KPPN
(5) Diisi dengan Nama Kabupaten lokasi dari KPPN
(6) Diisi dengan Nama Kecamatan lokasi dari KPPN
(7) Diisi dengan Potensi yang ada pada KPPN
(8) Upload Peta Delineasi dari KPPN
(9) Upload Foto Kondisi Eksisting dari KPPN
Petunjuk Pengisian:
*Tabel diisi jika Kabupaten/Kota memiliki dokumen penataan kawasan lain selain yang disebutkan
diatas
(1) Diisi dengan Nama Lokasi Kawasan
(2) Diisi dengan Nama Dokumen Perencanaan
(3) Diisi dengan Tahun Penyusunan Dokumen Perencanaan
(4) Upload Peta Perencanaan dari Dokumen yang telah Disebutkan
Isu strategis bidang permukiman ini merupakan hasil diskusi atas telaah kajian dokumen
terhadap kondisi faktual/eksisting di daerah (hasil dari Bab2.1, Bab2.2, Bab2.3), yang sesuai
dengan arah kebijakan (Bab 1). Penentuan isu-isu strategis bidang permukiman perlu
didiskusikan di tingkat Kabupaten/Kota terkait prioritas dan jangka waktu pelaksanaan Renstra
OPD bidang Cipta Karya.
PEDOMAN PENYUSUNAN
48 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Isu strategis dirumuskan melalui diskusi di daerah, antara lain dapat berupa :
a. isu pengembangan wilayah, seperti perekonomian, iklim dan kebencanaan, lingkungan,
maupun gender; dan/atau,
b. isu tematik kawasan bidang infrastruktur permukiman, seperti penyelenggaraan air minum,
sanitasi, sarana pendidikan, sarana olahraga dan pasar, penataan kawasan, maupun
penataan bangunan dan lingkungan.
(1) (2)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Air minum (disesuaikan dengan hasil diskusi dengan
Pemda)
(1) (2)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Persampahan (disesuaikan dengan hasil hasil diskusi
dengan Pemda)
(1) (2)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 49
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Air limbah (disesuaikan dengan hasil diskusi hasil
diskusi dengan Pemda)
(1) (2)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Drainase (disesuaikan dengan hasil diskusi hasil
diskusi dengan Pemda)
Tabel 2.24. Isu Strategis Prasarana dan Sarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar
No. Isu Strategis Prasarana dan Sarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar
(1) (2)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Prasarana dan Sarana Pendidikan, Olahraga, dan
Pasar (disesuaikan dengan hasil diskusi hasil diskusi dengan Pemda)
(1) (2)
PEDOMAN PENYUSUNAN
50 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Kawasan Perkotaan (disesuaikan dengan hasil diskusi
hasil diskusi dengan Pemda)
(1) (2)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Kawasan perdesaan (disesuaikan dengan hasil
diskusi hasil diskusi dengan Pemda)
(1) (2)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Kawasan Lainnya/Khusus (disesuaikan dengan hasil
diskusi hasil diskusi dengan Pemda)
(1) (2)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 51
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Uraian hasil analisis Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan (disesuaikan
dengan hasil diskusi hasil diskusi dengan Pemda)
a. Hasil overlay peta arahan kebijakan (Bab 1) dan peta kondisi eksisting (Bab 2.2 dan Bab 2.3)
: *insert Peta
b. Peta kawasan kumuh >15Ha :*insert Peta
c. Peta rawan air minum : *insert Peta
d. Peta rawan sanitasi : *insert Peta
e. Peta Kawasan Prioritas (Hasil Overlay peta a, b, c dan d): *insert Peta
(1) (2)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan/hasil overlay peta)
(2) Nama Kawasan prioritas
2.5.2. Pembobotan/scoring
Proses penilaian ini menggunakan metode scoring dengan sistem GIS. Adapun penggunaannya
dapat dilihat dalam Lampiran 4.
PEDOMAN PENYUSUNAN
52 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 53
BAB 3
STRATEGI PEMBANGUNAN
Bab ini erat kaitannya dengan proses sintesa berbagai arah kebijakan dari Bab Satu dan
hasil identifikasi kondisi eksisting dari Bab Dua. Pada bagian awal sub-bab, dilakukan
proses penarikan kesimpulan arah kebijakan yang kemudian mengarahkan kepada strategi
pengembangan kebutuhan setiap infrastruktur kawasan permukiman. Simpulan tersebut
mengerucut kepada arahan lokasi berdasarkan acuan peraturan yang menjadi dasar
pengembangan infrastruktur kawasan permukiman. Proses ini harus melalui kesepakatan
bersama di antara pemangku kepentingan bidang permukiman provinsi dan kabupaten/
kota. Pada sub-bab berikutnya, dilakukan pembuatan rencana kebutuhan infrastruktur
permukiman yang merupakan tahapan lanjutan dari proses penentuan kebutuhan
infrastruktur yang menerjemahkan kebijakan dan strategi menjadi target-target tahunan
sebagai sasaran program/ kegiatan. Sasaran program tersebut berkaitan erat pada kondisi
eksisting dengan target yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Setelah tersusun
kebutuhan penanganan per sektor, kemudian dilakukan pengelompokkan berdasarkan
entitas skala kewenangan (regional, kabupaten/kota dan kawasan).
Lingkup Kegiatan :
• menarik kesimpulan arah kebijakan yang kemudian mengarahkan kepada strategi
pengembangan kebutuhan setiap infrastruktur kawasan permukiman
• melakukan pembuatan rencana kebutuhan infrastruktur permukiman yang merupakan
tahapan lanjutan dari proses penentuan kebutuhan infrastruktur yang menerjemahkan
kebijakan dan strategi menjadi target-target tahunan sebagai sasaran program/
kegiatan.
• melakukan pengelompokkan berdasarkan entitas skala kewenangan (regional,
kabupaten/kota dan kawasan).
• melakukan overlay peta arahan kebijakan pada Bab 1 dan peta kondisi eksiting
infrastruktur permukiman per sektor pada Bab 2. Produk overlay tersebut akan
menghasilkan peta kawasan prioritas pembangunan.
Output : tabulasi hasil analisis di setiap subbab, peta kawasan prioritas pembangunan
PEDOMAN PENYUSUNAN
54 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Sebaran Skoring
Gambar 3.1. Skema Kebutuhan Peta Penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman Bab 3
Sebelum merumuskan strategi, pada sub-bab ini dilakukan proses penarikan kesimpulan
kebijakan setelah proses pengisian arahan kebijakan perencanaan pembangunan, spasial, dan
sektoral pada Bab 1 dan kondisi eksisting pada Bab 2. Kemudian dilanjutkan dengan menyusun
rencana kebutuhan infrastruktur.
Pada sub-bab ini dilakukan proses penarikan kesimpulan kebijakan setelah proses pengisian
arahan kebijakan perencanaan pembangunan, spasial, dan sektoral pada Bab 1 dan kondisi
eksisting pada Bab 2 yang terkait dengan arahan pengembangan air minum.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 55
Tabel 3.1. Kebijakan Sektor Air Minum
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Diisi dengan hasil sintesa atau kesimpulan dari kebijakan terkait pengembangan air
minum untuk 2020-2024, hasil pengisian bab 1 dan bab 2
(3) Diisi dengan strategi sebagai upaya melaksanakan kebijakan terkait pengembangan air
minum untuk 2020-2024, hasil pengisian bab 1 dan bab 2
(4) Diisi dengan arahan lokasi pelaksanaan strategi pada kolom 3
(5) Diisi dengan sumber atau acuan peraturan yang digunakan untuk menyimpulkan
kebijakan pada kolom 2
SASARAN PROGRAM
KONDISI
NO URAIAN SASARAN PROGRAM
EKSISTING Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 SPAM Jaringan Perpipaan
Kapasitas Terpasang L/det
Kapasitas Produksi L/det
Idle Capacity L/det
Kebocoran %
Cakupan Pelayanan Penduduk SR
2 SPAM Bukan Jaringan Perpipaan
Cakupan Pelayanan Penduduk %
PEDOMAN PENYUSUNAN
56 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Uraian sasaran program diisi sesuai dengan program dan kegiatan yang difokuskan
pada sektor Air Minum
(3) Diisi dengan Kondisi Eksisting berdasarkan tahun dasar perencanaan
(4) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-5
Usulan Kebutuhan Program berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk
pencapaian sasaran program sektor Air Limbah yang dijabarkan setiap tahunnya.
