Tugas Pengukuran Ismail Maulana 220203600004
Tugas Pengukuran Ismail Maulana 220203600004
Tugas Pengukuran Ismail Maulana 220203600004
DISUSUN OLEH :
Ismail Maulana 220203600004
A. JANGKA SORONG
Jangka Sorong Alat ukur panjang yang lebih teliti dari mistar adalah jangka sorong.
Jangka sorong dapat mengukur hingga ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong biasanya digunakan
untuk mengukur diameter suatu benda. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yakni rahang
tetap dan geser (sorong). Skala panjang yang terdapat pad rahang tetap adalah skala utama,
sedangkan skala pendek pada rahang geser adalah skala nonius. Cara membaca nilai skala
nonius jangka sorong sebagai berikut.
Jika jumlah skala nonius adalah 10 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/10 = 0,1 mm
Jika jumlah skala nonius adalah 20 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/20 = 0,05 mm
Jika jumlah skala nonius adalah 50 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/50 = 0,02 mm
Contoh pengukuran menggunakan jangka sorong:
Skala utama: 1,1 cm x 10 = 11 mm
Skala nonius: 0,6 mm x 1 = 0,6 mm
Hasil: 11,6 mm ±0,005 mm
Dalam praktiknya, jangka sorong memiliki fungsi-fungsi yang sangat
membantu manusia untuk mengukur panjang sebuah bentuk benda. Alat ukur ini
diciptakan memang untuk menjawab persoalan- persoalan yang sebelum masih
terpecahkan, seperti bisa mengukur bentuk benda selain dari permukaan datar layaknya
alat ukur panjang menggunakan penggaris. Karena pada faktanya kita juga
membutuhkan alat ukur yang lebih tepat dan akurat. Berikut ini fungsi atau manfaat
jangka sorong yang perlu ketahui:
a) Berfungsi mengukur kedalaman celah atau lubang suatu bentuk benda
dengan cara
menancapkan atau menusukan bagian alat ukur
b) Berfungsi mengukur ketebalan suatu bentuk benda
c) Berfungsi mengukur diameter dalam bentuk benda menggunakan rahang
tetap dan rahang geser atas
d) Berfungsi mengukur kedalaman suatu bentuk benda menggunakan tangkai
ukur bagian bawah, misalnya kedalaman tabung, lubang kecil, atau
perbedaan tinggi yang relatif kecil.
B. MIKROMETER
Mikrometer adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur panjang atau
jarak dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Alat ini juga dikenal sebagai sekrup mikrometer
atau micrometer screw gauge. Mikrometer digunakan untuk mengukur benda-benda kecil,
seperti diameter kawat, ketebalan lembaran logam, atau panjang suatu objek dengan akurasi
yang jauh lebih tinggi daripada penggaris atau jangka sorong biasa.
Prinsip kerja mikrometer:
Mikrometer bekerja berdasarkan prinsip sekrup. Mikrometer memiliki dua
komponen utama: kerucut pengukur yang memiliki pembagian skala dan batang
sekrup. Ketika Anda memasukkan objek yang ingin diukur antara kerucut pengukur
dan batang sekrup, Anda memutar batang sekrup. Ketika batang sekrup diputar, kerucut
pengukur akan bergerak maju atau mundur, dan pengukuran akurat dapat dibaca dari
skala yang ada pada kerucut pengukur.
Fungsi mikrometer:
1. Pengukuran akurat: Mikrometer digunakan untuk mengukur panjang atau
diameter dengan tingkat akurasi yang tinggi, seringkali hingga satu
mikrometer (0,001 milimeter) atau lebih tepat.
2. Ketelitian: Mikrometer ideal untuk mengukur benda-benda kecil atau
bagian-bagian yang memerlukan ketelitian tinggi, seperti dalam bidang
manufaktur, mikroskopi, atau metrologi.
Kelebihan mikrometer:
1.Tingkat ketelitian tinggi: Salah satu kelebihan utama mikrometer adalah
tingkat ketelitian yang tinggi dalam pengukuran panjang atau diameter.
