Pertanyaan Obgyn

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

List Pertanyaan dr.

Agus

1. Perbedaan primigravida dan multigravida dari pemfis


Primigravida
 Anamnesis:
 Payudara tegang, pembuluh darah terlihat, hiperpigmentasi
jelas, sensitif dan terasa nyeri, putting susu runcing
 Perut tegang, menonjol ke depan, striae lividae, pusat
menonjol
 Labia mayora tampak bersatu, vulva tertutup, perineum tidak
ada bekas lupa
 Vagina sempit dengan rugae utuh
 Himen koyak (perforate) pada beberapa tempat
 Portio runcing dan tertutup, serviks licin, bulat dan tidak
dapat dilalui oleh satu ujung jari
 Rahim tegang
Multigravida
 Anamnesis
 Payudara kurang tegang, menggantung, ada striae, putting
susu mendatar
 Perut longgar, menggantung ke depan, banyak striae lividae
dan albican (bs pada ibu gemuk, hamil bayi besar
sebelumnya), pusar tidak terlalu menonjol
 Labia mayora terbuka, vulva menganga, perineum bekas
luka
 Vagina lebih lebar, rugae kurang menonjol
 Himen mitformis, kurunkula himenalis
 Portio tumpul, terbagi bibir depan/belakang; serviks bisa
terbuka satu jari kadang kala ada bekas robekan persalinan
yang lalu
 Rahim agak lunak

2. Skor Poedji Rochjati


Kelompok Faktor risiko (berdasarkan kapan ditemukan, cara
pengenanlan, dan sifat risikonya):
 Kelompok Faktor Risiko I: APGO (ada potensi gawat
obstetrik): 7 terlalu dan 3 pernah. 7 terlalu: primi muda
(<16thn), primi tua (>35thn), primitua sekunder, grande
multi (4x), anak terkecil umur < 2 tahun, jauh jarak anak
sebelumnya >10thn, tinggi badan <145cm. 3 pernah:
melahirkan SC, persalinan bedah vagina (vakum, forsep),
gagal hamil terdahulu (abortus, iufd, ket)
 Kelompok faktor risiko II: AGO (ada gawat obstetrik):
penyakit ibu, preeklamsia ringan, hamil kembar,
polihidramnion, hamil lewat waktu, IUFD, letsu, letli
 Kelompok faktor risiko III: AGDO (ada gawat darurat
obstetrik): APB, PEB/eklamsia
Sistem skoring:
 Skor 2 untuk setiap ibu hamil semua umur dan paritas
 Skor 8 untuk bekas SC, letak sungsang, letak liintang,
preeklamsia berat/eklamsia, APB
 Skor 4 untuk faktor risiko lain
3 kelompok risiko:
 Kehamilan risiko rendah (KRR): skor 2, selama hamil tanpa
faktor risiko
 Kehamilan risiko tinggi (KRT): skor 6-10, dapat dengan FR
I, II, atau III.
 Kehamilan risiko sangat tinggi (KRST): skor lebih dr sama
dgn 12
Sistem rujukan:
 Rujukan terencana: menyiapkan dan merencanakan rujukan
ke RS jauh2 hari
o Rujukan dini berencana (RDB): untuk ibu dengan
APGO dan AGO  ibu risti masih sehat belum
inpartu, belum ada komplikasi persalinan, ke RS
sendiri dgn kendaraan sendiri
o Rujukan dalam rahim (RDR): janin ada masalah, janin
risti msih sehat misal ROB pada ibu DM, PPI (rahim
ibu merupakan alat transport paling baik)
 Rujukan tepat waktu (RTW): ibu dengan AGDO
3. Kala I
Tanda permulaan persalinan
o Kepala turun memasuki PAP
o Perut keliatan melebar, TFU turun
o Polakisuria
o Perasaan sakit di perut dan pinggang
o Bloody show
Tanda-tanda inpartu (min 2 dari 3)
o Penipisan dan pembukaan serviks
o Kontraksi uterus adekuat (min 2x dalam 10 menit)
o Bloody show (lendir + darah) berasal dari lendir kanalis
servikalis yg mulai membuka atau mendatar. Darah dari
kapiler yg berada disekitar kanalis servikalis yg pecah krn
pergeseran ketika serviks membuka
Lamanya kala I:
o Primigravida: 12 jam
o Multigravida: 8 jam
Dibagi menjadi 2 fase:
o Fase laten: bukaan 0-3cm (kurang lebih 8jam). Kriteria
minimal memasuki fase aktif menurut friedman; primi
1,2cm/jam dan multi 1,5 cm/jam
o Fase aktif:
o Akselerasi: dalam 2 jam dari pembukaan 3-4 cm
o Dilatasi maksimal: dalam 2 jam dari 4 cm-9 cm
o Deselerasi: dalam 2 jam dari 9cm-lengkap
Mekanisme pembukaan serviks:
o Primi: OUI buka dulu serviks mendatar dan menipis 
OUE membuka
o Multi: OUI sudah terbuka  pembukaan OUI dan OUE dan
penipisan dan pendataran trjd dlm wktu bersamaan
o Effacement: 75% (hidung), 50% (mulut), 25% (cuping
telinga)

4. Kala II
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks telah lengkap. Pada awal
kala II (atau akhir kala I), kepala janin sudah masuk ke dalam
pelvic cavity, ketuban akan pecah sendiri. Jika tidak, maka harus
dipecahkan.
Lama Kala II pada primi: 1,5-2 jam; multi: 30 menit- 1jam
His terkoordinir, kuat, setiap 2-3 menit sekali
Tanda tanda kala II: dorongan meneran, tekanan anus, perineum
menonjol, vulva membuka, ibu ingin mengedan (reflek karena
kepala telah turun ke ruang panggul sehingga ada tekanan pada
otot2 dasar panggul)
Mc Robert Manuver: 2 tenaga medis memegang masing2 kaki
ibu dan didorong ke arah kepala  hiperrefleksi dari panggul ibu
dan superior displacement of the pubic symphysis sebanyak 1-2
cm, sacral ekstensi, sakral promontorium flattens (lebih mudah
melahirkan bahu anterior dan force dari kontraksi lebih efektif
sehingga lebih mudah mengedan)
Mc Robert digunakan pada distosia bahu (turtle sign: kepala
melekat pada perineum) ALARMER: Ask for help, lift bokong
dan kaki, anterior disimpaction of shoulder (rotate to oblique,
penekanan suprapubik  Massanti), rotation of the posterior
shoulder (manuver woods), manual removal of posterior arm,
episiotomi, roll over
Cara melahirkan:
o Kepala janin sudah di dasar panggul vulva buka
o Ibu harus dipimpin untuk mengedan pada puncak his, DJJ
dievaluasi juga. Cara mengedan baik yaitu wanita dalam
posisi terbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku,
kepala sedikit diangkat, dagunya mendekati dadanya dan
dapat melihat perut. (posisi setengah duduk)
o Perineum meregang dan meinipis  Perineum ditahan
dengan tangan kanan dan dilapisi dengan kain steril. Dengan
ujung jari2 tangan kanan melalui kulit perineum dicoba
menggait dagu janin dan ditekan ke arah simfisis. Tujuan
perineum ditahan adalah untuk mencegah ruptur perineum.
Ketika kepala janin akan mengadakan defleksi dengan
suboksiput di bawah simfisis sebagai hipomoklion,
sebaiknya tangan kiri menahan bagian belakang kepala ke
arah anus agar gerakan defleksi tidak terlalu cepat yg dapat
menyebabkan perdarahan intrakranial (perubahan tekanan yg
terlalu cepat) & mencegah robekan pada uretra dan klitoris
(perasat ritgen)
o Komplikasi tidak dilakukannya perasat ritgen:
robekan perineum, nyeri, infeksi, ruptur sfingter ani
eksternum dan internum serta mengganggu proses
defleksi
o Episiotomi dilakukan bila perineum sudah menipis, kepala
janin tidak masuk kembali ke dalam vagina, dan
menunjukkan akan timbul ruptur perineum. Tujuannya
mencegah robekan yang tidak teratur, mempercepat
persalinan dgn melebarkan jalan lahir, mengurangi tekanan
kepala bayi.
Indikasi episiotomi:
o Pada persalinan anak besar (makrosomia)
o Perineum kaku
o Gawat janin jd harus dengan bantuan alat
o Letak/presentasi abnormal
o Jaringan parut pada perineum
Kontraindikasi episiotomi: persalinan tidak berlangsung
pervaginam, ada kondisi untuk terjadinya perdarahan yg
banyak seperti peny kelainan darah atau varises pada vulva
vagina
Beberapa teknik:
o Episiotomi mediana: dikerjakan pada garis tengah
dimulai dari ujung terbawah introitus vagina sampai
batas otot2 sfingter ani, keuntungan: tidak
menimbulkan perdarahan banyak dan penjahitan
kembali lebih mudah sehingga sembuh sendiri dan
hampir tidak berbekas, jarang dispareuni, nyeri
minimal saat nifas. Kerugian: perluasan laserasi ke
sfiingter ani, dapat trjadi ruptur perineum totalis
sfingter ani eksternus dan rektum dapat ikut robek.
o Episiotomi mediolateral: dikerjakan pada garis tengah
yang dekat muskulus sfingter ani diperluas ke sisi
menjauhi otot sfingter ani untuk mencegah ruptur
perineum grd III. Dilakukan pada ibu yg memiliki
perineum pendek, pernah ruptur grd III Keuntungan:
perluasan laserasi lebih kecil mencegah jd ruptur grd
III. Kerugian: perdarahn lebih banyak (byk fleksus
venosus), otot perineum terpotong jd jahit lebih sulit
dan sembuh lebih lama dan sakit, kadang dispareuni,
otot2 lebih sulit untuk disatukan shngg trbntuk
jaringan parut
o Episiotomi lateral: kerugian: sering menimbulkan
perdarahan. Keuntungan: Indikasi:
o Setelah keluar kepala, pastikan tidak ada lilitan tali pusat dan
bersihkan jalan nafas. Bila ada lilitan dilonggarkan, kl sulit
dpt dilepaskan dgn menjepit tali pusat dgn 2 klem lalu
diantaranya dipotong dgn gunting yg tumpul
o Setelah kepala lahir, tunggu putar paksi luar secara spontan
(tdk perlu mengedan, tdk perlu dibantu)
o Setelah putar paksi luar, taru kedua tangan di masing2 sisi
muka bayi. Cunam ke arah bawah sehingga bahu anterior
keluar dari bawah arcus pubis cunam keatas untuk
melahirkan bahu posterior
o Setelah kedua bahu lahir, telusuri tangan mulai dr kepala
bayi yg di bawah perineum (bahu dan lengan posterior lahir
ke tangan tersebut) kemudian tangan bagian atas untuk
mengendalikan siku tangan anterior  sangga
o Setelah tubuh lahir, menelusurkan tangan yg ada di atas dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangga saat
punggung kaki lahir, memegang kedua mta kaki dgn hati2
 susur
o Setelah bayi lahir, diletakkan dgn kepala kebawah
membentuk sudut 30 derajat, ledir dibersihkan dgn suction.
Tali pusat dijepit 2 cunam kocher pada jarak 5 dan 10 cm
dari umbilikus  potong di tengahnya
o Perhatikan kandung kemih lakukan pengosongan.
(mengganggu kontraksi uterus pelepasan plasenta).
Caranya:
o Lakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan
kemungkinan ada bayi kedua
5. Kala III
Dimulai dari bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap. Dua
tingkat kelahiran plasenta yaitu lepasnya plasenta dari
implantasinya pada dinding uterus dan dilanjutkan dengan
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Kala III berlangsung umumnya 6-15 menit
Manajemen aktif kala 3:
o Oksitosin 10 unit IM 1 menit setelah lahir
o Peregangan tali pusat terkendali dengan memindahkan klem
pada tali pusat sekitar 5 cm dari vulva, satu tangan lagi
diatas perut dorsokranial untuk mencegah inversio uteri.
Tidak lahir dalam 15 menit suntik oksi 10 u. tidak lahir 30
menit  rujuk. Hingga keluar plasenta putar searah jarum
jam
o Masase fundus uteri: gerak melingkar. Apabila kontraksi
kurang baik dapat diberi uterotonika, contoh: metergin 0,2
mg IM
Tanda2 pelepasan plasenta:
o Darah menyembur
o Uterus naik karena plasenta telah lepas masuk ke segmen
bawah uterus
o Tali pusat keluar lebih panjang dr vagina (tanda Ahfeld)
Bentuk pelepasan plasenta:
o Schultze: pelepasan plasenta dari tengah/sentral
o Matthews-Duncan: dari marginal
o Kombinasi keduanya
Perasat untuk memastikan plasenta telah lepas
o Perasat kusner: kencangkan tali pusat, tangan diatas simfisis,
kl balik belum lepas
o Perasat Klein: ibu mengejan shngg tali pusat turun dan
panjang. Kl dihentikan, tali pusat ketarik blm lepas. Kl
tetap ditempat sdh lepas
o Perasat strasman: tali pusat dikencangkan dan rahim diketok
bila getaran smp tali pusat blm lahir
o Perasat Manuaba: tangan kiri memegang uterus pada SBR,
tangan kanan mengencangkan tali pusat dan tarik arah
berlawanan. Jika berat dan tdk memanjang  blm lepas, jika
ringan dan tali pusat memanjang  plasenta lepas
Setelah kala III, jahit perineum:
o Ikat 1 cm diatas puncak luka karena arteri rusak akan
teregang 0,9 cm  jelujur  ikat di blkg himen disimpul
dan tdk dipotong  jahit otot  jahit subkutis  ikat dgn
sisa simpul yg di himen
o Aproksimasi
o Hemostasis
o Jahit lapis demi lapis
Grade ruptur perineum:
1. hanya mengenai epitel vagina
2. robekan otot perineum tapi tdk sampe sfingter
3. robekan smp sfingter ani
a. < 50% ketebalan sfingter ani
b. >50% ketebalan sfingter ani
c. hingga sfingter ani interna
4. hingga epitel anus

6. Komponen good dating/penentuan umur kehamilan:


o Syarat menggunakan HPHT: 3 siklus haid terakhir teratur
dan interval 28 hari menggunakan rumus Naegle: +7 -3
+1
o Jika siklus tidak 28 hari, pakai Parikh Formula
o Tanggal: tanggal HPHT + (lama siklus-21)
o Bulan: bulan HPHT + 9
o Tahun: bisa tetap atau +1
o Jika tidak ada HPHT digunakan:
o Quickening atau gerak janin pertama: primi 20 minggu,
multi 18 minggu (krn lebih sensitif merasakan gerak janin);
dari USG 8 minggu
o PP test positif pada uk 6 minggu
o DJJ terdengar: dpt dideteksi uk 20 minggu dgn fetoskop;
dengan doppler lebih awal uk 12 minggu, dengan USG 6-7
minggu
o TFU: dengan rumus williams umur kehamilan: TFU x
8/7. Syarat:
o USG: jika jarak antara HPHT dan USG <1 mgg pakai
HPHT, >1mgg pakai CRL
o < 6 minggu: yolk sac
o 6-12 minggu (8 minggu paling bagus): CRL
o 13-28 minggu: organ spesifik
o Kepala sudah masuk PAP: pada primi masuk 36 minggu,
multi saat in partu
o Pada pasien ini, good dating karena 3 siklus haid
terakhirnya teratur dan 28 hari, pp test nya positif pada uk 6
minggu 6 hari, djj terdengar pada usg uk 12 minggu 1 hari,
gerak janin dirasakan sejak bulan Juni, TFU sesuai uk,
kepala masuk PAP saat inpartu

7. Apa dasar diagnosis? Pembuatan assessment?


Diagnosis pasien adalah diagnosis ibu statis-ibu dinamis-bayi
statis-bayi dinamis:
G2P1001, 39 minggu 1 hari, Tunggal/Hidup, PKI
o G2 berdasarkan anamnesis: ini hamil kedua kalinya. Dari
pemfis: payudara kurang tegang, perut kurang menonjol
ada striae lividae, rugae vagina tidak utuh, portio (dari
inspekulo) tumpul, bekas luka jahit episiotomi
o P1001: ibu memiliki satu anak lahir aterm dan hidup,
tidak pernah melahirkan anak preterm ataupun abortus
o 39 minggu 1 hari: dari hpht
o T/H: dari gerak janin yg masih baik (gerak janin tanda
kehidupan), DJJ (+), USG masih ada FHB dan FM
o PK I: ada tanda inpartu yaitu nyeri perut/ his 4x dalam 10
menit, ada pembukaan serviks 4 cm
Prinsip pembuatan assessment:
o Anamnesis: hamil? Keluhan apa b4s7? Riwayat obs?
Riw mens? Jika hamil riw anc? Riw peny dulu? Riw
keluarga?
o Pemfis: ttv, generalis, obstetri (abdomen: inspeksi,
palpasi, auskultasi & vagina: inspeksi, VT), ginekologi
(inspeksi: fluksus fluor, inspekulo)
Pada pasien hamil, identitas yang paling penting adalah usia
karena untuk mengetahui faktor risiko ibu apakah masuk ke
KRR, KRT atau KRST (sesuai skor poedji rochjati). Pada kasus
apa kita membutuhkan alamat pasien
8. Tanda-tanda kehamilan
Presumptive signs: perubahan fisiologis sebagai indikasi
kehamilan
o Amenorea
o Mual muntah
o Ngidam
o Payudara membesar (krn pengaruh estrogen dan
progesteron)
o Anoreksia
o Lelah
o Pigmentasi kulit
o Sering BAK
Probable signs (tanda tidak pasti hamil): perubahan anatomi
dan fisiologi selain tanda presumtif
o Perut membesar
o Uterus membesar
o Tanda Hegar: perlunakan dan kompresibilitas isthmus
serviks shg ujung jari seakan dpt dipertemukan apabila
isthmus didorong ke arah berlawanan
o Tanda chadwick: vulva vagina dan serviks berubah
warna jadi kebiruan/keunguan krn vaskularisasi>>
o Tanda pisaseck: pembesaran uterus yg tdk simetris pd
awal kehamilan
o Tanda goodell: perubahan konsistensi serviks dari kenyal
(tdk hamil) jadi lunak (hamil)
o Kontraksi braxton hicks: kontraksi non ritmik, sporadik,
tanpa nyeri akibat kontraksi miometrium krn peregangan
uterus (mulai uk 6 mgg)
o Tanda ballotement
o PPT (+)
Positive signs: data dari pemeriksaan dan direkam oleh
pemeriksa
o USG ada gestational sac pada usia 5 mgg
o USG ada gerakan janin mulai 8 minggu; primi 20
minggu; multi 18 minggu
o USG ada DJJ mulai 6-7 minggu; doppler 12 minggu;
laenec 18-20 minggu