RENCANA PENGEMBANGAN
NO USULAN KEBUTUHAN SATUAN
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 SPAM Regional
1. Wilayah.......... L/det
2 SPAM Non Regional
1. Wilayah…..... L/det
2. Kecamatan….......... L/det
3. Desa….......... L/det
3 SPAM Kawasan Khusus
1. Kawasan….......... L/det
2. Kawasan….......... L/det
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Diisi sesuai uraian kegiatan yang akan dilakukan sesuai program dan kegiatan pada
sektor Air Minum
(3) Diisi dengan satuan
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 57
(4) Diisi dengan kapasitas yang akan ditangani pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan kapasitas yang akan ditangani pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan kapasitas yang akan ditangani pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan kapasitas yang akan ditangani pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan kapasitas yang akan ditangani pada tahun ke-5
Pada sub-bab ini dilakukan proses penarikan kesimpulan kebijakan setelah proses pengisian
arahan kebijakan perencanaan pembangunan, spasial, dan sektoral pada Bab 1 dan kondisi
eksisting pada Bab 2 yang terkait dengan arahan pengembangan sanitasi (air limbah,
persampahan dan drainase).
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Diisi dengan hasil sintesa atau kesimpulan dari kebijakan terkait pengembangan
sanitasi untuk 2020-2024, hasil pengisian bab 1 dan bab 2
(3) Diisi dengan strategi sebagai upaya melaksanakan kebijakan terkait pengembangan
sanitasi untuk 2020-2024, hasil pengisian bab 1 dan bab 2
(4) Diisi dengan arahan lokasi pelaksanaan strategi pada kolom 3
(5) Diisi dengan sumber atau acuan peraturan yang digunakan untuk menyimpulkan
kebijakan pada kolom 2
PEDOMAN PENYUSUNAN
58 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Tabel 3.5. Perumusan Sasaran Program Sektor Air Limbah
SASARAN PROGRAM
KONDISI
NO URAIAN SASARAN PROGRAM
EKSISTING Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat
Cakupan Pelayanan SPALD
Terpusat
i. Jumlah Pelanggan SR
ii. % terlayani %
Kapasitas terpakai m3/hari
Idle Capacity m3/hari
2 Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat
Cakupan Pelayanan Penduduk %
Kapasitas IPLT m3/hari
Sistem Pengolahan Air Limbah
pada IPLT
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Uraian sasaran program diisi sesuai dengan program dan kegiatan yang difokuskan
pada sektor Air limbah
(3) Diisi dengan Kondisi Eksisting berdasarkan tahun dasar perencanaan
(4) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-5
Usulan Kebutuhan Program berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk
pencapaian sasaran program sektor Air Limbah yang dijabarkan setiap tahunnya.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 59
Tabel 3.6. Usulan Kebutuhan Program Sektor Air Limbah
RENCANA PENGEMBANGAN
RENCANA KEBUTUHAN
No SATUAN
PENANGANAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 SPAL Terpusat
1. SPAL Terpusat Skala
SR/Kawasan
Kota..........
2. SPAL Terpusat Skala
SR/Kawasan
Kawasan…......
3. Desa….......... SR/Kawasan
2 SPAL Komunal
1. SPAL Komunal….......... SR/Kawasan
2. SPAL Komunal….......... SR/Kawasan
3 IPLT
1. Pembangunan IPLT .......... m3/hari
2. Optimalisasi IPLT…..........
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Diisi sesuai uraian kegiatan yang akan dilakukan sesuai program dan kegiatan pada
sektor Air Limbah
(3) Diisi dengan satuan
(4) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-5
b. Sektor Persampahan
PEDOMAN PENYUSUNAN
60 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Tabel 3.7. Perumusan Sasaran Program Sektor Persampahan
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
RENCANA KEBUTUHAN KONDISI
No
PENANGANAN EKSISTING Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pengolahan Sampah di Sumber
Persentase sampah diolah di
%
sumber
Jumlah sampah diolah di
m3
sumber
2 Pengangkutan Sampah
Cakupan Pelayanan
%
Pengangkutan sampah
3 Pengolahan Sampah di TPA
Persentase Sampah diolah di
%
TPA
Jumlah Sampah diolah di TPA m3
Metode Pengolahan sampah
di TPA
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Uraian sasaran program diisi sesuai dengan program dan kegiatan yang difokuskan
pada sektor Persampahan
(3) Diisi dengan Kondisi Eksisting berdasarkan tahun dasar perencanaan
(4) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-5
Usulan Kebutuhan Program berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk
pencapaian sasaran program sektor Persampahan yang dijabarkan setiap tahunnya.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 61
Tabel 3.8. Rincian Usulan Hasil Identifikasi Kebutuhan Program Untuk Pencapaian Sasaran Program
Sektor Persampahan
RENCANA PENGEMBANGAN
RENCANA KEBUTUHAN
No SATUAN
PENANGANAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pengolahan Sampah di
A
Sumber
TPST Unit
TPS3R Unit
B. Pengangkutan Sampah
Fasilitas Pengolahan Sampah
Unit
Sementara
Fasilitas Pengangkutan
Sampah
i. Gerobak Sampah Unit
ii. Motor Sampah Unit
iii. Dump Truck Unit
iv. Armroll Truck Unit
v. Compactor Truck Unit
vi. Street Sweeper Truck Unit
vii. Trailler Unit
C Pengolahan Sampah di TPA
Pembangunan Fasilitas Dasar
TPA
i. Fasilitas….........
ii. Fasilitas….........
iii. Fasilitas….........
Pengadaan Alat berat di TPA
i. Excavator Unit
ii. Buldozer Unit
iii. Whell Truck Loader Unit
iv. Wlandfill Compactor Unit
PEDOMAN PENYUSUNAN
62 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Diisi sesuai uraian kegiatan yang akan dilakukan sesuai program dan kegiatan pada
sektor Persampahan
(3) Diisi dengan satuan
(4) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan Jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-5
Pada sub-bab ini dilakukan proses penarikan kesimpulan kebijakan setelah proses pengisian
arahan kebijakan perencanaan pembangunan, spasial, dan sektoral pada Bab 1 dan kondisi
eksisting pada Bab 2 yang terkait dengan arahan pengembangan sektor penataan bangunan
dan lingkungan.
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Diisi dengan hasil sintesa atau kesimpulan dari kebijakan terkait pengembangan tata
bangunan dan lingkungan untuk 2020-2024, hasil pengisian bab 1 dan bab 2
(3) Diisi dengan strategi sebagai upaya melaksanakan kebijakan terkait pengembangan
tata bangunan dan lingkungan untuk 2020-2024, hasil pengisian bab 1 dan bab 2
(4) Diisi dengan arahan lokasi pelaksanaan strategi pada kolom 3
(5) Diisi dengan sumber atau acuan peraturan yang digunakan untuk menyimpulkan
kebijakan pada kolom 2
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 63
Kebutuhan infrastruktur permukiman sektor Bina Penataan Bangunan difokuskan kepada
penataan permukiman tradisional, dan penataan RTH. Perumusan sasaran program Bina
Penataan Bangunan dilakukan sesuai dengan tabel berikut.
SASARAN PROGRAM
KONDISI
NO URAIAN SASARAN PROGRAM
EKSISTING Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Luas permukiman tradisional
1 yang ditetapkan dalam RTRW m2 m2 m2 m2 m2 m2
Kab/Kota
2 Luas Ruang Terbuka Hijau m2 m2 m2 m2 m2 m2
Persentase Ruang Terbuka
3 Hijau Terhadap Luas Wilayah % % % % % %
Kab/Kota
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Uraian sasaran program diisi sesuai dengan program dan kegiatan yang difokuskan
pada sektor Bina Penataan Bangunan
(3) Diisi dengan Kondisi Eksisting berdasarkan tahun dasar perencanaan
(4) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-5
Usulan Kebutuhan Program berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk
pencapaian sasaran program sektor Bina Penataan Bangunan yang dijabarkan setiap tahunnya.
