Tata Tertib
Tata Tertib
Tata Tertib
BAB I
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA
Pasal 1
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA
1. Hari dan atau jam kerja pegawai berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan
fungsi atau jabatan pegawai tersebut, 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
2. Penentuan mengenai hari kerja dan jam kerja seorang pegawai akan diatur oleh
perusahaan dan dapat diubah oleh perusahaan selama perubahan tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan ayat (1) pasal ini.
3. Setiap kelebihan dari hari kerja sesuai dengan ketentuan ayat 1 (satu) pasal ini
harus dianggap sebagai kerja lembur.
Jam kerja :
a. Setiap hari
10.00 – 22.00 WIB
Istirahat:
a. Shift I → 14.00-15.00 WIB
b. Shift II → 17.00-18.00 WIB
5. Hal-hal lain diluar ketentuan ayat 4 akan diatur perusahaan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, sepanjang tidak menyimpang dari ayat 1.
Pasal 2
KERJA LEMBUR
1. Pada dasarnya kerja lembur adalah sukarela bagi pegawai kecuali hal-hal
berikut:
a. Dalam hal-hal yang bersifat force majeur seperti kebakaran dan sebagainya.
• Jam pertama dan seterusnya setelah 7 (tujuh) jam dibayar 3 (tiga) kali upah
sejam
BAB II
PERATURAN DAN TATA TERTIB
Pasal 3
KEWAJIBAN BAGI PEGAWAI
2. Melakukan check in pada waktu masuk kerja dan check out pada waktu pulang
kerja.
8. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan perusahaan, terutama dibidang keamanan,
keuangan dan materiil.
9. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannnya.
10. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap
bawahannya.
13. Berpakain rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat dan sesama pegawai.
14. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang dan/atau orang lain
yang ditunjuk olehnya.
17. Datang ditempat kerja sebelum jam kerja dan mulai bekerja tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
18. Menggunakan/melalui pintu yang telah ditentukan untuk masuk atau keluar
kompleks perusahaan.
19. Harus memperlihatkan isi dari bungkusan yang dibawa masuk atau keluar
kompleks perusahaan.
20. Selalu menggunakan atau membawa kartu tanda pengenal pegawai dan harus
dapat menunjukkan jika diminta oleh petugas keamanan.
21. Bersikap sopan, jujur dan selalu mentaati perintah atasan dalam melakukan
pekerjaannya serta selalu meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
23. Tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak atau merugikan nama baik
perusahaan, pimpinan atau teman sekerja dan harus memelihara kerjasama yang
baik diantara pegawai untuk menciptakan ketenangan kerja dan memelihara
ketertiban dalam perusahaan.
24. Menggunakan, menjalankan atau menyimpan dengan baik semua peralatan
atau mesin-mesin, bahan-bahan atau surat-surat berharga milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya.
25. Bertanggung jawab atas semua barang atau harta milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya dan harus segera melaporkan kehilangan atau kerusakan
yang terjadi terhadap barang-barang atau harta milik perusahaan tersebut kepada
kepala kerjanya untuk dipertimbangkan penggantinya.
26. Tetap berada ditempat kerja masing-masing selama jam kerja, kecuali untuk
keperluan dinas yang telah mendapat persetujuan dari kepala unit kerjanya dan
harus melaporkan diri kepada kepala unit kerjanya masing-masing bila datang
terlambat atau apabila hendak pulang lebih awal.
Pasal 4
HAK-HAK PEGAWAI
1. Pegawai berhak mendapatkan upah dan dibayarkan tepat pada waktunya.
4. Pegawai berhak atas jenjang karir yang ada di perusahaan sesuai dengan
kemampuan dan prestasi kerjanya.
Pasal 5
LARANGAN BAGI PEGAWAI
Larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap pegawai antara lain:
1. Lebih dari 5 (lima) kali datang terlambat, dan/atau dispensasi non dinas lebih
dari 20 jam/bulan.
4. Melakukan perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.
11. Menggunakan alat-alat perusahaan tanpa ijin atasan yang berwenang dan
menyerahkan tugas kerja kepada orang lain tanpa persetujuan atasan.
12. Menjalankan kendaraan perusahaan tanpa memiliki ijin mengemudi dan atau
tanpa persetujuan perusahaan.
21. Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan
sedemikian, sehingga ia tidak dapat menjalankan perusahaannya.
24. Mabuk, madat, memakai obat bius atau narkotika atau obat terlarang lainnya di
lingkungan perusahaan.
25. Melakukan perbuatan asusila di lingkungan perusahaan.
28. Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melaksanakan sesuatu yang
bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.
30. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan diri atau
teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
36. Mengambil bagian atau menganjurkan setiap penghentian kerja, mogok atau
memperlambat pekerjaan.
37. Berniaga, menjalankan pekerjaan untuk pihak ketiga dan atau menjalankan
pekerjaan lain bersifat apapun juga tanpa ijin direksi.
39. Membuka usaha yang sejenis dengan usaha yang dijalankan oleh perusahaan
sehingga merugikan perusahaan.
42. Membawa senjata tajam, senjata api atau barang berbahaya lainnya didalam
lingkungan perusahaan.
Pasal 6
TINDAKAN DISIPLIN
1. TEGORAN TERTULIS
1.1 Karyawan diberikan pengarahan dan dicatat oleh perusahaan.
1.3 Peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 3 (tiga) bulan ia tidak
melakukan pelanggaran.
1.4 Tindakan ini digunakan untuk pelanggaran sejenis tidak terbatas pada contoh-
contoh dibawah ini :
1.4.1 Lebih dari 5 (lima) kali datang terlambat dan atau dispensasi non dinas total
lebih dari 20 jam/bulan.
1.4.2 Meninggalkan perusahaan atau pekerjaannya selama jam kerja dan atau
pulang cepat tanpa ijin atasan (yang dalam hal ini kepala seksi, kepala bagian atau
yang lebih tinggi).
1.4.3 Melanggar kesopanan atau sopan santun dalam pergaulan dan atau minum-
minuman yang sifatnya memabukkan dilingkungan perusahaan.
1.4.4 Melakukan perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri ataupun orang
lain.
1.4.5 Tidak memelihara dengan baik alat-alat yang menjadi tanggung jawabnya.
1.4.7 Lebih dari 2 (dua) kali dalam satu bulan tidak melakukan check in atau check
out.
1.4.9 Tidak melaporkan kepada atasan, adanya hal-hal yang tidak wajar.
1.4.10 Membawa orang lain/luar masuk dalam lingkungan perusahaan tanpa ijin
pihak atasan.
1.4.12 Pengemudi truck mixer yang pulang sebelum pengecoran habis terangkut.
1.4.13 Pengemudi truck yang sewaktu berangkat ngerit tidak melakukan check out
dan atau kembali dari ngerit tidak melakukan check in.
2.2 Karyawan diberitahukan bahwa peringatan ini akan dihapuskan apabila selama
6 (enam) bulan ia tidak melakukan pelanggaran.
2.3.2 Mangkir
3.2 Karyawan diberitahu bahwa peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 9
(sembilan) bulan ia tidak melakukan pelanggaran.
3.4 Tindakan ini dipakai untuk pelanggaran ringan berikutnya apabila karyawan
berada pada tingkat peringatan tertulis I.
4.2 Karyawan diberitahukan bahwa ini adalah peringatan terakhir dan pelanggaran
berikutnya akan mengakibatkan ia diskorsing atau bahkan diberhentikan.
4.3 Dalam hal pelanggaran yang menyangkut hal karyawan yang tidak
melaksanakan tugas-tugas dengan baik, ia akan dijatuhi hukuman administratif.
4.4 Peringatan tertulis ketiga ini digunakan untuk pelanggaran ringan berikutnya
sesudah karyawan berada pada tingkat peringatan tertulis kedua. Juga dapat
dikenakan langsung pada pelanggaran sejenis tidak terbatas pada contoh-contoh
dibawah ini:
4.4.1 Menolak perintah yang layak dari atasan dan atau orang lain yang ditunjuk
olehnya.
4.4.2 Mengabaikan kewajiban-kewajiban seperti:
a. Berulang-ulang datang terlambat walaupun telah diperingatkan tentang
kemungkinan pemecatan
b. Berkali-kali mangkir tanpa alasan yang kuat
c. Menolak melakukan pemeriksaan kesehatan
4.4.6 Dengan sengaja atau karena lalai mangakibatkan dirinya dalam keadaan
sedemikian sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaannya.
4.4.7 Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perusahaan dan
perjanjian kerja, sedangkan kepadanya telah diberikan peringatan I (pertama) dan II
(kedua)
5.2 Pegawai yang melakukan pelanggaran mempunyai tingkat yang sama dengan
peringatan terakhir, dengan pertimbangan bahwa dengan pemberian sanksi ini
diharapkan lebih efektif untuk memperbaiki disiplin kerja.
5.3 Lamanya masa skorsing maksimal 6 (enam) bulan dengan upah 75%.
6.1 Pada saat melamar pekerjaan atau waktu mengadakan perjanjian kerja,
memberikan keterangan palsu atau dipalsukan.
6.5 Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam atasan, keluarga atau
teman kerja. Termasuk dalam pengertian menganiaya adalah siapapun yang
menyerang terlebih dulu seorang karyawan dalam waktu dinas apapun
persoalannya, begitu pula mereka yang hendak menghindari tindakan disipliner
perusahaan melakukan di luar dinas.
6.6 Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melaksanakan sesuatu yang
bertentangan dengan hukum atau kesusilaan.
6.8 Dengan sengaja atau ceroboh merusak atau membiarkan diri atau teman
sekerjanya dalam keadaan bahaya.
6.15 Mengambil bagian atau menganjurkan setiap penghentian kerja mogok atau
memperlambat pekerjaan.
6.16 Berniaga, menjalankan pekerjaan untuk pihak ketiga dan atau menjalankan
pekerjaan lain bersifat apapun juga tanpa ijin direksi.
Pasal 7
GANTI RUGI
1. Karyawan diwajibkan membayar ganti rugi kepada perusahaan apabila:
1.1 Menghilangkan/merusak barang-barang milik perusahaan.
1.2 Karena kurang hati-hati atau karena kesalahan karyawan yang bersangkutan
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
2.2 Terjadi kehilangan/kerusakan beton dan atau bahan baku dan atau hasil
produksi dalam perjalanan.
Pasal 8
SANKSI
2. Peringatan Tertulis I
Berupa pemotongan tunjangan jabatan sebesar 20% (dua puluh persen) berlaku
selama 6 (enam) bulan.
3. Peringatan Tertulis II
Berupa pemotongan tunjangan jabatan sebesar 30% (tiga puluh persen) berlaku
selama 9 (sembilan) bulan.
BAB III
PEMBINAAN DAN DIKLAT
Pasal 9
PEMBINAAN
1. Pembinaan pegawai menurut prestasi kerja dengan tujuan agar para pegawai
dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam melaksanakan kewajibannya.
Pasal 10
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BAB IV
PENGGAJIAN
Pasal 11
SISTEM PENGGAJIAN
1. Hak untuk menerima gaji timbul pada saat adanya hubungan kerja dan berakhir
pada saat terputusnya hubungan kerja.
2. Struktur dan besaran gaji diatur dan ditetapkan oleh pengusaha secara
tersendiri dengan mengingat ketentuan upah minimum yang diatur oleh pemerintah.
3. Cara pembayaran :
a. Upah/gaji yang dibayarkan adalah perhitungan upah/gaji dari tanggal 1 s/d akhir
bulan.
b. Upah/gaji dibayar paling lambat tanggal 1 setiap bulannya.
Pasal 12
GAJI PADA HARI LIBUR RESMI
1. Pegawai yang tidak bekerja karena bertepatan hari libur resmi tidak akan
mempengaruhi gaji pegawai tersebut.
2. Hari libur resmi tidak akan diganti dengan hari yang lain meskipun hari libur
tersebut bertepatan dengan hari istirahat mingguan.
Pasal 13
GAJI PEGAWAI SELAMA SAKIT
1. Gaji pegawai yang tidak dapat bekerja karena sakit akan tetap dibayar penuh
selama pegawai tersebut dapat memberikan surat keterangan yang sah dari Dokter
Perusahaan atau Klinik Umum/Puskesmas.
Pasal 14
TUNJANGAN BAGI PEGAWAI YANG DITAHAN
1. Dalam hal pegawai ditahan oleh pihak berwajib bukan atas pengaduan
Perusahaan maka:
a. Pengusaha dapat mengajukan permohonan izin PHK setelah pegawai ditahan
sedikit – dikitnya selama 60 (enam puluh) hari takwim.
b. Pengusaha tidak wajib membayar upah pegawai tersebut, tetapi akan memberi
bantuan pada keluarga yang menjadi tanggungannya sebagai berikut:
• Untuk 1 orang tanggungan = 25% dari gaji
• Untuk 2 orang tanggungan = 35% dari gaji
• Untuk 3 orang tanggungan = 45% dari gaji
• Untuk 4 orang tanggungan atau lebih = 50% dari gaji
c. Bantuan seperti disebut pada point b akan diberikan paling lama 6 (enam) bulan
takwim, terhitung sejak hari pertama pegawai ditahan pihak berwajib.
Pasal 15
TUNJANGAN – TUNJANGAN
BAB V
KESEJAHTERAAN
Pasal 16
TUNJANGAN HARI RAYA
2.2 Pegawai yang telah bekerja lebih dari 3 bulan namun kurang dari 1 tahun,
terhitung sampai tanggal Hari Raya tersebut, akan mendapat THR sebesar:
3. Tunjangan Hari Raya tidak akan diberikan kepada pegawai yang masih dalam
masa percobaan dan/atau pegawai yang sudah tidak mempunyai hubungan kerja
dengan Perusahaan pada saat THR dibayarkan.
4. Pemberian THR akan dilakukan oleh Pengusaha minimal 2 minggu sebelum
Hari Raya tersebut.
Pasal 17
PERJALANAN DINAS
Pasal 19
PENGHARGAAN MASA KERJA
Pasal 20
BANTUAN PERUMAHAN
Perusahaan tidak berkewajiban menyediakan perumahan dinas bagi karyawan.
Pasal 21
PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 22
BANTUAN MELAHIRKAN
1. Seorang pegawai wanita akan mendapat istirahat 1,5 bulan sebelum dan 1,5
bulan sesudah melahirkan. Selama masa istirahat tersebut, pegawai akan mendapat
upah penuh.
2. Sampai melahirkan anak ketiga, selain mendapat upah penuh seperti tersebut
diatas, pegawai wanita atau pegawai pria yang istrinya melahirkan akan mendapat
bantuan kelahiran sebesar Rp. 200.000.
3. Seorang pegawai wanita yang keguguran pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu akan mendapat istirahat selama 1 ½ bulan terhitung sejak terjadinya
keguguran tersebut. Jika usia kehamilan kurang dari 12 minggu maka lamanya
istirahat tersebut berdasarkan atas petunjuk dokter yang memberikan perawatan
dan istirahat tersebut dianggap sebagai meninggalkan pekerjaan karena sakit.
5. Bantuan biaya kelahiran atau bantuan biaya keguguran seperti dimaksud pada
pasal ini, hanya akan diberikan bila kelahiran atau keguguran tersebut berusia
minimal 3 (tiga) bulan.
6. Bila seorang pegawai wanita mempunyai suami yang bekerja pada Perusahaa
maka pegawai wanita tersebut akan dianggap sebagai isteri seorang pegawai.
Pasal 23
FASILITAS PERIBADATAN
Pasal 24
BANTUAN LAINNYA
Untuk menjaga kondisi pegawai yang bekerja lembur secara terus menerus sampai
melebihi jam makan akan diberikan ekstra fooding.
BAB VI
PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN UNTUK BEKERJA
Pasal 25
ISTIRAHAT MINGGUAN
Pasal 26
HARI LIBUR RESMI
1. Hari libur resmi adalah hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah dan biasanya
diumumkan oleh Departemen Agama.
2. Semua pegawai berhak atas hari libur resmi sesuai dengan ketetapan
pemerintah yang berlaku, kecuali bagi pegawai yang sifat pekerjaannya atas
keadaan darurat memaksa untuk masuk kerja.
Pasal 27
HAK CUTI BAGI KARYAWAN
1. Sesuai dengan ketentuan pegawai dapat menjalani cuti menurut jenisnya, yaitu
cuti dalam tanggungan perusahaan.
BAB VII
JAMINAN SOSIAL
Pasal 28
JAMSOSTEK
2. Iuran untuk program Jamsostek ini akan ditanggung bersama oleh perusahaan
dan pegawai yang besarnya iuran masing – masing berdasarkan atas peraturan
yang berlaku.
Pasal 29
KECELAKAAN KERJA
2. Jika terjadi kecelakaan atas diri seorang pegawai, maka perusahaan akan
berpegang pada ketentuan – ketentuan yang berlaku.
BAB VIII
KESEHATAN DAN KESELAMATN KERJA
Pasal 30
KESEHATAN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
Pasal 31
PERLENGKAPAN KERJA
Pasal 32
PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN KECELAKAAN
3. Setiap pegawai wajib mengetahui tempat – tempat dan cara – cara pemakaian
alat – alat pemadam kebakaran dan cara memberikan pertolongan bila terjadi
kebakaran atau kecelakaan.
BAB IX
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA
Pasal 33
SEBAB – SEBAB BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA
1. Seorang pegawai akan berakhir hubungan kerjanya dengan perusahaan karena
salah satu dari sebab – sebab seperti disebutkan pada ayat 4 pasal ini.
4.4 Sakit lebih dari 12 bulan atau tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan
Perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan seorang pegawai
bila pegawai tersebut telah mengalami sakit selama lebih dari 12 bulan, atau bila
seorang pegawai dianggap sudah tidak mampu lagi bekerja/invalid karena alasan
kesehatan dan memilih untuk berhenti, hal mana berdasarkan atas surat keterangan
dari dokter yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan pegawai tersebut.
BAB X
TATA CARA PENYELESAIAN KELUHAN PEGAWAI
Pasal 34
TATA CARA PENYELESAIAN KELUHAN PEGAWAI
3. Jika seorang kepala bagian dalam waktu dua minggu belum dapat
menyelesaikan keluhan ini, maka pegawai (setelah memberitahu kepala bagiannya)
dapat menyampaikan keluhan yang sama kepada Bagian SDM.