9. HIS
Uterus merupakan otot polos dibagi menjadi 3 lapis yaitu luar
longitudinal, otot anyaman tikar, lapisan dalam sirkular  tenaga
dapat disebar ke berbagai arah
His adekuat:
o Kontraksi simetris, ritmis, harmonis, makin lama makin
sering
o Kontraksi paling dominan di fundus uteri
o Sesudah itu terjadi relaksasi  yg menyebabkan pembukaan
dan penipisan
o Durasi 60-80 detik
o Frekuensi 3-5x dalam 10 menit
o Amplitudo 40-60 mmHg
o Basal tone saat resting 8-12 mmHg
Yang dinilai dari His:
o His persalinan: interval makin pendek, frekuensi makin
sering, amplitudo makin besar
o Amplitudo: peningkatan tekanan setiap kontraksi
o I: peningkatan tekanan agak cepat
o II: penurunan tekanan agak lambat
o Frekuensi: jumlah his dalam waktu tertentu
o Keaktifan uterus: amplitudo x frekuensi his dlm 10
menit – satuan montevideo
o Nilai adekuat: 150-250 unit montevideo
Sifat His
o His dimulai sbg gelombang dari pacemaker (terletak di tuba
falopi) gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah lalu
ke seluruhu uterus (2 cm tiap detik) shngg nyeri his
dirasakan dari pinggang menjalar ke perut atas lalu ke bawah
o His paling tinggi di fundus krn lapisan otot paling tebal
o Sesudah his, otot uterus jd lebih pendek dr sebelumnya
(retraksi)  mempengaruhi serviks (serviks kurang pny otot,
serviks tertarik dan terbuka) pembukaan dan penipisan
Braxton Hicks (false labors)
o Kontraksi yg trjdi di awal yaitu pd trimester 2 dan sering
dirasakan pd trimester 3
o Otot uterus mengencang sekitar 30-60 detik dan kadang
mencapai 2 menit
o Interval kontraksi ireguler, tetap panjang
o Intensitas tidak berubah
o Tidak nyaman di perut bawah
o Tidak ada dilatasi dan penipisan
o Kontraksi mungkin berhenti saat istirahat atau berubah
posisi
o Tanpa bloody show
Tetania uteri: jika kontraksi berlangsung lebih dari 2 menit
Cara mengecek his:
o Mulai menghitung pada awal kontraksi ketika perut
kontraksi dan tegang  catat waktu mulai
o Tulis waktu ketika kontraksi berakhir
o Catat berapa kali terjadi kontraksi dalam 10 menit dan durasi
setiap kontraksi
o Nilai apakah interval nya semakin lama semakin memendek
o Menilai segera setelah kontraksi

10.Antenatal Care (ANC)


Definisi: pemeriksaan dan pengelolaan wanita hamil yg
bertujuan untuk mempersiapkan wanita hamil dan bayi dalam
keadaan sehat scr fisik dan mental selama kehamilan,
persalinan, dan masa nifas
WHO merekomendasikan ANC minimal 4x:
 pada trimester pertama (idealnya sebelum 12 minggu tp tdk
lebih dari 16 minggu): identifikasi ibu hamil, umur
kehamilan, risiko kehamilan, skrining IMS, konseling KB
 pada 24-28 minggu: skrining kelainan kongenital, DMG,
HDK, konseling KB
 pada 32 minggu: monitoring kesejahteraan ibu dan janin
 pada 36 minggu: monitoring kesejahteraan ibu dan janin,
konseling metode persalinan, KB
Berdasarkan ACOG edisi 7:
 umur kehamilan 8-10 minggu
 uk 28 minggu pertama: setiap 4 minggu
 28 minggu-36 minggu: setiap 2 minggu
 setelah 36 minggu: setiap minggu
Four Basic Needs:
 Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
o Promkes: bgmn kehamilan berlangsung, bgmn
mempersiapkan kelahiran, mengenali tanda2 bahaya,
apa yg hrs dilakukan jika ada komplikasi, dmn dapat
bantuan, manfaat gizi, kebersihan diri, risiko
penggunaan tembakau, alkohol obat2an, manfaat jarak
anak, ASI eksklusif, perlindungan thdp IMS dan HIV
o Pencegahan penyakit: vaksin TT, mencegah anemia
dgn konseling gizi & suplemen besi/folat, tes dan
konseling HIV, profilaksis ARV, perawatan utk
dugaan inf cacing tambang
 Deteksi dini dan pencegahan komplikasi
 Persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi
komplikasi
o Memilih tempat persalinan, petugas dan pendamping,
biaya, transportasi
 Prinsip dasar pelayanan ibu hamil
ANC harus mencakup 10 T
 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
o Setiap ANC harus timbang. BB <45 kg pada trimester
ketiga = bu kurus  kemungkinan BBLR
o Kenaikan bb normal 0,5 kg/minggu mulai trimester
kedua (6,5-16 kg)
o Tinggi badan dpt pada awal ANC saja. Hati2 tb <145
cm LHM
 Pemeriksaan tekanan darah
 Pemeriksaan tinggi fundus uteri
 Skiring status imunisasi tetanus dan pemberian vaksin
tetanus toxoid
 Pemberian tablet besi
 Tetapkan status gizi
 Tes laboratorium rutin dan khusus
 Tentukan presentasi janin dan DJJ
 Tatalaksana kasus
 Temu wicara persiapan rujukan
ANAMNESIS:
o keluhan saat ini
o tanda2 penting: muntah berlebihan, pusing, sakit kepala,
perdarahan, sakit perut hebat, demam, batuk lama, berdebar-
debar, cepat lelah, sesak nafas, keputihan yg berbau, gerakan
janin, perilaku berubah selama hamil, riw kekerasan
o riw kehamilan sekarang, riw kehamilan dan persalinan
sebelumnya (APAH, BBL anak sblmnya, riw SC, vakum,
forsep), riw penyakit yg diderita ibu (hipertensi, jantung, dm,
asma)
o menanyakan status imunisasi TT
o menanyakan jumlah tablet Fe yg dikonsumsi
o menanyakan obat2 yg dikonsumsi sprti antihipertensi,
diuretika, anti vomitus, antipiretik, antibiotik, obat TB
o di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riw
pemakaian obat
o di daerah risiko IMS, tanyakan gejala IMS dan riw pada
pasangan
o pola makan: jumlah, frekuensi, kualitas
o kesiapan menghadapi persalinan
o ROB: anak meninggal, anak lahir prematur 2x, janin lahir
meninggal <7 hari 2x, KJDR>3x, riw abortus
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Pemeriksaan fisik umum (kunjungan pertama):
o tekanan darah setiap kunjungan
o tinggi badan dan berat badan untuk mengukur IMT (normal
18,5-24,9)  berhubungan dgn risiko kehamilan sprti DM,
persalinan preterm, distosia bahu, SC, BBLR
o IMT <18,5: kurus
o 18,5-24,9: normal
o 25-29,9: gemuk
o 30-34,9: obesitas kelas I
o 35-39,9: obesitas kelas II
o >40: obesitas kelas III
o LILA
o Pemfis head to toe termasuk pem payudara, jantung, paru,
dan ekstremitas
Pemeriksaan fisik umum (kunjungan berikutnya):
o Pemfis lanjutan dan sesuai indikasi
o Tanda2 klinis anemia
o Penambahan berat badan
o Tekanan darah

PEMERIKSAAN FISIK OBSTETRI


Pemeriksaan fisik obstetri (kunjungan pertama):
o Abdomen scr umum
o Vulva/perineum: varises, kondiloma, edema, hemoroid
o Pemeriksaan dalam utk menilai serviks, uterus, adneksa (jika
uk <2 minggu), bartolin, kelenjar skene, uretra.
o Inspekulo: serviks, tanda2 infeksi, cairan dari OU
Pemeriksaan fisik obstetri (kunjungan berikutnya):
o Pantau fetal growth dgn TFU  sesuaikan dgn uk
o TFU pada uk 20-36 minggu dpt menggunakan rumus:
UK+2. Jika -3 curiga IUGR
o Menentukan PBB dgn Johnson Tausak. Dibawah persentil
10 curiga IUGR
PBB: (TFU – n) x 155 gram
N = 13 kepala belum melewati PAP
N = 12 kepala masih diatas spina isiadika
N= 11 kepala dibawah spina isiadika

o Auskultasi djj
o Palpasi abdomen dgn leopold
o Leopold I: menentukan TFU dan bagian janin yg
terletak di fundus uteri (sejak awal trimester I)
o Leopold II: menentukan bagian janin pada sisi kiri dan
kanan (sejak akhir trimester II)
o Leopold III: bagian janin yg terletak di bagian bawah
uterus (akhir trimester II)
o Leopold IV: seberapa jauh masuknya janin ke PAP
(uk > 36 minggu)
o Evaluasi panggul: dilakukan pada uk 36 minggu atau jika
ada indikasi seperti CPD (panggul ibu sempit atau bayi
>4kg), kelainan panggul, riw TB tulang, polio, kelainan letak
bayi
o Pintu atas panggul: bidang yang dibentuk oleh
promontorium, korpus vertebrae sakral 1, linea
innominata terminalis, tepi atas simfisis. Menilai CPD
dengan osborn test: dilakukan pd uk 36 minggu,
tangan kiri mendorong kepala janin ke arah PAP 
apabila mudah masuk tanpa halangan, osborn negatif;
bila tdk masuk dan teraba tonjolan diatas simfisis ukur
dgn 2 jari telunjuk dan tengah tangan kanan lebih
dari 2 jari osborn positif
o Panggul tengah (pelvic cavity): ruang panggul ukuran
paling luas. Yg bermakna pada distosia setelah
engagement penyempitan setinggi spina isiadika.
Jarak antara kedua spina yaitu distansia interspinarum
adl jarak panggul terkecil (10,5cm)
o Pintu bawah panggul: dua segitiga dgn dasar yg sama
yaitu garis yg menghubungkan tuber isciadikum kanan
dan kiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Lakukan pemeriksaan lab rutin pada kunjungan pertama:
o Kadar Hb
WHO: hb <11 (trimester I dan III) atau <10,5 (trimester II)
Dicek ulang pada uk 32-34 minggu
Transfusi dilakukan hb <7 atau hct <20% atau hb >7 dengan
gejala pusing, pandangan kunang2, atau takikardia >100

o Panel anemia
o Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan:
 Meningkatnya kebutuhan besi utk pertumbuhan
janin
 Kurangnya asupan zat besi pd makanan yg
dikonsumsi ibu
 Pola makan yg terganggu akibat mual
 Kecenderungan rendahnya cadangan besi krn
persalinan sebelumnya atau mens
o Golongan darah ABO dan rhesus
o HbsAg

