Mari Membangun Rumah Tuhan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Mari Membangun Rumah Tuhan

Kamis, 15 September 2011

Bacaan Alkitab: Hagai 1:1-11

“Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu


membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa?
demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang
tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan
urusan rumahnya sendiri.” (Hag 1:9)

Mari Membangun Rumah Tuhan

Dalam konteks kitab Hagai, bangsa Israel baru saja pulang dari
pembuangan di Babel selama 70 tahun. Mereka berbondong-bondong
kembali dari Babel ke tanah Israel untuk tinggal dan menetap di tanah
yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Bangsa Israel pun membangun
rumah bagi tempat tinggal mereka, mereka bercocok tanam dan
menggembalakan ternak sebagai sumber makanan bagi mereka.
Sepertinya tidak ada yang salah. Toh Tuhan telah berfirman bahwa
setelah 70 tahun dibuang ke Babel, Tuhan akan mengembalikan
bangsa Israel ke tanah perjanjian (Yer 29:10). Ya, memang kembalinya
bangsa Israel ke tanah perjanjian tidaklah salah, namun yang salah
adalah sikap dari bangsa Israel yang menunda-nunda untuk
membangun rumah Tuhan atau Bait Allah (ay. 2).

Bait Allah adalah simbol dari kehadiran Allah dalam kehidupan bangsa
Israel. Dan ketika bangsa Israel kembali dari Babel, yang pertama
mereka pikirkan adalah tempat tinggal bagi mereka sendiri. Itu
memang tidak salah, tetapi yang salah adalah ketika mereka telah
membuat tempat tinggal yang bagus bagi diri mereka, tapi mereka
melupakan bahwa mereka juga punya kewajiban untuk membangun
rumah bagi Tuhan. (ay. 4).
Akibatnya, Tuhan murka. Bahkan Tuhan menantang bangsa Israel:
“Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa
pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu
minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu
tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja
untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!” (ay. 5-6).
“Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu
membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa?
demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang
tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan
urusan rumahnya sendiri. Itulah sebabnya langit menahan embunnya
dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke
atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur,
ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia
dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.” (ay. 9-11).

Sangat menyeramkan apa yang Tuhan sampaikan melalui perantaraan


nabi Hagai. Ketika bangsa Israel melalaikan pembangunan rumah
Tuhan, ada konsekuensi yang harus ditanggung. Apa yang diusahakan
oleh bangsa Israel tidak menghasilkan apa yang diharapkan, karena
Tuhan telah memanggil kekeringan. Itu semua terjadi karena bangsa
Israel tidak membangun rumah Tuhan padahal mereka telah
membangun rumah mereka sendiri dengan bagus. Hal itu
menggambarkan bahwa Tuhan tidak menjadi yang terutama dalam
kehidupan bangsa Israel.

Bagaimanakah dengan kita? Adakah kita mengalami apa yang dialami


bangsa Israel? Apakah kita telah susah payah bekerja namun hasilnya
sedikit? Apakah kita mengalami “kekeringan” dalam kehidupan kita?
Firman Tuhan hari ini berkata: “Perhatikanlah keadaanmu!”. Mungkin
selama ini kita belum melalaikan pekerjaan Tuhan, sehingga Tuhan
menahan berkat bagi kita. Mungkin selama ini kita belum membangun
“rumah Tuhan” sehingga Tuhan tidak hadir dalam kehidupan kita. Ayat
8 berkata bahwa ketika kita membangun rumah Tuhan, maka Tuhan
akan berkenan kepada kita dan akan menyatakan kemuliaanNya di
rumah Tuhan tersebut. Janji Tuhan adalah ketika kita membangun
rumah Tuhan, di situ Tuhan akan hadir. Rumah Tuhan di sini dapat
berbicara tentang pekerjaan Tuhan secara fisik, maupun mezbah doa
yaitu hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Bangunlah kedua-duanya,
dan pasti akan ada terobosan dalam hidup kita.

Ketika bangsa Israel akhirnya membangun rumah Tuhan, bahkan


ketika baru dasarnya saja yang dibangun, saat itu juga Tuhan telah
memberi berkat (Hag 2:19-20). Janji Tuhan akan ditepati, bangunlah
rumah bagi Tuhan, maka Tuhan akan memberi berkat, karena Tuhan
adalah Tuhan yang memiliki emas dan perak, bahkan seluruh alam
semesta ini adalah kepunyaanNya (Hag 2:9). Jadi, masihkah kita
menunda-nunda untuk membangun rumah Tuhan?

Bacaan Alkitab: Hagai 1:1-11

1:1 Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang
keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan
perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda,
dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya:

1:2 "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata:


Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah
TUHAN!"

1:3 Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai,


bunyinya:

1:4 "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-
rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi
reruntuhan?

1:5 Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam:


Perhatikanlah keadaanmu!
1:6 Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit;
kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak
sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas;
dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang
ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!

1:7 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!

1:8 Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu;
maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-
Ku di situ, firman TUHAN.

1:9 Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika


kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena
apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku
yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk
dengan urusan rumahnya sendiri.

1:10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan


hasilnya,

1:11 dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas


gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke
atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke
atas segala hasil usaha."

Anda mungkin juga menyukai