Mari Membangun Rumah Tuhan
Mari Membangun Rumah Tuhan
Mari Membangun Rumah Tuhan
Dalam konteks kitab Hagai, bangsa Israel baru saja pulang dari
pembuangan di Babel selama 70 tahun. Mereka berbondong-bondong
kembali dari Babel ke tanah Israel untuk tinggal dan menetap di tanah
yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Bangsa Israel pun membangun
rumah bagi tempat tinggal mereka, mereka bercocok tanam dan
menggembalakan ternak sebagai sumber makanan bagi mereka.
Sepertinya tidak ada yang salah. Toh Tuhan telah berfirman bahwa
setelah 70 tahun dibuang ke Babel, Tuhan akan mengembalikan
bangsa Israel ke tanah perjanjian (Yer 29:10). Ya, memang kembalinya
bangsa Israel ke tanah perjanjian tidaklah salah, namun yang salah
adalah sikap dari bangsa Israel yang menunda-nunda untuk
membangun rumah Tuhan atau Bait Allah (ay. 2).
Bait Allah adalah simbol dari kehadiran Allah dalam kehidupan bangsa
Israel. Dan ketika bangsa Israel kembali dari Babel, yang pertama
mereka pikirkan adalah tempat tinggal bagi mereka sendiri. Itu
memang tidak salah, tetapi yang salah adalah ketika mereka telah
membuat tempat tinggal yang bagus bagi diri mereka, tapi mereka
melupakan bahwa mereka juga punya kewajiban untuk membangun
rumah bagi Tuhan. (ay. 4).
Akibatnya, Tuhan murka. Bahkan Tuhan menantang bangsa Israel:
“Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa
pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu
minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu
tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja
untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!” (ay. 5-6).
“Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu
membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa?
demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang
tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan
urusan rumahnya sendiri. Itulah sebabnya langit menahan embunnya
dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke
atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur,
ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia
dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.” (ay. 9-11).
1:1 Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang
keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan
perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda,
dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya:
1:4 "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-
rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi
reruntuhan?
1:8 Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu;
maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-
Ku di situ, firman TUHAN.