o Skrining preeklampsia dan eklampsia: identifikasi faktor


risiko sprti riwayat PE, primitua, primimuda, obesitas, peny
jantung, ginjal, riw PE di keluarga. Ada faktor risiko
dilakukan skrining dan diberikan kalsium pada trimester I
dan dilakukan DL dan UL sejak uk 20 minggu  USG
doppler: jika ada notching a. uterina diberikan aspirin 80
mg/hari dan dilakukan cek tensi dan proteinuria setiap
kunjungan
o Tes HIV atas inisiatif pemberi pelayanan kesehatan dan
konseling (TIPK): biasanya rapid test HIV atau ELISA
serial menggunakan tiga reagen HIV berbeda. Reaktif jika
hasil tes reagen 1,2,3 positif
o Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria
o Skrining IMS (sifilis): VDRL (kuantitatif) atau RPR
(kualitatif)
o Skrining TBC: dengan pemeriksaan dahak dgn BTA metoda
SPS, foto radiologi ada infiltrat atau kavitas
o Skrining DMG: faktor risiko obesitas, riw DMG, glukosuria,
riw kel DM, abortus berulang, riw melahirkan dgn cacat
bawaan atau bayi >4000gram, riw PE
Tatalaksana: insulin jika tidak berhasil diet 2 minggu dgn
dosis 0,5-1,5 unit/kg/hari; pemantauan ibu dan janin dgn
TFU, USG, KTG, cek fungsi dinamik janin plasenta tiap
minggu sejak uk 36 minggu, lakukan skrining DM 6-12
minggu stlh bersalin, ibu dgn riw DMG perlu diskrining dm
tiap 3 tahun seumur hidup
o Urine lengkap
ISK pd kehamilan: 100.000 organisme/ml urin pd
asimtomatik atau lebih dari 100 organisme/ml urin + piuria
(>7 sel leukosit/ml) pd simtomatik.

Pemeriksaan USG
o Dating scan: ideal sblm uk 13 minggu utk menentukan usia
gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, deteksi
abnormalitas janin yg berat
o Anomalic scan: 20 minggu
o Biophysical profile, plasenta, tali pusat, posisi janin:
trimester ketiga
o Doppler studi (a. uterina, duktus venosus, a. cerebri media)
utk deteksi PE
o Penilaian panjang serviks utk mengetahui faktor risiko
prematur
o Rujuk jika alat tdk tersedia

PENGOBATAN DAN INTERVENSI


Pemberian tablet besi
o Pemberian 60 mg zat besi elemental segera setelah mual
muntah berkurang dan 400 mikrogram asam folat 1x/hari
segera mungkin
o Terapi pasien anemia: profilaksis SF 1x300 mg, jika anemia
SF 3x300 mg
o Pemberian zat besi 30mg/hari  evidence C
o 60 mg besi elemental = 320 mg sulfas ferosus
o efek samping: mual muntah, diare, konstipasi
o jgn diminum dgn teh atau kopi
o idealnya, as folat diminum 2 bulan sblm hamil hingga
usia 12 minggu utk mencegah defek tuba neuralis.
Dosis pencegahan primer 0,4mg/hari; dosis dgn riw
defek tuba neuralis pd anak sebelumnya 4mg/hari
o bisa dibarengi dgn vit C dosis untuk membantu
penyerapan (pada most trials diberikan pada trimester
kedua). Vit c menurunkan insiden abrupsio plasenta,
tdk ada data ttg menurunkan kpd, PE. Dosis yg sering
digunakan 1000 mg/hari (100-2000 mg/hari), tidak
ada efek samping yang diketahui
o kebutuhan besi ibu hamil 27 mg, ibu menyusui (>19
thn): 19 mg, (<18): 10 mg
Pemberian tablet kalsium
Pada daerah yg asupan kalsium kurang, kalsium 1,5-2 g/hari
dianjurkan utk pencegahan PE bagi semua ibu hamil terutama
risiko tinggi
Pemberian DHA
DHA merupakan salah satu long chain PUFA yang penting dalam
pembentukan neuron
Pemberian aspirin
Aspirin 75 mg/hari untuk pencegahan PE yg ditemukan notching di
USG
Pemberian vaksin tetanus toxoid (TT)
Ketahui terlebih dahulu status imunisasi TT yg telah diperoleh
selama hidupnya. Ibu yg belum pernah imunisasi atau statusnya tdk
diketahui diberikan dosis vaksin 0,5 ml IM di lengan atas. Vaksin
TT aman dan tidak ada kontraindikasi tp jgn diberikan pd ibu dgn
riw reaksi berat thdp imunisasi TT sblmnya
Pemberian ARV
Diberikan pada semua ibu hamil dgn HIV tanpa harus mengetahui
nilai CD4 dan viral load dan dilanjutkan seumur hidup

11.Metode Amenore Laktasi


MAL adalah metode kontrasepsi sementara yg mengandalkan
pemberian ASI scr eksklusif (tanpa makanan tambahan atau sufor).
MAL dpt dipakai sbg kontrasepsi jika:
 Menyusui penuh, lebih efektif jika diberikan minimal 8x
sehari
 Belum mendapatkan haid
 Umur bayi <6bln
 Bila ketiganya terpenuhi, perlindungan 98% pada 6 bulan
pertama pasca persalinan
Cara kerja:
 Suckling yg terus menerus meningkatkan produksi prolaktin
dan oksitosin  prolaktin menghambat sekresi pulsatil
GnRh hipofisis anterior kurang responsif thdp GnRh
ovarium refrakter thdp stimulasi gonadotropin estrogen
rendah  tidak ovulasi

