kOMPLEMENTER DARNIATI-dikonversi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH: TERAPI KOMPLEMENTER (Bd.6310)

DOSEN PEMBIMBING: LISA PUTRI UTAMI DAMANIL, SST, M.Tr.Keb

NAMA : DARNIATI
NIM :1919002071

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MITRA HUSADA MEDAN
TA 2019/2020

1
LEMBAR JAWABAN TERAPI KOMPLEMENTER

1. Terapi Komplementer Mengurangi Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin


a. Latar Belakang
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang
mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarok,
2007). Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan)
otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan
menjalar kearah paha. Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim
dan servik serta adanya ischemia otot rahim. Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan
intensitas nyeri yang dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri
tergantung dari sensasi keparahan nyeri itu sendiri. Intensitas rasa nyeri persalinan bisa
ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri. Contohnya,
skala 0-10 (skala numerik), skala deskriptif yang menggambarkan intensitas tidak nyeri
sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan gambar kartun profil wajah dan
sebagainya. Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase aktif digambarkan dengan
skala VAS sebesar 6-7 sejajar dengan intensitas berat pada skala deskriptif (Judha, dkk,
2012).
Nyeri selama persalinan umumnya terasa hebat, dan hanya 2-4% yang mengalami
nyeri ringan selama persalinan. Nyeri pada saat persalinan menempati skor 30-40 dari 50
skor yang ditetapkan Wall dan Mellzack. Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan syndrome
nyeri klinik seperti nyeri punggung kronik, nyeri akibat kanker, nyeri tungkai dan lainnya
(Fraser, dkk, 2009). Nyeri dan ketakutan menyebabkan stress. Stress berakibat
meningkatkan sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi pembuluh darah
sehingga suplai oksigen pada janin menurun. Penurunan aliran darah juga menyebabkan
melemahnya kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan. Nyeri
persalinan yang lama menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga frekuensi pernafasan
dapat mencapai 60-70 kali per menit, menurunkan kadar PaCO2 ibu dan meningkatnya pH.
Apabila kadar PaCO2 ibu rendah maka kadar PaCO2 janin juga rendah sehingga
menyebabkan deselerasi denyut jantung janin (Fraser, dkk, 2009).
Nyeri menyebabkan aktivitas uterus tidak terkoordinasi dan akan menyebabkan
2
persalinan lama yang akhirnya dapat mengancam kehidupan ibu dan janin, dan ibu serta
menyebabkan meningkatnya tekanan darah sistolik sehingga berpotensi terhadap adanya syok
kardiogenik (Mender, 2003). Nyeri menyebabkan berkurangnya motilitas usus serta vesika
urinaria. Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan
gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri yang dapat berakibat
kematian ibu saat melahirkan. Selain itu inersia uteri menyebabkan ibu sangat kesakitan dan
terjadi fetal distress sehingga meningkatkan kematian bayi, kemungkinan infeksi bertambah
ibu kehabisan tenaga dan dehidrasi. Inersia uteri juga menyebabkan kala I lebih panjang
(Uswah, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan meliputi faktor psikis dan
fisiologis.

b. Prosedur
Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulangi rasa nyeri adalah
dengan massage yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang
dikemukakan oleh Melzack & Wall. Teori ini menjelaskan tentang dua macam serabut
syaraf berdiameter kecil dan serabut berdiameter besar yang mempunyai fungsi berbeda.
Bidan mempunyai andil yang sangat besar dalam mengurangi nyeri nonfarmakologi
intervensi yang termasuk dalam pendekatan nonfarmakologi adalah analgesia psikologis
yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage, aromaterapi, akupuntur dan
yoga. Studi yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukan
90% wanita merasakan manfaat relaksasi dan pijatan untuk meredakan nyeri (Schott, et al,
2002). Dua studi skala kecil menunjukan bahwa pijatan dapat memberikan manfaat bagi
wanita hamil dan wanita bersalin. Wanita yang mendapatkan pijatan selama persalinan
mengalami penurunan kecemasan, pengurangan nyeri dan waktu persalinan lebih pendek
secara bermakna (Schott, et al, 2002).
Aromaterapi merupakan salah satu metode nonfarmakologi berikutnya untuk
mengurangi nyeri persalinan, sebuah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan
wewangian berasal dari minyak esensial. Aromaterapi juga dapat digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan saat persalinan, sebab aromaterapi mampu memberikan
sensasi yang menenangkan diri dan otak, serta stress yang dirasakan (Lailiyana, dkk, 2011).
Massage Abdominal Lifting merupakan salah satu dari metode massage yang
digunakan dalam mengatasi nyeri persalinan. Massage ini dilakukan dengan cara
membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala lebih tinggi, letakkan
3
kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien kemudian secara bersamaan lakukan
usapan yang berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam. Ibu yang
dipijat dua puluh menit setiap jam selama persalinan akan lebih terbebas dari rasa sakit. Hal
ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin
yang merupakan pereda rasa sakit. Endorphin juga dapat menciptakan rasa nyaman, enak,
rileks dan nyaman dalam persalinan. Banyak wanita yang merasa bahwa pijatan sangat
efektif dalam menghilangkan rasa sakit pada saat melahirkan (Danuatmadja & Meiliasari,
2004).

Aromaterapi lavender dikenal sebagai efek penenang. Secara teoritis aromaterapi


lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga psikologi (Hutasoit,
2002). Kandungan lavender yang dapat menurunkan, mengendorkan dan melemaskan
secara spontan kontraksi uterus. Apabila aromaterapi masuk melalui hidung secara
penghirupan langsung, akan bekerja lebih cepat karena molekul-molekul dari aromaterapi
minyak esensial mudah menguap oleh hipotalamus karena aroma tersebut diolah dan
dikonversikan oleh tubuh menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia
berupa endorphin dan serotonin sehingga berpengaruh langsung pada organ penciuman dan
dipersepsikan oleh otak untuk memberikan reaksi yang membuat perubahan fisiologis pada
tubuh, pikiran, jiwa dan menghasilkan efek menenangkan pada tubuh (Hutasoit, 2002).
Selain itu lavender juga menghasilkan efek terapeutik yang dapat mengendurkan otot-otot
yang tegang sehingga membuka aliran darah yang sempit (Shinobi, 2008).
c. Kesimpulan
• Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang perbedaan
efektifitas massage abdominal lifting dan aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri
persalinan kala I fase aktif pada primigravida.
• Dapat memberikan dan memperkaya ilmu kebidanan khususnya dalam
penanganan nyeri persalinan pada ibu bersalin.
• Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya memberikan pelayanan
atau intervensi kebidanan pada wanita yang sedang mengalami nyeri dalam menghadapi
persalinannya
• Dapat memberikan masukan dan informasi pada masyarakat tentang system
atau cara mengurangi nyeri pada primigravida kala I fase aktif persalinan fisiologis dengan
teknik yang sederhana.

2. Desain yang dapat dilakukan seorang bidan dalam pengembangan Terapi


4
Komplementer adalah dengan pemanfaatan herbal dalam membantu proses penyembuhan
luka perineum ataupun luka seksio sesarea.
(1) menggunakan Lidah Buaya dan Calendula salep sangat meningkatkan
kecepatan penyembuhan luka episiotomi sehingga dapat digunakan untuk mempercepat
penyembuhan episiotomy
(2) The Lavender esensi inhalasi dapat digunakan sebagai bagian dari pengobatan
multidisiplin rasa sakit setelah operasi caesar, tetapi tidak dianjurkan sebagai manajemen
nyeri tunggal
(3) Penggunaan daun sirih untuk mempercepat penyembuhan luka perineum pada
ibu nifas saat melakukan vulva hygiene
(4) Kompres air hangat untuk mempercepat penyembuhan luka perineum

3. Analisis Terapi Komplementer yang paling efektif dalam menurunkan intesitas


nyeri dalam persalinan adalah salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulangi
rasa nyeri adalah dengan aromatherapy Lavender yang merupakan salah satu metode
nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Berdasarkan jurnal
Aromatherapy Lavender Dapat Menurunkan Intensitas Nyeri Perineum Pada Ibu Post Partum
(Wiwin Widayani).

4. Desain kerangka berfikir aromaterapy dapat mempengaruhi hiperemesis gravidar


:
Aromaterapy merupakan satu diantara berbagai terapi komplementer yang
berkembang cepat dan pesat. Pengobatan ini tergolong ekonomis dan tidak membutuhkan
biaya yang banyak, terjangkau dan mudah dilakukan. pengobatan aromaterapy memberikan
ragam efek bagi penghirupnya, seperti ketenangan, kesegaran, bahkan bisa membantu ibu
hamil mengatasi mual dan muntah.
Aromaterapy merupakan tindakan teraupetik dengan menngunakan minyak essensial
yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologis seseorang menjadi lebih
baik. Beberapa minyak essensial memiliki efek farmakologi yang unik seperti anti bakteri,
anti virus, diuretik, vasodilator, penenang, dan perangsang adrenalin. Molekul dalam minyak
essensial terebut ketika dihirup melalui rongga hidung dapat merangsang sistem limbik di
otak. Sistem limbik di otak merupakan area yang mempengaruhi emosi dan memori serta
secara langsung terkait dengan adreanalin, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian
tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stress, keseimbangan tubuh dan
pernafasan.

5
5. Terapi Komplementer dalam pelayanan kebidanan misalnya penggunaan daun
sirih pada penyembuhan luka perineum pada ibu nifas dengan cara merebus daun sirih selama
10 – 20 menit dengan suhu 100 C. Setelah dingin, basuh luka perineum dengan menggunakan
air rebusan daun sirih tersebut.

6. Analisis jurnal Aromatherapy Lavender Dapat Menurunkan Intensitas Nyeri


Perineum Pada Ibu Post Partum (Wiwin Widayani) yang merupakan salah satu metode
nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan.
Banyak penelitian melaporkan pengaruh aroma terapi lavender terhadap penurunan
nyeri, tetapi pengaruh aroma terapi lavender terhadap nyeri perineum belum banyak.

Anda mungkin juga menyukai