Pendahuluan Skripsi Ria
Pendahuluan Skripsi Ria
Pendahuluan Skripsi Ria
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pangan yang penting di dunia. Sorgum mempunyai potensi penting yaitu sebagai
sumber karbohidrat bahan pangan, pakan dan komoditi ekspor. Potensi tersebut
belum dapat dimanfaatkan dengan baik karena adanyan hambatan, yaitu dari segi
pemahaman tentang manfaat dari sorgum serta dari segi penerapan teknologi
budidayanya. Biji sorgum (utuh) mengandung protein 9,01%, lemak 3,6%, abu
adaptasi yang tinggi yaitu lebih tahan terhadap kekeringan apabila dibandingkan
dengan tanaman serelia yang lainnya, dan tanaman sorgum dapat tumbuh hampir
di setiap jenis tanah. Sorgum juga merupakan tanaman yang sangat berpotensi
kebutuhan pangan, pakan, dan industri. Peningkatan jumlah yang tidak diimbangi
krisis pangan. Sebagai pangan dunia sorgum berada di peringkat ke-5 setelah
bahan organik yang memiliki kandungan hara yang lengkap, maka kesuburan dan
produktivitas tanah akan sulit untuk ditingkatkan. Adapun manfaat dari pemberian
bentuk panenan dan erosi, memperbaiki sifat-sifat tanah (Swift dan Sanchez, 1984
dalam Prihastanti, 2010), dan memperbaiki kesehatan tanah (Logan, 1990 dalam
Prihastanti, 2010).
bahwa tanaman sorgum cukup adaptabel terhadap lahan dengan kondisi kering.
bahan kering : 1) Sorgum perlu 322 kg air, 2) Jagung perlu 368 kg air, 3) Barley
perlu 434 kg air, 4) Gandum perlu 514 kg air, dan 5) Padi perlu air yang lebih
banyak lagi.
proses pertumbuhan tanaman sorgum karena mengandung unsur hara makro dan
mikro. Kotoran ayam merupakan bahan yang bisa dijadikan pupuk dan memiliki
kandungan unsur hara yang tinggi. Kotoran ayam mengandung unsur hara makro
sebelumnya (Ngawit dan Hanan, 2007 dalam Zulkifli, 2012) menyatakan bahwa
jumlah daun hijau selama fase pengisian biji, mempercepat umur malai dan
cara perbaikan atau manipulasi lingkungan tumbuh. Pemberian mulsa dapat secara
dapat meningkatkan kadar air tanah, suhu, udara di dalam tanah, mencegah erosi.
3
sinar matahari secara langsung yang berlebihan terhadap tanah, dan dapat menjaga
kelembapan tanah, sehingga tanaman dapat menyerap air dan unsur hara dengan
baik. Selain itu, jerami sebagai bahan organik tanah merupakan unsur mineral
pemberian mulsa dan bahan organik. Dengan adanya penelitian yang berjudul
respon pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum terhadap pemberian mulsa dan
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
tanaman sorgum
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
(akar-akar primer) pada dasar buku pertama pangkal batang, akar-akar koronal
(akar-akar pada pangkal batang yang tumbuh ke arah atas) dan akar udara (akar-
m sehingga sangat ideal dikembangkan untuk pakan ternak dan penghasil gula
(FAO, 2002).
Daun pada tanaman sorgum dilapisi oleh sejenis lilin yang cukup tebal dan
berwarna putih. Lapisan lilin ini berfugsi untuk menahan atau mengurangi
penguapan air dari dalam tubuh tanaman, sehingga tanaman ini resisten terhadap
Bunga sorgum tersusun dalam bentuk malai dengan banyak bunga pada
setiap malai sekitar 1500-4000 bunga. Bunga sorgum akan mekar teratur dari 7
cabang malai paling atas ke bawah. Malai sorgum memiliki tangkai yang tegak
atau melengkung, berukuran panjang atau pendek dan berbentuk kompak sampai
Warna biji sorgum bervariasi tergantung kultivar dan jenisnya ada yang
berwarna putih hingga berwarna kekuningan dari merah hingga berwarna coklat
gelap. Warna pigmen dari biji berasal dari pericarp atau testa bukan dari
endosperm. Endosperm pada sorgum berwarna putih sama seperti yang terdapat
pada jagung putih. Ukuran biji bervariasi tergantung varietas dan jenis dengan
Syarat Tumbuh
Iklim
dan permukaan laut dimana suhunya kurang dari 200C, maka pertumbuhan
yang kurang subur, air yang terbatas dan masukan (input) yang rendah, bahkan
pada daerah dengan ketinggian diatas 500 mdpl, maka tanaman sorgum akan
Oleh karena itu, saat tanam yang cocok adalah musim kemarau. Angin membantu
dalam penyerbukan, namun angin yang terlalu kencang dapat merugikan, karena
Tanah
Sorgum dapat bertoleransi pada kisaran kondisi tanah yang luas. Tanaman
ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah berat yang sering kali tergenang.
Sorgum juga dapat tumbuh pada tanah-tanah berpasir. Sorgum dapat tumbuh pada
pH tanah berkisar 5,0-5,5, dan lebih bertoleransi terhadap salin (garam) tanah
daripada jagung. Tanaman sorgum dapat berproduksi pada tanah yang terlalu
Salah satu yang mendukung pada pengolahan lahan sorgum adalah tanah
liat berlempung yang kaya akan humus. Sorgum tidak akan tumbuh dengan baik
pada tanah yang tergenang atau pada lahan rawa. Walaupun sorgum lebih mampu
bertahan pada kondisi tanah yang tergenang dibandingkan dengan tanaman jagung
namun drainase yang baik lebih cocok untuk pertumbuhannya (Thakur, 1980).
yang kurang subur, air yang terbatas dan masukkan (input) yang rendah, bahkan
dilahan yang berpasir sorgum dapat dibudidayakan. Namun apabila ditanam pada
daerah yang berketinggian diatas 500 mdpl tanaman sorgum akan terhambat
ditanam di tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) yang masam, namun untuk
memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal perlu dipilih tanah ringan
atau mengandung pasir dan bahan organik yang cukup (Yanuwar, 2002).
8
Mulsa
bahan penutup tanah. Dari pengertian ini mulsa diartikan sebagai penutup tanah
yang dapat melindungi tanah dari iklim yang berbeda-beda (Umboh, 2000).
Fungsi lain dari mulsa adalah menjaga tanah agar tetap gembur, suhu dan
kelembapan tanah relatif tetap stabil. Selain itu, dengan adanya mulsa, pemberian
pupuk, pengendalian gulma ataupun hama penyakit dapat berkurang baik dalam
juga berguna untuk mencegah erosi tanah, menjaga struktur tanah, suhu dan
kelembapan tanah sehingga tercipta kondisi yang baik dan mendukung bagi
pembuatan jarak tanam, merawat tanaman, memberi pupuk menjadi lebih mudah
terjadinya erosi. Jerami agak lambat pelapukannya sehingga untuk tanaman cukup
permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan melindungi tanah dari terpaan
sinar matahari. Mulsa juga dapat membantu memperbaiki sifat fisik tanah
(Masnang, 1995).
nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum (Shorgum bicolor (L.)
sorgum dengan parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot
kering akar, dan bobot 1000 biji menunjukkan hasil yang tertinggi dibandingkan
dengan menggunakan mulsa lainnya. Hal ini dikarenakan mulsa jerami memiliki
kemampuan untuk menyerap air lebih banyak, serta mampu menyimpan air lebih
Selain sebagai penyusun utama tanaman, air diperlukan untuk melarutkan unsur
hara agar mudah diserap air. Dalam tubuh tanaman, air digunakan sebagai media
Bahan Organik
pupuk kandang ayam setelah 8 minggu dapat memperbaiki sifat kimiawi tanah
10
latosol subang. Peningkatan takaran pupuk kandang diikuti naiknya pH, kadar
Aldd dan Fedd yang semuanya bersifat positif terhadap perbaikan sifat kimiawi
tanah.
Pupuk kandang ayam berasal dari feses ayam yang kandungan N, P, dan K
relatif tinggi dari feses hewan lainnya. Manfaat kotoran ayam setelah diteliti dan
ternyata memberi efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan tanaman bahkan
lebih besar dari pada kotoran ternak besar. Dari segi kadar hara tiap ton kotoran
digunakan oleh petani saat ini. Menurut Hasibuan (2004) bahwa secara
keseluruhan kotoran ayam mengandung 55% H2O, 1% N, 0,8% P2O5, dan 0,04%
K2O. Pemberian pupuk kandang ini memberikan pengaruh yang sangat baik
ini sejalan dengan pendapat Subroto (2009), bahwa pemberian pupuk kandang
ayam dapat memperbaiki struktur tanah serta dapat memperkuat akar tanaman.
kandang ayam sebagai pemasok hara tanah dan meningkatkan retensi air, apabila
kandungan air tanah meningkat, proses perombakan bahan organik akan banyak
menghasilkan asam-asam organik, anion dari asam organik dapat mendesak fosfat
yang terikat oleh Fe da Al sehingga fosfat dapat terlepas dan tersedia bagi
berkadar bahan organik rendah karena pupuk organik mampu meningkatkan kadar
11
Kandungan hara dalam kotoran ayam tiga kali lebih besar dari hewan
ternak lain (sapi, kambing, dan kuda). Hal ini disebabkan lubang pembuangan
ayam hanya satu sehingga kotoran padat dan cair tercampur. Komposisi
kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti ternak, umur dan kondisi ternak, macam pakan, serta perilaku dan
tanaman akan lebih berkembang masuk ke dalam tanah dan dapat lebih baik
cukup hara dapat menyelesaikan siklus hidupnya lebih cepat, sedangkan tanaman
yang kekurangan hara dapat lebih lambat dipanen, tetapi jika tanaman kelebihan
hara juga tidak baik karena dapat meracuni tanaman, sehingga pada proses
yang berlebih, pemberian pupuk tidak sekaligus dilakukan, tetapi secara bertahap
pertumbuhan tanaman jagung, terutama jumlah daun hijau selama fase pengisian
12
biji, mempercepat umur keluar malai dan rambut tongkol serta meningkatkan
hasil, komponen hasil dan indeks panen. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh
Pupuk kandang sapi tergolong pupuk dingin, hasil pupuk seekor sapi
dewasa pertahun menurut taksiran adalah 7500 kg pupuk segar dan 5000 kg
pupuk matang. Terdiri atas unsur N 15 kg, P 5 kg dan K 25 kg. Kandungan unsur
hara dan air pada kotoran padat dalam keadaan segar adalah 0,4% N, 0,2% P2O5,
Pupuk Kascing
tanah menjadi lebih gembur, dan penambahan unsur hara ke dalam tanah terutama
unsur hara makro. Kascing mengandung unsur makro yaitu N, P, K, Ca, dan Mg
dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan tanah, dan unsur-unsur
makro tersebut berada dalam bentuk siap diserap tanaman sehingga bermanfaat
kimia, dan biologi tanah menjadi lebih baik. Kompos mempunyai sifat drainase
dan aerasi yang baik, namun demikian kascing mempunyai kandungan unsur hara
tanah. Secara biologis keduanya mempunyai mikroba yang penting bagi medium
tumbuh bibit. Mikroba yang terdapat pada kascing dapat menghasilkan enzim-
13
enzim (amilase, lipase, selulase, dan chitinase). Kelebihan dari kascing tersebut
yaitu adanya kandungan hormon tumbuh akan memberikan pengaruh yang lebih
baik pada pertumbuhan bibit. Perlakuan jenis pupuk organik yang diberikan ke
dalam tanah menyebabkan N total dalam tanah berbeda. Hal ini menunjukkan
bahwa pupuk kascing memberikan unsur hara N yang lebih tinggi bila
kascing ini mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang dimakan
cacing dan kemudian di keluarkan tergantung pada bahan organik dan jenis
seperti nitrogen, fosfor, mineral, vitamin. Karena mengandung unsur hara yang
lengkap, apalagi nilai C/N nya kurang dari 20 maka kascing dapat digunakan
tempat ± 25 meter di atas permukaan laut (dpl) mulai bulan Oktober 2019 sampai
dengan selesai.
varietas Numbu sebagai objek penelitian, mulsa jerami padi, pupuk kandang
ayam, pupuk kandang sapi, pupuk kascing, Urea, SP-36, KCl (sebagai pupuk
handsprayer, meteran, pacak sampel, pacak perlakuan, alat tulis, label, karung,
tali, ember, pisau, plastik, gelas ukur, timbangan, dan kalkulator, dan alat lainnya
Metode Penelitian
Faktor I (Petak Utama) : Mulsa (M) yang terdiri dari dua jenis, yaitu :
M0 = Tanpa Mulsa
M1 = Mulsa Jerami
Faktor II (Anak Petak) : Bahan Organik (B) yang terdiri dari 4 jenis, yaitu:
B3 = Pupuk Kascing
M0B0 M1B0
M0B1 MIB1
M0B2 M1B2
M0B3 M1B3
Dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan sampel
i = 1,2,3
j = 1,2
16
k = 1,2,3,4
dimana :
Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan mulsa ke-j dan
δij : Efek galat dari blok ke-i yang disebabkan mulsa pada taraf ke-j
(αβ)jk : Pengaruh interaksi antara jenis mulsa perlakuan ke-j dengan bahan
organik ke-k
εijk : Efek galat pada blok ke-i akibat jenis mulsa ke-j dan pengaruh bahan
organik ke-k
linier aditif. Perlakuan yang berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
diolah dua minggu sebelum tanam dengan kedalaman 25-30 cm. Diukur areal
pertanaman yang akan digunakan. Petak utama dibentuk dengan ukuran 120 cm x
1450 cm dengan jarak antar petak 50 cm dan jarak antar blok 100 cm.
Aplikasi bahan organik pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, dan
pupuk kascing dilakukan satu minggu sebelum tanam sesuai perlakuan masing-
masing. Aplikasi bahan organik ini dilakukan dengan cara mencampur perlakuan
Penanaman
benih per lubang tanam yang sebelumnya telah direndam air selama 10 menit.
Aplikasi Mulsa
mulsa sesuai dengan perlakuan pada petak utama dengan ketebalan 5 cm hingga
menutupi seluruh permukaan tanah dengan rata. Aplikasi mulsa dilakukan setelah
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
18
Penyulaman dilakukan dengan menanam benih sorgum pada lubang tanam yang
Pemupukan
dilakukan dua kali, dimana 1/3 bagian diberikan pada saat awal penanaman
dan sisanya 2/3 bagian pupuk N diberikan pada saat umur 4 MST. Pemupukan
dilakukan dengan cara menabur pada lubang yang dibuat sedalam 5 cm dengan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali setiap hari yaitu pada pagi hari dan sore
Penjarangan
yang sehat.
Penyiangan
19
tanaman utama.
M-45 dengan dosis 2 g/liter air. Pencegahan penyakit dilakukan dua kali pada saat
dan disemprotkan ke daun dan batang tanaman secara merata. Pencegahan hama
Penyemprotan dilakukan pada saat tanaman umur 6 MST yang terkena serangan
hama.
Panen
kuning dan mengering, serta biji-biji telah bernas dan keras. Panen dilakukan
Pengamatan Parameter
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung daun
minggu setelah tanam dengan interval 1 minggu sekali hingga masuk fase
generatif.
Jumlah daun yang dihitung yaitu daun yang telah terbuka sempurna dan
dengan interval 1 minggu sekali sampai populasi tanaman sorgum telah berbunga
sebanyak 75%.
muncul. Dicatat umur berbunga setiap hari dimulai sejak bunga pertama keluar
Produksi per sampel diambil dengan cara menimbang biji per sampel
setelah biji dipisahkan atau dirontokkan dari malai dan dibersihkan dari kotoran-
Produksi per anak petak diambil dengan menimbang biji per anak petak
setelah biji dipisahkan atau dirontokkan dari malai dan dibersihkan dari kotoran-
Ditimbang sebanyak 1000 biji yang telah dijemur selama beberapa hari
DAFTAR PUSTAKA
Dicko, M. H., Gruppen, H., Traore A.S., Voragen A.G.J., dan Van Berkel WJH.
2006. Shorgum grain as human food in Africa, relevance of contentof
starch and amylase activities. African Journal of Biotechnology 5 (5):
384-395.
FAO, Agricultural department. 2002. Sweet sorgum in china. World Foot summit,
10-13 june 2002. http://www.fao.orglag(22 Maret 2014).
Lubis, A.M. 1986. Azas-Azas Kimia Tanah Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian UISU. Medan.
Metcalfe, D.S. dan Elkins, D.M.. 1980. Crop Production: Principles and Practices.
Macmillan Publishing co. Inc. New York.
Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.
Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk Organik dan Ppupuk Hayati. Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor. Jawa Barat.
22
Sukman, Y. dan Yakub. 2002. Gulma dan Teknik Pengndaliannya. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Sumarna dan Subhan. 1994. Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat dan Mulsa Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif.
Thakur, C. 1980. Scientific Crop Production. Metropolitan Book Co. Pvt. Ltd.
Book Sellers and Publishers. L. Netaji Marg. New Delhi.
100 cm
120 cm 50 cm
300 cm B0 B3 B1 B2 B0 B1
50 cm
B2 B1 B2 B2 B3 B2
B1 B2 B0 B3 B2 B0
B3 B0 B3 B0 B1 B3
24
10 cm 20 cm 10 cm
X X X X X X
70 cm
X X X X X X
X X X X X X
300 cm
X X X X X X
X X X X X X
120 cm
25
Minggu ke-
No. Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Persiapan Lahan X
Aplikasi Bahan
2. X
Organik
3. Penanaman X
4. Aplikasi Mulsa X
5. Pemupukan X X
6. Penyulaman X
7. Penjarangan X
Pemeliharaan
8
Tanaman
Penyiraman
Penyiangan Disesuaikan Dengan Kondisi di Lapangan
Pencegahan HPT
9 Panen X X
10. Pengamatan
Parameter
Tinggi Tanaman
X X X X X X X X
(cm)
Jumlah Daun (helai) X X X X X X X X
Diameter Batang
X X X X X X X X
(mm)
Umur Berbunga (hari) X
Produksi per Sampel
(g)p
Produksi per anak X
petak (g)
Bobot 1000 biji (g) X
26
Sumber : http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/
27