12.KB post partum


Definisi: penggunaan alat/obat kontrasepsi segera setelah
melahirkan sampai dengan 42 hari/6 minggu setelah melahirkan
Tujuan:
o menunda kehamilan
o menjarangkan kehamilan
o tidak hamil lagi
Metode Amenore Laktasi
 Syarat: menyusui secara penuh, lebih efektif >8x sehari,
efektif sampai 6 bulan, blm haid, umur bayi <6bulan
 Keuntungan: efektivitas tinggi, segera efektif, tdk
mengganggu senggama, tdk perlu peengawasan medis, tdk
ada efek samping, tdk perlu alat/obat, tanpa biaya
 Kerugian: perlu kesiapan sejak perawatan kehamilan agar
segera menyusui setelah 30 menit, mgkin sulit dilaksanakan
krn kondisi sosial, tdk melindungi thdp IMS, ada bbrp
wanita yg sudah haid setelah bulan ketiga sehingga perlu
diedukasi menggunakan kontrasepsi tambahan seperti
kondom, tdk perlu diconsider pada wanita yg supplemental
breastfeeding, tidak menyusui
Metode barrier
 Termasuk kondom pria wanita, diafragma, vaginal
spermicidal jellies dan inserts, cervical cap
 Edukasi: bisa digunakan segera setelah melahirkan kecuali
diafragma dan cervical cap karena adanya perubahan bentuk
ukuran dari serviks dan vagina (disarankan setidaknya 6
minggu postpartum)
 Keuntungan: efektif bila digunakan dgn benar, tdk
mengganggu ASI, murah dan terjangkau, metode kontrasepsi
sementara
 Keterbatasan: tdk seefektif metode kontraseptif lainnya,
mengganggu hub seksual
Combination Oral Contraceptives (COC)
 Edukasi: Mengandung estrogen dan progestin dan dapat
diberikan pada ibu yg tidak menyusui sesaat atau setelah 2
minggu post partum (saat kondisi hiperkoagulasi sudah
mereda dan sebelum onset dari ovulasi), bukan pilihan yg
optimal untuk wanita yg meyusui karena mengurangi jumlah
dan kualitas ASI
 Cara kerja: menekan ovulasi dengan menekan sekresi LH
shgg tdk ada LH surge, menekan FSH shgg tdk ada
pematangan folikel,
o Progesteron: mencegah impantasi (kelenjar
endometrium atrofi), lendir serviks mengental,
pergerakan tuba terganggu
o Estrogen: menstabilkan endometrium shgg tdk ada
perdarahan bercak, meningkatkan reseptor intraseluler
progesteron shgg meningkatkan potensi dr
progestagen
 Jenis: monofasik (21 tab e/p dosis sama + 7 tanpa hormon);
bifasik (21 tab e/p dgn 2 dosis beda + 7 tanpa hormon);
trifasik (21 tab e/p 3 dosis beda + 7 tanpa hormon)
 Keuntungan: tdk mengganggu hub seksual, mudah
dihentikan setiap saat, jangka panjang, kesuburan sgr
kembali stlh dihentikan, dpt digunakan sbg kontrasepsi
darurat, sangat efektif menyerupai efektivitas tubektomi
 Kerugian: mahal, mual pada 3 bulan pertama, perdarahan
bercak 3 bln pertama, pusing, nyeri payudara, bb naik, tdk
bole diberikan pada wanita menyusui, ggn emosi, tensi naik
dan retensi cairan, tdk mencegah IMS
 Diberikan setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif, setelah 3
bulan dan tidak menyusui, dan setelah keguguran (segera
atau dalam waktu 7 hari)
Progestin Only Methods
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak mengganggu menyusui
sehingga dapat digunakan pada semua wanita post partum tanpa
melihat menyusui/tidak
Metode ada 3 yaitu oral, inject, implan:
 Oral (mini pill)
o Edukasi: diberikan pada wanita nonsupplemental
breastfeeding pada 6 minggu postpartum dan pd
wanita supplemental breastfeeding dan
nonbreastfeeding pada 3 minggu post partum; harus
diminum satu pil setiap hari pada waktu yang sama
untuk mencegah pregnancy dan efek samping yg
minimal. Terlambat bbrp jam dapat meningkatkan
risiko hamil dan lendir serviks jd tidak kental namun
terlambat satu hari tidak scr signifikan meningkatkan
risiko hamil selama pil tsb dikonsumsi setelah 24 jam
o Masa pakai: satu strip utk 1 bulan
o Cara kerja: mengentalkan lendir serviks, menekan
sekresi gonadotropin, mengubah motilitas tuba,
mengganggu implantasi
o Kemasan: 35 pil (300 mikrogram levonorgestrel atau
350 mikro norethindrone); 28 pil (75 mikro
norgestrel)
o Keuntungan: efektif jika dilakukan dgn benar, tdk
mengganggu hub seksual, tdk mempengaruhi ASI,
kesuburan cpt kembali, nyaman dan mudah
o Kerugian: irregular vagina bleeding,
peningkatan/penurunan BB, digunakan setiap hari
pada waktu yg sama, payudara tegang, mual pusing,
dermatitis jerawat, hirsutisme, tidak melindungi dari
IMS, harus compliance, ada interaksi dgn obat lain
Depot Medroxyprogesterone Acetate (DMPA)
o Merupakan metode kontrasepsi hormonal yang hanya
mengandung progesteron memiliki angka kegagalan
<1% pertahun. Metode ini diberikan secara injeksi
intramuskular setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
o 6-alfa medroksiprogesteron mempunyai efek
progestagen yg kuat dan sangat efektif
o dapat diberikan 5 hari postpartum atau minggu ke 3
postpartum pada yg tdk menyusui dan minggu ke 6
postpartum pada yg nonsupplemental breastfeeding
o cara kerja: mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks, menjadikan rahim tipis dan atrofi,
menghambat transportasi gamet oleh tuba
o keuntungan: sangat efektif, pencegahan kehamilan
jangka panjang, tdk berpengaruh pada hub seksual,
tdk berpengaruh thdp ASI, tdk perlu menyimpan obat
suntik, dpt digunakan pada perempuan >35thn sampai
perimenopause
o Kerugian: kenaikan bb (krn progesteron
mempermudah perubahan gula mnjd lemak dan
meningkatkan nafsu makan di hipotalamus), ggn
emosi, jerawat, kekeringan pada vagina, kesuburan
kembali lambat (4 bulan setelah suntik terakhir), tdk
melindungi terhadap IMS, ggn haid (tidak mens)
Implan Subdermal
o Cara kerja: lendir serviks menjadi kental, mengganggu
proses pembentukan endometrium, mengurangi
transportasi sperma, menekan ovulasi
o Masa pakai sampai 3 tahun
o Jenis: norplant 36 mg levonorgestrel, implanon 68 mg
3-ketodesogestrel
o Keuntungan: sangat efektif, utk kontrasepsi jangka
panjang (sama sprti DMPA), cocok utk yg sulit ke
faskes dan compliance rendah, kesuburan cpt kembali,
tidak mengganggu hub seksual, tdk mengganggu ASI,
dan bs dicabut setiap saat
o Keterbatasan: perubahan pola haid, nyeri kepala, mual
pusing, perubahan perasaan dan gelisah, bb naik,
membutuhkan tindak bedah minor, tdk melindungi
thdp IMS, tdk dpt dilepas sendiri
o Diberikan 6 minggu post partum pada
nonsupplemental breastfeeding, 3 minggu post partum
pada supplemental breastfeeding dan yg non
breastfeeding bbrp penelitian terakhir pemberian
segera setelah postpartum dikatakan appropriate
o Jika ingin kontrasepsi jangka pendek (18-24 bulan):
pil kb dan barrier