PEDOMAN PENYUSUNAN
64 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Tabel 3.11. Rincian Usulan Hasil Identifikasi Kebutuhan Program Untuk Pencapaian Sasaran Program
Sektor BIna Penataan Bangunan
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN
NO URAIAN SATUAN
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Luas permukiman tradisional yang ditetapkan dalam RTRW Kab/Kota
1. Kawasan….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2. Kawasan….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2 RTH yang ditata
1. RTH….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2. RTH….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Diisi sesuai uraian kegiatan yang akan dilakukan sesuai program dan kegiatan pada
sektor bina penataan bangunan
(3) Diisi dengan satuan
(4) Diisi dengan jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan jumlah yang akan di tangani pada tahun ke-5
Pada sub-bab ini dilakukan proses penarikan kesimpulan kebijakan setelah proses pengisian
arahan kebijakan perencanaan pembangunan, spasial, dan sektoral pada Bab 1 dan kondisi
eksisting pada Bab 2 yang terkait dengan arahan penanganan kawasan tematik, seperti
penanganan kumuh perkotaan, kawasan perdesaan dan kawasan khusus.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 65
Tabel 3.12. Kebijakan Kawasan Permukiman
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Diisi dengan hasil sintesa atau kesimpulan dari kebijakan terkait pengembangan
Kawasan Permukiman untuk 2020-2024, hasil pengisian bab 1 dan bab 2
(3) Diisi dengan strategi sebagai upaya melaksanakan kebijakan terkait pengembangan
Kawasan Permukiman untuk 2020-2024, hasil pengisian bab 1 dan bab 2
(4) Diisi dengan arahan lokasi pelaksanaan strategi pada kolom 3
(5) Diisi dengan sumber atau acuan peraturan yang digunakan untuk menyimpulkan
kebijakan pada kolom 2
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
KONDISI
No URAIAN SASARAN PROGRAM
EKSISTING Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kawasan Kumuh Perkotaan Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2 Kawasan Perdesaan Ha Ha Ha Ha Ha Ha
3 Kawasan Khusus Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Uraian sasaran program diisi sesuai dengan program dan kegiatan yang difokuskan
pada Penanganan Kawasan Tematik
PEDOMAN PENYUSUNAN
66 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
(3) Diisi dengan Kondisi Eksisting berdasarkan tahun dasar perencanaan
(4) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan target yang direncanakan pada tahun ke-5
Usulan Kebutuhan Program berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk
pencapaian sasaran program sektor pengembangan Kawasan permukiman yang dijabarkan
setiap tahunnya.
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN
No USULAN KEBUTUHAN LUAS KAWASAN
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kawasan Kumuh Perkotaan
1. Kawasan….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2. Kawasan….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2 Kawasan Perdesaan Ha Ha Ha Ha Ha Ha
1. Kawasan….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2. Kawasan….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
3 Kawasan Khusus Ha Ha Ha Ha Ha Ha
1. Kawasan….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2. Kawasan….......... Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut
(2) Diisi sesuai dengan kawasan yang akan di tangani sesuai program dan kegiatan
(3) Diisi dengan Luas kawasan
(4) Diisi dengan luas kawasan yang akan di tangani pada tahun ke-1
(5) Diisi dengan luas kawasan yang akan di tangani pada tahun ke-2
(6) Diisi dengan luas kawasan yang akan di tangani pada tahun ke-3
(7) Diisi dengan luas kawasan yang akan di tangani pada tahun ke-4
(8) Diisi dengan luas kawasan yang akan di tangani pada tahun ke-5
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 67
3.2 Strategi Pembangunan Skala Regional
APBD Kab./ Kota CSR Swasta/ Masy. DAK KPBU PHLN Peta Sistem Jaringan Air Minum
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Rincian Kebutuhan Sektor Air Minum
Rincian Teknis terkait Lokasi Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa/Nagari (skala
(3)
pelayanan mencakup beberapa Kabupaten/Kota)
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5) Tahun Pelaksanaan rincian kebutuhan
(6-12) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Potensi Pembiayaan PHLN diisi dengan jumlah total pembiayaan sesuai mata uang
(13)
lender/ pemberi pinjaman (jika ada)
(14) Upload Peta Sistem Jaringan Air Minum (dalam file .shp)
PEDOMAN PENYUSUNAN
68 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
3.2.2 Strategi Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Skala Regional
APBD Kab./ Kota CSR Swasta/ Masy. DAK KPBU PHLN Peta Sistem Jaringan Sanitasi
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Rincian Kebutuhan Sektor Sanitasi
Rincian Teknis terkait Lokasi Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa/Nagari (skala
(3)
pelayanan mencakup beberapa Kabupaten/Kota)
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5) Tahun Pelaksanaan rincian kebutuhan
(6-12) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Potensi Pembiayaan PHLN diisi dengan jumlah total pembiayaan sesuai mata uang
(13)
lender/ pemberi pinjaman (jika ada)
(14) Upload Peta Sistem Sanitasi (dalam file .shp)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 69
APBD Kab./ Kota CSR Swasta/ Masy. DAK KPBU PHLN Peta Penataan Kawasan Permukiman
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Rincian Kebutuhan Penanganan Kawasan Permukiman
Rincian Teknis terkait Lokasi Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa/Nagari (skala
(3)
pelayanan mencakup beberapa Kabupaten/Kota)
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5) Tahun Pelaksanaan rincian kebutuhan
(6-12) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Potensi Pembiayaan PHLN diisi dengan jumlah total pembiayaan sesuai mata uang
(13)
lender/ pemberi pinjaman (jika ada)
(14) Upload Peta Penanganan Kawasan Permukiman (dalam file .shp)
APBD Kab./ Kota CSR Swasta/ Masy. DAK KPBU PHLN Peta Sistem Jaringan Air Minum
PEDOMAN PENYUSUNAN
70 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Rincian Kebutuhan Sektor Air Minum
Rincian Teknis terkait Lokasi Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa/Nagari (skala
(3)
pelayanan mencakup beberapa Kabupaten/Kota)
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5) Tahun Pelaksanaan rincian kebutuhan
(6-12) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Potensi Pembiayaan PHLN diisi dengan jumlah total pembiayaan sesuai mata uang
(13)
lender/ pemberi pinjaman (jika ada)
(14) Upload Peta Sistem Jaringan Air Minum (dalam file .shp)
APBD Kab./ Kota CSR Swasta/ Masy. DAK KPBU PHLN Peta Sistem Jaringan Sanitasi
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Rincian Kebutuhan Sektor Sanitasi
Rincian Teknis terkait Lokasi Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa/Nagari (skala
(3)
pelayanan mencakup beberapa Kabupaten/Kota)
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5) Tahun Pelaksanaan rincian kebutuhan
(6-12) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Potensi Pembiayaan PHLN diisi dengan jumlah total pembiayaan sesuai mata uang
(13)
lender/ pemberi pinjaman (jika ada)
(14) Upload Peta Sistem Sanitasi (dalam file .shp)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 71
3.3.3 Strategi Pembangunan Infrastruktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Skala
Kabupaten/Kota
Tabel 3.20. Strategi Pembangunan Infrastruktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Skala
Kabupaten/Kota
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Rincian Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Rincian Teknis terkait Lokasi Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa/Nagari (skala
(3)
pelayanan mencakup beberapa Kabupaten/Kota)
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5) Tahun Pelaksanaan rincian kebutuhan
(6-12) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Potensi Pembiayaan PHLN diisi dengan jumlah total pembiayaan sesuai mata uang
(13)
lender/ pemberi pinjaman (jika ada)
(14) Upload Peta Penataan Bangunan dan Lingkungan (dalam file .shp)
PEDOMAN PENYUSUNAN
72 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
APBD Kab./ Kota CSR Swasta/ Masy. DAK KPBU PHLN Peta Penataan Kawasan Permukiman
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Rincian Kebutuhan Penanganan Kawasan Permukiman
Rincian Teknis terkait Lokasi Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa/Nagari (skala
(3)
pelayanan mencakup beberapa Kabupaten/Kota)
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5) Tahun Pelaksanaan rincian kebutuhan
(6-12) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Potensi Pembiayaan PHLN diisi dengan jumlah total pembiayaan sesuai mata uang
(13)
lender/ pemberi pinjaman (jika ada)
(14) Upload Peta Penanganan Kawasan Permukiman (dalam file .shp)
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Diisi dengan Isu Terkini Kawasan
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 73
(3) Rincian Kebutuhan Penanganan terkait Isu Kawasan
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5-10) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Diisi dengan Isu Terkini Kawasan
(3) Rincian Kebutuhan Penanganan terkait Isu Kawasan
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5-10) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
Petunjuk Pengisian:
(1) Penulisan nomor urut (disesuaikan dengan kebutuhan)
(2) Diisi dengan Isu Terkini Kawasan
(3) Rincian Kebutuhan Penanganan terkait Isu Kawasan
(4) Rincian Teknis terkait Volume, satuan disesuaikan dengan kebutuhan
(5-10) Potensi Pembiayaan diisi dengan jumlah total pembiayaan dalam Rupiah
PEDOMAN PENYUSUNAN
74 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 75
BAB 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Lingkup Kegiatan :
• membuat matriks program
• melakukan digitasi pada sistem SPKP untuk menjelaskan mengenai lokasi
pembangunan infrastruktur permukiman yang akan diusulkan untuk pembangunan
tahun 2020 - 2024
Gambar4. 1. Skema Kebutuhan Peta Penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman Bab 4
Hal-hal kebutuhan penyusunan peta lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 4.
