Motivasi Islam Terhadap IPTEK
Motivasi Islam Terhadap IPTEK
Motivasi Islam Terhadap IPTEK
Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an banyak terkandung
teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat, memandang, berfikir, serta mencermati
fenomena-fenomena alam semesta ciptaan Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan
dikembangkan.
Al-Quran memuat perintah agar manusia melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan
metode, mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh
jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu.
Sebagaimana firman Allah berikut ini: ( Yunus ayat 101)
Dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang memberikan motivasi agar manusia menggunakan akal
fikiran untuk membaca dan mengamati fenomena-fenomena alam semesta.
Beberapa ayat Al Quran menyatakan ramalannya kejadian pada masa yang akan datang
baik masa yang jauh maupun masa yang dekat, yang sebagian merupakan mata rantai
sebab akibat (kausalitas). Oleh sebab itu jika sebab ini merupakan data-data yang dapat
dirunut oleh manusia secara komprehensip, maka akibat yang ditimbulkan kelak akan
dapat diketahui sebelum terjadi dengan intensitas keyakinan yang cukup tinggi.
َ َ َْ ْ َ َ َ
ِّ ََ ت ب َما َو ْال َب ْحر ْا َ
لبّ ِف الف َساد ظ َه َر الناس أ ْيدي كسب
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan
tangan manusia...” (QS. Ar Rum: 41)
َ ْ ل إل ُس ْن ُبله ف َف َذ ُر ْو ُه َح َص ْد ُت ْم َف َما َد َأ َبا سن
َ ي َس ْب َع َت ْز َر ُع ْو َن َق َ ْ ا َ ْ ُُ َْ ُ َْ ْ َ َ
ال ِ ي لق امم ن و ل ك أت (47) م ث شداد َس ْبع ذلك َب ْعد من يأ ِت
َْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ ْ ا َ ُ ُ
( ت ْحصن ْون مما قليل إل لهن قدمتم ما يأ كلن48)
Artinya: "Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana
biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk
kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit
dari (bibit gandum) yang kamu simpan. (QS. Yusuf: 47-48)
Artinya: Hai sekumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan (sulthon). (QS. Ar Rahman: 33)
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami
tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (QS. As Syu’ara: 7)
Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi modern atau ilmu
pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia genius, profesional,
dan konstruktif serta aspiratif terhadap permaslahan yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari.
Alam semesta ini membentuk struktur yang sangat teratur, dan bergerak dengan teratur.
Keteraturan gerak alam semesta ini lebih memudahkan manusia untuk menyederhanakan
fenomena-fenomena yang terkait ke dalam bahasa ilmu pengetahuan (matematika, fisika,
kimia biologi dan lain-lain). Sehingga manusia dapat menjadi operator yang mampu
mewakili peristiwa yang terjadi di alam semesta. Untuk meraih teknologi tinggi tidak perlu
merasa tidak mampu, dengan semangat tinggi dan tidak menganggap bahwa high tech
merupakan sesuatu yang mustahil untuk dicapai, maka high tech akan dapat diraih.
Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan)
yang kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya) karena air itu tanam-
tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga
apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya dan
pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah
kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya)
laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (kami) kepada orang-orang
berfikir. (QS. Yunus: 24)
Pada teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil teknologi pada
saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil teknologi namun jika diniatkan untuk
membuat kerusakan sesama manusia, menghancurkan lingkungan sangat dilarang di
dalam Islam. Jadi teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai, demikian pula
penyalahgunaan teknologi merupakan perbuatan zalim yang tidak disukai Allah SWT.
Perhatikan FirmanNya:
َ َ ََ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ُّ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ
للا آتاك ف ْي َما َو ْابتغ س َول اآلخ َرة الداراأل ْرض ِف الفساد تبغ ول إليك للا أحسن كما وأحسن الدنيا من نصيبك تن
للا إنَ ب َل ُّ ْال ُم ْفسد ْي َن ُيح
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash: 77)
eutamaan orang ‘alim (ilmuwan) dibanding lainnya diperkuat oleh hadist Nabi dari Mu’adz;
ُ
” فضل ”الكواكب سائر عىل البدر ليلة القمر كفضل العابد عىل العالم
“Keutamaan orang ‘alim atas hamba (lainnya) adalah seperti kelebihan bulan purnama atas
bintang-bintang” H.R Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i , dan Ibn hibban.
