Laporan PKL BadruWasih
Laporan PKL BadruWasih
Laporan PKL BadruWasih
WILLIEM HARTONO
NPM 230210160072
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2019
TRANSPLANTASI KARANG METODE SPIDER-WEB
DI ACROPORA RAJUNI LAUT KAWASAN TAMAN NASIONAL
TAKA BONERATE, SULAWESI SELATAN
WILLIEM HARTONO
NPM 230210160072
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2019
JUDUL : TRANSPLANTASI KARANG METODE SPIDER-WEB
DI ACROPORA RAJUNI LAUT KAWASAN TAMAN
NASIONAL TAKA BONERATE, SULAWESI SELATAN
Menyetujui:
Dosen Wali/Pembimbing
Praktik Kerja Lapanganm (PKL) merupakan salah satu mata kuliah bagi
mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa setelah semester IV. Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan di
Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi Selatan pada 16 Juli–15 Agustus 2018.
Topik PKL mengenai transplantasi karang dengan menggunakan metode spider-
web. Metode MARRS menggunakan struktur besi berlapis (Mars Coral Spiders /
Laba-laba MARRS), yang mana anakan karangnya ditempelkan, untuk mengisi
celah antara karang alami yang tersisa. Kegiatan transplantasi karang dengan
metode spider-web dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2018 yang berlokasi di
Acropora Rajuni Laut, Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi Selatan
dalam rangka kegiatan Praktik Kerja Lapangan.Data yang didapat dari kegiatan
transplantasi karang ini berupa rata-rata panjang dan jumlah bibit
karang.Digunakan 8 spesies berbeda dalam penentuan bibit karang.Digunakan
juga spesies Montipora foliosa yang merupakan spesies baru yang digunakan
untuk transplantasi. Selain pengambilan data, penulis juga terlibat dalam kegiatan-
kegiatan Balai, di antaranya monitoring transplantasi karang, visit school, dan
kerja bakti.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Transplantasi Karang Metode
Spider-Web di Acropora Rajuni Laut, Kawasan Taman Nasional Taka
Bonerate, Sulawesi Selatan”. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan
yang penulis lakukan selama Praktik Kerja Lapangan di Balai Taman Nasional
Taka Bonerate, Sulawesi Selatan yang dilaksanakan selama satu bulan dari
tanggal 16 Juli sampai dengan 15 Agustus 2018.
Kegiatan PKL dan penulisan Laporan PKL di Balai Taman Nasional Taka
Bonerate ini, dapat terlaksana dengan baik, berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan, bimbingan dan
pengarahan yang telah diberikan, khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
Dr. Sc. Agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si.,
2. Ketua Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Mega Laksimini Syamsudin, S.Pi., MT., Ph.D.,
3. Dra. Sri Astuty., M.Sc., selaku dosen wali yang telah memberikan
pengarahan sebelum PKL dan bimbingan dalam penulisan Laporan PKL.
4. Yeni Mulyani, S.Si., M.Si, dan Ibnu Faizal S.Kel., M.T., selaku Tim PKL
Program Studi Ilmu Kelautan, yang telah memberikan pengarahan
kegiatan PKL.
5. Kepala Balai Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi Selatan,
Faat Rudhianto, S.Hut., M.Si.
6. Saleh Rahman, SP., M.Si., Andi Irham, dan Ahmad Nuryadin selaku
pembimbing lapangan selama pelaksanaan PKL di Balai Taman Nasional
Taka Bonerate
iii
7. Effriandi Aminanda, selaku wali peserta PKL selama waktu kegiatan PKL.
8. Muhammad Risal, Bapak Yunus, dan Bapak Ali sebagai kapten kapal.
9. Mirwansyah dan Hildawati, selaku pendamping selama praktik kerja
lapangan.
10. Azizah Qurrotu’aini, Bilqis Alya Ramadhani, Annisa Putri Fitrian, Fazar
Dwi Gustiar, M. Ali Haidar, dan M. Fauzan F., rekan-rekan PKL
mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan FPIK Unpad.
11. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Brawijaya dan Universitas Muslim
Indonesia – Makassar selaku rekan-rekan PKL di TN. Taka Bonerate
Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang
berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan ini
tidak sempurna. Akan tetapi, dalam proses penyusunannya penulis usahakan
dengan sebaik-baiknya. Semoga Laporan PKL ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca dan pihak-pihak terkait dengan upaya konservasi dan
rehabilitasi ekosistem terumbu karang khususnya mengenai transpalntasi karang
menggunakan metode Spider Web.
