Laporan HACCP
Laporan HACCP
Laporan HACCP
Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) on Red Bean Sop
Vegetables at Warung Bali Salatiga City
Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
Email: [email protected]
Abstrak
Industri penyelenggaraan makanan jasa boga di Indonesia dewasa ini berkembang sangat
pesat. Berbagai tempat katering bermunculan menawarkan berbagai menu makanan yang
beraneka ragam. Tidak semua makanan yang dikonsumsi masyarakat aman. Makanan yang
dikonsumsi dapat mengandung bahaya, sebab penyakit atau masalah kesehatan disebabkan
maupun ditularkan oleh makanan. Salah satu masalah kesehatan akibat mengkonsumsi makanan
adalah keracunan makanan. HACCP mempunyai peranan sangat strategis untuk menjamin
keamanan produk pangan yang dihasilkan industri pangan sebagai acuan dalam pengelolaan
keamanan pangan di dunia. Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami konsep
HACCP. Praktikum Food Service Management dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Agustus 2019
bertempat di Warung Bali, Salatiga, Jawa Tengah. Setiap kelompok akan turun langsung ke
tempat makan / katering yang sudah dipilih untuk melihat proses HACCP. Analisis bahaya yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses yang potensial menimbulkan bahaya fisik,
kimia dan biologi berdasarkan peluang timbulnya bahaya tersebut serta keparahan yang
ditimbulkan dari bahaya tersebut. . Analisis bahaya pada sop kacang merah termasuk dalam
kategori resiko bahaya tinggi sehingga hal hal yang harus diperbaiki adalah mulai dari
memperhatikan keadaan alat dan bahan, kebersihan alat dan bahan, penggunaan APD bagi juru
masak, dan penggunaan wadah tepat untuk distribusi.
Kata: 199
1
Abstrak
Title: Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) on Red Bean Sop Vegetables at
Warung Bali Salatiga City
The food service delivery industry in Indonesia is currently growing very rapidly. Various
caterers have sprung up offering a wide variety of food menus. Not all food consumed by the
community is safe. Foods that are consumed can contain danger, because diseases or health
problems are caused or transmitted by food. One health problem due to consuming food is food
poisoning. HACCP has a very strategic role to guarantee the safety of food products produced
by the food industry as a reference in managing food security in the world. The purpose of this
practicum is students can understand the concept of HACCP. Practicum Food Service
Management is held on Friday, August 2, 2019 at Warung Bali, Salatiga, Central Java. Each
group will go directly to the chosen dining / catering place to see the HACCP process. The hazard
analysis carried out aims to determine the processes that have the potential to cause physical,
chemical and biological hazards based on the probability of the hazard occurring and the severity
of the hazard. . Hazard analysis on red bean soup is included in the category of high hazard risk
so the things that must be improved are starting to pay attention to the condition of the tools and
ingredients, the cleanliness of tools and ingredients, the use of PPE for cooks, and the use of
proper containers for distribution.
2
Pendahuluan
Industri penyelenggaraan makanan jasa boga di Indonesia dewasa ini berkembang sangat pesat.
Berbagai tempat katering bermunculan menawarkan berbagai menu makanan yang beraneka ragam.
Variasi menu bukan hanya menjadi daya tarik didalam makanan tersebut, tetapi kandungan gizi didalamnya
menjadi indikator bagi kesehatan konsumen. Makanan yang kini mulai banyak variasi dan diminati
konsumen bukan saja yang mempunyai kandungan gizi yang baik tetapi juga harus memiliki keamanan
pangan yang jelas. Mengingat peranan pangan sedemikian penting dalam kehidupan manusia yang sehat
dan produktif (Hariyadi, 2008), maka semakin penting pula peranan keamanan dan mutu pangan. Dalam
konteks nilai pangan secara keseluruhan, maka keamanan pangan merupakan prasyarat bagi pangan yang
bermutu. Dengan demikian, sangat penting untuk mengembangkan sistem pangan nasional Indonesia yang
bisa menjamin tersedianya pangan dengan tingkat keamanan yang baik, yaitu produk pangan yang bebas
dari (i) faktor yang tidak halal dan (ii) factor yang tidak sehat, seperti cemaran biologis, kimia, dan benda
lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Tidak semua makanan yang dikonsumsi masyarakat aman. Makanan yang dikonsumsi dapat
mengandung bahaya, sebab penyakit atau masalah kesehatan disebabkan maupun ditularkan oleh makanan.
