Makalah Mikrometer

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MIKROMETER

DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. M. ALFIN AGUS S. (21)

2. M ARIF SAMSUDIN (22)

3. PUJI JALER ANDREANO (30)

4. ROSSYDU ULIN NUHA (35)

5. ROMEO CHARLES ARJUNA (34)

KELAS : X TKR 4

SMK TUNAS HARAPAN PATI


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
MIKROMETER
I. PENDAHULUAN

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas percobaan. Dalam percobaan,
pengukuran merupakan salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan. Mengukur merupakan
sesuatu hal yang penting untuk dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang
sedang dipelajari. Selain dalam proses pembelajaran, pengukuran juga kerap kali dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari.

Pengukuran suatu objek dilakukan menggunakan alat ukur. Setiap alat ukur
mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda. Selain fungsinya yang berbeda-beda,
setiap alat ukur juga mempunyai karakteristik dan sklala yang berbeda- beda, serta cara
penggunaan dan cara membaca skala yang berbeda-beda pula.

Salah satu alat ukur dasar dalam fisika adalah mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup
merupakan alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran
kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, serta berbagai onderdil
kendaraan yang berukuran kecil. Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan
mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer
digunakan juga dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-
blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer sekrup
adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian
mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat
tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang
sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat.

Secara umum, mikrometer sekrup digunakan sebagai alat ukur dalam teknik mesin
elektro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari
kerendahan dan batang-batang slot.Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter
benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.

Mikrometer sekrup terdiri atas rahang utama sebagai skala utama dan rahang putar
sebagai skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala nonius diputar 1
kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. Ketelitian micrometer
sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal
ini dapat diketahui ketika kita memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran
penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skalautama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius
adalah0,5/50mm = 0,01 mm.

B. Fungsi Mikrometer Sekrup

Adapun kegunaan dari mikrometer sekrup adalah sebagai alat ukur panjang dengan
tingkat ketelitian tinggi. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat
digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti
kertas, pisau silet, maupun kawat. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter
benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.

C. Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup


Adapun bagian-bagian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:

1. Bingkai (Frame)

Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak
tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang
mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer
panas dari tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama
sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan
memanjang sebesar 1/100 mm.

1. Landasan (Anvil)

Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan diantara anvil dan spindle.

1. Spindle (gelendong)

Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.

1. Pengunci (lock)

Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.

1. Sleeve

Tempat skala utama.

1. Thimble

Report this ad

Tempat skala nonius berada

1. Ratchet Knob

Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat berada
diantara spindle dan anvil.
Jenis-jenis Mikrometer Sekrup

Adapun macam – macam atau jenis- jenis dari mikrometer sekrup adalah sebagai berikut :

1. Mikrometer luar (Outside micrometer /aka micrometer caliper) digunakan untuk mengukur
diameter kawat, tebal plat, dan tebal batang.

2. Mikrometer dalam (Inside micrometer) digunakan untuk mengukur diameter dari suatu
lubang.

3. Mikrometer kedalaman (Depth micrometer) digunakan untuk mengukur kedalaman dari


suatu lubang.
4. Dual Point Micrometers

Tube Digital Micrometers

1. Dual Point Digital Micrometer


1. Point Micrometers

Outside Digital Micrometers (Type A)

Digital Hub Micrometers


1. Micrometers Heads

Three-point Internal Micrometers

1. Micrometers With Extensions Rod

1. Digital Spline Micrometers


Digital Micrometers Heads

Digital Depth Micrometers

1. Point Type Digital Micrometers

Outside Digital Micrometers (Type B)


Digital Bench Micrometers

1. Digital Ware Micrometers


langkah-langkah menggunakan Mikrometer Sekrup

Adapun langkah – langkah untuk menggunakan mikrometer sekrup adalah :

1. Memutar bidal (pemutar) berlawananarah dengan arah jarum jam sehinggga ruang
antara kedua rahang cukup untuk ditempati benda yang akan diukur.
2. Meletakkan benda diantara kedua rahang, yaitu rahang tetap dan rahang geser.
3. Memutar bidal (pemutar besar) searah jarum jam sehingga benda yang akan diukur
terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser.
4. Memutar pemutar kecil(roda bergerigi) searah jarum jam sehingga skala nonius pada
pemutar besar sudah tidak bergeser lagi.
5. Membaca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius.