Intrauterine device (IUD) atau AKDR


IUD pasca persalinan (sampai 10 tahun, kesuburan kembali h-21
stlh melahirkan): post plasenta, post SC, 3 hari pasca persalinan
IUD pasca keguguran (kembali h-14)
Pemasangan setelah persalinan: < 48 jam pasca persalinan (10
menit setelah ekspulsi plasenta) atau >4 minggu pasca persalinan
Kelebihan: efektif, IUD copper T380A smp 10 thn, mirena 1 tahun,
nova T 5 tahun
Kekurangan: spotting, perubahan siklus mens, amenore,
dismenore, menoragia, fluor albus, perdarahan post coital
o IUD copper T
o Rangka plastik yg lentur dan tembaga yg berada pada
kedua lengan dan batang AKDR yg berfungsi sbg
antifertilisasi (krn meningkatkan prostaglandin
spermisidal), mengandung levonogestrel
IUD mirena
o Rangka plastik dikelilingi silindris pelepas hormon
levonolgestrel. Setelah di dalam rahim, LNG
dilepaskan dalam dosis kecil 20 mcg/hari pada
awalnya dan menurun jd 10 mcg/hari setelah 5 tahun
(mengentalkan lendir serviks)
13.Penentuan aterm, preterm, abortus
Berdasarkan umur kehamilan:
Aterm: 37-42 minggu
Preterm: <37 minggu
Abortus: <20 minggu, <24 minggu (ppk sanglah)
14.Partograf
Definisi: suatu alat untuk menilai kemajuan persalinan dan untuk
menentukan keputusan klinis
Ditulis: saat fase aktif (>4cm). sebelum <4 cm: menggunakan
kurva friedman yang dinilai CHPB (courtenen, his, penurunan,
Bandl)
Menilai 3 hal: kondisi ibu, kondisi janin, dan kemajuan
persalinan
LEMBAR DEPAN PARTOGRAF
Identitas: nama, tgl lahir, umur, GPA, no register, no puskesmas,
tanggal, jam, ketuban pecah sejak jam, mules sejak jam
Kondisi janin:
o DJJ: setiap 30 menit, waspada jika <120 atau >160
o Air ketuban: nilai setiap kali VT atau jika ketuban
pecah. U: utuh, J: jernih, M: mekonium, D: darah, K:
kering
o Hubungan DJJ dan air ketuban: jika trjd gawat janin,
kemungkinan air ketuban hijau (mekonium)
o Penyusupan (molase): indikator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
terhadap bagian keras panggul ibu. Semakin besar
derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulamg
kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi
kepala-panggul (CPD)
o 0: tulang2 kepala janin terpisah, sutura
gampang dipalpasi
o 1: tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
o 2: tulang kepala janin saling tumpang tinding tp
msh dapat dipisahkan
o 3: tulang kepala janin saling tumpang tinding
dan tidak dapat dipisahkan
Kemajuan persalinan:
o pembukaan serviks setiap 4 jam  ditulis mulai
garis waspada
o penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam 
perlimaan yang menunjukkan seberapa jauh bagian
terbawah janin telah memasuki rongga panggul.
Kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dgn
turunnya bagian terbawah janin.
o Hub penurunan kepala dgn hodge: kalau vt sudah
hodge III tapi perlimaan masih 4/5  curiga caput
o Garis waspada dan garis bertindak
o Kontraksi uterus: setiap 30 menit
o Oksitosin ditulis brp unit dalam liter brp tetes per
menit, obat dan cairan IV
Kondisi ibu:
o Nadi ibu: setiap 30 menit
o Tekanan darah: 4 jam
o Suhu: 2 jam. Suhu yang digunakan temperatur aksila
jika tidak ada infeksi, digunakan temp rektum/mulut
jika ada infeksi karena lebih sensitif. Perbedaan
tax/trec: 0,6 derajat
o Urin: protein, aseton, dan volume setiap 2 jam

LEMBAR BELAKANG PARTOGRAF


a. Data atau informasi umum - data dasar terdiri dari tanggal,
nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan,
catatan dan alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping
pada saat merujuk.

b. Kala I - terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf


saat melewati garis waspada, masalah-masalah lain yang
timbul, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan
tersebut.

c. Kala II - terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan,


gawat janin, distosia bahu, masalah lain, penatalaksanaan
masalah dan hasilnya.

d. Kala III - terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin,


penegangan tali pusat terkendali, rangsangan pada fundus,
kelengkapan plasenta saat dilahirkan, retensio plasenta yang
> 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah pendarahan,
masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya.
e. Bayi baru lahir - informasi yang perlu di peroleh dari bagian
bayi baru lahir adalah berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah
lain dan hasilnya.
f. Kala IV – terdiri dari data tentang tekanan darah, nadi,
temperatur, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih
dan pendarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting,
terutama untuk menilai deteksi dini risiko atau kesiapan
penolong mengantisipasi komplikasi pendarahan pasca
persalinan. Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit
dalam 1 jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit
pasa 1 jam berikutnya.
15.Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
Stiker P4K berisi data tentang nama ibu, tafsiran persalinan,
penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan,
transportasi, dan calon pendonor darah

Anda mungkin juga menyukai