A. Sop (Standaroperasionalprosedur) Short Wave Diathermy

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

A.

SOP ( StandarOperasionalProsedur ) Short Wave Diathermy


1. Tempatkan alat pada ruang tindakan.
2. Lepaskan penutup debu.
3. Siapkan aksesoris (electrode).
4. Hubungkan alat dengan terminal pembumian.
5. Hubungkan alat dengan catudaya.
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF keposisi ON.
7. Lakukkan pemanasan secukupnya.
8. Atur tombol sesuai kebutuhan pelayanan.
9. Lakukan test fungsi tombol emergenci stop.

Fungsi dan cara penggunaan tombol emergenci stop pada pasien.


- Perhatikan protap pelayanan.
- Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan di lakukan.
- Tentukan electrode yang akan di gunakan dan pasang pada alat.
- Atur intensitas energy sesuai yang di perlukan.
- Tempatkan electrode pada obyek.
- Atur waktu penyinaran.
- Lakukan penyinaran. Perhatikan kondisi pasien.
- Setelah terapi selesai, kembalikantombol intensitas energy keposisi minimum/nol.
- Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON/OFF keposisi OFF.
- Lepaskan hubungan alat dengan catudaya.
- Lepaskan kebelpembumian.
- Lepaskan electrode dan bersihkan.
- Bersihkan alat. Pastikan alat short wave diathermy dalam keadaan baik dan siap di fungsikan pada
pemakaian berikutnya.
- Simpan alat dan aksesoris ketempat semula dan Pasang penutup debu.
- Catat beban kerja alat – dalam jumlah pasien.

B. SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Micro Wave Diathermy


1. Persiapan Alat
a. Bersihkan dan rapikan semua peralatan yang akan digunakan baik sebelum dan sesudah
digunakan pasien.
b. Pastikan semua peralatan mesin maupun elektrode yang ada berfungsi dengan baik dan siap
dioperasikan, sehingga tidak membahayakan pasien dan terapist.
c. Masukan stop kontak dalam posisi yang benar.
d. Tekan tombol on.
e. Sebelum mesin di gunakan lakukanlah pemanasan ± 10 menit.

2. Persiapan Penderita
a. Panggil penderita dengan ramah dan sopan, serta masukan ketempat terapi sesuai kondisi dan
diagnosa.
b. Lakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan keluhan yang dialami penderita dengan teliti
dan cermat.
c. Sebelum pemberian terapi, pasien terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai cara kerja
alat, indikasi dan kontra indikasinya.
d. Daerah yang akan di terapi dibebaskan dari pakaian dan logam.

3. Pelaksanaan Terapi
a. Pilih posisipasien se-rileks mungkin baik posisi tidur atau duduk.
b. Minta kepada pasien membebaskan pakaian pada daerah yang akan di terapi.
c. Beri penjelasan setiap melakukan tindakan fisioterapi apa yang akan di rasakan kepada
penderita.
d. Dalam pelaksanaan terapi utamakan prinsip aman, nyaman dan keselamatan pasien.
4. Operasional MWD
Elektroda di tempatkan pada daerah yang di terapi, intensits subthermal, dengan lama
waktu pemberian terapi 15 menit dan frekuensi selama 6 kali.

C. SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Ultrasound


1. Definisi
Suatu terapi dengan menggunakan getaran mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih
dari 20.000 Hz. Yang digunakan dalam Fisioterapi adalah 0,5-5 MHz.
2. Tujuan
Mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan collagen
jaringan.
3. Cara kerja
A. Sebelum Terapi :
a. Memberikan penjelasan kepada pasien
b. Menentukan daerah yang akan diterapi
c. Tes sensibilitas
d. Bersihkan dengan alkohol atau sabun
e. Terapi memutuskan metode yang akan digunakan
f. Mengatur posisi senyaman mungkin
g. Rambut yang terlalu lebat sebaiknya dicukur
B. Selama Terapi :
a. Terapis menyetel alat yang akan digunakan
b. Alat didekatkan ke daerah yang akan diterapi
c. Tentukan lama terapi, frekuensi dan intensitas
d. Treatment harus selalu dinamis dan ritmis
C. Sesudah Terapi :
a. Terhadap alat : Mesin dimatikan dan semua tombol dalam posisi nol, bersihkan transduser
dengan alkohol 70 % dan dilap sampai kering.
b. Terhadap Pasien : Treatment harus subjektif atau objektif.

4. Penentrasi terdalam dlm setiap media


a. Tulang : Penentrasi 7 mm pada frekuensi 1 MHz
b. Kulit : Penentrasi 36 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 12 mm
c. Tendon: Penentrasi 21 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm
d. Otot : Penentrasi 30 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm
e. Lemak : Penentrasi 165 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 55 mm
5. Intensitas terapi
Dilakukan secara kontinu atau teratur. Intensitas rendah <0,3 W/cm², Intensitas sedang
0,3-1,2 W/cm², Intensitas kuat 1,2-3W/cm². Untuk efek terapeutik 0,7-3 MHZ.

6. Frekuensi
Untuk kasus pada kondisi subakut à waktu 3 menit, pengulangan 1x1hari, sehari 10x.
Untuk kasus pada kondisi kronik à waktu 5-10 menit, pengulangan 1x1 hari atau 1x2 hari, sehari
12-18x.

7. Metode Ultrasound
A. Kontak Langsung
Paling banyak digunakan, perlu adanya media coupling (Gel, water oil, pasta analgetik, water).
Syarat media coupling : harus steril, tidak terlalu cair, tidak terlalu mudah diserap tubuh, tidak
menimbulkan flek/pekat.
B. Kontak tidak Langsung
Sub aqual (dalam air) di dalam air, hal ini dilakukan bila regio yang akan diterapi areanya kecil
dan tidak rata permukaannya (trigger finger, Rheumathoid Arthtritis jari-jari. kantong
plastik/karet mengandung air, kontak dipermukaan tubuh tidak rata, medium antara sisi kantong
– kulit, sisi kantong – tranduser.

8. Efek Ultrasound
Mekanis : Menimbulkan efek micromassage -> dilatasi -> inflamasi
Thermal : Menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana panas ringan sampai 5
cm (deep) dan lebih dominan pada continue.
Piezoelectric : Perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi di jaringan di
sekitarnya
Biologis : Menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah ->
meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan , menimbulkan rileksasi otot sehingga akan
mengurangi nyeri.
9. Indikasi Ultrasound
Kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik, adanya jaringan parut (scar
tissue) pada kulit, kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan jaringan lunak (otot,
tendon, ligament).
Contoh kasus yg termasuk indikasi Ultrasound : Rheumathoid Arthrosis, Osteoarthrosis
Genu, Hernia Nucleus Pulposus, Low Back Pain, spasme cervical, tennis elbow, frozen shoulder.

10. Kontra indikasi US


Jaringan yang lembut (mata, ovarium, testis, otak), jaringan yang baru sembuh,
jaringan/granulasi baru, kehamilan, pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak adekuat, tanda-
tanda keganasan, infeksi bakteri spesifik.

Anda mungkin juga menyukai