Salah satu masalah kesehatan akibat mengkonsumsi makanan adalah keracunan makanan. Data dari Sentra
Informasi Keracunan (SIKer) Nasional Badan POM (2014) menunujukkan bahwa kejadian keracunan
akibat makanan pada bulan Januari sampai Maret 2014 terdapat 29 insiden. SIKer Nasional Badan POM
juga mencatat pada tahun 2014, jumlah insiden keracunan yang diakibatkan oleh makanan berada pada
posisi teratas dari keseluruhan kasus keracunan nasional. Penularan penyakit melalui makanan biasa
disebut dengan foodborne illness. Foodborne illness masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia karena kurangnya higiene perorangan dan sanitasi lingkungan sehubungan dengan pengolahan
dan penyajian makanan2. WHO mencatat, penyakit yang disebabkan karena foodborne dan waterborne
diseases salah satunya penyakit diare yang mengakibatkan korban sedikitnya 2 juta manusia. Salah satu
cara untuk menjamin keamanan produk yaitu dengan sistem jaminan keamanan pangan yang disebut
Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical Control Point /HACCP). HACCP
mempunyai peranan sangat strategis untuk menjamin keamanan produk pangan yang dihasilkan industri
pangan sebagai acuan dalam pengelolaan keamanan pangan di dunia. Tujuan dari praktikum ini adalah
mahasiswa dapat memahami konsep HACCP.
3
Menetapkan dokumentasi mengenai semua prosedur dan catatan yang sesuai
Prinsip 7
dengan prinsip-prinsip dan penerapannya.
Metode
Praktikum Food Service Management dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Agustus 2019 bertempat
di Warung Bali, Salatiga, Jawa Tengah. Setiap kelompok akan turun langsung ke tempat makan / katering
yang sudah dipilih untuk melihat proses HACCP. Di tempat makan / katering yang didatangi kelompok,
kelompok akan mendokumentasikan proses HACCP di tempat tersebut. Setelah itu, kelompok akan
membandingkan proses standar HACCP dengan kasus yang diberikan.
4
Hasil dan Pembahasan
Hasil
5
Bagan Alir Proses Produksi Makanan
Bahan
Bahaya
No. Mentah/Ingridient/ Jenis Bahaya Cara Pencegahan
(B/K/F)
Bahan Tambahan
1. Kacang merah B B: ulat - hilangkan bagian yang rusak
F F : kotoran, tanah, kering, busuk - pencucian dengan air mengalir
K : residu pestisida - simpan pada tempat yang kering
K
2. Bawang merah F F : kotoran, tanah, busuk, dan - hilangkan bagian yang rusak
berwarna hitam - pencucian dengan air mengalir
K : residu pestisida - simpan dalam tempat yang kering
K B : ulat
B
3. Bawang putih B B: ulat - hilangkan bagian yang rusak
F F : kotoran, tanah, kering, busuk - pencucian dengan air mengalir
K : residu pestisida - simpan pada tempat yang kering
K
4. Bawang bombay F F : kotoran, tanah, busuk, dan - hilangkan bagian yang rusak
berwarna hitam - pencucian dengan air mengalir
K K : residu pestisida - simpan dalam tempat yang kering
B B : ulat
5. Lada B B: jamur
F F: rusak - Pemilihan lada yang bagus
- Penyimpanan ditempat yang kering dan
jangan terlalu lama
6
7. Penyedap (royco) Fisik F : kotoran, debu, mencair, rusak - pemilihan yang baik
- simpan ditempat yang kering
- hindari dari sinar matahari langsung
- jangan terlalu dekat dengan alat memasak
seperti kompor, dll.