Bagian akhir dari penyusunan strategi penyelenggaraan kawasan permukiman ini adalah
memaparkan Rencana Program Investasi Jangka Menengah 5 (lima) tahun secara terpadu.
PEDOMAN PENYUSUNAN
76 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Tabel 4. 1. Matriks Rencana Program dan Kegiatan
Petunjuk Pengisian:
(1) Kolom Entitas: Diisi dengan cara mengidentifikasikan tipe pengembangan sektor
berdasarkan wilayah (Regional, Kabupaten/Kota dan Kawasan)
(2) Kolom Provinsi: Diisi dengan nama Provinsi
(3) Kolom Kab/Kota: Diisi dengan nama Kabupaten/Kota
(4) Kolom Kecamatan: Diisi dengan nama Kecamatan
(5) Kolom Desa/Kelurahan: Diisi dengan nama Desa/Kelurahan
(6) Kolom Sektor: Diisi dengan menyebutkan sektor di lingkup DJCK
(7) Kolom Strategi Teknis: Diisi dengan mendeskripsikan strategi pembangunan teknis
(8) Kolom Usulan Kegiatan: Diisi dengan nama usulan kegiatan
(9) Kolom Struktur Output: Diisi sesuai dengan struktur output pada RKAKL
2020
APBD APBD Kab/ Swasta/
APBN CSR DAK KPBU PHLN
Provinsi Kota Masyarakat
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Petunjuk Pengisian:
Kolom APBN: Diisi dengan total pembiayaan dari APBN dalam Rupiah pada tahun
(10)
anggaran 2020
Kolom APBD Provinsi: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Provinsi dalam
(11)
Rupiah pada tahun anggaran 2020
Kolom APBD Kab/Kota: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Kab/Kota dalam
(12)
Rupiah pada tahun anggaran 2020
Kolom CSR: Diisi dengan total pembiayaan dari CSR dalam Rupiah pada tahun
(13)
anggaran 2020
Kolom Swasta: Diisi dengan total pembiayaan dari pihak Swasta dalam Rupiah pada
(14)
tahun anggaran 2020
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 77
Kolom DAK: Diisi dengan total pembiayaan dari DAK dalam Rupiah pada tahun
(15)
anggaran 2020
Kolom KPBU: Diisi dengan total pembiayaan dari KPBU dalam Rupiah pada tahun
(16)
anggaran 2020
Kolom PHLN: Diisi dengan total pembiayaan PHLN dalam satuan mata uang asing
(17)
pada tahun anggaran 2020
2021
APBD APBD Kab/ Swasta/
APBN CSR DAK KPBU PHLN
Provinsi Kota Masyarakat
(18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25)
Petunjuk Pengisian:
Kolom APBN: Diisi dengan total pembiayaan dari APBN dalam Rupiah pada tahun
(18)
anggaran 2021
Kolom APBD Provinsi: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Provinsi dalam
(19)
Rupiah pada tahun anggaran 2021
Kolom APBD Kab/Kota: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Kab/Kota dalam
(20)
Rupiah pada tahun anggaran 2021
Kolom CSR: Diisi dengan total pembiayaan dari CSR dalam Rupiah pada tahun
(21)
anggaran 2021
Kolom Swasta: Diisi dengan total pembiayaan dari pihak Swasta dalam Rupiah pada
(22)
tahun anggaran 2021
Kolom DAK: Diisi dengan total pembiayaan dari DAK dalam Rupiah pada tahun
(23)
anggaran 2021
Kolom KPBU: Diisi dengan total pembiayaan dari KPBU dalam Rupiah pada tahun
(24)
anggaran 2021
Kolom PHLN: Diisi dengan total pembiayaan PHLN dalam satuan mata uang asing
(25)
pada tahun anggaran 2021
2022
APBD APBD Kab/ Swasta/
APBN CSR DAK KPBU PHLN
Provinsi Kota Masyarakat
(26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33)
PEDOMAN PENYUSUNAN
78 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Petunjuk Pengisian:
Kolom APBN: Diisi dengan total pembiayaan dari APBN dalam Rupiah pada tahun
(26)
anggaran 2022
Kolom APBD Provinsi: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Provinsi dalam
(27)
Rupiah pada tahun anggaran 2022
Kolom APBD Kab/Kota: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Kab/Kota dalam
(28)
Rupiah pada tahun anggaran 2022
Kolom CSR: Diisi dengan total pembiayaan dari CSR dalam Rupiah pada tahun
(29)
anggaran 2022
Kolom Swasta: Diisi dengan total pembiayaan dari pihak Swasta dalam Rupiah pada
(30)
tahun anggaran 2022
Kolom DAK: Diisi dengan total pembiayaan dari DAK dalam Rupiah pada tahun
(31)
anggaran 2022
Kolom KPBU: Diisi dengan total pembiayaan dari KPBU dalam Rupiah pada tahun
(32)
anggaran 2022
Kolom PHLN: Diisi dengan total pembiayaan PHLN dalam satuan mata uang asing
(33)
pada tahun anggaran 2022
2023
APBD APBD Kab/ Swasta/
APBN CSR DAK KPBU PHLN
Provinsi Kota Masyarakat
(34) (35) (36) (37) (38) (39) (40) (41)
Petunjuk Pengisian:
Kolom APBN: Diisi dengan total pembiayaan dari APBN dalam Rupiah pada tahun
(34)
anggaran 2023
Kolom APBD Provinsi: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Provinsi dalam
(35)
Rupiah pada tahun anggaran 2023
Kolom APBD Kab/Kota: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Kab/Kota dalam
(36)
Rupiah pada tahun anggaran 2023
Kolom CSR: Diisi dengan total pembiayaan dari CSR dalam Rupiah pada tahun
(37)
anggaran 2023
Kolom Swasta: Diisi dengan total pembiayaan dari pihak Swasta dalam Rupiah pada
(38)
tahun anggaran 2023
Kolom DAK: Diisi dengan total pembiayaan dari DAK dalam Rupiah pada tahun
(39)
anggaran 2023
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 79
Kolom KPBU: Diisi dengan total pembiayaan dari KPBU dalam Rupiah pada tahun
(40)
anggaran 2023
Kolom PHLN: Diisi dengan total pembiayaan PHLN dalam satuan mata uang asing
(41)
pada tahun anggaran 2023
2024
APBD APBD Kab/ Swasta/
APBN CSR DAK KPBU PHLN
Provinsi Kota Masyarakat
(42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49)
Petunjuk Pengisian:
Kolom APBN: Diisi dengan total pembiayaan dari APBN dalam Rupiah pada tahun
(42)
anggaran 2024
Kolom APBD Provinsi: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Provinsi dalam
(43)
Rupiah pada tahun anggaran 2024
Kolom APBD Kab/Kota: Diisi dengan total pembiayaan dari APBD Kab/Kota dalam
(44)
Rupiah pada tahun anggaran 2024
Kolom CSR: Diisi dengan total pembiayaan dari CSR dalam Rupiah pada tahun
(45)
anggaran 2024
Kolom Swasta: Diisi dengan total pembiayaan dari pihak Swasta dalam Rupiah pada
(46)
tahun anggaran 2024
Kolom DAK: Diisi dengan total pembiayaan dari DAK dalam Rupiah pada tahun
(47)
anggaran 2024
Kolom KPBU: Diisi dengan total pembiayaan dari KPBU dalam Rupiah pada tahun
(48)
anggaran 2024
Kolom PHLN: Diisi dengan total pembiayaan PHLN dalam satuan mata uang asing
(49)
pada tahun anggaran 2024
PEDOMAN PENYUSUNAN
80 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 81
PEDOMAN PENYUSUNAN
82 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
BAGIAN 3
PENUTUP
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 83
Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman disusun sebagai kebutuhan akan perencanaan
infrastruktur permukiman yang terpadu, baik secara spasial (input pemetaan) maupun literal
(input tabular). Guna mendukung operasionalisasi di lingkup Direktorat Jenderal Cipta Karya
menjadi lebih efektif dan efisien, maka penyusunan Strategi Penyelenggaraan Kawasan
Permukiman dilakukan berbasis Sistem Informasi Geospasial (SIG), berupa sistem informasi
SI-SPKP.