Cara Membaca Hasil Pengukuran pada Mikrometer Sekrup

Untuk membaca hasil pengukuran pada mikrometer sekrup dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :

1. Menentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal) dari
rahang geser ( skala utama yang berada tepat di depan/berimpit dengan selubung
silinder luar rahang geser).
2. Menentukan nilai skala nonius yang berimpit dengan garis mendatar pada skala
utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dalam persamaan :

Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius x skala terkecil mikrometer sekrup)

= Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm)

Report this ad

Contoh pembacaan hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup :

Contoh 1
Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm)

 Skala Utama = 3,5 mm


 Skala Nonius x 0,01 mm = 20 x 0,01 mm = 0,20 mm

Jadi hasil pengukuran = 3,5 mm + 0,2 mm = 3,70 mm

Contoh 2

Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm)

 Skala Utama = 6,5 mm


 Skala Nonius x 0,01 mm = 9 x 0,01 mm = 0,09 mm

Jadi hasil pengukuran = 6,5 mm + 0,09 mm = 6,59 mm

D. Skala pada Mikrometer Sekrup

Skala pada mikrometer sekrup ada dua yaitu ;

1. Skala Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak berputar) ditunjuk
oleh bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
2. Skala Nonius (SN), skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus dengan
garis mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm.

E. Prinsip Kerja Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong.
Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Bentuk mikrometer sekrup ditunjukkan pada gambar 1. Alat
ukur ini mempunyai batang pengukur yang terdiri atas skala dalam milimeter, dan juga
sekrup berskala satu putaran sekrup besarnya sama dengan 0.5 mm dan 0.5 mm pada skala
utama dibagi menjadi 100 skala kecil yang terdapat pada sekrup.

Gambar 1.
F. Cara Mengkalibrasi Mikrometer Sekrup

Kalibrasi merupakan prosesverifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.

Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di


dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran.
ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.

Kalibrasi diperlukan untuk:

 Perangkat baru
 Suatu perangkat setiap waktu tertentu
o Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
o Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi
mengubah kalibrasi
o Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

Pada umumnya, kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari
suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam
akurasi tertentu.. Contohnyatermometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau
koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer
tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di
skala.

Di beberapa negara termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar
pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan
bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi
di suatu negara dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat
tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.
Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan “traceable uncertainity” untuk menentukan tingkat
kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisis ketidakpastian. Setelah
digunakan dalam jangka waktu yang lama mikrometer perlu dikalibrasi untuk mendapatkan
tingkat kecermatan sesuai dengan standarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mengkalibrasi mikrometer adalah sebagai berikut :

 Menggerakan silinder putar poros harus dapat berputar dengan baik dan tidak terjadi
goyangan karena ausnya ulir utama.
 Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukkan nol.
 Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).
 Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar
yang benar.
 Bagian – bagian seperti gigigelincir dan pengunci poros ukur harus berfungsi dengan
baik.

Report this ad

Adapun syarat-syarat kalibrasi adalah sebagai berikut :

 Kalibrasi dilakukan dalam suhu 200C±10C dan kelembaban relatif 55 % ± 10 %


 Untuk pemeriksaan digunakanoptical flat atau optical parallel dengan kerataan kurang
dari 0,1 µm.
 Untuk pemeriksaan kesejajaran digunakan optical parallel dengan kerataan kurang
dari 0,1 µm dan kesejajaran kurang dari 0,2 µm, dan gauge block kelas 0 atau kelas 1
(ISO3650) atau yang setara.
 Untuk pengukuran kesalahan penunjukan digunakan balok ukur kelas 0 atau kelas 1
(ISO3650) atau yang setara.

Adapun prosedur-prosedur dalam pengkalibrasian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut :

 Pengukuran kerataan muka mikrometer luar dan mikrometer kepala

1. Meletakkan sebuah optical flat pada permukaan ukur. Kemudian menghitung


banyaknya interferensi merah yang timbul dari cahaya putih pada permukaan kontak
muka ukur. Satu garis merah dapat diasumsikan sama dengan 0,3 µm.
2. Melakukan pemeriksaan kerataan pada kedua muka ukur.

