Tata Kelola Ti

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

1.

Organisasi Modern dan Teknologi Informasi


Dua Perspektif Sistem Organisasi
Secara sederhana organisasi Dilihat sebagai kesatuan antara Dua komponen penting Atau entitas
utama Yaitu “manusia” dan “struktur”. Unsur
Manusia akan Sangat dipengaruhi Oleh nilai, budaya/kultur, Kepercayaan, perilaku Social,
struktur masyarakat, lingkungan sekitar, Dsb Sementara unsur Struktur akan sangat terkait
dengan sistem, teknologi, prosedur, Ukuran dan bentuk

Sociotechnical Perspective
Pendekatan system ini menganggap Bahwa organisasi modern Semacam perusahaan Pada
dasarnya merupakan Hasil sintesis Atau penggabungan Dari dua komponen
Mendasar, yaitu “kemampuan teknis” Untuk menghasilkan Sesuatu yang Dapat dijual (dalam hal
ini adalah produk atau jasa Yang ditawarkan) Dan “sumber Daya manusia” sebagai Pelaku atau
subyek Dalam berorganisasi.

Struturalist Perspetive
Konsep ini merupakan hasil kajian dari Aston Shool dimana mereka memfokuskan studinya pada
penarian aspek-aspek yang mempengaruhi struktur dan perilaku manusia dalam berorganisasi.
4 elemen penting yang memengaruhi prilaku dalam berorganisasi:
1. Konteks
2. struktur organisasi
3. kinerja
4. perilaku organisasi

Pengaruh Peranan Teknologi Informasi


Ada 5 teorri teori peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan, masing-
masing menurut Markus:
1. Fungsi Operasional
2. Fungsi Pengawasan dan Kontrol
3. Fungsi Perenanaan dan Pengambilan Keputusan
4. Fungsi Komunikasi
5. Fungsi Interorganisasi
Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini seara langsung akan berpengaruh terhadap
ranangan atau
desain:
• Struktur organisasi perusahaan
• Struktur organisasi departemen, divisi, atau unit terkait dengan sistem informasi, teknologi
informasi, dan manajemen informasi.

2. SISTEM SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI


Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau
yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelebihan Sentralisasi, antara lain:
1. Jaminan terbentuknya sistem yang holistik dan koheren di seluruh tataran organisasi
karena sifatnya yang
standar dan terpusat;
2. Pertukaran data dan/atau informasi dapat dilakukan dengan mudah karena
keseragaman teknologi penyimpanan data primer maupun sekunder;
3. Potensi terjadinya anarki karena fenomena tambal sulam dan kesulitan membangun
interfa dari sejumlah sistem yang tersebar dapat direduksi seminimum mungkin

Kekurangannya :
Keenderungan yang terjadi adalah kontrol yang berlebihan dan terlalu ketat hingga terjadi
manajemen informasi yang cukup kaku dan sangat hirarkis;
2. Fokus lebih banyak diarahkan pada onformity atau ketaatan pada prosedur standar
sehingga mengu-rangi sejumlah inisiatif yang terkadang dapat berguna bagi perusahaan;
3. Karena biasanya akan mengarah pada satu standar tertentu, kerap perlu dikeluarkan
biaya yang relative jauh lebih mahal dibandingkan dengan non-standar;

Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan


kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi.
Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem
desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu
organisasi
keunggulan Desentralisasi :
1. Seluruh unit bisnis perusahaan sepakat dengan sebuah kerangka strategis sistem
informasi korporat dan masing-masing akan mengembangkan sistem aplikasinya sendiri-sendiri
dengan berpegang pada kerangka tersebut sebagai acuan bersama agar keseluruhan sistem yang
dibangun dapat terintegrasi dan terpadu
2. Perangkat terkait dengan arsitektur dan spesikasi data/informasi, aplikasi, perangkat
keras, infrastruktur teknologi, kebijakan dan prosedur, beserta berbagai supratstruktur lainnya
dikembangkan berdasarkan konsensus dan negosiasi bersama.
3. Setiap pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama melalui forum resmi
seperti rapat pimpinan unit bisnis, dewan perwakilan pengguna, kelompok kerja unit teknologi
informasi, dan lain sebagainya
4. Biasanya di dalam perusahaan akan terbentuk suatu tim spesialis teknologi informasi
yang berfungsi sebagai penasehat atau konsultan internal untuk melayani kebutuhan stakeholder
dan user yang ada di dalam perusahaan.
Kelemahan desentralisasi:
1. kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan.
Pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak
mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan tersebut.
2. Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi sulit
mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang
terlalu tinggi.
3. Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat
bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.

3. BUDAYA MANAJAMEN ORGANISASI

Max Boisot dalam bukunya “Information and Organisations” mendefinisikan budaya


informasi sebagai suatu system kondusif yang mendukung terjadinya perilaku pertukaran
informasi antar individu maupun kelompok di dalam organisasi
MODEL BUDAYA INFORMASI
MAX BOISET, JUSTIN KEEN menemukan 5 jenis model:
MODEL KARAKTERISTIK
Suatu system dimana organisasi secara ketat,
Technocratic Utopianism detail, dan konsisten mengatur penciptaan,
distribusi, dan penggunaan setiap kategori
informasi yang ada di perusahaan
Anarchy Suatu kondisi dimana perusahaan sama sekali
tidak memiliki kebijakan dan prosedur
berkaitan dengan manajemen informasi.
Feudalism Terjadi apabila kebutuhan Dan tata Kelola
manajemen informasi dipegang atau
“dimonopoli” oleh satu atau beberapa fungsi
Organisasi khusus. Unit-‐unit organisasi inilah
yang menentukan model, kategori, dan standar
informasi Yang perlu dikelola oleh perusahaan
dan merekalah yang akan
Menyediakannya bagi seluruh individu yang
ada.
Dictatorship Menempatkan posisi para pimpinan perusahaan
atau yang biasa disebut sebagai Dewan Direksi
sebagai pihak
Yang memutuskan Dan mengontrol
keberadaan informasi di perusahaan
Federalism Dipandang sebagai sebuah System manajemen
Yang cukup “demokratis” Karena sejumlah
Pihak yang berkepentingan mengadakan
“konsensus” bersama mengenai tata Kelola
informasi yang ada dan mengalir di
perusahaan.
Perusahaan dan Budaya Informasi
Kesalahan klasik yang kerap dilakukan Oleh manajemen adalah Langsung membentuk struktur
Unit teknologi informasi Beserta mekanismenya Tanpa memperhatikan Tingkat kematangan
Budaya informasi Di perusahaan.

4.Peranan teknologi informasi


Teori yang paling banyak dipergunakan untuk melihat sejauh mana peranan teknologi informasi
bagi sebuah perusahaan adalah dengan menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh Markus,
dimana menurutnya ada 5 (lima) peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan,
masing-masing adalah:
1. Fungsi Operasional
2. Fungsi Pengawasan dan Kontrol
3. Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
4. Fungsi Komunikasi
5. Fungsi Interorganisasi

5. Manfaat Tata Kelola TI Dalam Organisasi


1. Kesesuaian TI dengan organisasi dan realisasi keuntungan yang dijanjikan
2. Penggunan TI memungkinkan organisasi memaksimalkan manfaat dan memperbesar
peluang
3. Pertanggungjawaban dalam penggunanan sumber daya TI
4. Manajemen yang sesuai dengan risiko-risiko yang berkaitan dengan TI

6.Pengukuran kinerja

Menurut Junaedi (2002 : 380-381) “Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan
mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang
ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses”.
Secara umum tujuan dilakukan pengukuran kinerja adalah untuk (Gordon, 1993 : 36) :
1. Meningkatkan motivasi karyawan dalam memberikan kontribusi kepada organisasi.
2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing-masing karyawan.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai dasar untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan dan pengembangan
karyawan.

Manfaat sistem pengukuran kinerja adalah (Mulyadi & Setyawan, 1999: 212-225):
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggannya dan membuat seluruh personil terlibat
dalam upaya pemberi kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata-rantai
pelanggan dan pemasok internal.
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan
terhadap pemborosan tersebut.

Dalam pengukuran kinerja terdapat beberapa prinsip-prinsip yaitu:


1. Seluruh aktivitas kerja yang signifikan harus diukur.
2. Pekerjaan yang tidak diukur atau dinilai tidak dapat dikelola karena darinya tidak
ada informasi yang bersifat obyektif untuk menentukan nilainya.
3. Kerja yang tak diukur selayaknya diminimalisir atau bahkan ditiadakan.
4. Keluaran kinerja yang diharapkan harus ditetapkan untuk seluruh kerja yang diukur.
5. Hasil keluaran menyediakan dasar untuk menetapkan akuntabilitas hasil alih-alih
sekedar mengetahui tingkat usaha.
Ukuran Pengukuran Kinerja
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif yaitu :
1) Ukuran Kriteria Tunggal (Single Criterium).
Yaitu ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja
manajernya.

2) Ukuran Kriteria Beragam (Multiple Criterium)


Yaitu ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran dalam menilai kinerja
manajernya. Kriteria ini merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria tunggal dalam
pengukuran kinerja.

3) Ukuran Kriteria Gabungan (Composite Criterium)


Yaitu ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran memperhitungkan bobot
masing-masing ukuran dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja
manajernya.

Sistem Penggukuran Kinerja

Menurut Cascio (2003: 336-337), kriteria sistem pengukuran kinerja adalah sebagai
berikut:
1. Relevan (relevance).
2. Sensitivitas (sensitivity).
3. Reliabilitas (reliability).
4. Akseptabilitas (acceptability).
5. Praktis (practicality).
6. Capability maturity & Asessment dalam pengelolaan TI organisasi
Capability : menjadi kapabilitas yang berarti kemampuan yang bersifat laten. Capability lebih
mengarah kepada integritas daripada kapabilitas yang berarti itu sendiri.
Maturity : matang / dewasa . Matang merupakan hasil proses, sedangkan dewasa merupakan
hasil dari pertumbuhan.

Kegunaan
Untuk menilai tingkat kematangan sebuah organisasi pengembang perangkat lunak. Untuk
menyaring kontraktor yang akan menjadi pengembang perangkat lunak Untuk memberikan arah
akan peningkatan organisasi bagi top management di dalam sebuah organisasi pengembang
perangkat lunak. Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah
perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.

Anda mungkin juga menyukai