“ Tiga golongan orang yang ditolong di hari kiamat; yaitu para Nabi kemudian ‘Ulama
kemudian syuhada”. (Ihya’: 17)
Penjelasan al Quran , Hadist maupun fakta di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa
kedudukan ilmu dan ilmuwan begitu tinggi dan mulya di hadapan Alloh dan hamba-
hambaNya. Jika umat Islam menyadari dan memegang teguh ajaran agamanya untuk
menjunjung tingi ilmu pengetahuan , maka pasti dapat di raih kembali puncak kejayaan
Islam sebagaimana catatan sejarah di abad awal Hijrah hingga abad ke dua belas Hijrah,
dimana umat dan Negara- negara Islam menjadi pusat peradaban dunia.
Dalam ajaran islam sangat menghargai manusia berilmu sebagaimana Alquran itu telah
menjelaskan Surah Al Mujaadilah Ayat 11 bahwa : Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
sedangkan dalam pembahasan Alquran sering menggunakan perumpamaan ini adalah salah
satu tanda bahwa Allah menginginkan hambanya untuk berfikit sebagaimana dalam Alquran
Surah Al ‘Ankabuut Ayat 43 : Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk
manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qur’an Al mujadalah 11)
2. Berpihak pada kebenaran (QS 5/100). Seorang muslim sangat menyadari bahwa ilmu yang
bermanfaat yang didapatnya itu kesemuanya dari sisi Allah SWT. Allah-lah yang telah
mengajarinya dan membuatnya bisa mengenal alam semesta ini. Sehingga sebagai
konsekuensinya, maka ia haruslah berpihak kepada kebenaran yang telah diturunkan Allah
SWT, tidak peduli ia harus berhadapan dengan para oportunis, dan tidak peduli walaupun
yang berpihak kepada kebenaran itu sangat sedikit. Karena ia tahu bahwa saat menghadap
Allah SWT kelak, masing2 akan mempertanggungjawab kan perbuatannya sendiri2 dan Allah
SWT tidak akan menyia2-kan setiap perbuatan walaupun kecil (QS 99/7-8).
3. Kritis dalam belajar (QS 39/18). Setiap muslim mengetahui bahwa kebenaran yang
terkandung dalam ilmu pengetahuan yang dipelajarinya bersifat relatif dan tidak tetap.
Sehingga ia selalu berusaha bersifat kritis dan tidak menelan bulat2 apa yang dipelajarinya
dari berbagai ilmu pengetahuan modern tanpa melakukan suatu pengujian dan eksperimen.
Bisa saja suatu saat nanti teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena
kebenaran teori bersifat akumulatif, sehingga dengan semakin berlalunya waktu maka akan
semakin mengalami penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur’an yang
bersifat absolut karena ia diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui akan kebenaran.
4. Menyampaikan ilmu (QS 14/52). Sifat kaum muslimin yang keempat adalah berusaha
mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya dengan berusaha menyampaikannya sedapat
mungkin kepada orang lain. Karena pahala ilmu yang telah dipelajari akan menjadi suatu
amal yang tidak pernah putus walaupun ia telah tiada, jika telah menjadi suatu ilmu yang
bermanfaat.
5. Sangat takut pd Allah SWT (QS 65/10). Sifat yang kelima dari seorang ilmuwan muslim
adalah bahwa dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan yang didapatnya maka ia
merasa semakin takut kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena dengan semakin
banyaknya ilmunya, maka semakin banyak rahasia alam semesta ini yang diketahuinya dan
semakin yakinlah ia akan kebenaran firman Allah SWT dalam kitab-Nya. Bukan sebaliknya,
semakin pandai maka semakin jauh ia kepada Allah SWT.
6. Bangun diwaktu malam (QS 39/9). Ciri seorang ilmuwan muslim yang keenam sebagai
konsekuensi dari ciri kelima diatas adalah bahwa dengan semakin yakinnya ia kepada
penciptanya maka akan semakin banyak ia beribadah kepada-Nya dan sebaik2 ibadah
adalah ibadah yang dilakukan diwaktu malam (QS 32/16).
Cara Menciptakan Ilmuan yang memiliki INtergritas antara Iman, Ilmu, dan Amal
Keutuhan ketiga aspek tersebut dalam pribadi Muslim sekaligus merealisasikan tujuan Islam
sebagai agama pembawa kedamaian, ketentraman dan keselamatan. Sebaliknya pengabaian
salah satu aspek akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran
Agama (Iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk mengamalkan
Ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan ilmu dan teknologi akan
selalu dapat dikontrol beradapada jalur yang benar. Sebaliknya, tampa dasar keimanan ilmu
dan teknologi dapat disalahgunakan sehingga mengakibatkan kehancuran orang lain dan
lingkungan.
Dalam surah ke-51 ayat 56 dijelaskan bahwa Allah swt menciptakan anusia dan jin semata-mata
hanya untuk beribadah kepadaNya. Dengan kata lain, menjadi seseorang yang intelek karena Allah
swt merupakan pengamalan ayat tersebut. Menurut Prof. Quraish Shihab seorang ilmuwan muslin
adalah seseorang yang senantiasa mengingat Allah SWT dengan berdzikir. Seseorang yang
memikirkan, memperhatikan, dan memahami fenomenal alam sehingga dapat memperoleh
manfaatnya. Serta, seseorang yang berusaha dan berkreasi dalam bentuk nyata. Dari penuturan
beliau terlihat bahwa adanya keseimbangan antara seseorang berilmu dengan beriman.
Dalam surah Ibrahim ayat 24 dan 25 dijelaskan bahwa keutuhan antara iman, ilmu dan akhlak
dianalogikan bagaikan pohon yang sangat baik. Apabila manusia dapat menyeimbangkan iman
dan ilmu serta amal. Maka manusia tersebut telah menjadi pribadi yang baik pula.
Banyak sekali keuntungan menjadi seseorang yang memiliki integritas antara iman, ilmu dan amal.
Kita dapat memegang kewajiban dunia dan akhirat dalam satu genggaman. Bagaimana caranya?
Tergantung pada niat dan keikhlasan diri kita dalam belajar sehingga dapat menghasilkan amal
yang dapat berguna nantinya. Sebuah kutipan berisi “ iman seseorang mempengaruhi
perkembangan lapangan akhlak dan rohani, sedangkan ilmu seseorang mempe-ngaruhi
perkembangan lapangan jasmani dan intelektual.”
Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta dengan penuh
ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul kita
harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan
Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama (Islam). Iman dan ilmu
merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih
mantap, sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontroldari sifat sombongdan
menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat kerusakan. Kebodohan
adalah salah satufaktor yang meghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh
sesuatu yakni iman dan ilmu agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugrahi Allah SWT. Akal ini digunakan untuk mendidik
dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar.
Beriman dan berilmu, dua kondisi yang harus bersatu. Tidak boleh hanya beriman atau berilmu saja.
Sebab, jika manusai hanya beriman tanpa ilmu, maka manusia tidak akan tahu bagaimana
memakmurkan bumi. Jika tidak memiliki ilmu, maka tidak akan ada peradabanseperti yang sudah
tercapai saat ini. Demikian juga sebaliknya jika berilmu saja tanpa beriman, maka kerika manusiasudah
mencapai tingkat peradaban dan kemajuan teknologi yang tinggi , maka manusia akan cenderung
melakukan kerusakan . kehancuran terjadi dimana-mana, peperangan yang terus memakan korban
setiap waktu, kejahatan diberbagai kehidupan. Diberbagai instansi korupsi menjadisemakin banyak dan
berkembang sangat subur, padahal para pelakunya adalah orang-orang yang memiliki ilmu dan
berpendidikan yang tinggi. Itu terjadi karena mereka hanyan memiliki ilmu saja tanpa memeiliki
keimanan dalam dirinya . dengan demikian, maka keberadaan iman dan ilmu dalam diri manusia adalah
kewajiban
Allah SWT menggandengkan antara kedua kata ini, yaitu iman dan ilmu karena kedua kata
tersebut memiliki hubungan satu sam lain yang sangat erat, dimana jika seseorang bertambah ilmunya
maka semestinya bertambah jugalah imannya
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu
keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari
sifat sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat kerusakan.
Menurut Nurcholis Madjid antara iman dan ilmu dalam Islam tak bisa dipisahkan. Menurutnya,
ilmu adalah hasil pelaksanaan perintah Tuhan untuk memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-
Nya. Ibnu Rusyd menerangkan bahwa antara iman dan ilmu tidak terpisahkan, meskipun dapat
dibedakan. Tidak dapat dipisahkan dalam arti iman semestinya menghasilkan ilmu dan ia berfungsi
membimbing ilmu dengan pertimbangan moral dan etis dalam penggunaannya. Ilmu berbeda dari iman
karena ilmu berdasar pada observasi terhadap alam dan disususn melalui proses penalaran rasional atau
berpikir sedangkan iman bersandar pada sikap pembenaran berita yang dibawah oleh Nabi. Kata ilmu
seakar kata dengan kata ‘alam (bendera atau lambang), alamah (alamat/pertanda) dan alam (jagad
raya). Tiga kata ini, alam, alamah, dan ‘alam harus diketahui (dima’lumi), yakni menjadi objek
pengetahuan. Jagad raya disebut swbagai alam karena fungsinya sebagai tanda kebesaran sang maha
pencipta.