PEDOMAN PENYUSUNAN
84 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 85
PEDOMAN PENYUSUNAN
86 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
GLOSSARY
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 87
Kawasan Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung
atau budi daya.
PEDOMAN PENYUSUNAN
88 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Kawasan Budi Daya Wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan..
Kawasan Agropolitan Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh
adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
MP Master Plan
Pusat Kegiatan Nasional Kota yang melayani dalam bidang ekonomi, sosial, dan jasa
(PKN) pemerintahan lebih dari satu Propinsi atau secara nasional
dan merupakan pintu-pintu ke luar negeri.
Pusat Kegiatan Wilayah Kota yang melayani dalam bidang ekonomi, sosial, dan
(PKW) jasa pemerintahan lebih dari satu Propinsi atau beberapa
Kabupaten dan mempunyai akses yang tinggi dengan PKN.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kota yang melayani dalam bidang ekonomi, sosial, dan jasa
pemerintahan satu Kabupaten atau beberapa kecamatan dan
mempunyai akses yang tinggi dengan PKW, termasuk dalam
kategori ini kota khusus untuk pengembangan sektor-sektor
strategis (pariwisata, industri, perkebunan, tambang) dan pusat
yang tumbuh cepat karena perkembangan sektor strategis dan
pembangunan prasarana jalan dan pengairan.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 89
Penataan Ruang Upaya untuk mewujudkan struktur ruang danpola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya
Pra/Sarana Olahraga Prasarana dan sarana olah raga adalah suatu bentuk permanen,
baik itu ruangan di luar maupun di dalam.
Pra/Sarana Pendidikan Prasarana dan sarana pendidikan adalah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti:
halaman, kebun atau taman sekolah, jalan menuju ke sekolah,
tata tertib sekolah, dan sebagainya.
PEDOMAN PENYUSUNAN
90 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
RPJM Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan
keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah kebijakan
umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Shp .Shapefile (salah satu bentuk file untuk menyimpan data peta
digital)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 91
PEDOMAN PENYUSUNAN
92 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
LAMPIRAN
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 93
Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Peta
PEDOMAN PENYUSUNAN
94 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
PKN shp point 255 00 00
Rawan Gelombang Pasang shp polygon - wadmkk -Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota - Text 230 51 51
- wadmkc -Wilayah Administrasi Kecamatan - Text
Kawasan Rawan Banjir shp polygon - rbencana -Rawasan Bencana - Text 104 204 228
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 95
PEDOMAN PENYUSUNAN
96 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Lampiran 2. Format Notulensi Pertemuan Koordinasi
PROVINSI ………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Pada hari ini, ……….., tanggal ….. bulan ……. tahun dua ribu sembilan belas ( … - … - 2019) pukul
…:.... bertempat di ………………………, Kota/kabupaten……………, Provinsi…………………. telah
dilaksanakan Rapat Koordinasi Provinsi ………………… untuk penyusunan SPKP Kabupaten/Kota
…………………… . Kegiatan ini dihadiri oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) Provinsi
………………….., Bappeda Provinsi ……..; Bappeda Kota/Kabupaten……………, Dinas/Instansi terkait,
serta unsur lainnya sebagaimana terlampir dalam daftar hadir pelaksanaan kegiatan. Adapun
beberapa hal yang disepakati dalam kegiatan ini antara lain:
1. ……………………………..
2. ……………………………….
3. …………………………………………
4. ………………………………..
5. ………………………………..
(dapat ditambahkan)
Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut di atas, maka akan dilakukan rencana tindak lanjut
sebagai berikut:
1. ……………………………..
2. ……………………………….
3. …………………………………………
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 97
Lampiran 3. Struktur Output Program ……
PEDOMAN PENYUSUNAN
98 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
0 2414 Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
1 101 Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman NSPK Output Baru TA 2020-2024 (Perubahan Kode Output)
2 001 Penyusunan Rancangan NSPK Sub Output Baru TA 2020-2024
1 102 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kab / Kota Output Baru TA 2020-2024 (Perubahan Kode Output)
2 001 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sub Output Baru TA 2020-2024
1 103 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik KK Output Baru TA 2020-2024
2 001 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Regional Sub Output Baru TA 2020-2024
2 002 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota Sub Output Baru TA 2020-2024
2 003 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Permukiman Sub Output Baru TA 2020-2024
2 004 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat dengan Pemanfaatan Ulang Air Limbah Terolah Sub Output Baru TA 2020-2024
2 005 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Kota Sub Output Baru TA 2020-2024
2 101 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Regional di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 102 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 103 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Permukiman di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 104 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat dengan Pemanfaatan Ulang Air Limbah Terolah di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 105 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Kota di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
1 104 Sistem Pengelolaan Drainase KK Output Baru TA 2020-2024 (Perubahan Kode Output)
2 001 Sistem Pengelolaan Drainase Lingkungan Permukiman Sub Output Baru TA 2020-2024
2 101 Sistem Pengelolaan Drainase Lingkungan Permukiman di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
1 105 Sistem Pengelolaan Persampahan KK Output Baru TA 2020-2024 (Perubahan Kode Output)
2 001 Sistem Pengelolaan Persampahan Skala Regional Sub Output Baru TA 2020-2024
2 002 Sistem Pengelolaan Persampahan Skala Kota Sub Output Baru TA 2020-2024
2 003 Sistem Pengelolaan Persampahan Skala Kawasan Sub Output Baru TA 2020-2024
2 004 Sistem Pengelolaan Persampahan Menjadi Sumber Energi Terbarukan Sub Output Baru TA 2020-2024
2 101 Sistem Pengelolaan Persampahan Skala Regional di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 102 Sistem Pengelolaan Persampahan Skala Kota di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 103 Sistem Pengelolaan Persampahan Skala Kawasan di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 104 Sistem Pengelolaan Persampahan Menjadi Sumber Energi Terbarukan di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
1 106 Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat KK Output Baru TA 2020-2024
2 001 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 002 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu Sub Output Baru TA 2020-2024
2 003 Sistem Pengelolaan Drainase Berbasis Masyarakat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 004 Sistem Pengelolaan Persampahan Berbasis Masyarakat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 101 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 102 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 103 Sistem Pengelolaan Drainase Berbasis Masyarakat di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 104 Sistem Pengelolaan Persampahan Berbasis Masyarakat di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
1 951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal Layanan
2 001 Layanan Internal (Overhead)
1 970 Layanan Dukungan Manajemen Satker Layanan
2 001 Layanan Manajemen Operasional Satuan Kerja
1 994 Layanan Perkantoran Layanan
2 004 Layanan Perkantoran
0 2415 Pembinaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
1 101 Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum NSPK Output Baru TA 2020-2024 (Perubahan Kode Output)
2 001 Penyusunan Rancangan NSPK Sub Output Baru TA 2020-2024
1 102 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM Kab/Kota Output Baru TA 2020-2024 (Perubahan Kode Output)
2 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAM Sub Output Baru TA 2020-2024
1 103 Pembangunan SPAM Liter/detik Output Baru TA 2020-2024
2 001 Pembangunan SPAM Kabupaten/Kota Sub Output Baru TA 2020-2024
2 002 Pembangunan SPAM Regional Sub Output Baru TA 2020-2024
2 101 Pembangunan SPAM Kabupaten/Kota di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 102 Pembangunan SPAM Regional di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
1 104 Peningkatan SPAM Liter/detik Output Baru TA 2020-2024
2 001 Peningkatan SPAM Kabupaten/Kota Sub Output Baru TA 2020-2024
2 002 Peningkatan SPAM Regional Sub Output Baru TA 2020-2024
2 101 Peningkatan SPAM Kabupaten/Kota di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 102 Peningkatan SPAM Regional di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
1 105 Perluasan SPAM SR Output Baru TA 2020-2024
2 001 Perluasan SPAM Kabupaten/Kota Sub Output Baru TA 2020-2024
2 002 Perluasan SPAM Regional Sub Output Baru TA 2020-2024
2 101 Perluasan SPAM Kabupaten/Kota di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 102 Perluasan SPAM Regional di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
1 106 SPAM Berbasis Masyarakat SR Output Baru TA 2020-2024 (Perubahan Kode Output)
2 001 Pamsimas Sub Output Baru TA 2020-2024
2 002 Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 101 Pamsimas di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
2 102 Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat di Papua-Papua Barat Sub Output Baru TA 2020-2024
1 951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal Layanan
2 001 Layanan Internal (Overhead)
1 970 Layanan Dukungan Manajemen Satker Layanan
2 001 Layanan Manajemen Operasional Satuan Kerja
1 994 Layanan Perkantoran Layanan
2 001 Layanan Perkantoran
0 2416 Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
1 101 Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman Laporan
2 001 Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman
1 102 Pemrograman Infrastruktur Permukiman Laporan
2 001 Pemrograman Infrastruktur Permukiman
1 103 Keterpaduan Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman Laporan Output Baru TA 2020-2024
2 001 Keterpaduan Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman Sub Output Baru TA 2020-2024
1 104 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman Laporan
2 001 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman
1 105 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman Laporan
2 001 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman
1 106 Penyelenggaraan Habitat Laporan Output Pindahan dari Kegiatan Pelayanan Manajemen
PEDOMAN PENYUSUNAN
100 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Lampiran 4. Tata Cara Penyusunan Peta pada SI-SPKP
Sesuai dengan arahan Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dalam lampiran mengenai pembagian urusan pemerintah konkuren menjelaskan bahwa
salah satu kewenangan pemerintah pusat dalam hal pengembangaan kawasan permukiman
adalah menepatkan sistem pengembangan infrastruktur permukiman secara nasional, serta
menetapkan sistem kawasan permukiman.
