MR Kalkulus Multivariabel

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kalkulus adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan,
integral dan deret takhingga. Kalkulus merupakan ilmu dasar yang perlu dikuasai
secara lebih luas dan mendalam oleh para mahasiswa, calon guru, atau calon
ilmuwan. Pada program studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan,
kalkulus merupakan mata kuliah yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa
pendidikan matematika. Dalam pedoman kurikulum program studi Pendidikan
Matematika mata kuliah kalkulus dibagi menjadi kalkulus I, kalkulus II dan
kalkulus lanjut. Dilihat dari porsi yang diberikan untuk mata kuliah kalkulus,
memang kalkulus merupakan mata kuliah yang sangat penting dan harus dikuasai
oleh mahasiswa, karena mata kuliah kalkulus sangat esensial sebagai mata kuliah
prasyarat untuk mata kuliah selanjutnya, seperti Persamaan Differensial, Analisis
Vektor, Analisis Numerik, Nilai Awal dan Syarat Batas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami
mahasiswa Universitas Negeri Medan dalam memahami materi integral lipat dua
pada koordinat polar mata kuliah kalkulus lanjut dan faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
mengerjakan soal-soal integral lipat dua dalam koordinat polar ?
2. Apa saja kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan
soal-soal integral lipat dua dalam koordinat polar ?
3. Apa saja factor-faktor yang menyebabkan kesulitan mahasiswa dalam
megerjakan soal-soal integral lipat dua dalam koordinat polar ?
C. MANFAAT
Dengan adanya mini riset ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Selain itu diharapkan mini riset ini dapat menjadi
referensi bagi mahasiswa dalam memahami materi integral.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kurva-kurva tertentu pada suatu bidang, seperti lingkaran, kardioid, dan mawar,
lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan koordinat Cartesius (koordinat siku-siku).
Sehingga kita dapat mengharapkan bahwa intergral lipat-dua atas daerah yang tertutup oleh
kurva-kurva seperti itu akan lebih mudah dihitung dengan menggunakan koordinat kutub.

Misalkan R mempunyai bentuk seperti yang ditunjukkna pada Gambar 1, yang kita
sebut persegi panjang kutub (polar rectangle) dan akan diuraikan secara analis sesaat lagi.
Misalkan z = f (x, y) menentukan sebuah permukaan atas R dan andaikan f kontinu dan
taknegatif. Maka volume V benda padat di bawah permukaan ini dan di atas R (Gambar 2)
dapat dinyatakan dengan

V= 
R
f (x, y) dA

Di dalam koordinat kutub, persegi panjang kutub R mempunyai bentuk

R = {(r, θ): a ≤ r ≤ b, α ≤ θ ≤ β}

di mana a ≥ 0 dan β – α ≤ 2π. Demikian pula, persamaan permukaan dapat ditulis sebagai

z = f (x, y) = f (r cos θ, r sin θ) = F (r, θ)

Kita akan menghitung volume V dengan cara baru, yaitu menggunakan koordinat kutub.

Kita akan membagi R menjadi partisi-parisi yang lebih kecil berbentuk persegi panjang
kutub R1, R2, . . . , Rn dengan menggunakan kisi kutub (polar grid), dan misalkan ∆rk dan
∆θk menyatakan dimensi potongan Rk, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. Luas A
(Rk) dinyatakan dengan (lihat Soal 30)

A (Rk) = 𝑟̅ k ∆rk ∆θk

di mana 𝑟̅ k adalah jari-jari rata-rata Rk. Jadi,

n
V≈ k 1
F(𝑟̅ k, 𝜃̅k) 𝑟̅ k ∆rk ∆θk
Ketika kita menggunakan limit sebagai aturan pembagian partisi yang mendekati nol, maka
kita akan memperoleh volume yang sebenarnya. Limit ini adalah sebuah integral lipat-dua.

V= 
R
F (r, θ) r dr dθ = 
R
f (r cos θ, r sin θ) r dr dθ

Sekarang kita telah mempunyai dua rumus untuk V, yaitu (1) dan (2). Dengan
menyusunnya ke dalam satu persamaan, akan diperoleh


R
f (x, y) dA = 
R
f (r cos θ, r sin θ) r dr dθ

Persamaan di dalam kotak diturunkan dengan asumsi bahwa f taknegatif, tetapi berlaku
untuk fungsi-fungsi yang sangat umum, khususnya untuk fungsi-fungsi kontinu dengan
tanda sebarang.

Integral Berulang Rumus-rumus yang dihasilkan diatas menjadi berguna ketika kita
menuliskan integral lipat-dua kutub sebagai integral berulang.

Daerah Umum

Ingat kembali bagaimana kita memperluas integral lipat-dua atas persegi panjang
biasa R menjadi integral atas sebuah himpunan umum S. Kita cukup melingkupi S dalam
sebuah persegi panjang dan membuat suatu fungsi yang bernilai nol di luar S untuk
diintegralkan. Kita dapat melakukan hal yang sama untuk integral kutub lipat-dua, kecuali
bahan kita menggunakan persegi panjang kutub, dan bukannya persegi panjang biasa.
Tanpa menguraikan rinciannya, kita cukup memastikan bahwa hasil di dalam kotak di atas
akan berlaku untukl himpunan-himpunan umum S.

Di antara hal yang menarik tentang integral kutub adalah apa yang kita sebut
himpunan sederhana-r (r-simple) dan himpunan sederhana-θ (θ-simple). Kita menyebut
himpunan S dengan sederhana-r jika himpunan tersebut berbentuk (Gambar 5)
S  {( r, ) : 1 ( )  r  2 ( ),    

dan menyebutnya sederhana-θ jika berbentuk (Gambar 6)

S  {( r, ) : a  r  b, 1 (r )     2 (r )
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada hari Selasa, 19 November 2019 bertempat di
gedung 77 matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan
matematika FMIPA Universitas Negeri Medan semester 3 tahun akademik
2019/2020 yang berjumlah 3 orang.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan memberikan tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian yang diberikan
kepada subjek penelitian setelah mahasiswa mendapatkan materi integral lipat dua
pada koordinat polar. Observasi, metode observasi dalam penelitian ini digunakan
untuk memperoleh informasi mengenai cara mengajar dosen dan cara belajar
mahasiswa di kelas yang mungkin menjadi penyebab kesulitan mahasiswa dalam
memahami materi integral lipat dua pada koordinat polar. Wawancara, metode
wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
faktor-faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami materi integral lipat
dua pada koordinat polar. Penelitian ini menggunakan wawancara bebas.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif yang dilakukan dengan menelaah jawaban – jawaban yang
diperoleh dari subjek – subjek penelitian saat pemberian tes yang kemudian
dikumpulkan dan dianalisis kemudian ditariklah kesimpulan berdasarkan analisis
data tersebut.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. BUTIR TES
1. Tentukan volume V dari benda padat di atas persegi panjang kutub dari
gambar di bawah ini

 
R  (r , ) : 1  r  3,0    
 4
 y2
dan di bawah permukaan z  e
2
x
.
Penyelesaian

Karena x  y  r , maka
2 2 2

V   e x  y2
2
dA
R
 4
  3 e r 2 r dr  d
0  1 
3
 4  1 r2 
  2 e  d
0
1
 41 
 (e 9  e)d  (e 9  e)  3181
0 2 8
Tanpa bantuan koordinat kutub, kita tidak dapat menyelesaikan soal ini,
Perhatikan bagaimana faktor tambahan r adalah faktor yang kita perlukan
2
untuk meng-antidifirensial-kan 𝑒 𝑟 .
2. Hitunglah


R y dA
di mana S adalah daerah kuadran pertama yang berada diluar lingkaran r =
2, serta di dalam kardioid r = 2(1 + cos θ)
Penyelesaian
Karena S adalah himpunan sederhana-r, kita dapat menuliskan integral di
atas sebagai integral kutub berulang dengan r sebagai peubah
pengintegralan sebelah dalam. Di dalam pengintegralan sebelah dalam ini, θ
dibuat tetap; pengintegralan dilakukan sepanjang garis tebal pada Gambar 7
dari r = 2 sampai r = 2(1 + cos θ).
 2 2(1 + cos  )
 y dA   
S
0 2
(r sin  ) r dr d

2(1 + cos  )
 2 r3 
  sin   d
0
3 2


8 2
3 0

(1  cos  ) 3 sin   sin  d 
2(1 + cos  )
8 1 
  (1  cos  ) 4  cos  
3 4 2
8 1  22
   0  (4  1) 
3 4  3
3. Tentukan volume benda padat di bawah permukaan z = x2 + y2, di atas
bidang xy, dan di dalam silinder x2 + y2 = 2y