Williem Hartono
iv
DAFTAR ISI
BAB Halaman
v
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 40
5.2 Saran ..................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 42
KESAN DAN PESAN .............................................................. 43
LAMPIRAN ................................................................................. 44
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
ekosistem terumbu karang yang termasuk dalam kategori sangat baik, baik,
dan rusak, juga mempelajari cara-cara konservasi dan rehabilitasi terumbu
karang dan kegiatan konservatif lainnya.
Kegiatan konservasi dan rehabilitasi terumbu karang dapat dipelajari
secara langsung di lapangan, sebagai kegiatan praktik kerja lapangan (PKL)
di Balai/Instansi yang mempunyai tugas dan fungsi yang terkait dengan
pengelolaan kawasan pesisir dan laut, salah satunya di Taman Nasional Taka
Bonerate yang berada di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Taman Nasional Taka Bonerate merupakan kawasan perairan laut yang
memiliki karang atoll terbesar ketiga di dunia, juga dikenal memiliki
kekayaan dan keanekaragaman biota laut yang hidup di dalamnya. Lautnya
yang masih sangat terjaga keasriannya. Balai Taman Nasional Taka
Bonerate juga memiliki salah satu fokus kegiatan di bidang konservasi
pesisir dan laut yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan mahasiswa dalam bidang konservasi.
Walaupun Taman Nasional Taka Bonerate merupakan kawasan yang
terjaga kelestarian ekosistem lautnya, tetap saja masih terdapat kerusakan
terumbu karang di beberapa lokasi yang merupakan lokasi dimana
mayoritas ikan berkumpul. Hal ini mengindikasikan adanya illegal fishing
di wilayah Taman Nasional Taka Bonerate. Kegiatan penangkapan ikan
yang dilakukan menggunakan bom (destructive fishing). Penggunaan bom
ini sangat berbahaya bagi kelangsungan terumbu karang serta populasi ikan
yang hidup di dalamnya, karena daya rusak bom yang sangat besar dan luas.
sehingga diperlukan upaya restorasi dan rehabilitasi di lokasi yang rusak.
Upaya restorasi dan rehabilitasi terumbu karang yang dilakukan
oleh pihak Balai diantaranya adalah penanaman karang dengan cara
transplantasi karang. Transplantasi karang yang dilakukan menggunakan
metode spider-web structure. Metode ini digunakan karena mudah
dilakukan serta hasil yang didapat cukup baik, dapat menutupi wilayah yang
rusak dalam waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan metode lain.
3
1.2 Tujuan
2.2 Lokasi
Taman Nasional (TN) Taka Bonerate merupakan kawasan pelestarian alam
yang secara geografis terletak di Laut Flores pada 06° 17’ 15” – 07° 06’ 45” LS
dan 120° 53’ 30” – 121° 25’ 00” BT. (Gambar 1). Kawasan ini ditetapkan sebagai
TN Laut Taka Bonerate dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 92/KPTS-
5
6
II/2001 tanggal 15 Maret 2001 dengan luas kawasan 530.765 Ha. merupakan
karang atoll terbesar ketiga di dunia (luasan mencapai 220.000 Ha) setelah Atol
Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Atol Suvadiva di Maldive, serta memiliki
keanekaragaman biota laut yang tinggi dan habitat bagi berbagai spesies satwa
laut yang langka dan dilindungi.
Secara fisik kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, disebelah Utara
berbatasan dengan Sulawesi Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Laut
Banda, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores, dan sebelah Barat
berbatasan dengan Laut Jawa
.
Tarupa, Desa Jinato dan Desa Tambuna. Namun sejak tahun 2012, pemerintah
Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan pemekaran terhadap Desa Tambuna
menjadi 2 desa yaitu Desa Tambuna dan Desa khusus Pasitallu Raya
(http://www.tntakabonerate.com).
Visi
Visi TN. Taka Bonerate yaitu : “Terwujudnya Taman Nasional Taka
Bonerate sebagai Kawasan Pelestari Terumbu Karang Terdepan, Kawasan
Pengembangan dan Tujuan Wisata Alam Laut Utama di Sulawesi”.