Sejalan dengan hal tersebut Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman memiliki tugas
dan fungsi yang salah satunya adalah keterpaduan perencanaan infrastruktur permukiman.
Dalam menjalankan fungsi tersebut disusunlah Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman
(SPKP) sebagai suatu media dalam menterpadukan perencanaan pengembangan kawasan
permukiman berdasarkan arahan kebijkaan nasional hingga daerah baik arahan kebijakan
pembangunan, spsial maupun sektoral.
Penyusunan SPKP terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu penyusunan dalam bentuk tabular,
penyusunan peta dan pengisian sistem. Pada buku ini akan dijelaskan mengenai penyusuanan
peta dalam dokumen SPKP
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 101
3) Untuk arahan lokasi yang dihasilkan dari dokumen rencana pembangunan dan
sektoral dapat dilakukan digitasi dan penyusunan peta dengan menggunakan data
dasar administrasi yang bersumber dari peta yang telah ditetapkan melalui peraturan
perundang-undangan tersebut.
4) shp yang disusun harus disesuaikan atribut tabelnya dengan ketentuan penamaan field
seperti yang tertera pada table dibawah ini..shp yang dibutuhkan untuk menyusun bab
1 antara lain:
NAMA
TIPE
PETA JENIS DATA FIELD ALIAS
FIELD
DALAM GIS
-Wilayah Administrasi
'-
Kabupaten/Kota
- wadmkk lenght
-Wilayah Administrasi
KSPN shp polygon - wadmkc text
Kecamatan
- kspn (254)
-Kawasan Strategis Pariwisata
-
Nasional
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
'lenght
-Wilayah Administrasi
SUMBER KAPET shp polygon text
- wadmkk Kecamatan
DOKUMEN (254)
- wadmkc -Kawasan Pengembangan
RPJMN - kapet Ekonomi Terpadu
Teknokratik -Wilayah Administrasi
2020 -2024 - wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
KEK shp polygon - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- kek Kecamatan (254)
-Kawasan Ekonomi Khusus
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
- wadmkk 'lenght
-Wilayah Administrasi
KPPN shp polygon - wadmkc text
Kecamatan
- kppn (254)
-Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
PLBN shp polygon - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- plbn Kecamatan (254)
-Pos Lintas Batas Negara
PEDOMAN PENYUSUNAN
102 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
Peta Arahan Kebijakan Pembangunan
NAMA
SUMBER FIELD
PETA JENIS DATA ALIAS TIPE FIELD
DOKUMEN DALAM
GIS
Wilayah
Batas Administrasi 'lenght text
shp polygon wadmkk Administrasi
Kabupaten (254)
Kabupaten/Kota
Wilayah
Batas Administrasi 'lenght text
shp polygon wadmkc Administrasi
Kecamatan (254)
Kecamatan
Batas Administrasi Wilayah 'lenght text
shp polygon wadmkd
Desa Administrasi Desa (254)
Jaringan Jalan Arteri
shp Line
Primer
Jaringan kolektor
shp Line
Primer -Wilayah
Jaringan Lokal Administrasi
shp Line
Primer Propinsi
Jaringan Lingkungan - wadmpr -Wilayah
shp Line
Primer - wadmkk Administrasi 'lenght text
Jaringan Jalan Arteri - wadmkc Kabupaten/Kota (254)
shp Line
Sekunder - statjl -Wilayah
Jaringan kolektor Administrasi
shp Line
Sekunder Kecamatan
Jaringan Lokal -Status Jalan
shp Line
Sekunder
- RTRWN jaringan Lingkungan
- RTRWP shp Line
Sekunder
- RTRWK - Numeric
- RDTRK (float,
precision
254, scale
-Debit Maksimal 2)
-dbtmxs Sungai - Text
Sungai shp line -namdas -Nama Daerah 'lenght text
-ukrsgi Aliran Sungai (254)
-Ukuran Sungai - Numeric
(float,
precision
254, scale
2)
- Text
'lenght text
(254)
- Numeric
-Curah Hujan
- crh (float,
-Kapasitas
Danau/Waduk shp polygon - kpts precision
Layanan
- namobj 254, scale
-Nama Objek
2)
- Text
'lenght text
(254)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 103
-Wilayah
https://ww Administrasi
w.atrbpn.g - wadmkk Kabupaten/Kota
o.id/Peta- - wadmkc -Wilayah 'lenght text
Status Lahan shp polygon
Bidang- - Administrasi (254)
Tanah atau statlahan Kecamatan
sumber - Status Lahan
lainnya Milik Pemerintah
Peta RBI -Wilayah
dapat di Administrasi
Download - wadmkk Kabupaten/Kota
'lenght text
di Kontur shp line - wadmkc -Wilayah
(254)
http://tana - kontur Administrasi
hair.indone Kecamatan
sia.go.id - Kontur
-Wilayah
Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota
- wadmkc -Wilayah
Digitasi Permukiman 'lenght text
shp polygon - Administrasi
Citra Satelit Eksisting (254)
permuke Kecamatan
ks -Kawasan
Permukiman
Eksisting
-Wilayah
Administrasi
Propinsi
-Wilayah
- wadmpr
Administrasi
- wadmkk 'lenght text
KSN shp polygon Kabupaten/Kota
- wadmkc (254)
-Wilayah
- ksn
Administrasi
Kecamatan
-Kawasan
Strategis Nasional
-Wilayah
Administrasi
Kabupaten/Kota
- wadmkk
- RTRWN Arahan Kawasan -Wilayah
- wadmkc
- RTRWP Strategis Bidang Administrasi 'lenght text
shp polygon -
- RTRWK Pertumbuhan Kecamatan (254)
ksekono
- RDTRK Ekonomi -Kawasan
mi
Strategis Bidang
Pertumbuhan
Ekonomi
-Wilayah
Administrasi
Kabupaten/Kota
-Wilayah
Arahan Kawasan
- wadmkk Administrasi
Strategis Bidang 'lenght text
shp polygon - wadmkc Kecamatan
sumber daya alam (254)
- kstekno -Kawasan
dan teknologi tinggi
Strategis Bidang
sumber daya alam
dan teknologi
tinggi
PEDOMAN PENYUSUNAN
104 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
Arahan Kawasan
- wadmkk -Wilayah Administrasi
Strategis Bidang 'lenght text
shp polygon - wadmkc Kecamatan
Pelestarian Sosial (254)
- kssosbud -Kawasan Strategis
Budaya
Bidang Pelestarian
Sosial Budaya
-Wilayah Administrasi
Propinsi
PKL shp point - wadmpr
-Wilayah Administrasi
- wadmkk 'lenght text
Kabupaten/Kota
- wadmkc (254)
-Wilayah Administrasi
- strukturr
Kecamatan
PPK shp point -Struktur Ruang
PL shp point
-Wilayah Administrasi
- wadmkk-
Kabupaten/Kota-
wadmkc- 'lenght text
Permukiman shp polygon Wilayah Administrasi
permukima (254)
Kecamatan-Kawasan
n
Permukiman
'lenght text
Pertanian shp polygon
(254)
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota
- wadmkc -Wilayah Administrasi
- potensik Kecamatan
-Potensi Kawasan 'lenght text
Pariwisata shp polygon
(254)
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 105
Peta Arahan Kebijakan Sektoral
NAMA
SUMBER
PETA JENIS DATA FIELD ALIAS TIPE FIELD
DOKUMEN
DALAM GIS
-Wilayah
Administrasi
- RISPAM Kabupaten/Kota
- Buku Putih Arahan Kebijakan - wadmkk -Wilayah
'lenght text
- Penyediaan Air shp polygon - wadmkc Administrasi
(254)
RTRWKab/Kot Minum - clairm Kecamatan
- RDTR -Cakupan
Layanan Air
Minum
-Wilayah
Administrasi
Kabupaten/Kota
Arahan
- wadmkk -Wilayah
Penyediaan 'lenght text
shp polygon - wadmkc Administrasi
Pengelolaan Air (254)
- claal Kecamatan
Limbah
-Cakupan
Layanan Air
Limbah
-Wilayah
Administrasi
- SSK Kabupaten/Kota
- Buku Putih Arahan - wadmkk -Wilayah
'lenght text