Penyelesaian Berdasarkan sifat simetri, kita dapat menggandakan volume


di oktan pertama. Ketika kita menggunakan x = r cos θ dan y = r sin θ,
persamaan dari permukaan menjadi z = r2 dan persamaan silinder menjadi, r
= 2 sin θ. Misalkan S menyatakan daerah, maka volume V dapat dinyatakan
sebagai
 2
2 sin
V  2  ( x  y )dA  2 
2 2
 r 2 r dr d
0
S 0
 2 2 sin
r4   2
2   d  8 sin 4  d
0 
4 0 0

 3   3
 8 .  
8 2  2
B. HASIL
Selama proses pembelajaran berlangsung, sebagian besar mahasiswa
memperhatikan penjelasan dari dosen. Tampak beberapa mahasiswa menunjukan
wajah yang bingung terkait dengan materi yang dipelajari. Pada saat dosen
menjelaskan materi, hanya beberapa mahasiswa saja yang bertanya, mahasiswa
kurang begitu terlibat dalam proses pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada
saat mahasiswa mengerjakan soal yang diberikan dosen. Banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan sehinggga berkali-kali bertanya pada
dosen. Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diberikan tes uraian untuk melihat
kemampuan mahasiswa dalam pemahaman materi.

Setelah mahasiswa mengerjakan tes, diperoleh kesalahan-kesalahan umum


yang dilakukan mahasiswa seperti pada tabel berikut.

No Kesalahan Yang Terjadi Kesalahan Mahasiswa


1 Kesalahan dalam memahami Kesulitan dalam menentukan
gambar daerah integrasi
2 Kesalahan dalam mengkonversi Kesulitan dalam mengkonversi
variabel ke dalam koordinat variabel ke dalam koordinat polar
polar
3 Kesalahan dalam menentukan Kesulitan dalam menentukan
batas integrasi batas integrasi
4 Kesalahan dalam menuliskan Kesulitan dalam menuliskan
bentuk integrasi dalam koordinat bentuk integrasi dalam koordinat
polar polar
5 Kesalahan dalam melakukan Kesulitan dalam melakukan
perhitungan perhitungan
Setelah mahasiswa dikelompokkan berdasarkan kesalahan dan kesulitan
dalam menyelesaikan soal, maka dipilih subyek penelitian untuk dianalisis lebih
lanjut kesulitannya.

C. PEMBAHASAN
1. Subjek penelitian pertama
Berikut adalah hasil pekerjaan mahasiswa, yang menunjukkan dimana letak
kesulitan yang dialami beserta faktor penyebabnya.
No Deskripsi Kesalahan Analisis Wawancara Kesulitan Dari Tes
1 Tidak mengkonversi Sama sekali tidak Kesulitan dalam
variable ke dalam paham apa yang memahami konversi
koordinat polar akan dikerjakan variabel ke dalam
kordinat polar
2 Tidak menuliskan batas Karena dari awal Kesulitan dalam
integrasi sudah tidak paham menentukan batas-
maka untuk tahapan batas integrasi
selanjutnya tidak
dikerjakan
3 Salah dalam me- Karena dari awal Kesulitan dalam
nuliskan bentuk sudah tidak paham menuliskan bentuk
integrasi pada koordinat maka untuk tahapan integrasi dalam
polar selanjutnya tidak koordinat polar
dikerjakan
4 Tidak melakukan Karena dari awal Kesulitan dalam
perhitungan integrasi sudah tidak paham melakukan
maka untuk tahapan perhitungan
selanjutnya tidak integrasi
dikerjakan

