Bayang-Bayang Pki
Bayang-Bayang Pki
Bayang-Bayang Pki
Pengarang : Tim ISAI (Institut Studi Arus Informasi), cet-I Jakarta 1995
Tulisan ini merupakan penggambaran kembali dari buku asli "bayang-bayang PKI" dengan penulisan yang
pokok dan lebih ringkas pada sub-sub pembahasan tiap bab.
Mayjen soeharto pada akhirnya dilantik oleh Bung Karno sebagai Panglima Operasi Pemulihan
Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Dan bersama jabatan tersebut Soeharto memiliki kontrol atas AD
terutama Staf Umum AD (yang bertugas mengerjakan tugas-tugas Kopkamtib). Dengan mandat itu, Soeharto
bersama staf Kopkamtibnya melakukan "pembersihan" tokoh-tokoh PKI yang disinyalir sebagai pelaku G30S di
tubuh AD. Dan tidak lama kemudian, Soeharto pun dilantik sebagai panglima AD.
Puncaknya adalah dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) 1966 oleh Presiden
Sukarno, yang memerintahkan kepada Panglima AD, Letjen Soeharto untuk "mengambil segala bentuk
tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya Revolusi
serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden (Soekarno)...."
Pada tanggal 12 Maret 1966, Letjen Soeharto mengumumkan pembubaran PKI dan menyatakan
sebagai organisasi terlarang. Kemudian dalam rentang waktu satu minggu setelahnya, atas perintah Soeharto,
lima belas menteri kabinet Dwikora diberhentikan. Dua belas diantaranya, termasuk dua Wakil Perdana
Menteri ; Subandrio (Waperdam I) dan Caherul Saleh (Waperdam III dan Menko Industri Dasar) ditahan
Kopkamtib.
Beberapa pekan kemudian, berlangsung pembersihan lebih lanjut. Menteri yang dipecat makin
bertambah, begitu pula para simpatisan PKI dan Sukarno di birokrasi negara. Sementara itu, lebih tiga ratus
perwira Angkatan Udara ditahan. Penahanan diperluas ke angkatan lain dan angkatan kepolisian. Juni 1966,
MPRS yang telah dibersihkan dari anggota-anggota PKI dan para pendukungnya, serta pendukung soekarno,
bersidang. Hasilnya, MPRS mengesahkan Supersemar sebagai Ketetapan MPRS, dan secara drastis membatasi
kekuasaan Sukarno sebagai Presiden. Setahun kemudian, Maret 1967, MPRS mencabut kekuasaan
pemerintahan dari Sukarno, dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden RI.