- Penyediaan shp polygon - wadmkc Administrasi
(254)
RTRWKab/Kot Sistem Drainase - laydra Kecamatan
- RDTR -Cakupan
Layanan
Drainase
-Wilayah
Administrasi
Kabupaten/Kota
Arahan - wadmkk
-Wilayah
Penyediaan - wadmkc 'lenght text
shp polygon Administrasi
Sistem - (254)
Kecamatan
Persampahan laysampah
-Cakupan
Layanan
Persampahan
-Wilayah
Administrasi
Kabupaten/Kota
Arahan - wadmkk
-Wilayah
- RP2KPKP Peningkatan - wadmkc 'lenght text
shp polygon Administrasi
- SK Kumuh Kualitas Kawasan - (254)
Kecamatan
Kumuh kualkumuh
-Kualitas
Kawasan
Kumuh
PEDOMAN PENYUSUNAN
106 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
5) shp tersebut kemudian dipisah per-layer untuk kemudian di export ke dalam zip
dan diunggah ke dalam sistem SPKP sesuai dengan judul pada bab buku pedoman
penyusunan SPKP.
6) Untuk dapat tertampil dalam sistem SPKP peta tersebut harus di verifikasi terlebih
dahulu untuk mengecek kesamaan atribut data dan sistem proyeksi data (word, WGS
1984).
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Sumber Air
Data KIP/ survei shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
Baku
'- airbaku Kecamatan (254)
- Sumber air baku
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
data pembangunan
Sebaran IPA shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
SDA di Pusdatin
- ipa Kecamatan (254)
- Sebaran IPA
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 107
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Sebaran Intake shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- intake Kecamatan (254)
- Sebaran lokasi intake
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
- wadmkk 'lenght
-Wilayah Administrasi
Jalur Perpipaan shp line - wadmkc text
Kecamatan
- pipa (254)
- Jaringan jalur
perpipaan
Profil Penanganan
-Wilayah Administrasi
SPAM dengan APBN
Kabupaten/Kota
- wadmkk 'lenght
Sebaran PDAM -Wilayah Administrasi
shp line - wadmkc text
Kondisi baik Kecamatan
- pdambaik (254)
- Sebaran PDAM
Kondisi Baik
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
- wadmkk 'lenght
sebaran PDAM -Wilayah Administrasi
shp line - wadmkc text
Kondisi sakit Kecamatan
- pdamsakit (254)
- Sebaran PDAM
Kondisi Sakit
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
Web KIP - wadmkk 'lenght
sebaran SPAM -Wilayah Administrasi
(dwh.ciptakarya.go.i shp point - wadmkc text
terbangun CK Kecamatan
d) - spamck (254)
- Sebaran SPAM
terbangun CK
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
polygo
Rispam Rawan Air shp - wadmkc -Wilayah Administrasi text
n
- rawanair Kecamatan (254)
-Kawasan rawan air
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Peta Sebaran
shp Point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
TPS
- tps Kecamatan (254)
- Peta sebaran TPS
Data KIP
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Peta Sebaran
shp Point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
TPA
- tpa Kecamatan (254)
-Peta sebaran TPA
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
- wadmkk 'lenght
-Wilayah Administrasi
Sebaran IPLT shp Point - wadmkc text
Kecamatan
- iplt (254)
-Instalasi Pengolahan
Limbah Tinja
Data KIP
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
- wadmkk 'lenght
-Wilayah Administrasi
Sebaran IPAL shp Point - wadmkc text
Kecamatan
- ipal (254)
-Instalasi Pengolahan
Air Limbah
PEDOMAN PENYUSUNAN
108 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Rawan Air Polygo
SSK shp - wadmkc -Wilayah Administrasi text
Limbah n
- rwnsanit Kecamatan (254)
-Rawan Air Limbah
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
polygo
Catchment Area shp - wadmkc -Wilayah Administrasi text
n
- catchment Kecamatan (254)
-Catchment Area
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
- wadmkk 'lenght
RTRW atau Survei Arah aliran air line -Wilayah Administrasi
shp - wadmkc text
Lapangan limpasan arrow Kecamatan
- limpasan (254)
-Arah Aliran Air
Limpasan
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Jaringan
shp line - wadmkc -Wilayah Administrasi text
Drainase
- infrasck Kecamatan (254)
-Jaringan Drainase
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
- wadmkk 'lenght
-Wilayah Administrasi
RTH shp point - wadmkc text
Kecamatan
- rth (254)
-Kawasan
Permukiman
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
RTP shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- rtp Kecamatan (254)
-Ruang Terbuka Publik
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Data KIP
Penataan shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- penataan Kecamatan (254)
-Penataan
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Pembangunan shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- pembangunan Kecamatan (254)
-Pembangunan
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Revitalisasi shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- revitalisasi Kecamatan (254)
-Revitalisasi
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 109
-Wilayah Administrasi
- wadmpr
Kabupaten/Kota 'lenght
- wadmkk
shp point -Wilayah Administrasi text
- wadmkc
Kecamatan (254)
- kumuh
-Kumuh
Kumuh
-Wilayah Administrasi
- wadmpr
Kabupaten/Kota 'lenght
polygo - wadmkk
shp -Wilayah Administrasi text
n - wadmkc
Kecamatan (254)
- kumuh
-Kumuh
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- perdesaan Kecamatan (254)
-Perdesaan
Perdesaan
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
polygo
shp - wadmkc -Wilayah Administrasi text
n
- perdesaan Kecamatan (254)
-Perdesaan
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Pedestrian shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
Data KIP - pedestrian Kecamatan (254)
-Pedestrian
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
Rusunawa shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- rusun Kecamatan (254)
-Rusun
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- pisew Kecamatan (254)
-PISEW
PISEW
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
polygo
shp - wadmkc -Wilayah Administrasi text
n
- pisew Kecamatan (254)
-PISEW
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
shp point - wadmkc -Wilayah Administrasi text
- strategis Kecamatan (254)
-Strategis
Strategis
-Wilayah Administrasi
- wadmkk Kabupaten/Kota 'lenght
polygo
shp - wadmkc -Wilayah Administrasi text
n
- strategis Kecamatan (254)
-Strategis
PEDOMAN PENYUSUNAN
110 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
7) shp tersebut kemudian dipisah per-layer untuk kemudian di export ke dalam zip
dan diunggah ke dalam sistem SPKP sesuai dengan judul pada bab buku pedoman
penyusunan SPKP.
8) Untuk dapat tertampil dalam sistem SPKP peta tersebut harus di verifikasi terlebih
dahulu untuk mengecek kesamaan atribut data dan sistem proyeksi data (word, WGS
1984).
-Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota
-Wilayah Administrasi -'lenght
- wadmkk
Kecamatan text (254)
- wadmkc
Hasil overlay -Kawasan Prioritas
-
dan analisis Kawasan Prioritas Arahan Bab 1 -Numeric
shp polygon kwpriobab1
skoring dalam 1,2,3.. -Kondisi Infrastruktur (float,
-konsisin
GIS Eksisting precision
-kwspriopem
Keciptakaryaan 254,
-skor
-Kawasan Prioritas scale 2)
Pemda
-Skoring
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 111
5) shp tersebut kemudian di export ke dalam zip dan diunggah ke dalam sistem SPKP
sesuai dengan judul pada bab buku pedoman penyusunan SPKP.
6) Untuk dapat tertampil dalam sistem SPKP peta tersebut harus di verifikasi terlebih
dahulu untuk mengecek kesamaan atribut data dan sistem proyeksi data (word, WGS
1984).
Sebelum memasukkan data spasial ke dalam sistem SPKP diperlukan pengolahan secara luring
(offline) yang dapat dilakukan di dalam aplikasi ArcMap dan QGIS.
Pengolahan data yang secara umum dilakukan dengan aplikasi ArcMap adalah Export Data,
Overlay, Clip Data, dan Projection dan Transformation.
Export Data yang dilakukan pada ArcMap fungsinya adalah untuk menyeleksi data shapefile (SHP)
menjadi satu bagian dari beberapa jenis data serta menyeragamkan atribut sesuai standar yang
telah ditentukan. Berikut adalah langkah Export Data hingga kepada penyeragaman atributnya.
a) Klik kanan pada SHP yang masih dalam satu atribut (misal pola ruang). Tujuannya untuk
memisahkan “Permukiman Perdesaan” menjadi SHP sendiri
PEDOMAN PENYUSUNAN
112 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
b) Setelah table terbuka, pilih “Table Option”.
c) Klik “Select By Attributes sebagai proses menyeleksi “Permukiman Perdesaan”
d) Pada jendela “Select by Atributes” akan dimasukkan rumus untuk menyeleksi “Permukiman
Perdesaan” sehingga menjadi SHP sendiri.
• Pada kolom formula kita tidak perlu mengetik untuk melakukan seleksi. Cukup klik pada
jendela yang tersedia.
• Klik 2x pada “Pola Ruang”
• Klik simbol “=“ (sama dengan)
• Klik 2x pada “Permukiman Perdesaan” yang dimunculkan dari menu “Get Unique
Values”.
• Hasilnya adalah (Pola Ruang = Permukiman Perdesaan) yang artinya menyalin SHP
“Permukiman Perdesaan dari SHP Pola Ruang menjadi bagian yang baru dan terpisahkan
sendiri.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 113
d
e) Setelah polygon “Permukiman Perdesaan” terseleksi, maka akan dibuat menjadi 1 SHP
terpisah/ baru. Klik kanan pada SHP “Pola Ruang”, lalu pilih “Selection”
f) Klik “Create Layer From Selected Features”. Berarti membuat layer/SHP baru dari atribut
yang diseleksi.
PEDOMAN PENYUSUNAN
114 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
e
h
i
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 115
2.1.2 Menyamakan Atribut
Penyamaan atribut adalah membuat “field” dalam SHP di ArcMap sesuai dengan standar yang
telah ditentukan. Di sistem Web SPKP telah ditentukan atribut untuk masing-masing SHP seh-
ingga sistem hanya bisa membaca SHP yang atributnya telah sesuai.
a) Penyamaan ‘field” di ArcMap dengan standar yang telah ditentukan.
b) Mengelompokan data SHP yang terdiri dari (cpg, dbf, prj, sbn, sbx, shp, dan shx) dan dibuat
ke dalam bentuk “ZIP”.
PEDOMAN PENYUSUNAN
116 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
2.1.3 Overlay
Overlay secara sederhana adalah menampalkan suatu peta pada peta yang lain beserta atribut-
atributnya dan menghasilkan peta gabungan di antara keduanya yang memiliki informasi atribut
dari kedua peta tersebut. Berikut adalah langkahnya.
a) Pada ArcToolbox di ArcMap, pilih Analysis Tool. Lalu klik Overlay. Pada pengolahan data
peta di SPKP ini yang paling sering digunakan adalah “Spatial Join”.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 117
b) Berikut adalah jendela dari “Spatial Join”
Clip Data adalah analisis yang dilakukan untuk memotong data vektor dan data raster pada
ArcMap.
a) Pada ArcToolbox di ArcMap, pilih Analysis Tool. Lalu klik Extract dan pilih Clip.
b) “Input Feature” adalah jendela untuk SHP yang akan dipotong
c) “Clip Feature” adalah jendela SHP yang digunakan untuk memotong
d) Pilihan lokasi penyimpanan
PEDOMAN PENYUSUNAN
118 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
2.1.5 Projection
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 119
d) Input Dataset adalah SHP yang akan diproyeksikan
e) Pilih Coordinat System untuk memilih kordinat
g h
PEDOMAN PENYUSUNAN
120 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
i. Analisis Skoring
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 121
b) setelah layer dari overlay union selesai kemudian pilih data manajement tools, pilih
fields, dan delete field yang tidak digunakan pada atribut table
c) add field dengan tipe filed dengan tipe fload lalu berikan angka satu untuk lokasi yang
memiliki kriteria pemilihan lokasi yang telah ditentukan sebelumnya
PEDOMAN PENYUSUNAN
122 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
d) kemudian add field baru untuk menentukan kawasan prioritas pengembangan kawasan.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 123
Analisis Penyusunan Peta dalam QGIS
Pengolahan data yang secara umum dilakukan dengan aplikasi QGIS adalah Mengubah
Koordinat Proyeksi dan Tipe Shapefile, Overlay, dan Membuat Atribut Otomatis.
a) Klik kanan pada shapefile (Peruntukan Permukiman), pilih Export kemudian pilih Save
Fearure As
PEDOMAN PENYUSUNAN
124 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
b
2.2.2 Overlay
Sama dengan overlay pada Arcmap, pada QGIS juga bertujuan untuk menghasilkan peta
gabungan di antara 2 SHP/ data yang memiliki informasi atribut. Di bawah ini terdapat 2 atribut
yaitu atribut SHP Permukiman dan atribut SHP Batas Administrasi.
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 125
Untuk menggabungkan kedua SHP tersebut maka dilakukan langkah sebagai berikut.
a) Pada Toolbar, Pilih menu Vector, lalu pilih Geoprocessing Tools dan pilih Intersection
b) Pilih Shapefile sebagai input berdasarkan target feature (misalnya contoh ini hasil yang
diharapkan sesuai bentuk pemukiman)
c) Shapefile dengan informasi lain yang ingin digabungkan
d) Sesuaikan dengan direktori penyimpanan pengguna
e) Klik tombol “run” jika sudah lengkap
PEDOMAN PENYUSUNAN
126 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
2.2.3 Membuat Atribut Otomatis
a) Klik kanan pada layer kemudian pilih “Open Atribute Table”, setelah itu jendela Atribute Table
muncul, klik ikon Toggle Editing
b) Klik ikon “Add Field”
a b
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 127
c) Isi jendela “Add Field” dengan mengetik nama Field, kemudian pilih Type Filed dengan text
dan panjang karakternya adalah 254
d) Kemudian klik OK
e) Setelah klik OK, klik ikon “Field Calculator”
PEDOMAN PENYUSUNAN
128 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
h) Klik ikon Delete Field, untuk menyisakan Field yang sesuai ketentuan atribut peta permukiman
RPIJM
PEDOMAN PENYUSUNAN
STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP) 129
TIM PENYUSUN
Pengarah:
Penyusun:
PEDOMAN PENYUSUNAN
130 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)
PEDOMAN PENYUSUNAN
132 STRATEGI Penyelenggaraan KAWASAN PERMUKIMAN (SPKP)