 Pengukuran kesejajaran muka ukur mikrometer luar

1. Menggunakan Optical Parallel


1. Meletakkan sebuah Optical Parallel atau gabungan sebuah balok ukur yang
diapit dua Optical Parallel pada muka ukur tetap sedemikian sehingga pola
interferensi menjadi satu warna saja atau timbul pola kurva tetutup.
2. Memutar ratchet hingga muka ukur spindle merapat pada permukaaan optical
flat.
3. Menghitung banyaknya garis interferensi merah yang timbul dari cahaya puih
pada permukaan kontak muka ukur spindle.
4. Melakukan pemeriksaan di atas sedikitnya pada empat nilai ukur masing-
masing terpaut 104 putaran spindle.
5. Menggunakan balok ukur
1. Meletakkan sebuah balok ukur di tengah kedua muka ukur dan
memutar ratchet dan melakukan pembacaan. Lalu melakukan hal yang
sama dengan posisi balok ukur di empat tepi muka ukur.
2. Menghitung selisih pembacaan yang terbesar.

I. Pelaporan Hasil Pengukuran

Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian tidak ada
pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidak pastian yang berhubungan pada setiap
pengukuran. Maka dari itu, ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk
menyatakan ketepatan atau perkiraan ketidakpastian. Dalam fisika pengukuran dapat berupa
pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang
dilakukan hanya satu kali saja. Sedangkan pengukuran berulang adalah pengukuran yang
dilakukan secara berulang atau berkali-kali pada satu variable, dan memperoleh hasil yang
berbeda-beda dalam setiap pengulangan pengukurannya.

Pengukuran berulang kita lakukan karena untuk sekali pengukuran, hasil ukurnya belum
dapat ditentukan karena setiap pengulangan pengukuran memperoleh hasil yang berbeda.
Pelaporan hasil pengukuran tunggal akan berbeda dengan pengukuran berulang. Berikut
merupakan uraian mengenai pelaporan pengukuran tunggal dan berulang.
1. Pengukuran tunggal

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan sekali percobaan dinyatakan dalam bentuk :

X = X1 + ∆X

Dimana :

X1 = Hasil pengukuran tunggal

∆X = Nilai ketidakpastian

∆X = ½ x skala terkecil

1. Pengukuran Berulang

Hasil pengukuran panjang suatu benda dapat berbeda-beda jika dilakukan berulang-ulang.
Laporan hasil pengukurannya berupa rata-rata nilai hasil pengukuran dengan ketidakpastian
yang sama dengan simpangan bakunya. Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah
benda sebanyak n kali adalah X1, X2, X3, … Xn. Nilai rata-ratanya yaitu :

Dengan n adalah jumlah data yang diukur dan adalah nilai rata-rata hasil pengukuran.
Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut :

Sx =

Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi :

x = ± Sx

Ketidakpastian berulang sering dinyatakan dalam persen atau disebut ketidakpastian relatif.
Secara matematis dituliskan sebagai berikut :

Report this ad

Ketidakpastian relatif = x 100%

Dalam melaporkan hasil pengukuran juga harus menggunakan aturan-aturan angka penting
dan aturan pembulatan. Angka penting merupakan bilangan yang diperoleh dari hasil
pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran. Adapun ketentuan-ketentuan
angka penting adalah sebagai berikut :

1. Angka yang bukan nol adalah angka penting. Misalnya 14569 = 5 angka penting.
2. Angka nol disebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit bukan angka nol. Misalnya
25,00= 2 angka penting, 2500 = 4 angka penting (mengapa? Sebab tidak ada tanda
desimalnya.)
3. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda desimal
bukan angka penting. Misalnya 0,00556 = 3 angka penting, 0,035005= 5 angka
penting (karena angka nol diapit oleh angka bukan nol), 0,00006500 = 4 angka
penting.
4. Angka nol yang berada di antara angka bukan nol termasuk angka penting. Misal :
0,005006 = 4 angka penting
5. Dalam penjumlahan dan pengurangan angka penting, hasil dinyatakan memiliki 1
angka perkiraan dan 1 angka yang meragukan.

Contoh:

I. 25,340 + 5,465 + 0,322 = 31,127 ditulis sebagai 31,127 (5


angka penting)

II. 58,0 + 0,0038 + 0,00001 = 58,00281 ditulis menjadi 58,0

III. 4,20 + 1,6523 + 0,015 = 5,8673 ditulis menjadi 5,87

IV. 415,5 + 3,64 + 0,238 = 419,378 ditulis menjadi 419,4

Pada contoh (I) ditulis tetap karena kesemua unsur memiliki angka yang berada di belakang
tanda desimal jumlahnya sama.
Pada contoh (II) ditulis menjadi 58,0 karena mengikuti angka penting terakhir adalah angka
yang diragukan kepastiannya.
Pada contoh (III) ditulis menjadi 5,87 karena mengikuti aturan angka penting terakhir ialah
angka yang diragukan kepastiannya. Hal yang sama juga ditulis sebagaimana contoh (IV).

1. Dalam perkalian dan pembagian, hasil operasi dinyatakan dalam jumlah angka
penting yang paling sedikit sebagaimana banyaknya angka penting dari bilangan-
bilangan yang dioperasikan. Hasilnya harus dibulatkan hingga jumlah angka penting
sama dengan jumlah angka penting berdasarkan faktor yang paling kecil jumlah
angka pentingnya.
Contoh:

3,25 x 4,005= …

3,25= mengandung 3 angka penting

4,005= mengandung 4 angka penting

Ternyata ada perkecualian sebagaimana contoh berikut yaitu ditulis dalam aturan angka
penting sebanyak 3 angka penting seharusnya menurut angka penting dalam
perkalian/pembagian harus ditulis sebagai 1,1 (dalam 2 angka penting) tetapi perbedaan 1 di
belakang tanda desimal pada angka terakhir 9,3 yakni 9,3 + 0,1 menggambarkan kesalahan
sekitar 1% terhadap hasil pembagian (kesalahan 1% diperoleh dari 0,1:9,3 kemudian dikali
seratus persen). Perbedaan dari penulisan angka penting 1,1 dari 1,1 + 0,1 menghasilkan
kesalahan 10% (didapat dari 0,1 dibagi 1,1 kemudian dikali 100 %). Berdasarkan analisis
tersebut, maka ketepatan penulisan jawaban hasil bagi menjadi 1,1 jauh lebih rendah
dibandingkan dengan menuliskan jawabannya menjadi 1,06. Jawaban yang benar dituliskan
sebagai 1,06 karena perbedaan 1 pada angka terakhir bilangan faktor yang turut dalam unsur
pembagian (9,3) memberi kesalahan relatif sebesar (kira-kira 1%) atau dapat ditulis sebagai
1,06 + 0,01.
Alasan yang serupa juga diberikan pada soalan 0,92 x 1,13 hasilnya ditulis sebagai 1,04
dibandingkan menjadi 1,0396 (yang sudah sangat jelas lebih dari faktor angka penting paling
sedikit yang diproses dalam pembagian tampak jika ditulis 1,039 memiliki 4 angka penting,
jika ditulis 1,0396 memiliki 5 angka penting).

Jika dikalikan, hasilnya diperoleh menjadi 13,01625 maka hasilnya ditulis menjadi 1,30 x 101

1. Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan pada urutan
angka dimaksud. Misal : 1256= 4 angka penting
1256 = 3 angka penting (garis bawah di bawah angka 5) atau
dituliskan seperti 1256 = 3 angka penting (angka 5 dipertebal)

Ada tiga aturan pembulatan :


 Aturan I :
Jika angka dibelakang angka terakhir yang ingin dituliskan kurang dari 5, maka
hilangkan angka tersebut dan semua angka dibelakangnya. Misalnya kita ingin
membulatkan 5,3467 menjadi 1 angka dibelakang koma, karena angka terakhir
setelah angka 3 adalah 4, dan 4 kurang dari 5, maka kita hilangkan seluruh angka
dibelakang 3 tersebut menjadi 5,3.

Contoh :
Bulatkanlah 4,3423 menjadi sampai dua digit di belakang koma
Jawab: :
Hasil pembulatannya 4,34 karena setelah digit kedua bernilai di bawah 5 (yakni 2)

 Aturan II :
Namun jika angka dibelakang angka terakhir yang ingin dituliskan lebih dari 5,
maka tambahkan digit terakhir dengan 1. Misalnya kita ingin membulatkan 5,3867
menjadi 1 angka dibelakang koma, karena angka terakhir setelah angka 3 adalah
8, dan 8 lebih dari 5, maka kita hilangkan seluruh angka dibelakang 3 tersebut
dan tambahkan 3 dengan 1, sehingga 5,4.
 Aturan III :
Jika angka dibelakang angka terakhir yang ingin dituliskan sama dengan 5,
maka jadikanlah digit terakhir menjadi bilangan genap terdekat. Misal jika kita
bulatkan angka 5,3567 menjadi 1 digit di belakang koma maka karena di belakang 3
adalah 5, da 3 adalah bilangan ganjil maka genapkanlah menjadi 4 (bukan 2, karena
4 lebih dekat) menjadi 5,4. Atau apabila kita bulatkan angka 5,6567 menjadi 1
digit di belakang koma maka karena di belakang 6 adalah 5, dan 6 adalah bilangan
genapmaka genapkanlah menjadi 6 (bukan 8 atau 4, karena 6 lebih dekat) menjadi
5,6.

K. Aplikasi Mikrometer Sekrup

Adapun aplikasi mikrometer sekrup dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
Dalam kehidupan sehari-hari, mikrometer sekrup sangat penting. Karena, alat inilah yang
mempunyai tingkat ketelian paling tinggi dalam mengukur panjang. Kerap kali alat ini
digunakan untuk mengukur tebal kertas, diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur
diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.

1. L. Perawatan Mikrometer Sekrup

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam perawatan mikrometer sekrup adalah
sebagai berikut :

 Setelah digunakan permukaanpengukurandanbagian-bagianlainnya dibersihkan


dengan menggunakan bahan anti korosi.Bagian-bagian yang
berulirharusdilumasisecukupnyadenganoli yang berkualitastinggi, misalnyaoli yang
dipergunakanuntuk jam/arloji.
 Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakaina) mikrometer luar harus ditempatkan
dalam sebuah peti kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan
penunjang nya yang khusus (sadle shaped support).
 Tempat penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari langsung dan fluktuasi
temperatur.
 Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak
terjadi lenturan.
III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang yang dapat digunakan
untuk mengukur ketebalan suatu benda.
2. Ketelitian mikrometer sekrup adalah 0,01 mm.
3. Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
4. Bagian bagian mikrometer sekrup antara lain yaitu : bingkai (frame), landasan(anvil),
spindle(gelendong), pengunci (lock), sleeve, thimble, dan ratchet knob yang masing-
masing bagian mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
1. Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada
aplikasi berikut :
1. Mikrometer Luar

 Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok


dan batang-batang.

1. Mikrometer Dalam

 Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.

1. Mikrometer kedalaman

 Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah


dan slot-slot.

1. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur benda yang berukuran milimeter atau
centimeter saja.
2. Dalam kehidupan sehari-hari mikrometer sekrup digunakan mengukur tebal kertas,
diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
3. Pelaporan hasil pengukuran dilaporkan dengan menggunakan aturan angka penting.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli,Douglas C.2001.Fisika.Jakarta Erlangga

Halliday,David dan Robert Resnick.1999.Fisika Edisi 3 . Jakarta : Erlangga

Ishaq, Mohamad.2007.Fisika Dasar Edisi 2.Yogyakarta :Graha Ilmu

Anonim.Mikrometer.http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer/diunduh 10 Maret

2013

Anonim.Mikrometer Sekrup. http ://diksonpondungmikrometersekrup. blogspot.

com/dinduh 9 Maret 2013

Anoim.Penukuran Besaran Panjang.http://fisikasma-online. blogspot. com/2011

/01/pengukuran-besaran-panjang-dengan.html/diunduh pada 8 Maret 2013

Abihamid, Mustofa.Mikrometer Sekrup.http: //mustofaabihamid.blogspot. com

/2011/04/mikrometer-sekrup. html/

Anda mungkin juga menyukai