Kita sama-sama tahu bahwa di jaman sekarang ini, iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) berkembang
begitu pesat. Hampir di seluruh aspek kehidupan, tak dapat dielakkan iptek begitu menguasai kehidupan
manusia. Sebagai pemuda kita tidak harus menghindari perkembangan ini. Tapi kita dituntut untuk
mampu mengikuti serta menyikapinya dengan baik. Satu-satunya cara yang dapat kita lakukan yaitu
dengan imtaq (iman dan taqwa). Dengan iman dan taqwa kita mampu membentengi diri kita dari segala
pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hakikat semakin berkembangnya iptek karena tuntutan kebutuhan manusia yang semakin bertambah.
Dengan adanya iptek diharapkan dapat membantu mempermudah manusia untuk melakukan
aktivitasnya sehari-hari. Namun, ironisnya iptek yang semakin berkembang ini justru menimbulkan
dampak buruk bagi manusia. Iptek sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab. Mereka menggunakan iptek untuk melakukan kejahatan dan maksiat. Sebagai
pemuda kita seharusnya prihatin dengan hal itu. Kita prihatin akan masa depan kita yang akan hancur
dengan iptek.
Dengan iptek kita dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk meningkatkan iman dan taqwa. Banyak
sekali teknologi yang menawarkan kemudahan kita untuk berdakwah. Misalnya saja internet. Kita dapat
memanfaatkannya untuk berdakwah. Karena internet adalah media yang paling berpengaruh pada
kehidupan manusia, di lingkunhgan peniddikan. Hampir setiap hari kita berhubungan dengan internet,
mulai dari membuat tugas sampa sekedar hanya untuk searching dan chatting. Internet menawarkan
banyak sekali pengetahuan, hampir segala informasi ada di dalamnya. Sekarang tinggal dari diri kita
masing-masing, apakah kita mampu memanfaatkannya dengan baik? Atau justru kita salah
menggunakannya. Banyak sekali terjadi kasus kejahatan serta perusakan moral yang terjadi dengan
adanya internet. Seperti kasus pencurian, penculikan, porngrafi, pornoaksi, penipuan dan lain
sebagainya.
Dengan iman dan taqwa yang kita milki diharapkan hal-hal tersebut dapat dihindari. Kita terus
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Berpegang pada tali agama Allah. Karena hanya dengan
begitu hidup kita akan tertuntun ke jalan yang lurus, jalan yang di ridhoi Allah. Akhirnya kita pun mampu
menyikapi pengaruh perkembangan iptek yang semakin cepat. Dan selamatlah kita dunia dan akhirat.
https://www.scribd.com/doc/243037308/Dampak-Positif-Negatif-Iptek-Dalam-Islam
AL-Quran Sumber Inspirasi Untuk Menemukan Ilmu yang Amaliyah dan Akal yang Ilmiah
Ilmu Amaliah terdiri dari dua kata. Ilmu berarti suatu landasan, pedoman, atau cara. Dalam kamus KBBI,
ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yg disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yg dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Sedangkan amaliah itu berhubungan dengan pengamalan, tindakan. Jadi Ilmu amaliah dapat diartikan
ilmu yang diamalkan. Setiap pengetahuan yang baik harus diamalkan, seperti pepatah arab “Al-'ilmu
bilaa 'amalin, kasy-syajari bilaa tsamar", yang artinya Ilmu yang tidak diamalkan bagai pohon tak
berbuah.
Singkatnya ilmu itu seharusnya aplikatif. Setiap pengetahuan yang kita peroleh seharusnya diaplikasikan
atau diamalkan. Namun pada kenyataannya hanya sebagian kecil ilmu yang kita amalkan, yang pada
akhirnya ilmu yang jarang atau tidak diamalkan akan lupa. Sudah menjadi hukum alam bahwa sebanyak
apapun ilmu yang dimiliki oleh seseorang jika tidak diamalkan maka berangsur-angsur akan musnah.
https://www.academia.edu/6725659/TUGAS_MAKALAH_-
_Quran_Sebagai_Sumber_Ilmu_Pengetahuan_Utama
Referensi :
https://autorefresh.wordpress.com/2008/10/25/kedudukan-ilmuan-dalam-islam/
https://jokosambung.wordpress.com/2011/06/17/kewajiban-tujuan-serta-kedudukan-ilmuwan/
https://www.academia.edu/10382579/Dalil_Al-Quran_Mengenai_IPTEK
https://telagahati.wordpress.com/2007/12/03/tanda-tanda-ilmuwan-muslim-ulil-albab/
https://hidupdaninformasi.blogspot.com/2017/04/integrasi-iman-ilmu-dan-amal-dalam.html
http://sangkancil22.blogspot.com/2017/05/makalah-hubungan-antara-iman-dan-ilmu.html
http://akangarief.blogspot.com/2011/03/iptek-sebagai-sarana-untuk-meningkatkan.html
http://umarabdullah10.blogspot.com/2017/05/ilmu-amaliah-dan-amal-ilmiah.html