Subyek Penelitian I merupakan salah satu mahasiswa yang pasif


dalam pembelajaran. Dilihat dari kehadiran/presensi pun termasuk dalam
kategori rendah. Sehingga wajar apabila hasil yang diperoleh dari tes
kurang memuaskan. Subjek 1 terkadang tidak mengumpulkan tugas yang
diberikan oleh dosen. Dari hasil wawancara, subjek 1 merasa kesulitan
mengikuti pembelajaran kalkulus lanjut karena untuk matakuliah prasyarat
pun juga kurang paham.
2. Subjek Penelitian Kedua
Berikut adalah hasil pekerjaan mahasiswa, yang menunjukkan
dimana letak kesulitan yang dialami beserta faktor penyebabnya.
No Deskripsi Kesalahan Analisis Kesalahan Kesulitan dari Tes
1 Salah dalam me- Soal yang dikerjakan Kesulitan dalam
nentukan daerah hampir mirip dengan menentukan daerah
integrasi soal latihan, sehingga integrasi
subjek 2 tidak
memperhatikan batas
𝜃 karena menganggap
soal terbut sama
dengan soal latihan.
2 Sudah benar dalam
mengkonversi variable - -
ke dalam koordinat
polar
3 Salah dalam Subjek 2 lupa bentuk Kesulitan dalam
menuliskan bentuk integrasi pada menuliskan bentuk
integrasi pada koordinat polar integrasi dalam
koordinat polar Pemahaman subjek 2 koordinat polar
bahwa dx dy diganti
dengan dr 𝑑𝜃

Subjek penelitian 2 termasuk mahasiswa yang rajin, tertib dan aktif


dalam mengikuti perkuliahan. Subjek 2 ini kurang teliti dalam mengerjakan
soal-soal. Kurang memahami maksud dari soal.
3. Subjek Penelitian Ketiga
Berikut adalah hasil pekerjaan mahasiswa, yang menunjukkan
dimana letak kesulitan yang dialami beserta faktor penyebabnya.
No Deskripsi Kesalahan Analisis Wawancara Kesulitan dari Tes
1 Salah menentukan Tidak tahu batas 𝜃 Kesulitan dalam
daerah integrasi yang dibatasi oleh y = menentukan daerah
x integrasi
2 Salah dalam Karena daerah Kesulitan dalam
menentukan batas integrasinya salah menentukan batas
integrasi yang integrasi
terhadap 𝜃
3 Tidak melakukan Subjek 3 merasa tidak Kesulitan
perhitungan integrasi yakin dengan batas melakukan
integrasi sehingga perhitungan
perhitungan tidak integrasi
dilanjutkan

Subjek penelitian 3 aktif dalam kegiatan mahasiswa di kampus.


Terkadang kesibukan di organisasi mahasiswa lebih di utamakan dari pada
masuk kuliah. Hal tersebut menyebabkan subjek 3 ketinggalan dalam
mengikuti materi yang di ajarkan. Meskipun diluar jam perkuliahan subjek
3 meminta temannya untuk mengajari tetapi subjek 3 sulit untuk memahami
materi tersebut.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan terdapat 5 jenis kesulitan mahasiswa
dalam memahami integral lipat dua pada koordinat polar yaitu :
1. Kesulitan dalam memahami gambar suatu fungsi pada koordinat polar dan
menentukan daerah integrasi. Penyebab kesulitan tersebut adalah
pemahaman dalam menggambar suatu fungsi rendah, kemampuan
menggambar suatu fungsi di dimensi dua masih rendah, kesulitan dalam
memvisualisasikan lebih dari satu fungsi, kemampuan memahami soal
rendah.
2. Kesulitan dalam mengkonversi variabel ke dalam koordinat polar. Penyebab
kesulitan tersebut adalah belum paham konsep perbandingan trigonometri,
tidak tahu kalau dalam mengerjakan integrasi harus dikonversi terlebih
dahulu.
3. Kesulitan dalam menentukan batas integrasi. Penyebab kesulitan tersebut
adalah belum paham dalam menentukan batas integrasi pada
koordinat polar, kurang teliti dalam menentukan batas integrase.
4. Kesulitan dalam menuliskan bentuk integrasi dalam koordinat polar.
Penyebab kesulitan tersebut adalah belum memahami konsep integral lipat
dua pada koordinat polar, belum tahu jika variabel y harus diganti dengan r
sin 𝜃
5. Kesulitan dalam melakukan perhitungan. Penyebab kesulitan tersebut
adalah kemampuan perhitungan integrasi rendah, belum menguasai integral
trigonometri.
B. SARAN
Dosen sebaiknya dalam menyampaikan materi integral lipat dua pada
koordinat polar memanfaatkan program komputer seperti Maple untuk membantu
mahasiswa dalam memvisualisasikan gambar suatu fungsi, lebih bervariansi dalam
memberikan soal latihan, lebih menekankan pemahaman konsep mahasiswa dalam
pembelajaran. Mahasiswa agar lebih rajin dan giat dalam belajar, terutama yang
berkaiatan dengan integral lipat dua.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai