Konsep Komunikasi Penyuluhan
Konsep Komunikasi Penyuluhan
Konsep Komunikasi Penyuluhan
BAB I
KONSEP KOMUNIKASI PENYULUHAN
1.1. Pendahuluan
Komunikasi adalah ilmu, seni dan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Semua gerak langkah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup
dan dalam berhubungan dengan manusia lain selalu menggunakan komunikasi.
Manusia adalah makhluk sosial yang hidupnya perlu berinteraksi dengan orang lain.
Interaksi dapat berlangsung apabila dua orang atau lebih melakukan aksi dan reaksi.
Dalam ilmu komunikasi, aksi dan rekasi ini disebut tindakan komunikasi. Tindakan
komunikasi dapat dilakukan secara verbal dan atau secara non verbal. Juga dapat
dilakukan secara langsung dan atau tidak langsung.
Penyuluh yang berperan sebagai sumber komunikasi dalam kegiatan penyuluhan,
harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan komunikasi yang mumpuni agar proses
komunikasi penyuluhan dapat berlangsung secara efektif. Komunikasi hanya akan
efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan
tersebut, yang pada gilirannya menimbulkan perubahan perilaku.
radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang
sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila
diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab.
Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber.
Definisi seperti ini mengisyaratkan bahwa komunikasi merupakan semua kegiatan yang
secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk
membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu
tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan
komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk
melakukan sesuatu.
Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah adalah:
a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku.
b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan
suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima.
c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai
suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari
sumber kepada penerima.
1.4.2 Komunikasi sebagai interaksi
Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau
aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau
nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal,
kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari
orang kedua, dan begitu seterusnya.
Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam
Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
1.4.3 Komunikasi sebagai transaksi
Dalam proses komunikasi tidak hanya sekedar berlangsungnya kegiatan
pemberian dan penerimaan informasi (pesan) tetapi terjadi hubungan timbal balik yang
bersifat tukar menukar informasi secara simultan. Pengertian transaksional menunjuk
pada suatu kondisi bahwa kedua belak pihak yang terlibat dalam komunikasi ada saling
kesepakatan tentang hal yang dikomunikasikan.
1.4.4 Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi sebagai suatu proses berarti komunikasi merupakan serangkaian
tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan dan terus menerus. Komunikasi
tidak bersifat statis, melainkan dinamis, artinya selalu mengalami perubahan dan
berlangsung terus menerus.
1.4.5 Komunikasi adalah suatu sistem
Komunikasi sebagai suatu sistem berarti merupakan pola hubungan fungsional
dari beberapa komponen atau unsur-unsur untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur
yang dimaksud mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi dan
penyampaian), saluran atau alat untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, dan hasil
atau akibat yang terjadi, serta situasi dan kondisi pada saat berlangsungnya proses
komunikasi.
1.4.6 Komunikasi merupakan usaha yang disengaja serta mempunyai tujuan
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan disengaja
serta sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pelakunya. Dalam hal ini komunikasi
diartikan sebagai usaha seseorang atau sekelompok orang yang dengan sengaja
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan terjadinya perubahan perilaku.
1.4.7 Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada hakekatnya adalah usaha penyampaian pesan yang dituangkan
dalam bentuk simbol. Simbol yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar
manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata dan kalimat-klaimat baik yang
disampaikan lewat lesan dan atau tulisan.
Selain bahasa verbal, banyak juga lambang non verbal yang digunakan dalam
kegiatan komunikasi. Lambang non verbal tersebut misalnya gesture (gerak tangan,
kaki, atau bagian tubuh lainnya), warna, bau dan lambang non verbal lainnya.
1.4.8 Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Yang dimaksud komunikasi menembus faktor ruang dan waktu adalah bahwa
komunikasi dapat berlangsung atau dapat terjadi tanpa para pelaku komunikasi harus
hadir pada waktu dan tempat yang sama. Dengan semakin berkembangnya teknologi
informasi dan telekomunikasi, komunikasi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
tanpa harus saling bertatap muka.
pengambilan keputusan; dan d). Memperoleh manfaat dalam setiap lini proses
dan hasil pembangunan pertanian.
3) Proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran
(pelaku utama maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik
ini mengenai berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan
masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahanya.
“Jadi komunikasi penyuluhan adalah proses penyampaian pesan
penyuluhan dari komunikator kepada komunikan yang dilaksanakan
secara terencana agar terjadi persamaan makna dan perubahan
perilaku”.
pada suatu proses, tidak mempunyai awal dan akhir, tetapi sesuatu kejadian yang selalu
diperbaiki secara dinamis.
Apabila kita menganalisis komunikasi sebagai sebuah proses maka sementara
dinamika proses itu dihentikan supaya dapat dibicarakan dengan jelas. Menghentikan
sementara proses itu adalah sama seperti pada waktu kita mengambil gambar dengan
kamera. Gambar yang dihasilkan merupakan wakil dari kejadian. Tetapi kita akan
membuat kesalahan bila menganggap gambar tersebut adalah kejadian yang sebenarnya.
Jadi obyek-obyek dalam proses tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain, juga
operasinya tidak pernah lepas atau bebas tetapi selalu terjadi bersama-sama.
Untuk menjelaskan ini dapat kita ambil ilustrasi tentang sebuah pagelaran wayang
kulit. Apakah pagelaran wayang kulit itu? Bila diperinci unsur-unsur yang terdapat
didalam pagelaran wayang kulit kita temui antara lain: dalang, pengrawit, wayang,
lampu sorot (lighting), penonton, scenario (alur cerita), dan tempat (auditorium).
Apakah masing-masing komponen tersebut bisa disebut pagelaran wayang kulit? Tentu
saja tidak. Kita akan menyebut pagelaran wayang kulit apabila terjadi hubungan yang
dinamis antara unsur-unsur diatas yang berkembang dalam proses.
Contoh lain adalah penyuluhan. Penyuluhan adalah sebuah proses. Dalam
membahas penyuluhan sebagai proses kita dapat menemukan unsur-unsurnya yaitu:
penyuluh, petani, media, materi, diskusi, kunjungan lapangan, dan lain-lain. Kita juga
dapat mengatakan bahwa dalam proses penyuluhan, penyuluh melaksanakan
penyuluhan sekian jam per minggu, petani membaca sejumlah brosur, petani
melaksanakan diskusi kelompok per minggu atau melaksanakan pengamatan lapangan.
Dari ilustrasi diatas dapat kita menyatakan bila unsur-unsur tersebut tersedia dan
telah dilaksanakan maka petani telah menerima suatu penyuluhan. Tetapi harus diingat
konsep proses, sebab dinamika dari pennyuluhan itu adalah proses dimana terjadi
interaksi dari unsur-unsur diatas. Jadi yang harus diingat dalam membicarakan proses
ialah dinamika dari pergerakan yang menghubungkan unsur-unsur dalam sebuah proses.
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi
sekunder.
1.7.1. Proses komunikasi primer
Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi ini adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya)
yang secara langsung mampu menterjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator
kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan
makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi
adalah proses membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya
sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan
disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan
atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh
Sutoyo: Komunikasi Penyuluhan Pertanian 7
Bab I. Konsep Komunikasi Penyuluhan 2012
speaker), (2) kalimat (the speech), (3) pendengar (the audience). Model komunikasi
yang dikemukakan oleh Aristoteles tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
UMPAN BALIK
Kita berbicara harus ada yang mendengarkan, kita menuliskan sesuatu pesan harus ada
yang membacanya supaya komunikasi dapat berjalan. Orang atau sekelompok orang ini
kita sebut sebagai penerima (receiver), sebagai target dari komunikasi.
Sumber dan penerima dalam komunikasi harus dalam sistem yang mirip/serupa,
bila tidak komunikasi tidak akan terjadi. Dapat juga sumber dan penerima pesan
tersebut terdapat pada orang yang sama; sumber komunikasi dirinya sendiri dia
mendengarkan apa yang dikatakan, dia membaca apa yang ditulis, dia berpikir. Dalam
istilah psikologi komunikasi terjadi bila sumber memberi rangsangan dan penerima
menanggapi rangsangan tersebut.
Unsur keenam yang penting dalam komunikasi ialah penerima membutuhkan
decoder, yaitu yang menterjemahkan kode dari pesan kedalam bentuk yang dapat
dimengerti/digunakan oleh penerima. Unsur ini merupakan kecakapan penerima pesan
dalam menerima pesan seperti bagaimana sumber mengkodekan pesan. Setelah
penerima pengerti maka akan terjadi perubahan perilaku sebagai umpan balik
(feedback) yang merupakan unsur komunikasi yang ke tujuh. Umpan balik yang berupa
perubahan perilaku ini sekaligus merupakan effect dari proses komunikasi. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi keberhasiln komunikasi merupakan unsur yang ke
delapan.
Kesimpulan yang dapat diambil tentang model sebuah komunikasi dari uraian
diatas adalah, bahwa proses komunikasi itu mengandung unsur-unsur:
1. Sumber komunikasi (the communication source)
2. Penyandi (encoder)
3. Pesan (the massage)
4. Saluran (the channel)
5. Penterjemah sandi (the decoder)
6. Orang yang menerima pesan (the communication receiver)
7. Balikan atau umpan balik (feedback)
8. Gangguan (Noice)
1.7.3. Unsur-unsur Komunikasi
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa secara umum dalam proses komunikasi itu
mengandung unsur-unsur; a) sumber komunikasi (the communication source); b)
penyandi (encoder); c) pesan (the massage); d) saluran (the channel); e) penterjemah
sandi (the decoder); dan f) orang yang menerima pesan (the communication receiver)
1. Sumber komunikasi (the communication source)
Sumber komunikasi adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan
kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan
sesuai dengan yang dimaksudkannya. Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan
sumber sebagai pengirim informasi. Sumber bisa terdiri dari satu orang atau
sekelompok orang, misalnya partai, organisasi. atau lembaga. Sumber sering disebut
komunikator, source, atau sender.
2. Penyandi (encoder)
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam
bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka
lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah
sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Pesan (the message)
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim
pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal. Pesan akan efektif bila diorganisir secara
baik dan jelas. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi. Pesan sering disebut message, content atau information.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Nasehat
e. Pertanyaan dan atau
f. Ide apa saja
4. Media/penghubung (the channel)
Media yang dimaksud adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima. Media dalam komunikasi
antarpribadi dapat berupa panca indra atau saluran komunikasi berupa telepon, telegram
dan e-mail. Sementara dalam komunikasi massa, media dapat dibedakan atas dua
macam: yaitu media cetak (surat kabar, majalah, buku, selebaran, brosur) dan media
elektronik (radio, film, televisi, komputer, video cassette/tape). Selain media tersebut
diatas, masih terdapat tempat-tempat tertentu yang bisa dipandang sebagai media
komunikasi sosial, misalnya rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian dan
pesta rakyat. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
5. Penterjemah/ mengartikan kode (the decoder)
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si
penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga
dapat dimengerti /dipahaminya.
6. Penerima pesan (the communication receiver)
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim
meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh
pengirim. Penerima bisa terdiri dan satu orang, kelompok atau massa. Penerima
merupakan elemen penting dalam proses komunikasi karena menjadi sasaran dalam
suatu komunikasi. Penerima sering disebut dengan berbagai istilah, antara lain
khalayak, sasaran, komunikan, audiens atau receiver.
7. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan
dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak
akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan. Hal ini penting bagi penyuluh
atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau
orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan
pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan
tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan
terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan
perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan
bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan
dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara
komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi. Umpan balik bisa berupa data,
pendapat, komentar atau saran.
8. Gangguan (noice)
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi
mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir
selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau
menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang
diterimanya.
9. Pengaruh (Effect)
Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap
(attitude), maupun perilaku (behavior).
10. Lingkungan (environment)
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tententu yang dapat memengaruhi
jalannya komunikasi. Lingkungan dapat berupa:
- lingkungan fisik (misalnya letak geogratis dan jarak)
- lingkungan sosial budaya (misalnya bahasa, adat istiadat dan status sosial)
- lingkungan psikologis (pertimbangan kejiwaan)
- dimensi waktu (misalnya musim, pagi/siang/sore)
Itulah sebabnya mitos dianggap merupakan histoire true (cerita yang diyakini
kebenarannya), sehingga mitos memerlukan ritus (Locher, 1956 dalam de Jong, 1980).
Cambridge School atau Aliran Cambridge dengan tokoh-tokoh seperti James G.
Frazer, Jane Harrison, dan F.M. Concord. memfokuskan studi mereka pada mitologi
Yunani. Pusat perhatian aliran Cambridge adalah sifat-sifat ritual dari mitos. Menurut
mereka, ritus merupakan pancaran emosi-emosi yang kompleks dari manusia primitif
melalui tindakan-tindakan, gerakan-gerakan, dan tarian-tarian. Mitos hanya merupakan
salah satu ekspresi dari emosi manusia yang demikian kompleks itu, melalui kata-kata
atau bahasa. Mitos muncul pada saat emosi-emosi yang diekspresikan dalam ritus
sudah tidak lagi mencukupi. Pemahaman terhadap aspek ritual itu menjadi penting
untuk memahami mitos, yang menjelaskan asal-usul dan eksistensi ritus.
Oleh J. van Baal (Daeng, 2000: 44), mitos dikatakan sebagai cerita di dalam
kerangka sistem suatu religi yang di masa lalu atau kini telah atau sedang berlaku
sebagai kebenaran keagamaan. Ilmu pengetahuan tentang mitos atau mitologi adalah
suatu cara untuk mengungkapkan, menghadirkan Yang Kudus melalui konsep serta
bahasa simbolik Melalui mitologi diperoleh suatu kerangka acuan yang memungkinkan
manusia memberi tempat kepada bermacam-macam kesan dan pengalaman yang telah
diperolehnya selama hidup. Berkat kerangka acuan yang disediakan mitos, manusia
memiliki orientasi dalam kehidupan ini. Dengan demikian, mitos adalah sebuah cerita
pemberi pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang. Dengan ungkapan
Dhavamony (1995: 147), maka mitos sesungguhnya merupakan pernyataan atas suatu
kebenaran yang lebih tinggi dan lebih penting tentang realitas asali, yang masih
dimengerti sebagai pola dan fondasi dari kehidupan primitif.
1.8.3 Mitos-Mitos Dalam Komunikasi
Menurut Gonzales (1986) ada 20 mitos yang terkait dengan proses komunikasi.
Yang dimaksud mitos disini adalah nilai-nilai atau kebiasaan umum yang diyakini
sebagai suatu kebenaran sehingga dijadikan sebagai dasar untuk melakukan komunikasi
penyuluhan. Mitos-mitos ini harus mendapat perhatian karena banyak kelemahan yang
bisa menimbulkan kegagalan atau tidak efektifnya komunikasi. Ke dua puluh mitos ini
tersebar pada setiap komponen komunikasi.
A. Mitos Pada Sumber Komunikasi
Di kalangan sumber komunikasi atau komunikator sering berkembang semacam
mitos yang diyakini dapat lebih mengefektifkan proses komunikasi, yaitu:
1. Yang baru adalah lebih baik
Dalam proses komunikasi penyuluhan, salah satu tugas penyuluh sebagai sumber
komunikasi adalah menyampaikan informasi tentang inovasi kepada sasaran agar
sasaran mau mengadopsi inovasi tersebut. Banyak yang mengasumsikan bahwa yang
dimaksud inovasi itu adalah semua hal yang baru. Oleh karena itu tidak mengherankan
jika dikalangan penyuluh selalu muncul anggapan atau penilaian bahwa setiap sesuatu
yang baru itu selalu lebih baik dari yang lama (yang dinilai konvensional atau
tradisional).
respon atau suara-suara yang dikemukakan masyarakat sasaran sebagai umpan balik
demi tercapainya tujuan penyuluhan atau pembangunan yang diinginkan.
4. Keterbatasan waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi
secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa memenuhi persyaratan-persyaratan
komunikasi.
5. Jarak Psychologis/status sosial
Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status
sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit
berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh
merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang yang hanya
ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
6. Adanya evaluasi terlalu dini
Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas
menghambat komunikasi yang baik.
1.10. Penugasan
1. Kelas dibagi menjadi empat (4) kelompok
2. Masing-masing kelompok memilih ketua kelompok.
3. Ketua kelompok menugaskan anggota kelompoknya untuk berpasang-pasangan.
Masing-masing menanyakan kepada pasangannya tentang :
- Keluarga (anak, istri/suami dll)
- Pendidikan
- Tempat kerja
- Rencana masa depan, termasuk rencana yang berkaitan dengan SPMKK dan
tidak boleh dibuat catatan.
4. Setelah itu saling bergantian (10 menit).
5. Setelah itu masuk dalam kelompok kecil dan menceritakan apa yang dia peroleh
dari pasangannya (pasangannya tidak boleh berkomentar sebelum selesai
penyampaian).
6. Setelah selesai baru diklarifikasi oleh yang bersangkutan (YBS).
7. Terakhir diskusikan apa yang dapat anda peroleh dari permainan diatas
1.11. Latihan
1. Mungkinkan manusia dapat hidup secara normal tanpa komunikasi ? Jelaskan
dan berikan contoh.
2. Apa yang dimaksud dengan tindakan komunikasi ? Berilah contoh tindakan
komunikasi cecara verbal dan tindakan komunikasi non verbal.
3. Jelaskan pengertian komunikasi, komunikasi penyuluhan pertanian dan
hakekat komunikasi.
4. Jelaskan beberapa tujuan komunikasi dalam penyuluhan pertanian.
-----oooo00oooo-----