2.Stabilitas: Mikrometer cenderung lebih stabil dan konsisten daripada alat
pengukur konvensional lainnya.
Kekurangan mikrometer
a. Harga: Mikrometer yang berkualitas tinggi dapat menjadi mahal, terutama
jika Anda membutuhkan yang sangat akurat.
b. Pelatihan: Penggunaan mikrometer yang benar memerlukan pelatihan dan
pengalaman, sehingga orang yang tidak terlatih mungkin mengalami
kesulitan dalam menggunakannya.
Penggunaan mikrometer memerlukan kehati-hatian dan ketelitian agar hasil
pengukuran akurat. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, mikrometer tetap
menjadi alat yang sangat berharga dalam pengukuran presisi.
C. DIAL IDIKATOR
Dial indicator sangat berguna dalam industri otomotif, termasuk dalam
perawatan dan perbaikan mobil. Alat ini dapat membantu memeriksa kerusakan atau
keausan pada bagian-bagian mobil yang sulit dijangkau atau tidak terlihat secara
langsung.
Salah satu fungsi dial indicator pada mobil adalah untuk mengukur keausan
pada rem atau piringan rem. Dengan menggunakan dial indicator, mekanik dapat
mengukur ketebalan piringan rem dan menentukan apakah harus diganti atau tidak.
Selain itu, dial indicator juga dapat membantu mengecek kerataan permukaan piringan
rem yang dapat memengaruhi performa pengereman mobil.
Dial indicator juga dapat digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan cat pada
bodi mobil. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah cat perlu di-repaint atau tidak,
serta untuk memastikan ketebalan cat yang sama pada setiap bagian mobil.
Selain itu, dial indicator juga dapat membantu memeriksa kerusakan pada
suspensi atau sistem kemudi mobil. Mekanik dapat menggunakan alat ini untuk
mengukur perbedaan ketinggian pada roda mobil atau memeriksa kerataan roda,
sehingga dapat menentukan apakah mobil perlu dilakukan penyetelan atau perbaikan
pada sistem suspensi atau kemudi.
Dengan demikian, dial indicator merupakan alat yang sangat berguna dalam
industri otomotif, terutama dalam memeriksa kerusakan atau keausan pada bagian-
bagian mobil yang sulit dijangkau atau tidak terlihat secara langsung.
Bagian Bagian Dial indicator
1. Jarum (pointer): Bagian ini berfungsi sebagai indikator hasil pengukuran
pada skala dial. Jarum biasanya terbuat dari logam atau plastik dan dapat
bergerak pada bidang yang sama dengan roda pengukur.
2. Skala (dial face): Bagian ini terdiri dari serangkaian angka dan tanda-tanda
pada permukaan dial indicator. Skala digunakan untuk membaca hasil
pengukuran dari jarum yang menunjuk pada angka-angka yang tercetak pada
dial.
3. Rangka (frame): Bagian ini merupakan kerangka dari dial indicator yang
berfungsi untuk menjaga kestabilan dan keseimbangan selama pengukuran.
Rangka juga terhubung dengan roda pengukur dan jarum.
4. Mekanisme penjepit (clamping mechanism): Bagian ini memungkinkan dial
indicator untuk dijepit pada permukaan yang akan diukur. Mekanisme ini
terdiri dari klem atau sekrup yang dapat diatur untuk menjepit dial indicator
pada objek yang akan diukur.
5. Roda pengukur (measuring wheel): Bagian ini merupakan roda bergerigi
yang terhubung dengan jarum pada dial indicator. Ketika roda pengukur
bergerak, jarum juga akan bergerak dan menunjukkan hasil pengukuran pada
skala dial.
Berikut ini adalah cara membaca dial indikator
1. Pastikan dial indicator telah diatur pada nol. Jika belum, putar roda pengukur
pada dial indicator hingga jarum menunjukkan angka 0 pada skala dial.
2. Tempatkan dial indicator pada permukaan yang akan diukur. Pastikan jarum
dial indicator berada di atas titik pusat permukaan yang akan diukur.
3. Putar roda pengukur dial indicator secara perlahan hingga jarum bergerak.
Jika jarum bergerak ke arah kiri dari angka 0, maka nilai pengukuran akan
negatif (-), sedangkan jika jarum bergerak ke arah kanan dari angka 0, maka
nilai pengukuran akan positif (+).
4. Baca angka pada skala dial pada posisi jarum yang menunjukkan hasil
pengukuran. Misalnya, jika jarum menunjukkan angka 0,3 pada skala dial,
maka hasil pengukuran adalah 0,3 satuan yang digunakan pada skala dial
(biasanya mm atau inchi).
5. Catat hasil pengukuran pada lembar kerja atau catatan pengukuran yang
digunakan untuk referensi selanjutnya.
D. CYLINDER GAUGE
Cylinder Bore Gauge merupakan alat ukur mekanik yang berfungsi untuk mengukur
diameter dan juga mengetahui keausan bagian dalam dari sebuah benda kerja.
Fungsi Cylinder Bore Gauge di bidang otomotif yaitu biasa digunakan untuk mengukur
diameter dalam dari silinder mesin.
Bagian-bagian pada Cylinder Bore Gauge
Multimeter digital adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran seperti
tegangan, arus, dan hambatan dalam rangkaian listrik. Selain itu, juga sebagai alat uji
elektronik yang mengukur tegangan AC/DC dengan memberikan pembacaan dalam
mode numerik digital. Multimeter memiliki ukuran kecil, ringan, dan juga
menggunakan baterai.
Multimeter digital ini memiliki akurasi yang tinggi dengan kegunaan yang lebih
banyak. Multimeter ini biasa dipakai pada penelitian atau pekerjaan mengukur
kecermatan tinggi. Namun kekurangannya adalah sulit memonitor tegangan yang tidak
stabil.
Fungsi Multimeter Digital
1. Mengukur Arus Listrik
Fungsi utama dari multimeter adalah untuk mengukur arus listrik. Multimeter bisa
mengukur dua jenis arus listrik, yaitu arus listrik DC (arus searah) dan arus listrik AC
(arus bolak-balik). Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengurangi risiko
kerusakan pada komponen elektronik.
2. Mengukur Tegangan Listrik
Multimeter juga bisa digunakan sebagai alat ukur tegangan atau voltase pada komponen
listrik. Batas maksimum pengukuran digunakan sebagai batasan agar saat mengukur
suatu komponen, nilai tegangannya tidak melebihi kemampuan batas ukur.
3. Mengukur Hambatan Listrik
Multimeter ini juga mampu mengukur suatu resistansi atau hambatan dari resistor.
4. Mengukur Nilai Kapasitansi
Multimeter bisa digunakan untuk mengukur kapasitansi suatu kapasitor. Namun, ada
batasan maksimum dalam mengukur kapasitansi. Pastikan kapasitor yang akan diukur
tidak melebihi batas maksimum pada multimeter.
5. Mengukur Frekuensi Sinyal
Multimeter bisa digunakan untuk mengukur frekuensi sinyal pada komponen elektronik
agar bisa mengetahui nilai frekuensinya dengan akurat.
Cara Penggunaan
1. Saat memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol
apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putar penala mekanik apabila jarum
belum tepat pada angka nol (0).
2. Putar saklar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC
mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan
AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3. Saat mengukur tahanan (resistor), saklar pemilih diarahkan ke skala ohm dan
nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif.
4. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
Kemudian sambungkan penjolok warna merah ke positif dan penjolok warna
hitam ke negatif.
5. Saat pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. JANGKA SORONG
1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Alat
Jangka sorong
2. Bahan
Poros distributor
3. Cara Kerja
Prosedur Kerja pada Tahap ini adalah:
1. Pipa besi diletakkan secara melintang di atas meja kerja.
2. Pastikan jangka sorong dan poros distributor yang akan di ukur dalam
keadaan bersih.
3. Pastikan skala nonius pada jangka sorong bertemu tepat dengan angka 0
pada skala utama.
4. Longgarkan baut pengunci, kemudian geser dan masukan rahang pengukur
diameter bagian luar ke bagian luar poros distributor lalu pastikan posisi
jangka sorong dalam keadaaan lurus dan tidak miring.
5. Kunci baut pengunci jika rahang pengukur bagian luar sudah mengukur
dalam posisi yang tepat dan lalu lepas jangka sorong dari komponen yang
di ukur.
6. Kemudian membaca angka skala pada skala utama yang berada di sebelah
kiri dari angka 0 skala nonius. Lalu dilihat garis skala nonius keberapa yang
terhimpit (sejajar) dengan garis skala utama.
Keterangan;
Mengukuran pipa kecil
Hasil Pengukuran 71,75 mm
B. MIKROMETER
A. ALAT UKUR MIKROMETER
1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Alat
- Jangka sorong
- Bahan
- Tensioner
2. Cara Kerja
Mengukur ketebalan atau diameter luar menggunakan mikrometer adalah prosedur
yang memerlukan presisi dan hati-hati. Berikut adalah langkah-langkah umum yang
harus Anda ikuti untuk mengukur dengan mikrometer:
a. Persiapkan Alat:
• Pastikan mikrometer dalam keadaan baik dan terkalibrasi dengan benar
• Pastikan objek yang akan Anda ukur dalam keadaan bersih dan bebas dari kotoran
atau debris.
b. Atur Nol Mikrometer:
• Pastikan bahwa bagian anvilknya (bagian datar yang bersentuhan langsung dengan
objek yang diukur) dan bahagian spindlenya (bagian yang bergerak) bersih.
• Tempatkan objek yang akan diukur di antara dua bagian tersebut.
• Putar baut penguncinya secara ringan untuk menekan objek di antara anvil dan
spindle.
• Pastikan mikrometer dalam keadaan nol atau "0". Anda dapat menggunakan tombol
nol atau mengatur skala nol pada mikrometer jika diperlukan.
c. Lakukan Pengukuran:
• Putar baut penguncinya secara perlahan hingga objek terjepit di antara anvil dan
spindle. Pastikan baut penguncinya cukup ketat, tetapi jangan terlalu berlebihan
sehingga merusak objek yang diukur.
• Baca skala pada mikrometer. Mikrometer biasanya memiliki dua jenis skala, yaitu
skala utama dan vernier scale. Skala utama akan memberikan bacaan utama dalam
satuan seperti milimeter (mm) atau inchi (in), sedangkan vernier scale memberikan
bacaan yang lebih presisi.
• Untuk membaca bacaan vernier scale, perhatikan garis vertikal pada vernier scale
yang paling cocok dengan garis vertikal pada skala utama.
• Hasil pengukuran adalah gabungan dari bacaan utama dan vernier scale.
d. Catat Hasil:
• Catat hasil pengukuran sesuai dengan satuan yang digunakan pada mikrometer,
misalnya, dalam milimeter atau inchi.
e. Periksa Presisi dan Repeatabilitas:
• Untuk memastikan keakuratan pengukuran, Anda dapat mengulangi pengukuran
beberapa kali. Jika hasil pengukuran konsisten, itu menunjukkan keakuratan yang
baik.
f. Periksa dan Bersihkan Alat:
• Setelah selesai mengukur, pastikan Anda membersihkan mikrometer dari debu atau
kotoran yang mungkin menempel padanya. Tempatkan mikrometer kembali pada
posisi nol.
Keterangan
Hasil Pengukuran Baut
= 3,25 mm
C. SILINDER BOARD GEAUGE
1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Alat
- Silinder board geauge
- Bahan
- Lubang piston
2. Cara mengukur
1. Persiapkan Alat dan Benda Kerja:
Pastikan alat ukur silinder bore gauge dalam kondisi baik dan bersih.
Bersihkan lubang piston dan area sekitarnya agar tidak ada kotoran yang dapat
memengaruhi pengukuran.
2. Atur Alat Ukur:
Tentukan ukuran yang diinginkan pada bore gauge sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan atau disyaratkan.
Pastikan bahwa kait atau probe pada bore gauge dapat masuk ke dalam lubang
piston dengan mudah.
3. Masukkan Bore Gauge ke Lubang Piston:
Masukkan ujung bore gauge ke dalam lubang piston secara hati-hati. Pastikan
bahwa bore gauge dapat masuk dengan leluasa tanpa hambatan.
Pasang dan Sesuaikan Tegangan:
Pastikan bahwa bore gauge terpasang dengan tegangan yang benar. Tegangan
yang tidak sesuai dapat menghasilkan pengukuran yang tidak akurat. Beberapa
bore gauge mungkin memiliki mekanisme pengencangan yang memungkinkan
penyesuaian tegangan.
4. Ambil Pengukuran:
Ambil beberapa pengukuran pada berbagai titik di sepanjang lubang piston.
Pastikan untuk mencatat hasil pengukuran pada setiap titik.
5. Periksa Konsistensi:
Periksa konsistensi hasil pengukuran. Jika terdapat perbedaan signifikan di
antara beberapa titik, mungkin ada masalah dengan bentuk lubang piston atau
silinder.
6. Catat dan Evaluasi Hasil:
Catat hasil pengukuran dan bandingkan dengan spesifikasi yang diinginkan atau
yang diizinkan. Periksa apakah lubang piston memenuhi standar atau
memerlukan perbaikan atau penggantian.
7. Lakukan Perbaikan atau Pemeliharaan Jika Diperlukan:
Jika hasil pengukuran tidak memenuhi standar atau terdapat ketidaksesuaian,
pertimbangkan untuk melakukan perbaikan atau pemeliharaan pada lubang
piston atau silinder.
Keterangan
Hasil pengukuran Lubang Piston
= 0,15 mm
D. MULTIMETER
1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Alat
- Multimeter
- Bahan
- Multimeter
2. Cara mengukur
1.Persiapkan Multimeter:
Pastikan multimeter dalam kondisi baik dan baterai multimeter sudah terisi.
Pilih mode pengukuran volt (V) pada multimeter. Biasanya, terdapat rentang
pengukuran volt yang dapat Anda pilih, misalnya, 20V atau 12V, tergantung pada
model multimeter Anda.
2. Hubungkan Probe:
Hubungkan probe merah multimeter ke terminal positif aki (biasanya berwarna
merah).
Hubungkan probe hitam multimeter ke terminal negatif aki (biasanya berwarna
hitam).
3. Baca Tegangan Aki:
Nyalakan multimeter dan baca hasil pengukuran tegangan pada layar multimeter.
Tegangan aki biasanya harus berada dalam rentang tertentu, tergantung pada jenis
kendaraan atau perangkat yang Anda miliki. Sebagai contoh, aki kendaraan
bermotor umumnya memiliki tegangan sekitar 12V.
4. Evaluasi Tegangan:
Jika tegangan aki berada di atas batas minimum yang disarankan, aki kemungkinan
masih dalam kondisi baik. Jika tegangan di bawah batas minimum, aki mungkin
memerlukan pengisian atau penggantian.
5. Perhatikan Indikator Kesehatan Aki:
Beberapa multimeter memiliki indikator atau mode khusus yang dapat memberikan
informasi tentang kesehatan aki. Periksa petunjuk penggunaan multimeter Anda
untuk mengetahui fitur-fitur khusus ini.
6. terhadap Polaritas:
Pastikan untuk selalu menghubungkan probe merah ke terminal positif dan probe
hitam ke terminal negatif. Memasang probe dengan polaritas yang salah dapat
merusak multimeter atau memberikan hasil pengukuran yang tidak akurat.
7. Pemeliharaan Keselamatan:
Selalu ikuti prosedur keselamatan yang sesuai saat bekerja dengan alat listrik.
Pastikan untuk memahami batas-batas tegangan yang dapat diukur oleh multimeter
dan hindari sentuhan dengan terminal aki.
Keterangan
Hasil pengukuran Batteray Aki
= 10,14 Volt