Misi
Misi TN Taka Bonerate dibagi menjadi beberapa poin yaitu :
Memantapkan dan Meningkatkan Pengelolaan Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
Tujuan :
a. Meningkatnya efektifitas pengelolaan Taman Nasional Taka Bonerate
(TNTBR),
b. Berkembangnya pengelolaan konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya (KSDAHE) di TNTBR, dan
c. Meningkatnya upaya pengawetan tumbuhan dan satwa liar;
A. Zona Inti
Zona Inti adalah kawasan taman nasional yang mutlak dilindungi dan tidak
diperbolehkan adanya perubahan berupa mengurangi, menghilangkan fungsi dan
menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.
C. Zona Pemanfaatan
Zona Pemanfaatan adalah bagian dari TN yang ditetapkan karena letak,
kondisi dan potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan
pariwisata alam dan kondisi lingkungan lainnya.
13
D. Zona Tradisional
Zona tradisional merupakan bagian dari taman nasional yang ditetapkan
sebagai areal untuk kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang
secara turun-temurun mempunyai ketergantungan dengan sumber daya alam.
Perairan taka, laut dangkal dan laut dalam diluar zona inti,
zona perlindungan bahari, zona pemanfaatan, zona rehabilitasi,
1 zona religi, sejarah dan budaya. 481.334
Total 481.334
E. Zona Khusus
Zona Khusus adalah bagian dari taman nasional yang ditetapkan sebagai
areal untuk pemukiman kelompok masyarakat dan aktivitas kehidupannya
dan/atau bagi kepentingan pembangunan sarana telekomunikasi dan listrik,
fasilitas transportasi dan lain-lain yang bersifat strategis.
14
F. Zona Rehabilitasi
Zona Religi, Budaya dan Sejarah adalah bagian dari raman nasional yang
ditetapkan sebagai areal untuk kegiatan keagamaan, kegiatan adat-budaya,
perlindungan nilai-nilai budaya atau sejarah.
15
Balai Taman Nasional Taka Bonerate dipimpin oleh seorang Kepala Balai
Taman Nasional (Eselon III. A), sebagaimana terlihat pada struktur organisasi
(Gambar 2),dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Eselon IV.A) dan Kepala
Seksi Pengelolaan Taman Nasional I dan II (Eselon IV.A) serta kelompok
fungsional (Dephut 2007) dengan uraian tugas sebagai berikut:
3. Penyuluh Kehutanan
Penyuluh Kehutanan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan melakukan kegiatan penyuluhan kehutanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Penyuluhan Kehutanan adalah proses
pengembangan pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok masyarakat sasaran
agar mereka tahu, mau dan mampu memahami, melaksanakan dan mengelola
usaha-usaha kehutanan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan sekaligus mempunyai kepedulian dan berpartisipasi aktif dalam
pelestarian hutan dan lingkungan. Tugas pokok Penyuluh Kehutanan adalah
melakukan kegiatan persiapan, pelaksanaan, pengembangan, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan penyuluhan kehutanan.
3.1 Orientasi
Kegiatan hari pertama Praktik Kerja Lapang (PKL) dilakukan di
Kantor Balai di Balai Taman Nasional Taka Bonerate. diawali dengan
perkenalan dengan Pimpinan dan staf-staf Balai. Tim PKL juga mendapat
penjelasan mengenai Profil Balai dan kegiatan yang dilakukan Balai.
Setelah pengenalan dilanjutkan dengan diskusi mengenai topik kegiatan
yang dapat dilakukan untuk masing-masing peserta PKL bersama
pembimbing lapangan yang telah disediakan oleh Pimpinan Balai. Penulis
mendapat pembimbing lapangan yaitu Bapak Saleh Rahman, SP., M.Si.,
yaitu Koordinator Pengendali Ekosisitem Hutan (PEH).
21
22
3.3.1 Persiapan
Kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan dan
peralatan yang akan digunakan untuk melakukan transplantasi terumbu
karang menggunakan metode Spider Web di lokasi Acropora Rajuni Laut
(Tabel 9).
Membuat meja atau rak terbuat dari bahan besi baja berdiameter
12 mm yang kemudian dibentuk menyerupai rangka meja dengan
kaki menyerupai kaki laba-laba. Tinggi rangka sekitar 70 cm
dengan diameter bagian bawah rangka sekitar 100 m dan arak antar
kaki sekitar 30 cm.
Saat hampir tiba dilokasi, tim melakukan persiapan alat-alat yang akan
digunakan, diantaranya persiapan alat-alat selam dan rangka spider untuk
penempelan anakan karang (Gambar 8)
Rangka Spider yang sudah ada Anakan karang yang sudah diikatkan
anakan karang pada rangka
Gambar 10. Pengikatan Anak Karang Pada Rangka Spider
33
34
terumbu karang. Ikan karang ditemukan sekitar 362 spesies dari 36 famili, 115
genus. Lamun yang ditemukan ada 9 spesies dari 6 genera. Makro algae
ditemukan 83 spesies dari 37 genera yang terdiri dari 44 spesies algae hijau, 13
spesies algae coklat dan 26 spesies algae merah (COREMAP-PSTK Unhas 2000).
Biota asosiasi yang ada pada TN Takabonerate adalah spesies ikan karang
yang mayoritas ditemui sebanyak 34 species yang merupakan anggota dari 13
famili yaitu; Acanthuridae, Balistidae, Chaetodontidae, Labridae, Lethrinidae,
Lutjanidae, Mullidae, Nemipteridae, Pomacanthidae, Scaridae, Serranidae,
Siganidae dan Zanclidae. Selain itu, Mollusca ditemukan sebanyak 4 kelas, 56
famili, dan 290 species ditemukan juga 4 jenis penyu yaitu jenis Penyu Sisik
(Eretmochelys imbricata), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Lekang
(Lepidochelys olivacea) dan Penyu Tempayan (Caretta caretta). Echinodermata
yang terdapat di kawasan TNTBR terdiri dari bintang laut (Asteroidea spp 8
jenis), lili laut (Crinoidea spp), bulu babi (Echinoidea spp 13 jenis) serta teripang
(Holuthuria spp 11 jenis), dan udang/kepiting (Crustacea 15 spesies). Mamalia
laut seperti ikan paus (Cetaceans sp), lumba-lumba (Tursiops truncatus), dan ikan
duyung (dugong dugong) juga ditemukan pada kawasan ini. Selain itu beberapa
jenis ikan pelagis seperti ikan hiu (Sphyrna spp), ikan pari (manta/sting ray),
cakalang (Katsuwonus pelamis), tenggiri (Scomberomorus sp) dan tuna (Thunnus,
albacores) (COREMAP-PSTK Unhas 2000).
dapat dipakai pula untuk membangun daerah terumbu karang baru yang
sebelumnya tidak ada (Harriot dan Fisk, 1988).
Terdapat beberapa metode restorasi terumbu karang yang biasa dilakukan
di wilayah pesisir, mulai dari membangun terumbu buatan hingga transplantasi
terumbu karang. Upaya yang akan dilakukan tersebut disesuaikan dengan kondisi
kerusakan dan kondisi lingkungan sekitar. Dari beberapa banyak metode
transplantasi terumbu karang yang ada di Indonesia, terdapat salah satu metode
yang cukup menarik dan mampu untuk mengatasi kerusakan terumbu karang,
metode tersebut yaitu jaring laba-laba (web spider). Metode ini merupakan
metode rehabilitasi terumbu karang yang diadopsi dari rehabilitasi yang dilakukan
di Pulau Badi (Williams et al., 2019). Metode ini digunakan untuk mengatasi
kerusakan terumbu karang dengan area yang luas akibat adanya penggunaan bom
untuk menangkap ikan yang menghancurkan struktur terumbu karang.
Transplantasi terumbu karang yang dilakukan di Acropora Rajuni Laut di
Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, menggunakan metode metode spider-
web (Gambar 18). Metode spider-web yang mana anakan karangnya ditempelkan,
untuk mengisi celah antara karang alami yang tersisa. Ini menstabilkan terumbu
karang, membatasi reruntuhan karang dan menyediakan dasar untuk pemulihan
habitat dan peningkatan alami keanekaragaman hayati karang dari waktu ke
waktu. Ikan bisa kembali dengan cepat ke daerah yang direhabilitasi untuk
mengembalikan keseimbangan ekosistem, mengendalikan lumut (rumput laut
yang berupa hama) dan menciptakan landasan bagi perikanan berkelanjutan di
masa depan.
36
Pada tabel hasil pengukuran di atas, dapat dilihat bahwa didapat 8 spesies anakan
karang yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena pengambilan anakan karang
dilakukan secara acak. Selain itu anakan karang sengaja diambil dari berbagai
spesies karena bertujuan untuk melihat perkembangan anakan karang manakah
yang paling optimal dalam kegiatan transplantasi menggunakan metode spider-
web.
Dari Table 10 dapat dilihat juga terdapat spesies Montipora foliosa yang
menjadi salah satu anakan karang. Spesies karang ini untuk pertama kalinya
dijadikan anakan karang di metode spider-web.Biasanya karang yang dijadikan
anakan karang mempunyai tipe life formBranching (CB) karena karang jenis ini
pertumbuhannya relative cepat serta mudah untuk diikatkan di rangka spider-web.
Sedangkan, Montipora foliosa merupakan karang dengan tipe life form Foliose
(CF) yang susah untuk tumbuh dan diikatkan ke rangka.
Hasil dari kegiatan transplantasi kali ini dapat diketahui nanti apakah
karang jenis ini dapat tumbuh dengan optimal atau tidak.Data ini juga dapat
dijadikan sebagai data awal untuk menjadi pembanding pada kegiatan monitoring
kedepannya.
dengan cairan perekat (resin) dilanjutkan dengan melapisinya lagi dengan pasir
pantai. Pelapisan pasir bertujuan agar rangka transplantasi terlapisi dengan pasir
sebagai substrat alami bagi terumbu karang, sehingga nantinya anakan terumbu
karang yang ditempelkan pada rangka transplantasi dapat tumbuh dan
berkembang.
5.1 Kesimpulan
40
41
5.2 Saran
Taman Nasional Taka Bonerate sangat baik untuk dijadikan lokasi
PKL mengenai kegiatan konservasi ekosistem terumbu karang, a.l
trasplantasi Karang dan monitoring pertumbuhan karang transplant,
karena pihak balai bekerjasama dengan masyarakat sering
melakukan pelatihan dan kegiatan transplantasi karang untuk
merehabilitasi terumbu karang yang rusak akibat kegiatan
penangkapan ikan yang destruktif.
42
KESAN DAN PESAN
Kesan
Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Taman
Nasional Taka Bonerate, penulis mendapatkan banyak pengalaman baru
yang belum pernah didapat sebelumnya. Penulis mendapatkan pengalaman
mengambil data secara langsung di lapangan dan juga rintangan yang tidak
terduga pada saat pengambilan data berlangsung. Penulis juga
berkesempatan mengunjungi kawasan atoll terumbu karang terbesar ketiga
di dunia, mengunjungi sekolah-sekolah dasar di pulau-pulau berpenghuni,
sehingga membuka pandangan dan menambah pengetahuan penulis
mengenai kesederhanaan kehidupan di pulau-pulau kecil.
Pesan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu berjalannya praktik kerja lapangan ini, terutama pihak-pihak dari
Balai Taman Nasional Taka Bonerate yang telah meluangkan waktu, tenaga,
dan pikirannya dalam membimbing penulis dan rekan-rekan lainnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam masa praktik kerja lapangan
penulis melakukan kesalahan baik dalam ucapan dan perbuatan. Penulis
berharap semoga silaturahmi akan terus terjalin dengan baik hingga masa
mendatang. Akhir kata penulis sangat bersyukur dapat melakukan kegiatan
praktik kerja lapangan disini dan menyampaikan banyak terima kasih
kepada pihak yang terlibat di dalamnya.
43
Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Praktik Kerja Lapangan
44
Lampiran 2. Penilaian dari Pembimbing Lapangan
45
Lampiran 3. Logbook Harian PKL
46
Pulau Tinabo Besar pada 2 stasiun
47
33 Selasa, 14 Agustus 2018 Pembuatan laporan PKL sementara
Dosen Wali
Sri Astuty, M. Sc
NIP. 19681014 199702 2 001
48
Lampiran 3. Dokumentasi
Visit School
49
Tim PKL TN. Taka Bonerate SPTN Wilayah I Tarupa - Universitas Padjadjaran,
Universitas Brawijaya, Universitas Muslim Indonesia Makassar
Mah
asiswa Tim PKL Bersama dengan Para Pembimbing Lapangan
di Tinabo Island
50
Tim PKL TN. Taka Bonerate SPTN Wilayah I Tarupa -
Universitas Padjadjaran, Universitas Brawijaya, Universitas Muslim Indonesia
Makassar , Bersama dengan Beberapa Pembimbing Lapangan di Kantor Balai
Taman Nasional Taka Bonerate
51