Laporan Pendahuluan Periode Intranatal
Laporan Pendahuluan Periode Intranatal
Laporan Pendahuluan Periode Intranatal
INTRANATAL / PERSALINAN
A. DEFINISI
Persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi dengan usia
kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan
tenaga ibu sendiri. (Saifuddin, 2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu sendiri (Manuaba, 2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik
ibu maupun janin. (Jannah, 2015).
B. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam rongga
pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di perineum.
Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur akibat rangsang
hormon estrogen dan progesterone ( Siswosudarmo,2008) .
1. Stuktur eksterna
a. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata
ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang,
mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang dibatasi
perineum.
b. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis
pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan ditumbuhi rambut
berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons berperan dalam
sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus.
c. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya
memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengililingi labia minora, berakhir di
perineum pada garis tengah. Labia mayora melindungi labia minora, meatus
urinarius, dan introitus vagina. Pada wanita yang belum pernah melahirkan anak
pervaginam, kedua labia mayora terletak berdekatan di garis tengah, menutupi
stuktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera
pada vagina atau pada perineum, labia sedikit terpisah dan bahkan introitus
vagina terbuka. Penurunan produksi hormon menyebapkan atrofi labia mayora.
Pada permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih
gelap daripada jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar dan semakin
menipis ke arah luar perineum. Permukaan medial labia mayora licin, tebal, dan
tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri, dan
suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang
juga berfungsi selama rangsangan seksual.
d. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah bawah dari
bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara bagian lateral dan
anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora
sama dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat
labia berwarna merah kemerahan dan memungkankan labia minora membengkak,
bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora
juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora
sensitif, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di
bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat adalah
sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih
sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan
badan klitoris membesar. Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu
substansi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai
feromon. Istilah klitoris berasal dari kata dalam bahasa yunani, yang berarti
‘’kunci’’ karena klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah
pembuluh darah dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif
terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari
muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia.
Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora,
masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di
bawah orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis terletak di antara
fourchette dan himen
h. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
2. Struktur interna
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang
tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii
proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah
menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita
normal mengandung banyak ovum primordial. Di antara interval selama masa
usia subur ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid
dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi
wanita normal.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang
ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk
mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter
0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang
tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot.
Esterogen dan prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites
peristaltis tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah pada
saat ovulasi.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang
tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris,
nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus
yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang
merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni
bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks dan
dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus
adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan
persalinan.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1) Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan
membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat,
lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan dalam padat yang
menghubungkan indometrium dengan miometrium.
2) Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos yang
membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal membentuk lapisan luar
miometrium, paling banyak ditemukan di daerah fundus, membuat lapisan ini
sangat cocok untuk mendorong bayi pada persalinan.
3) Peritonium perietalis Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri,
kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat
kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus dapat
dilakukan tanpa perlu membuka rongga abdomen karena peritonium perietalis
tidak menutupi seluruh korpus uteri.
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap stimulai
esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus
menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari mukosa vagina
dapat digunakan untuk mengukur kadar hormone seks steroid. Cairan vagina
berasal dari traktus genetalis atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi
antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH
nik diatas lima, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir
dari vagina mempertahankan kebersihan relatif vagina.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Manuaba (2010) pemeriksaan yang dilakukan pada saat persalinan adalah:
1. Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).
2. Pemeriksaan laboratorium khusus.
3. Pemeriksaan ultrasonografi.
4. Pemantauan janin dengan kardiotokografi.
5. Amniosentesis dan Kariotiping.
I. KOMPLIKASI
Menurut Prawiroharjo (2009) komplikasi yang mungkin terjadi pada saat persalianan
ialah:
1. Infeksi intrapartum
Bahaya yang serius akan mengancam ibu dan bayi apalagi jika ketuban sudah
pecah, bakteri didalam cairan amnion akan menembus desidua serta pembuluh korion
sehingga akan terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada
janin, ini terjadi karena akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi.
2. Cincin retraksi patologis
Cincin ini sering timbul akibat persalinan yang sulit yang disertai dengan
peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus.
3. Rupture uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus dapat menimbulkan bahaya serius
selama partus tak maju, terutama bila wanita dengan paritas tinggi dan wanita yang
mempunyai riwayat section caessarea. Apabila disproporsi antara kepala janin
dengan panggul cukup besar dan tidak terjadi penurunan bagian terbawah janin maka
segmen bawah uterus akan menjadi sangat regang yang kemudian dapat
menyebabkan rupture.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina
Pustaka.
Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan. edisi.4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Siswosudarmo, R. 2008. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB. Edisi 2. Jakarta:EGC
Sulistyawati,Ari.2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu nifas.Jogjakarta: Andi Offset
Mochtar R. 2013. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi III.
Jakarta: EGC
Nurul, Jannah. 2015. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Diakses pada senin 7 mei 2017 dari
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R0313022_bab2.pdf
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2009. Ilmu kebidanan IV (patologi kebidanan).Jakarta : Tim. Diakses pada
7 mei 2018 dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-novihastan-
5857-2-babii.pdf