10. Kecap Asin F F: kemasan, batas kadarluarsa -Melihat tanggal kadaluarsa di kemasan.
-Setelah dibuka dari kemasan disimpan
dalam botol yang tertutup rapat.
7
2. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan pada Peralatan
Bahaya
NO Alat Jenis Bahaya Cara pencegahan
(B(M)/K/F)
1. Pisau F F: Sisa Pemotongan -Cuci sebelum dann sesudah digunakan
K: Karat -Menggunakan pisau stainless
-Membedakan pisau yang digunakan untuk daging ataupun sayuran.
K
Bahaya
NO Proses Jenis Bahaya Cara pencegahan
(B(M)/K/F)
8
Pencucian
F : Kontaminasi dari tenaga penjamah
bawang, , jahe, Menggunakan APD lengkap dan
5. F dan air yang digunakan untuk
lengkuas, paha menggunakan air mengalir
pencucian
ayam
Bawang merah - + - + + + IV
Bawang putih - + - + + + IV
Bawang bombay - + - + + + IV
Paha ayam - + - + + + IV
Lada - + - + + + IV
Pala - + - + + + IV
Cengkeh - + - + + + IV
Royco - + - + + + IV
Jahe - + - + + + IV
Lengkuas - + - + + + IV
Garam - + - + + + IV
Gula - + - + + + IV
9
Kecap asin - + - + + + IV
Kecap ikan - + - + + + IV
Minyak wijen - + - + + + IV
Air - + - + + + IV
Keterangan:
A: Produk bersisiko tinggi untuk konsumen
B: Mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologis/kimia/fisik
C: Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D: Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah proses pengolahan
E: Kemungkinan penanganan yang salah selama penyajian, distribusi, penjualan dan konsumsi
F: Tidak ada cara mencegah/menghilangkanbahaya oleh konsumen
10
b. Tabel Penentuan CCP Proses
Bahan Bahaya P3 P4 P5 P6 CCP
Penerimaan baham makanan Ulat, residu pestisida, Ya Tidak - Tidak Bukan CCP
kotoran
Pencucian bahan makanan Kontaminasi penjamah Ya Ya Ya - Bukan CCP
dan alat
Perendaman kacang merah Kontaminasi penjamah Ya Tidak - Tidak Bukan CCP
dan alat
Penyajian sup kacang merah Kontaminasi penjamah Ya Tidak - Tidak Bukan CCP
dan alat
Keterangan:
P1 : Apakah bahan mentah mengandung bahaya sampai pada tingkat yang berbahaya? Ya = ke P2
Tidak = bukan CCP
P2 : Apakah pengolahan/penanganan selanjutnya (termasuk cara penggunaan oleh konsumen) dapat
mencegah atau mengurangi bahaya sampai pada tingkat yang aman? Ya = bukan CCP Tidak =
CCP
P3 : Apakah formulasi/komposisi produk antara/akhir penting untuk mencegah meningkatnya
bahaya? Ya = CCP Tidak = bukan CCP
P4 :Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi atau meningkat sampai melampaui batas? Ya = ke P5
Tidak = ke P6
P5 : Apakah tahapan proses selanjutnya dapat menghilangkan/mengurangi sampai batas aman? Ya =
bukan CCP Tidak = CCP
11
P6 :Apakah tahap pengolahan ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai
tingkat yang aman? Ya = CCP Tidak = bukan CCP
F : kotoran, busuk
2. Pencucian bahan makanan Tenaga penjamah harus F : Kontaminasi dari tenaga penjamah
menggunakan APD dan air yang dan air yang digunakan untuk
digunakan merupakan air
mengalir pencucian
4. Pemrestoan kacang merah Tenaga penjamah harus F : Kontaminasi dari tenaga penjamah
menggunakan APD dan alat yang dan alat yang digunakan
bersih
8. Pengolahan sup kacang Tenaga penjamah harus F : Kontaminasi dari tenaga penjamah
merah menggunakan APD dan alat yang dan alat yang digunakan untuk
bersih
pengolahan makanan
12
10. Penyajian sup kacang Tenaga penjamah harus F : Kontaminasi dari tenaga penjamah
merah menggunakan APD dan wadah dan alat yang digunakan untuk
yang digunakan harus yang bersih
menyajikan makanan
9. Penetapan Verifikasi
No Kegiatan Pemantauan Penyimpangan Tindakan Koreksi
1. Pencampuran bahan- Proses pencampuran bahan-bahan Sendok sup yang digunakan seharusnya
bahan menggunakan sendok sup yang tidak diletakkan di tempat sembarangan
diletakan di atas kompor sebelum dan sehingga tetap bersih
setelah digunakan untuk mengaduk
2. Pemarutan pala Pemarutan pala menggunakan alat Pemarut yang digunakan harus yang
pemarut yang kotor dan sudah bersih dan tidak berkarat
berkarat
13
b. Tanggal : 1 Agustus 2019
c. Hasil Olahan: Sup kacang merah
d. Bahan : kacang merah, paha ayam sebagai kaldu, bawang putih, bawang merah, bawang
bombay, pala, cengkeh, lada, jahe, lengkuas, penyedap rasa, gula, garam, air (secukupnya),
kecap asin, kecap ikan, dan minyak wijen.
e. Alat : pisau, talenan kayu, panci presto, sendok sup, wadah/mangkuk, kompor, dan parutan.
f. Proses : Pencucian kacang merah, Perendaman kacang merah, Pemrestoan kacang merah,
Pengupasan bawang, Pencucian bawang, , jahe, lengkuas, paha ayam, Pemotongan bawang,
jahe, lengkuas, paha ayam, Pencampuran bahan-bahan, Pemarutan pala, Pengolahan sup kacang
merah, Pemorsian sup kacang merah, Pendistribusian sup kacang merah
g. CCP : Pencampuran bahan-bahan dan pemarutan pala
12. Penetapan Batas Kristis Hasil Pemantauan dan Koreksi
NO CCP Parameter CCP Penyimpangan Tindakan Koreksi
1. Pencampuran Kebersihan penjamah dan Alat yang digunakan Alat yang digunakan tidak
bahan-bahan kontaminasi dari alat yang diletakkan di sembarang diletakkan di sembarang tempat
digunakan tempat
2. Pemarutan pala Kebersihan penjamah dan Alat yang digunakan kotor Alat yang digunakan harus yang
kontaminasi dari alat yang dan berkarat bersih dan tidak berkarat
digunakan
Pembahasan
Analisis bahaya yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses yang potensial menimbulkan
bahaya fisik, kimia dan biologi berdasarkan peluang timbulnya bahaya tersebut serta keparahan yang
ditimbulkan dari bahaya tersebut (Suliantari et al., 2007). Secara sederhana penentuan tingkat keparahan
bahaya kimia, fisik dan biologi dikelompokkan menjadi:
a) tingkat keakutan bahaya tinggi bagi bahaya yang mengancam jiwa manusia,
b) tingkat keakutan bahaya sedang bagi bahaya yang mempunyai potensi mengancam jiwa
manusia dan
c) tingkat keakutan bahaya rendah bagi yang mengakibatkan pangan tidak layak konsumsi
Analisa bahaya potensial secara kualitatif dilakukan dengan mengkombinasikan antara peluang
(probability) dan keakutan/keparahan (severity) menggunakan matriks penentuan resiko menurut
ICMSF, 1986. Peluang terjadinya/timbulnya bahaya serta keparahan yang ditimbulkan dibedakan atas
tinggi (T), sedang (S) dan rendah (R). Bahaya potensial yang teridentifikasi memiliki resiko tinggi
(T) harus/wajib dilakukan tindakan koreksi, sedangkan bahaya potensial dengan resiko sedang (S)
mungkin dilakukan tindakan pencegahan.
Penerapan HACCP yang dilakukan hari Jumat, 2 Agustus 2019 di Warung Bali yaitu mengenai
pembuatan sup kacang merahyang merupakan salah satu menu yang dijual pada warung makan tersebut.
Warung Bali ini terletak di dekat daerah kampus UKSW. Pelanggan yang datang merupakan mahasiswa
serta masyrakat umum lainnya. Banyak menu yang dihidangkan di Warung Bali. Menu sop kacang merah
ini termasuk menu yang yang banyak diminati pelanggan. Pada pengolahan sop kacang merah terdapat
14
beberapa potensi bahaya fisik, mikrobiologi, dan kimia. Analisis bahaya pada sop kacang merah termasuk
dalam kategori resiko bahaya tinggi sehingga hal hal yang harus diperbaiki adalah mulai dari
memperhatikan keadaan alat dan bahan, kebersihan alat dan bahan, penggunaan APD bagi juru masak, dan
penggunaan wadah tepat untuk distribusi.
1. CCP Alat
Kacang merah yang diolah menjadi sop kacang merah melalui beberapa tahap
pengolahan, seperti pencucian, perendaman, persiapan bumbu, pencampuran, perebusan, hingga
distribusi. Proses pengolahan sop kacang merah dilakukan oleh 1 orang. Pada saat pegolahan,
terdapat beberapa CCP. Saat pencampuran bahan, penjual menggunakan sendok sop yang
diletakan di sembarangan tempat. Hal ini dapat menimbulkan kontaminasi fisik, kimia, maupun
biologi. Kontaminasi fisik yang terjadi bisa dari debu, selanjutnya kontaminasi kimia yang terjadi
bisa dari karat yang ada di sendok sop tersebut akibat tidak dirawat atau tidak dibersihkan dengan
baik, selanjutnya kontaminasi biologi yang disebabkan dari bakteri yang ada dari sisa makanan
yang dimasak sebelumnya.
CCP selanjutnya adalah pada saat pemarutan buah pala. Buah pala diparut menggunakan
parutan yang tidak bersih. Parutan tersebut sepertinya jarang dibersihkan karena dapat dilihat
bekas parutan pala yang masih ada diparutan tersebut.
2. CCP Bahan
Ada 17 bahan yang digunakan untuk membuat sop kacang merah. Bahan – bahan yang
digunakan adalah kacang merah, bawang bombay, bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe,
pala, merica, garam, gula, penyedap rasa, kecap manis, kecap asin, minyak wijen, air, paha ayam,
dan cengkeh. CCP yang harus diperhatikan pada bahan adalah air yang digunakan. Penjual
menggunakan air mentah pada pada saat pencucian kacang merah hingga perebusan. Hal ini perlu
diperhatikan karena kontaminasi biologi dapat terjadi yaitu dari bakteri E.coli.
Kesimpulan dari praktikum ini adalah mahasiswa telah dapat memahami konsep HACCP.
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui ada 3 jenis potensi bahaya yang ditinjau dari segi biologi,
fisik, dan kimia. Analisis bahaya pada sop kacang merah termasuk dalam kategori resiko bahaya tinggi
sehingga hal hal yang harus diperbaiki adalah mulai dari memperhatikan keadaan alat dan bahan,
kebersihan alat dan bahan, penggunaan APD bagi juru masak, dan penggunaan wadah tepat untuk
distribusi.
Saran
Diharapkan warung makan tersebut dapat meningkatkan pengawasan hygiene sanitasi terhadap
tenaga pengolah dan peralatan yang digunakan agar mendapatkan kualitas makanan yang baik.
15
Daftar Pustaka
Hariyadi, 2008 .” Kimia danTeknologi Pati“ (Manuskripi Bahan Pengajaran), Yogjakarta : PPS UGM
Press.
Supraptini. Kejadian Keracunan Makanan dan Penyebabnya di Indonesia 1995-2000. Jurnal Ekologi
Kesehatan 1, 127–135 (2002).
WHO. Penyakit Bawaan Makanan Fokus Pendidikan Kesehata. (Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2014).
16