Tata Kelola Ti
Tata Kelola Ti
Tata Kelola Ti
Sociotechnical Perspective
Pendekatan system ini menganggap Bahwa organisasi modern Semacam perusahaan Pada
dasarnya merupakan Hasil sintesis Atau penggabungan Dari dua komponen
Mendasar, yaitu “kemampuan teknis” Untuk menghasilkan Sesuatu yang Dapat dijual (dalam hal
ini adalah produk atau jasa Yang ditawarkan) Dan “sumber Daya manusia” sebagai Pelaku atau
subyek Dalam berorganisasi.
Struturalist Perspetive
Konsep ini merupakan hasil kajian dari Aston Shool dimana mereka memfokuskan studinya pada
penarian aspek-aspek yang mempengaruhi struktur dan perilaku manusia dalam berorganisasi.
4 elemen penting yang memengaruhi prilaku dalam berorganisasi:
1. Konteks
2. struktur organisasi
3. kinerja
4. perilaku organisasi
Kekurangannya :
Keenderungan yang terjadi adalah kontrol yang berlebihan dan terlalu ketat hingga terjadi
manajemen informasi yang cukup kaku dan sangat hirarkis;
2. Fokus lebih banyak diarahkan pada onformity atau ketaatan pada prosedur standar
sehingga mengu-rangi sejumlah inisiatif yang terkadang dapat berguna bagi perusahaan;
3. Karena biasanya akan mengarah pada satu standar tertentu, kerap perlu dikeluarkan
biaya yang relative jauh lebih mahal dibandingkan dengan non-standar;
6.Pengukuran kinerja
Menurut Junaedi (2002 : 380-381) “Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan
mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang
ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses”.
Secara umum tujuan dilakukan pengukuran kinerja adalah untuk (Gordon, 1993 : 36) :
1. Meningkatkan motivasi karyawan dalam memberikan kontribusi kepada organisasi.
2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing-masing karyawan.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai dasar untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan dan pengembangan
karyawan.
Manfaat sistem pengukuran kinerja adalah (Mulyadi & Setyawan, 1999: 212-225):
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggannya dan membuat seluruh personil terlibat
dalam upaya pemberi kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata-rantai
pelanggan dan pemasok internal.
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan
terhadap pemborosan tersebut.
Menurut Cascio (2003: 336-337), kriteria sistem pengukuran kinerja adalah sebagai
berikut:
1. Relevan (relevance).
2. Sensitivitas (sensitivity).
3. Reliabilitas (reliability).
4. Akseptabilitas (acceptability).
5. Praktis (practicality).
6. Capability maturity & Asessment dalam pengelolaan TI organisasi
Capability : menjadi kapabilitas yang berarti kemampuan yang bersifat laten. Capability lebih
mengarah kepada integritas daripada kapabilitas yang berarti itu sendiri.
Maturity : matang / dewasa . Matang merupakan hasil proses, sedangkan dewasa merupakan
hasil dari pertumbuhan.
Kegunaan
Untuk menilai tingkat kematangan sebuah organisasi pengembang perangkat lunak. Untuk
menyaring kontraktor yang akan menjadi pengembang perangkat lunak Untuk memberikan arah
akan peningkatan organisasi bagi top management di dalam sebuah organisasi pengembang
perangkat lunak. Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah
perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.