Askep VT Benar-1
Askep VT Benar-1
Askep VT Benar-1
KEPERAWATAN KRITIS
DISUSUN OLEH :
JOMBANG
2019/2020
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat Rahmat dan Hidayah – Nya lah kami dapat
menyelesaikan Makalah Ventricular tachycardia (VT) pada Keperawatan
Kritis.
Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
penulis dapat menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Permohonan
maaf penulis ucapkan jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa, para dosen dan
pembaca lainnya.
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
4.3 Diagnosa Keperawatan......................................................................... 26
BAB V PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
seberapa sering kondisi tersebut terjadi, serta adanya masalah jantung
lainnya.
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
a. Monomorfik
VT yang memiliki kompleks QRS yang sama pada setiap denyutan dan
menandakan depolarisasi yang berulang dari tempat yang sama (Sudoyo,
A.W. et al, 2009). 2009).
3
b. Polimorfik
VT yang memiliki kompleks QRS yang bervariasi (berubah) dan
menunjukkan adanya urutan depolarisasi yang berubah dari beberapa
tempat. Pada umumnya disebabkan oleh infark miokard. Bila VT
berlangsung lebih dari 30 detik disebut sustained dan sebaliknya bila
kurang dari 30 detik disebut non sustained (Sudoyo, A.W. et al,
2009).
4
2.3 Etiologi
1. Gangguan sirkulasi koroner (iskemik miokard, infark miokard,
aterosklerosis koroner, spasme arteri koroner)
2. Kardiomiopati
3. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiper atau hipokalemia). Ion kalium
menentukan potensial istirahat dari sel otot jantung. Jika terjadi perubahan
kadar elektrolit, maka akan terjadi peningkatan atau perlambatan
permeabilitas terhadap ion kalium. Akibatnya potensial istirahat sel otot
jantung akan memendek atau memanjang dan memicu terjadinya
gangguan irama jantung.
1. Medikasi/ obat-obatan seperti digitalis dan obat anti aritmia, obat-obat anti
aritmia bekerja dengan mempengaruhi proses repolarisasi sel otot jantung.
Dosis yang berlebih akan mengubah repolarisasi sel otot jantung sehingga
terjadi gangguan irama jantung
2. Sarcoidosis (suatu inflamasi yang mengenai kuloit dan jaringan tubuh
lainnya)
3. Perubahan postur, exercise, emosional (stress) atau stimulasi vagal
4. Respon terkait gaya hidup ( kafein, alkohol nikotin, metamfetamin/kokain)
5
7. Apnea
8. Nyeri dada (Muttaqin, A. 2012).
2.5 Patofisiologi
Seperti telah di jelaskan bahwa ventrikel takikardi sebabkan oleh
infark miokard, iskemia ,jantung koroner, pada pasien dengan ventrikel
takikardi lebih banyak di sebabkan oleh arteri korener merupakan
pembuluh darah yang bertugas memberi nutrisi pada jantung itu sendiri,
jika terjadi infark pada arteri korener yang memperdarahi SA node di
atrium menyebabkan kematian sel otot jantung menimbulkan gangguan
pada repolarisasi dan depolarisasi sehingga mempengaruhi irama jantung.
Dengan di lepasnya berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta
penimbunan asam laktat, maka jalur-jalur hantaran listrik jantung
terganggu.
Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolarisasi atrium atau
ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas miokard akibat
kematian sel otot jantung juga dapat menstimulus pengaktifan katekolamin
yang meningkatkan rangsangan sistem saraf simpatis , akibatnya akan
terjadi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kebutuhan oksigen dan
vasokontriksi. Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga penyebab
munculnya ventrikel takikardi.
Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity biasanya tercetus
pada keadaan infark miokard akut, gangguan elektrolit,
gangguan keseimbangan asam basa dan tonus adrenergic yang
tinggi. Reentri merupakan mekanisme aritmia yang biasanya disebabkan
oleh IMA dan kardiomiopati dilatasi yang terbentuk akibat infark miokard
yang berbatasan dengan jaringan sehat menjadi keadaan yang ideal untuk
terbentuknya sirkui reentry. Bila sirkui ini sudah terbentukmaka eritmia
ventrikel reentrant dapat timbul setiap saat dan menyebabkan kematian
mendadak.
6
2.6. Pathway
7
2.7. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG
Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi, gangguan
irama jantung dan efek ketidak seimangan elektrolit dan obat jantung
b. Monitor holter
Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana
gangguan irama jantng timbul dapat juga mengevaluasi fungsi pacu
jantung
c. Rongen dada
Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel dan katup
d. Scan pencitraan miokard
Dapat menunjukkan area iskemik atau kerusakan miokard yang dapat
mempengaruhi konduksi normal dinding dan kemampuan pompa
e. Elektrolit
Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
menyebabkan gangguan irama jantung
f. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkab atau
meningkatnya gangguan irama jantung
g. Laju sedimentasi
Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut atau aktif
(endocarditis sebagai factor pencetus gangguan irama jantung)
2.8 Komplikasi
a) VF (Ventrikel Fibrilasi)
b) Gagal jantung
c) Kematian mendadak
d) Terbentuknya trombo-emboli yang dapat menyebabkan stroke dan
gangguan pada pembuluh darah lainnya (Zagoto, R.R. 2012).
8
2.9 Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Amiodaron
Amiodaran adalah obat anti-arrhythmic yang mempengaruhi irama
detak jantung. Amiodarone digunakan untuk membantu menjaga
jantung berdetak dengan normal pada orang yang memiliki gangguan
irama jantung tertentu pada bilik jantungnya (bilik jantung yang lebih
kecil yang membiarkan darah mengalir keluar jantung).
b. Epinephrine
Epinephrine adalah obat yang digunakan untuk penyuntikan pembuluh
darah dalam pengobatan hipersensitivitas akut. Aksi epinephrine
menyerupai pengaruh stimulasi syaraf adrenergic.
c. Lidocaine
Lidocaine adalah anastesi lokal jenis amide dan umumnya digunakan
sebagai anti-arrhythmic yang menggunakan pengaruhnya pada axon
syaraf sodium channels, untuk mencegah depolarisasi
2. Non farmakologi
a. RJP (resusitasi jantung paru) adalah tindakan yang di lakukan untuk
mengatasi henti nafas dan henti jantung.
b. Disinkronisasi kardioversi/ Defibrilasi, terapi dengan memberikan
aliran listrik ke jantung pasien dengan tujuan koordinasi listrik jantung
dan mekanisme pemompaan di tunjukan dengan membaiknya cardiak
output, perfusi jaringan dan oksigenasi.
c. Intubasi endotrakeal.
3. Pencegahan
a. Menjaga tingkat elektrolit yang seimbang.
b. Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, menghindari
konsumsi berlebihan alkohol dan penggunaan narkoba, modifikasi diet,
dan olahraga, sangat penting dalam mencegah takikardia ventrikel pada
pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular.
9
c. Penggunaan tembakau merupakan faktor risiko utama untuk
penyakit jantung berkembang, yang merupakan penyebab utama
takikardia ventrikel.
Pada prinsipnya, terapi bertujuan untuk :
10
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR TACHYCARDIA
(VT)
3.1 Pengkajian
a. Identitas
Ventrikel takikardi dapat ditemukan pada pasien segala usia serta meningkat
pada usia > 60 tahun serta paling sering di jumpai pada pasien dengan
IMA (Bakta, I.M, dan Suastika, I.K. 1999)
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasa dirasakan oleh pasien ventricular tachycardia
adalah Jantung berdebar - debar. Dalam mendapatkan anamnesis
dari pasien yang kolaps, penting untuk menentukan adakah kehilangan
kesadaran atau tidak (Boru, C.Y., 2011)
c. Riwayat Penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien yang mengalami ventrikel takikardi akan mengalami palpitasi,
denyut jantung keras, denyut jantung berhenti, pukulan di daerah dada,
dada bergetar, denyut jantung cepat, serta denyut jantung tidak teratur.
Keluhan penyakit dasar seperti payah jantung yang memburuk, angina
pektoris, dan lain-lain (Bakta, I.M, dan Suastika, I.K. 1999).
2. Riwayat penyakit dahulu
Penderita IMA bisa terserang ventrikel takikardi (Boru, C.Y., 2011).
3. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kematian mendadak di keluarga bisa menunjukkan adanya
sindrom QT panjang atau kardiomiopati turunan (Boru, C.Y., 2011).
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kelelahan umum
Sirkulasi : perubahan TD hipertensi atau hipotensi, nadi
tidak teratur, devisit nadi,bunyi jantung irama tidak teratur, bunyi eksterna,
Integritas ego : perasaan gugup, perasaan, terancam, cemas
Makanan dan cairan : hilang nafsu makan atau anoreksia
11
Neurosensori : pusing, berdenyut, disorientasi, bingung,
perubahan pupil
12
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis dari ventrikel takikardia adalah:
1. EKG dengan gambaran sebagai berikut:
Site of Origin : satu atau lebih fokus ektopik di ventrikel
Frekuensi : biasanya 140-250 bpm
Irama : biasanya regular
Gelombang P : tidak ada
Kompleks QRS : bentuk aneh dan ukuran sama, melebar atau
> 0,12 detik
Gelombang T : tidak ada
Kejadian : tiga atau lebih PVC yang berjajar dalam satu
baris , timbul mendadak
2. Enzim Jantung, yaitu :
CKMB : dapat dideteksi 4-6 jam pasca infark, mencapai puncaknya
pada 24 jam pertama, kembali normal setelah 2-3 hari.
Troponin T : spesifik untuk kerusakan otot jantung, dapat dideteksi
3-4 jam pasca infark
LDH : dapat dideteksi 24-48 jam pasca infark, mencapai puncaknya
setelah 3-6 hari, normal setelah mencapai 8-14 hari.
3. Chest x-ray : untuk menunjukan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Drug Screen : menilai adanya keracunan obat digitalis atau quinidine
5. Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalsium kadar kalsium dan/
atau kalsium dapat menyebabkan gangguan irama jantung
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi, irama, dan konduksi
elektrikal.
2. Pola napas tidakefektif b/d penurunan suplai oksigen
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan curah jantung
(suplai oksigen ke jaringan menurun)
13
3.3 Intervensi Keperawatan
14
bertahap ketika
kondisi (pasien)
sudah distabilkan
(misalnya, dorong
aktivitas yang lebih
ringan atau waktu
yang lebih singkat
dengan waktu
istirahat yang sering
dalam melakukan
aktivitas)
10 Instruksikan pasien
tentang pentingnya
untuk segera
melaporkan bila
merasakan nyeri dada
11 Kolaborasi dengan
semua staff untuk
menyadari tujuan dan
bekerja sama dalam
menyediakan
perawatan yang
konsisten
Pengaturan
Hemodinamik
1 Monitor curah
jantung, indeks
kardiak dan indeks
kerja stroke
ventrikuler, yang
sesuai.
15
2 Monitor efek obat
3 Tinggikan kepala
tempat tidur
4 Tinggikan kaki
tempat tidur
5 Berkolaborasi
dengan dokter,
sesuai indikasi.
16
6 Suara nafas memasukkan alat
tambahan (5) membuka jalan
nafas
4. Lakukan fisioterapi
dada sebagaimana
mestinya
5. Posisikan untuk
meringankan sesak
nafas
6. Auskultasi suara
nafas, catat area
yang ventilasinya
menurun atau tidak
adanya suara
tambahan
7. Edukasi keluarga
klien tentang
keadaan klien
8. Kolaborasi dengan
tim dokter data
pemberian obat
3. Ketidakefektifan SMART Label NIC :
perfusi jaringan Setelah dilakukan Pengaturan
perifer b/d tindakan keperawatan Hemodiamik
penurunan curah selama 3x24 jam 1. Lakukan penilaian
jantung (suplai diharapkan pasien komprehensif pada
oksigen ke jaringan mampu mencapai status hemodinamik
menurun) criteria hasil sebagai 2. Jelaskan tujuan
berikut : keperawatan
3. Kurangi kecemasan
Label NOC : dengan memberikan
Perfusi Jaringan : informasi yang akurat
17
Perifer dan memperbaiki
1 Suhu kulit ujung setiap
kaki dan tangan kesalahfahaman
(5) 4. Lakukan auskultasi
2 Tekanan darah pada jantung
sistolik (5) 5. Monitor dan catat
3 Tekanan darah tekanan darah, denyut
distolik (5) jantung, irama, dan
4 Edema Perifer (5) denyut nadi
5 Muka Pucat (5) 6. Monitor curah
6 Kelemahan Otot jantung, indeks
(5) kardiak, dan indeks
kerja stroke
ventrikuler yang
sesuai
7. Monitor efek obat
8. Tinggian kepala
tempat tidur
9. Tnggikan kaki tempat
tidur
10.Monitor apakah
adanya edema perifer
distensi vena
jugularis, bunyi
jantung S3 dan S4
dyspnea, S4, dyspnea,
penambahan berat
badan, dan distensi
organ, terutama
diparu-paru dan
jantung
11. Pasang kateter urine
18
12. Berkolaborasi
dengan dokter sesuai
dengan indikasi
Manajemen syok
jantung
1. Monitor tanda dan
gejala penurunan
curah jantung
2. Catat tanda dan
gejala penurunan
curah jantung
3. Berikan oksigen
sesuai kebutuhan
4. Monitor adanya
ketidakadekuatan
perfusi arteri koroner
(perubahan ST dalam
EKG, peningkatan
enzim jantung) sesuai
kebutuhan
5. Tingkatan perfusi
jaringan yang adekuat
( dengan resusitasi
cairan dan atau
fasopresor untuk
memepertahankan
tekanan rta rata arteri
(MAP)> 60 mmHg)
sesuai kebutuhan
19
3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995).
Implementasi keperawatan ventrikel takikardi sesuai dengan intervensi yang
telah dibuat sebelumnya.
3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
20
BAB IV
Kasus
4.1 Pengkajian
Tanggal masuk :
Jam masuk :
Tanggal pengkajian :
No. RM :
Tempat :
Metode :
Sumber :
Identitas :
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.G
Umur : 65 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Alamat : Sleman Yogyakarta
Diagnosa Medis : Ventrikuler Takhikardi
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.K
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Sleman Yogyakarta
Hub dengan pasien : Anak
c. Keluhan Utama
Pasien mengatakan jantungnya berdebar-debar
21
d. Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan dari Puskesmas Sleman dengan diagnosis febris H5,
Dispepsia, Sinus Takikardi, Anteroseptal MI.Tiba di IGD RS dr
Sarjito pasien tampak sesak nafas, pucat, Gelisah. Kemudian di
lakukan pemeriksaan EKG dengan hasil VT dengan nadi, TD 100/70
mmHg, HR: 150x/mnt, SpO2 68%, RR 40x/mnt, terpasang nrm 10
lpm
Riwayat Penyakit Dahulu
Alergi : Pasien tidak mempunyai riwayat alergi
Medikasi : Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Kakek pasien memiliki riwayat penyakt jantung
e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Status nutrisi
(Normal)
Tanda-tanda Vital
Nadi : 150x/m
22
Respirasi : 40x/m
a. Kepala : kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, penyebaran
rambut rata.
Wajah : warna kulit wajah pucat, struktur wajah simetris, tidak sembab
b. Mata : kelopak mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, sclera
tidak ikterik
c. Hidung : bentuk simetris, tidak ada deformitas, tidak ada secret, tidak ada
edema, pernapasan cuping hidung, tidak terdapat nyeri tekan
d. Teinga :bentuk simetris, telinga bersih, tidak ada abses, tidak ada
benjolan maupun nyeri tekan
e. Rongga mulut : lidah besrih, tidak ada plak, tidak ada stomatitis, gigi
rapi, gusi merah muda, tidak ada abses, bibir simetris dan tidak ada
abses, tidak ada nyeri telan, tidak ada caries dentis
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku kuduk,
trakea teraba di tengah dan tidak ada deviasi
g. Thoraks
Inspeksi : bentuk dada simetris, gerakan dinding dada simetris, terdapat
pernafasan dada, terdapat retraksi dinding dada, JVP 5+2cm
Palpasi : tidak teraba massa/benjolan, icus cordis teraba
Perkusi : redup/pekak, batas jantung kanan SIC kanan line parasternalis
kanan (atas) SIC 3-4 kanan line parasternalis kanan (bawah), batas
jantung kiri : SIC 2 kiri line parasternalis kiri (atas), SIC 2 kiri
midclavikularis kiri (bawah).
Auskultasi : paru-paru : vesikuler, ronchi
Jantung : irregular, terdengar suara tambahan S3 S4
h. Abdomen : tidak ada lesi di daerah abdomen, tidak terdapat massa/nyeri
tekan
i. Genetalia : alat kelamin bersh, tidak ada massa/benjolan, terpasang DC,
urine keluar sedikit ()
23
j. Ekstremitas : tidak ada fraktur ataupun luka, terpasang infuse dengan iv
cath no 22 dengan cairan NaCl 0,9%, turgor kulit sedang, elastic, lembab,
akral dingin, kekuatan otot, CRT > 3 detik
4 4
4 4
f. Terapi Medik
a. Oksigen 10 lpm (NRM)
b. Infus NaCl 0,9% 10tpm makro dengan threeway di tangan kiri
g. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG
b. Hasil Laboratorium
Jenis
Hasil Satuan Nilai Normal Kesan
Pemeriksaan
Hemoglobin 16,5 gr% 13-16 Tinggi
Hematokrit 49,4 % 40-54 Normal
Lukosit 31,720 ribu/mmk 4-11 Tinggi
Trombosit 338 ribu/mmk 150-400 Normal
Ureum 42,1 mg/dL 15-39 Tinggi
Kretinin 1,78 mg/dL 0,60-1,30 Tinggi
Natrium 123 mmol/L 136-145 Normal
Kalium 5,1 mmol/L 3,5-5,1 Normal
Chlorida 79,5 mmol/L 98-107 Normal
PPT 22,7 Detik 12,3-15,3 Tinggi
INR 1,8 Detik 0,90-1.10 Normal
APTT 40,9 Detik 27,9-37,0 Tinggi
24
Control 12,6
DO :
Dipsnea
Penggunaan otot bantu
pernafasan
25
Takipnea RR 40x/m
Pernafasan cuping
hidung
SPO2 68%
3. DS : Pasien mengatakan suplai oksigen ke Ketidakefektifan
jaringan menurun perfusi jaringan
DO :
Akral teraba dingin,
lembab
Warna kulit pucat
Turgor kulit menurun
Edema
Nadi perifer teraba
lemah
CRT > 3 detik
26
berikut : mana mestinya
Label NOC: 3 Catat tanda dan
Status Sirkulas gejala penurunan
curah jantung
Indicator: 4 Monitor status
1. Tekanan darah pernafasan terkait
sistol (5) dengan adanya
2. Tekanan darah gejala gagal jantung
distol (5) 5 Monitor sesak nafas
3. Tekanan nadi (5) dan kelelahan
4. Saturasi Oksigen 6 Monitor
(5) keseimbangan cairan
5. Sianosis (5) 7 Evaluasi perubahan
6. Capilarry refill (5) tekanan darah
8 Pastikan tingkat
aktifitas pasien yang
tidak
membahayakan
curah jantung atau
memprovokasi
serangan jantung
9 Dorong (adanya)
peningkatan
aktivitas bertahap
ketika kondisi
(pasien) sudah
distabilkan
(misalnya, dorong
aktivitas yang lebih
ringan atau waktu
yang lebih singkat
dengan waktu
27
istirahat yang sering
dalam melakukan
aktivitas)
10 Instruksikan pasien
tentang pentingnya
untuk segera
melaporkan bila
merasakan nyeri
dada
11 Kolaborasi dengan
semua staff untuk
menyadari tujuan
dan bekerja sama
dalam menyediakan
perawatan yang
konsisten
Pengaturan
Hemodinamik
1 Monitor curah
jantung, indeks
kardiak dan indeks
kerja stroke
ventrikuler, yang
sesuai.
2 Monitor efek obat
3 Tinggikan kepala
tempat tidur
4 Tinggikan kaki
tempat tidur
5 Berkolaborasi
dengan dokter,
28
sesuai indikasi
2. Pola napas SMART Label NIC :
tidakefektif b/d Setelah dilakukan Monitor Pernafasan
penurunan suplai tindakan keperawatan 1 Monitor kecepatan,
oksigen selama 3x24 jam irama, kedalaman
diharapkan pasien dan kesulitan
mampu mencapai bernafas
criteria hasil sebagai 2 Monitor pola nafas
berikut : 3 Berikan bantuan
terapi nafas jika
Label NOC : diperlukan
Status Pernafasan :
Ventilasi Indikator : Managemen Jalan
1. Frekuensi Nafas
Pernafasan (5) 1 Monitor status
2. Irama Pernafasan pernafasan dan
(5) oksigenasi
3. Retraksi dinding 2 Posisikan pasien
dada (5) untuk
4. Penggunaan otot memaksimalkan
bantu bernafas (5) ventilasi
5. Pernafasan cuping 3 Identifikasi
hidung (5) kebutuhan aktual/
6. Suara nafas potensial untuk
tambahan (5) memasukkan alat
membuka jalan
nafas
4 Lakukan fisioterapi
dada sebagaimana
mestinya
5 Posisikan untuk
meringankan sesak
29
nafas
6 Auskultasi suara
nafas, catat area
yang ventilasinya
menurun atau tidak
adanya suara
tambahan
7 Edukasi keluarga
klien tentang
keadaan klien
8 Kolaborasi dengan
tim dokter data
pemberian obat
30
distolik (5) denyut jantung,
4. Edema Perifer irama, dan denyut
(5) nadi
5. Muka Pucat 6 Monitor curah
(5) jantung, indeks
6. Kelemahan kardiak, dan indeks
Otot (5) kerja stroke
ventrikuler yang
sesuai
7 Monitor efek obat
8 Tinggian kepala
tempat tidur
9 Tnggikan kaki
tempat tidur
10 Monitor apakah
adanya edema
perifer distensi vena
jugularis, bunyi
jantung S3 dan S4
dyspnea, S4,
dyspnea,
penambahan berat
badan, dan distensi
organ, terutama
diparu-paru dan
jantung
11 Pasang kateter
urine
12 Berkolaborasi
dengan dokter
sesuai dengan
indikasi
31
Manajemen syok
jantung
1 Monitor tanda dan
gejala penurunan
curah jantung
2 Catat tanda dan
gejala penurunan
curah jantung
3 Berikan oksigen
sesuai kebutuhan
4 Monitor adanya
ketidakadekuatan
perfusi arteri
koroner (perubahan
ST dalam EKG,
peningkatan enzim
jantung) sesuai
kebutuhan
5 Tingkatan perfusi
jaringan yang
adekuat ( dengan
resusitasi cairan dan
atau fasopresor
untuk
memepertahankan
tekanan rta rata
arteri (MAP)> 60
mmHg) sesuai
kebutuhan
32
4.5 Implementasi
33
tenang dan nyaman
7 Memberikan terapi oksigen (10
lpm)
8 Menginstruksikan pasien
tentang pentingnya untuk
segera melaporkan bila
merasakan nyeri dada
9 Berkolaborasi dengan tim
medis yang lain
2. 26 -09- 10.0 WIB 1. Memberi penjelasan mengenai
2019 prosedur tindakan yang akan
dilakukan pada pasien dan
keluarga
2. Memonitor status, jenis
pernafasan dan oksigenisasi
(Dipsnea, Penggunaan otot
bantu pernafasan, Pernafasan
cuping hidung, SPO2 68%)
3. Memonitor TTV
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 36,9 °C
N : 150x/m
RR : 40x/m
SPO2 : 68%
4. Memberikan posisi semifowler
pada pasien
5. Mengevaluasi pergerakan
dinding dada dan auskultasi
bunyinya ( pergerakan dinding
dada simetris, regular)
6. Memberikan terapi oksigen
(10 lpm)
34
7. Berkolaborasi dengan ti m
medis yang lain untuk
pemberian obat
3. 26 -09- 11.00 1 Memberi penjelasan mengenai
2019 WIB prosedur tindakan yang akan
dilakukan pada pasien dan
keluarga
2 Memonitor TTV
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 36,9 °C
N : 150x/m
RR : 40x/m
SPO2 : 68%
3 Mengkaji warna kulit, suhu,
sianosis dan nadi perifer
(warna kulit sianosis, lembab,
nadi perifer teraba lemah)
4 Memonitor EKG
5 Memberikan lingkungan yang
tenang dan nyaman
6 Berkolaborasi dengan ti m
medis yang lain untuk
pemberian obat
4.6 Evaluasi
35
- TD : 90/60 mmHg
- Suhu : 36,9 °C
- N : 100x/m
- RR : 40x/m
- SPO2 : 68%
- K/U : kelelahan
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
1 Memonitor TTV
Memonitor EKG :
Ventrikuler Takikardi
2 Mencatat tanda dan gejala
penurunan curah jantung :
3 Memonitor sesak nafas
pasien
4 Meninggikan tempat tidur
pasien untuk memperbaiki
efisiensi kontraksi jantung
dan menurunkan
konsumsi oksigen
miokardium dan kerja
berlebihan
5 Memberikan lingkungan
yang tenang dan nyaman
6 Memberikan terapi
oksigen (10 lpm)
7 Menginstruksikan pasien
tentang pentingnya untuk
segera melaporkan bila
merasakan nyeri dada
8 Berkolaborasi dengan tim
36
medis yang lain
2 2 26-09-2019 11.00 S:
WIB Pasien mengatakan sesak
nafasnya mulai mereda
O:
- TD : 90/60 mmHg
- Suhu : 36,9 °C
- N : 100x/m
- RR : 26x/m
- SPO2 : 92%
- K/U : cukup rileks
- Penggunaan otot
bantu napas
- Pernapasan cuping
hidung
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
1 Memberi penjelasan
mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan pada pasien
dan keluarga
2 Memonitor status, jenis
pernafasan dan
oksigenisasi
3 Memonitor TTV
4 Memberikan posisi
semifowler pada pasien
5 Mengevaluasi
pergerakan dinding dada
dan auskultasi bunyinya
37
6 Memberikan terapi
oksigen (10 lpm)
7 Berkolaborasi dengan ti
m medis yang lain untuk
pemberian obat
3 3 26-09-2019 12.00 S:
WIB O:
- TD : 90/60 mmHg
- Suhu : 36,9 °C
- N : 100x/m
- RR : 26x/m
- SPO2 : 92%
- K/U : rileks
- Turgor kulit
sedang
- Akral hangat
- Nadi perifer teraba
sedang
- Warna kulit
normal
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
1 Memberi penjelasan
mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan pada pasien dan
keluarga
2 Memonitor TTV
3 Mengkaji warna kulit,
suhu, sianosis dan nadi
perifer
38
7 Memonitor EKG
8 Memberikan lingkungan
yang tenang dan nyaman
9 Berkolaborasi dengan ti m
medis yang lain untuk
pemberian obat
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ventrikel takikardi (VT) adalah terdapat tiga atau lebih premature
ventricular contraction (PVC) atau ventricular extrasystoles (VES) dengan
laju lebih dari 120 kali permenit. Penatalaksanaan VT tergantung dari
manifestasinya.
Ventrikel takikardi (VT) adalah denyut jantung cepat yang dimulai
di ruang jantung bagian bawah (ventrikel). Konduksi listrik ventrikel
berlangsung abnormal sehingga mengganggu sinyal listrik yang datang
dari nodus sinoatrial, alat pacu jantung alami sehingga tidak
memungkinkan cukup waktu bagi jantung untuk terisi sebelum
berkontraksi, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terganggu. Takikardia
ventrikel biasanya berhubungan dengan masalah jantung termasuk
penyakit arteri koroner, kardiomiopati, prolaps katup mitral, kelainan katup
jantung, dan penyakit lain seperti sarkoidosis (Kamus Kesehatan).
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien VT yaitu
penurunan curah jantung, intoleran aktivitas, penurunan perfusi jaringan
perifer, ansietas dan kurang pengetahuan.
5.2 Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ini berguna bagi pembaca pada
umumnya dan khusunya berguna bagi penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penyakit Ventrikel takikardi (VT). Dalam pembuatan
makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
40
DAFTAR PUSTAKA
41