Proposal Agus
Proposal Agus
Proposal Agus
Proposal Penelitian
Disusun oleh:
Dian Agustina (A1C217042)
Dosen Pengampu :
Dr. Drs. Syaiful, M.Pd
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
2
4. Kurang memiliki kemampuan dan ketelitian dalam menyimak
kembali sebuah jawaban yang diperoleh.
5. Kurang memiliki kemampuan nalar yang logis dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan matematika.
3
tujuan prilaku dan konsep yang telah ditentukan (Susilawati, 2011:71). Oleh
karena itu, teknik pembelajaran card sort akan mencoba menyelesaikan
permasalahan diatas. Metode pembelajaran siswa aktif ini menggunakan teknik
card sort berupa kelompok kartu yang dapat digunakan untuk mengajarkan
konsep, penggolongan sifat, fakta atau suatu objek atau mengulangi informasi.
Teknik card sort dalam pembelajaran matematika akan digunakan
sebagai media untuk menyampaikan konsep matematis yang diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep tersebut. Teknik pembelajaran
card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek atau
mereview informasi. Dengan pembelajaran siswa aktif dengan teknik card sort
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa, sehingga peran guru tidak lagi dominan, dan kemampuan pemahaman
pemahaman konsep matematis siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa (Zaini dkk, 2008: 50).
Materi lingkaran merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran
matematika di SMP yang sangat fundamental dan mempunyai keterkaitan yang
berkelanjutan dengan materi lingkaran yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Siswa Aktif dengan Teknik
Card Sort Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP Negeri 3 Batangahari”.
4
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran siswa aktif
dengan teknik card sort terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa pada pokok bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP Negeri 3 Batanghari
.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dengan pembelajaran siswa aktif dengan tenik card sort ini
diharapkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dapat meningkat.
2. Bagi guru, apabila pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran
siswa aktif dengan teknik card sort berhasil meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa, penggunaan metode pembelajaran siswa
aktif dengan teknik card sort ini dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan
keaktifan siswa dan peningkatan pemahaman konsep matematis siswa.
3. Bagi peneliti, menambah wawasan mengenai inovasi dalam pengembangan
pendekatan pembelajaran matematika sebagai rujukan dalam penelitian
selanjutnya.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu
metode belajar yang mana siswa tidak hanya sekedar mendengarkan informasi yang
disampaikan oleh guru, akan tetapi siswa juga melihat apa yang dijelaskan oleh guru
dan terakhir siswa melakukan atau mencobakan langsung apa yang telah dipelajari
untuk memperoleh hasil belajar.
Pembelajaran aktif akan lebih tampak dan menunjukkan kadar yang tinggi
apabila pembelajaran berorientasi pada siswa. Terdapat 7 dimensi proses pembelajaran
yang mengakibatkan terjadinya pembelajaran aktif, yaitu:
6
3. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama berbentuk interaksi
antarsiswa.
4. Penerimaan guru terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang
relevan atau bahkan sama sekali salah.
5. Kekompakan kelas sebagai kelompok.
6. Kebebasan diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan
penting dalam kehidupan sekolah.
7. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa baik yang
berhubugan maupun yang tidak berhubungan dengan pembelajaran
(Nurhayati, 2008: 166-167).
7
5. Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan kemajuan
siswa, serta mengukur ketrampilan dan hasil belajar siswa (Nurhayati, 2008:
168).
8
2.2 Pembelajaran dengan Card Sort
Dalam Bahasa Arab istilah yang sering dipakai untuk menunjuk kata metode
adalah thariqah. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara
sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Metode adalah cara yang teratur
dan sitematis untuk mencapai tujuan, cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan
interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Karena penyampaian itu berlangsung
dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat
berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat
untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Menurut Winarno Surahmad (2008:78-79) menegaskan bahwa metode
pengajaran adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Makin baik metode yang diterapkan, maka makin efektif pencapaian tujuan.
Sedangkan untuk menetapkan apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan
patokan yang bersumber dari beberapa faktor yang di antaranya adalah tujuan yang
akan dicapai dan yang merupakan faktor utama.
Adapun yang dimaksud metode pengajaran menurut Abu Bakar Muhammad
adalah sebagai suatu aturan yang dilalui oleh guru di dalam menyampaikan
pelajarannya, agar dapat sampai pengetahuan itu kepada pikiran siswa dengan bentuk
yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Metode dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya, karena metode dipengaruhi
oleh beberapa faktor:
1. Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya
2. Peserta didik yang beragam tingkat kematangannya
3. Situasi yang beragam keadaannya
4. Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya
5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
9
Metode Pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran. Metode
Pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan pertimbangan jenis strategi
pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu pula metode merupakan bagian
yang integral dengan sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan
dengan komponen sistem pengajaran yang lain. Hal ini berarti pula bahwa di dalam
memilih metode yang akan dioperasikan dalam interaksi belajar mengajar, senantiasa
dengan mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain. Para pendidik
(guru) harus memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih
efektif dari pada metode-metode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang
diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik siswa.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan, makin tepat metodenya diharapkan makin efektif pula
pencapaian tujuan tersebut. Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar
mengajar sangat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi antara metode dan
materi yang disampaikan harus ada keserasian. Apabila antara keduanya terjadi
kesenjangan maka tujuan yang dicita-citakan tidak akan tercapai. Dengan demikian
metode menempati peranan yang penting dan sangat bermanfaat dalam proses belajar
mengajar. Untuk itu metode harus mendapatkan perhatian dari para pendidik.
Dalam penggunaan metode selain kesesuaian dari materi seorang guru harus
menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah kelas. Demikian juga tingkat
intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan. Ada enam unsur dasar dari suatu
metode, antara lain:
a) Authority, yaitu adanya semacam dari seorang guru, membuat murid yakin dan
percaya pada dirinya sendiri.
b) Infantilisasi, murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima "authority"
dari guru. Ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami oleh seorang anak
kecil.
c) Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa
rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan dari kepribadian seorang guru.
d) Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan.
e) Rhythm, yaitu pelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di
antara kata-kata dan rasa yang disesuaikan dengan nafas irama dalam.
10
f) Keadaan Pseudo-Passive, keadaan murid rileks tetapi tidak tidur sambil
mendengar irama music.
Metode Card Sort (mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang digunakan
pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta
melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran (Jumanta, 2014: 180-181).
Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir
kelas yang jenuh dan bosan. Adapun langkah-langkah penerapan metode card sort
antara lain:
a) Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara
acak.
b) Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.
c) Mintalah peserta didik untuk mencari temanya yang memiliki kertas/
kartu yang berisi tulisan yang sama untuk membentuk kelompok dan
mendiskusikannya.
d) Mintalah mereka untuk mempresentasikannya.
11
5) Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masingmasing
kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan
per-huruf dalam satu mufrodat.
6) Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai
bahasan atau materi pelajaran tersebut, diberi hukuman dengan mencari
judul bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.
7) Langkah ketujuh, guru memberikan komentar atau penjelasan dari
permaianan tersebut.
2.2.3 Hal- Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Card Sort :
1) Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut
2) Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama
3) Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut
4) Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam jumlah
yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa,
5) Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah
dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang kelelahan.
Metode dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam mempelajari
materi yang bersifat konsep, karakteristik klasifikasi,fakta,dan mereview
materi (Jumanta, 2014: 183-186).
12
Menurut Purwanto (1994:44) pemahaman adalah tingkat kemampuan yang
mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang
diketahuinya. Sementara Mulyasa (2005 : 78) menyatakan bahwa pemahaman adalah
kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Selanjutnya Ernawati
(2003:8) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemahaman adalah
kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu
materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami, mampu memberikan
interpretasi dan mampu mengklasifikasikannya.
Menurut Virlianti (2002:6) mengemukakan bahwa pemahaman adalah konsepsi
yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta didik sehingga mereka mengerti apa
yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi
tersebut, serta dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait. Berdasarkan
pengertian pemahaman diatas, penulis menyimpulkan pemahaman adalah suatu cara
yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang
diperolehnya.
Setiap materi pembelajaran matematika berisi sejumlah konsep yang harus
disukai siswa. Pengertian konsep Menurut Ruseffendi (1998:157) adalah suatu ide
abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan
objek atau kejadian itu merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut.
13
pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan kalimat yang tidak
sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama.
Menurut Sanjaya (2009: 55) mengatakan apa yang di maksud pemahaman
konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran,
dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang
dipelajari, tetapi mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah
dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang
sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Berdasarkan uraian diatas, penulis
dapat menyimpulkan definisi pemahaman konsep adalah Kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu yang diperolehnya baik dalam bentuk
ucapan maupun tulisan kepada orang sehingga orang lain tersebut benar-benar
mengerti apa yang disampaikan.
Mengingat pentingnya pemahaman konsep tersebut, Menurut Hiebert dan
Carpenter (dalam Dafril: 2011) pengajaran yang menekankan kepada pemahaman
mempunyai sedikitnya lima keuntungan, yaitu:
1. Pemahaman memberikan generative artinya bila seorang telah memahami
suatu konsep, maka pengetahuan itu akan mengakibatkan pemahaman yang
lain karena adanya jalinan antar pengetahuan yang dimiliki siswa sehingga
setiap pengetahuan baru melaui keterkaitan dengan pengetahuan yang sudah
ada sebelumnya.
2. Pemahaman memacu ingatan artinya suatu pengetahuan yang telah dipahami
dengan baik akan diatur dan dihubungkan secara efektif dengan pengetahuan-
pengetahuan yang lain melalui pengorganisasian skema atau pengetahuan
secara lebih efisien di dalam struktur kognitif berfikir sehingga pengetahuan
itu lebih mudah diingat.
3. Pemahaman mengurangi banyaknya hal yang harus diingat artinya jalinan
yang terbentuk antara pengetahuan yang satu dengan yang lain dalam struktur
kognitif siswa yang mempelajarinya dengan penuh pemahaman merupakan
jalinan yang sangat baik.
4. Pemahaman meningkatkan transfer belajar artinya pemahaman suatu konsep
matematika akan diperoleh siswa yang aktif menemukan keserupaan dari
14
berbagai konsep tersebut. Hal ini akan membantu siswa untuk menganalisis
apakah suatu konsep tertentu dapat diterapkan untuk suatu kondisi tertentu.
5. Pemahaman mempengaruhi keyakinan siswa artinya siswa yang memahami
matematika dengan baik akan mempunyai keyakinan yang positif yang
selanjutnya akan membantu perkembangan pengetahuan matematikanya.
15
Mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika maka perlu
diadakan penilaian terhadap pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika.
Tentang penilaian perkembangan anak didik dicantumkan indikator dari kemampuan
pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika Tim PPPG Matematika 2005:86
(dalam Dafril, 2011) Indikator tersebut adalah :
a. Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk
mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya. Contoh:
pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan ulang maksud dari
pelajaran itu.
b. Kemampuan mengklafikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsep adalah kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek menurut
jenisnya berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam materi. Contoh: siswa
belajar suatu materi dimana siswa dapat mengelompokkan suatu objek dari
materi tersebut sesuai sifat-sifat yang ada pada konsep.
c. Kemampuan member contoh dan bukan contoh adalah kemampuan siswa untuk
dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi. Contoh: siswa
dapat mengerti contoh yang benar dari suatu materi dan dapat mengerti yang
mana contoh yang tidak benar
d. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
adalah kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan yang bersifat
matematis. Contoh: pada saat siswa belajar di kelas, siswa mampu
mempresentasikan/memaparkan suatu materi secara berurutan.
e. Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep
adalah kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat cukup
yang terkait dalam suatu konsep materi. Contoh: siswa dapat memahami suatu
materi dengan melihat syarat-syarat yang harus diperlukan/mutlak dan yang
tidak diperlukan harus dihilangkan.
f. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu
adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan
prosedur. Contoh: dalam belajar siswa harus mampu menyelesaikan soal dengan
tepat sesuai dengan langkah-langkah yang benar.
16
g. Kemampuan mengklafikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah
adalah kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh: dalam
belajar siswa mampu menggunakan suatu konsep untuk memecahkan masalah.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 1
Randomized Control Group Pretest-posttest Design
𝐴1 𝑂1 X 𝑂2
𝐴2 𝑂1 - 𝑂2
Keterangan:
𝐴1 : Kelas eksperimen
𝐴2 : Kelas control
𝑂1 : Pretest
𝑂2 : Postest
𝑋 : Pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran siswa aktif teknik
Card Sort (Suryabrata, 2008: 105-106).
18
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Batanghari. Waktu penelitian akan
dilakukan pada bulan September-Oktober 2019.
1. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini akan dijelaskan secara lebih rinci
sebagai berikut:
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono 2011: 119). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Batanghari.
Tabel 2
Keadaan Populasi Penelitian di SMP Negeri 3 Batanghari
Siswa Laki-
No. Kelas Siswa Perempuan Jumlah
Laki
1. VIII-A 16 18 34
2. VIII-B 17 18 35
3. VIII-C 15 19 34
4. VIII-D 17 20 37
5. VIII-E 13 24 37
Jumlah 78 99 177
b. Sampel
Dalam penelitian pendidikan, subjek yang dikenai penelitian
biasanya dilakukan terhadap sampel. Sampel merupakan bagian dari
populasi. Sehubungan dengan hal ini suatu pendapat yang menyatakan
19
bahwa: “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi maka
penelitiannya disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti” (Suharsimi dan Arikunto: 1985: 92).
Dalam penelitian ini, sesuai dengan pendapat ahli di atas, maka
yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-
D dan VIII-E dengan jumlah siswa masing-masing 37 orang siswa.
Adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan pengambilan secara
acak.
20
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, hand out, lembar kerja siswa, lembar observasi pemahaman
konsep, lembar hasil tes, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siswa aktif
dengan teknik Card Sort.
b. Tindakan (act)
Pelaksanaan tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan
metode pembelajaran siswa aktif dengan teknik Card Sort. Proses pembelajaran
dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas VIII-D. Materi yang
akan diberikan adalah materi lingkaran.
c. Pengamatan (observe)
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak
terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan.
Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siswa aktif dengan teknik Card Sort
digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran siswa aktif dengan teknik Card Sort. Sedangkan lembar observasi
pemahaman konsep siswa digunakan pada setiap pembelajaran sehingga kegiatan
observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil pengamatan di kelas yang tidak
terdapat di lembar observasi.Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan
untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama penerapan metode pembelajaran
siswa aktif dengan teknik Card Sort.
d. Refleksi (reflect)
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari
pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan
perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum
tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus kedua dan
seterusnya.
21
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ada 4 teknik, yaitu
dokumentasi, wawancara tidak terstruktur, observasi, dan tes. Berikut adalah
penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yaitu:
a. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono 2011: 326). Jadi pengumpulan data dilakukan dengan cara
menghimpun tulisan, gambar, atau karya-karya monumental atau memanfaatkan
dokumen yang sudah ada. Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar
observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, daftar kelompok siswa, dan foto-
foto selama proses pembelajaran.
c. Observasi
Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi
pemahaman konsep siswa dan obsevasi pelaksanaan pembelajaran siswa aktif
dengan teknik Card Sort. Observasi pemahaman konsep siswa difokuskan pada
pengamatan pemahaman konsep siswa selama proses pembelajaran pada materi
lingkaran. Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran siswa aktif dengan
teknik Card Sort difokuskan pada aktivitas guru maupun siswa selama proses
pembelajaran. Dan pengamatan yang belum terdapat pada pedoman observasi
dituliskan pada lembar catatan lapangan.
22
d. Tes
Menurut Sudjana (1999: 35), tes pada umumnya digunakan untuk menilai
dan mengukur hasil belajar siswa, terutama pemahaman konsep berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran. Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk mengukur kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Batanghari dengan materi
lingkaran. Tes digunakan berupa kuis individu yang fungsinya untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi lingkaran dengan
menggunakan metode pembelajaran siswa aktif dengan teknik Card Sort.
Keterangan :
Xi = Skor butir soal
Yi = Skor total butir soal
rxy= Koefisien validitas soal
N = Jumlah siswa
n = Jumlah item soal
Jika rxy > 0, maka soal valid tetapi jika rxy < 0 maka soal tidak valid
23
b. Reliabilitas
Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada
tingkat keterandalan sesuatu.Untuk menentukan reliabilitas tes, rumus yang
digunakan adalah rumus K-R 20 sebagai berikut:
𝑛 2
∑𝑚 2 (∑𝑖=1 𝑋𝑖 )
𝑛 𝑆 2 −∑𝑛
𝑖=1 𝑝𝑖 𝑞𝑖 𝑖=1 𝑋𝑖 −
r11 = [𝑛−1] [ ]dengan S 2 = 𝑁
𝑆2 𝑁
Keterangan:
r11 = Realibilitas tes secara keseluruhan
𝑝𝑖 = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
𝑞𝑖 = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑𝑛𝑖=1 𝑝𝑖 𝑞𝑖 = jumlah hasil kali 𝑝𝑖 dan 𝑞𝑖
𝑆 2 = Variansi dari tes
n = Banyak item
𝑋𝑖 = Skor total butir soal
N = Jumlah peserta didik
24
maka soal yang baik maka soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal
yang memiliki reliabilitas sangat tinggi, tinggi, dan cukup.
𝐵
P =𝐽𝑆
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan kriteria:
0.00 ≤ P < 0.30 : Sukar
0.30 ≤ P < 0.70 : Sedang
0.70 P < 1.00 : Mudah (Arikunto, 2012: 223)
25
tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yang merupakan
kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.
Daya beda hitung soal dihitung dengan rumus :
𝐵𝑎 𝐵𝑏
D= − 𝐽𝑏 = 𝑃𝑎 − 𝑃𝑏
𝐽𝑎
Keterangan :
D = Indeks diskriminasi atau daya pembeda
Ja = Banyak peserta kelompok atas
Jb = Banyak peserta kelompok bawah
Ba = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
Bb = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Pa = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
Pb = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
26
Konsultan Metodologi Penelitian
Dr. Drs. Syaiful, M.Pd
3.8 Anggaran
Tabel 3
Rincian Biaya Penelitian
No. Rincian Harga Satuan Biaya
27
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikaan . Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
28