Laporan 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

“Pengenalan Alat-Alat Laboratorium”

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIRIN RUSADI

NIM : Q1B1 17 008

KELOMPOK : III (TIGA)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioteknologi merupakan prinsip-prinsip biologi, biokimia dan rekayasa


organisme baik mikroba atau jasad hidup untuk menghasilkan barang dan atau
jasa. Bioteknologi umumnya banyak mempelajari mengenai pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, firus dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim dan alkohol) dalam poses produksinya. Dalam bioteknologi sendiri,
ada bioteknologi yang modern dan tradisional.
Bioteknologi hasil perikanan memiliki laboratorium sebagai tempat untuk
kegiatan pembiakan dan perakitan biota perairan dilakukan. Laboratorium
diartikan sebagai tempat atau ruangan yang dilengkapi dengan peralatan untuk
tujuan mengadakan riset ilmiah, eksperimen, pengukuran, pengujian ataupun
penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, ataupun peneliti.
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan
percobaan atau penelitian di dalam laboratorium. Dengan mengenal alat, kita
dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara
pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan
atau penelitian yang dilakukan. Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara
penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu
percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman
akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil
suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, praktikum pengenalan alat-alat laboratorium
ini dilakukan untuk mengetahui fungsi dan cara kerja dari alat-alat laboratorium
sehingga dapat memperkecil tingkat kesalahan yang terjadi selama praktikum
berlangsung.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengena alat-alat yang umum dan
khusus digunakan dalam praktikum di laboratorium, tujuan penggunaannya dan
mengetahui cara kerja alat-alat tersebut serta cara kerja di laboratorium secara
baik dan benar.
Manfaat dari praktikum ini yaiu mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan
cara kerja alat-alat di laboratorium sehingga praktikum dapat berjalan dengan
lancar.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk


hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkahol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
(Susilowarno, 2009).
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan
percobaan atau penelitian karena dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui
fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau
penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang
dilakukan dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat
yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau
penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan
cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan
atau penelitian yang maksimal (Bibiana, 2007).
Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk
terampil dalam alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan
ketelitian dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga
didapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan
suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium. Dalam
menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasi
alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di inginkan (Suriawi dan
Unus, 2005).
Secara umum peralatan yang digunakan didalam laboratorium kimia
dikelompokkan menjadi tiga yaitu peralatan gelas, peralatan non gelas dan
ruangan asam dan laminar air flow. Peralatan laboratorium kimia sebagian besar
terbuat dari gelas. Gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang
menguntungkan antara lain: tembus cahaya atau tembus pandang kaku (riqid),
tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, mempunyai titik didih tinggi sehingga
tidak mudah meleleh terutama pada pemanasan dibawah 100℃
(Khamidinal, 2009 ∶ 36).

Menurut Khamidinal (2009: 36), adapun alat gelas yang dimaksud seperti :

1. Gelas kimia
Gelas kimia (gelas beker) tersedia dalam berbagai ukuran : 25 ml, 50 ml,
100 ml, 500 ml dan ada juga yang berukuran lebih besar lagi. Gelas beker
digunakan untuk melarutkan suatu padatan, untuk mencampurkan cairan, untuk
memanaskan larutan dan keperluan lain.

2. Erlenmeyer
Erlenmeyer merupakan alat gelas yang banyak penggunaanya dalam
laboratorium. Bentuk erlenmeyer mirip dengan gelas beker, tetapi mempunyai
leher yang lebih sempit. Bentuk leher yang menyempit mempunyai keuntungan
dalam penggunaan mengurangi penguapan zat cair dalam pemanasan dan
mencegah zat cair tumpah ketika dalam proses pengadukan. Sisi luar erlenmeyer
terdapat skala yang menunjukkan perkiraan volume cairan.

3. Labu takar
Labu takar merupakan peralatan galas yang banyak digunakan dalam
laboratorium kimia analisis. Labu takar digunakan untuk keperluan pengenceran
larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam badan labu
takar. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda yang melingkar pada leher
labu dengan membaca miniskus.

4. Gelas ukur
Gelas ukur mempunyai bentuk seperti pipa yang mempunyai kaki/dudukan
sehingga dapat ditegakkan. Bibir atas terdapat bibir tuang untuk memudahkan
dalam menuang larutan atau cairan. Badannya terdapat skala dan dibagian atas
terdapat tulisan yang menyatakan kapasitas gelas ukur tersebut.

5. Corong penyaring
Corong penyaring adalah corong yang terbuat dari gelas dan tersedia
dalam berbagai ukur diameter. Proses penyaringan digunakan kertas saring yang
dilipat secara khusus sedemikian rupa sehingga kertas saring tersebut mempunyai
permukaan seluas-luasnya.

6. Pipet tetes
Pipet tetes merupakan alat gelas yang paling sering digunakan dalam
laboratorium kimia manapun. Kegunaan pipet tetes adalah untuk mengambil dan
menambahkan larutan atau zat cair setetes demi setetes.

7. Pipet skala
Pipet skala merupakan alat galas menyerupai pipa dengan salah satu
ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain lebar.
Pipet ukur mempunyai kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada skalanya.

8. Pipet volume
Pipet volume (sering disebut juga pipet gondok) merupakan alat gelas
yang berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembung pada tengah-tengah
batang pipa tersebut.

9. Buret
Buret merupakan peralatan galas berbentuk slindris memanjang dengan
skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah. Buret digunakan untuk
menambahkan larutan pereaksi dimana volume penambahan harus
diketahui/dicatat.

Peralatan non gelas merupakan peralatan yang biasanya digunakan dalam


percobaan di laboratorium kimia. Peralatan non gelas ini bukanlah merupakan
peralatan utama. Apabila tidak tersedia peralatan ini dapat diusahakan peralatan
lain yang dapat menggantikan fungsiya. Namun demikian peralatan non gelas
harus sedapat mungkin diusahakan keberadaannya agar percobaan dan kegiatan di
laboratorium kimai dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang diinginkan
(Baharuddin, 2013: 28).
Menurut Baharuddin (2013, 29), adapun alat non gelas yang dimaksud seperti :

1. Bulp, digunakan untuk membatu mengambil larutan kedalam pipet.


2. Kawat kasa, adalah alas gelas kimia atau erlenmeyer pada saat pemanasan.
3. Klem, alat yang digunakan bersama dengan statif.
4. Statif, adalah alat yang digunakan untuk menopang alat gelas (buret,
termometer, corong pisah dan lain-lain).

Ruang asam sendiri merupakan sebuah alat di laboratorium yang berfungsi


untuk mengendalikan berbagai jenis uap yang berbahaya, khususnya dari paparan
asam berbahaya suatu zat dan juga reagent kimia, seperti asam klorida, asam
sulfat, asam perklorat, dan eter. Ruang asam laboratorium biasanya dilengkapi
dengan ventilasi exhaust dan pintu yang bisa digerakkan ke atas. Pada bagian
pintu yang bisa digerakkan terbuat dari kaca yang didesain khusus, sehingga aman
digunakan. Berbeda dengan lemari asam yang prinsip kerjanya membuang udara
dari dalam ruang kerja, laminar air flow adalah kebalikannya, membuat ruang
kerja tetap steril dengan mengambil udara dari luar laminar disaring dengan filter
yang khusus sehingga udara dari luar tidak dapat mengkontaminasi ruang kerja
yang ada di laminar air flow.
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan ini dilaksanakan pada hari sabtu,


tanggal 2 November 2019, pada pukul 08.00 WITA sampai selesai, bertempat di
Laboratorium Pengujian Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu
Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

- Lemari asam
- Inkubator
- Oven
- Tanur
- Gelas ukur erlenmeyer
- Vortex
- Laminar air flow
- Timbangan cawan petri
- Tabung reaksi
- Bunsen
- Batang pengaduk
- Hot plate

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan


adalah sebagai berikut :
- Memasuki ruang laboratorium dengan memakai jas laboratorium.
- Mendengarkan arahan serta pengenalan tentang kegiatan yang akan dilakukan
praktikan.
- Memperhatikan dan mendengarkan setiap penjelasan dari asisten kemudian
mencatat cara kerja dan fungsi masing-masing alat yang terdapat di
laboratorium.
BAB IV. HASIL DAN PEBAHASAN

Tabel 1. Pengenalan Alat


NO Nama Alat Gambar Fungsi
1 Lemari asam Menghindarkan atau
menjauhkan atau membuang
segala jenis uap berbahaya,
baik dalam bentuk cairan
seperti asam sulfat, maupun
padatan NaOH.

2 Inkubator Untuk menginkubasi


(menumbuhkan)
mikroorganisme seperti
bakteri, fungi dan sel
mikroba lainnya pada
kondisi tertentu.
3 Oven Mengeringkan atau
mensterilkan alat-alat
laboratorium.

4 Tanur Digunakan sebagai pemanas


pada suhu tinggi.
5 Gelas ukur Untuk mengukur voume zat
kimia dalam bentuk cair

6 Erlenmeyer Untuk menyimpan dan


memanaskan larutan,
menampung filtrat hasil
penyaringan dan
menampung titran (larutan
yang dititrasi) pada proses
titrasi
7 Vortex Untuk menghomogenkan
(mencampurkan) larutan
dalam wadah kecil.

8 Laminar air Tempat steril untuk


flow melakukan reaksi
9 Timbangan Untuk menimbang berat alat
analitik dan bahan

10 Cawan petri Digunakan sebagai media


tumbuh mikroba

11 Tabung reaksi Sebagai tempat untuk


mereaksikan zat - zat kimia
di dalam laboratorium dan
juga media tumbuh mikroba

12 Bunsen Untuk memanaskan larutan


13 Batang Digunakan untuk
pengaduk mencampur bahan kimia
dan cairan untuk keperluan
laboratorium.

14 Hot plate Sebagai alat pemanasan


larutan.
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum tentang Pengenalan Alat-Alat Laboratorium yang


telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa alat-alat laboratorium
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu alat-alat yang berbahan kaca, alalt-alat non kaca,
serta ruangan atau lemari laboratorium. Dimana setiap alat di laboratorium
mempunyai fungsinya masing-masing, sehingga diperlukan pengenalan terhadap
alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum ini. Penguasaan dan pemahaman
dalam penggunaan alat-alat akan sangat membantu dan menghindari kegagalan
dalam praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin M. dan Asis F. Modul Manajemen Laboratorium. Jurusan Kimia UIN


Alauddin Makassar : Gowa, 2014.
Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid satu, Jogjakarta :
Binarupa Aksara, 1997.
Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2009.
Suadarmadji, Amet dkk. Prosedur Analis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta : 1997.
Subagia W. Acuan Pengembangan Model Panduan Pengelolaan Laboratorium
Kimia Berbasis Kearifan Lokal Tri Sakti. Jurnal Kimia. Vol. 3, No. 2,
Oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai