Fix Pancasila Etika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila


Dosen Pengampu :
Linda Zakiah M.Pd

Disusun Oleh :
Jihan Fadillah 1107619001
Nurcholida 1107619007
Syahrul Sabanil 1107619032

Kelas :
A 2019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat,karunia serta kesehatan dan kesempatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul Pancasila Sebagai
Sistem Etika tepat pada waktunya.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Linda Zakiah, M.pd selaku dosen
pengampu mata kuliah pendidikan pancasila yang telah memberikan tugas
ini kepada kami. Tak lupa kami ucapkan terimakasih juga kepada semua
pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya masih ada


kekurangan yang terdapat pada makalah ini baik dari segi susunan kalimat
maupun tatabahasanya. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana


mestinya dann menjadi sarana pembelajaran kita semua. Semoga segala
bentuk bantuan yang di berikan oleh berbagai pihak bernilai ibadah dan
mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Jakarta, 18 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika..................................................................................3
B. Aliran – Aliran Besar Etika ...................................................................5
C. Etika Pancasila....................................................................................6
D. Pengertian Nilai, Norma dan Moral......................................................8
E. Hubungan Nilai, Norma dan Moral.....................................................11
F. Pancasila Sebagai Solusi Masalah Bangsa........................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................15
B. Saran..................................................................................................15

Daftar Pustaka.............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara indonesia yang memegang erat


peranan penting disetiap aspek kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara. Pancasila juga memegang peranan besar dalam merubah pola
pikir bangsa indonesia. Berbicara mengenai pancasila tentu tak lepas dari
nilai nilai yang terkandung di dalamnya. Pancasila adalah suatu kesatuan,
setiap sila yang terkandung di dalamnya tidak dapat berdiri sendiri tanpa
adanya sila lain nya.

Pancasila sebagai suatu sisitem filsafat pada hakikat nya merupakan


suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik
norma hukum, moral,maupun norma kenegaraan lainnya. Didalam filsafat
pancasila terkandung di dalam nya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat
kritis ,mendasar,rasional, sistematis, dan komperhensif ( menyeluruh ) dan
system pemikiran ini merupakan suatu niai. Oleh karena itu suatu pemikiran
filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan
pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai-
nilai yang bersifat mendasar.
Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat
fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat ,
berbangsa dan bernegara. Adapun nilai-nilai tersebut akan di jabarkan dalam
kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam
masyarakat, bangsa maupun Negara. Maka nilai-nilai tersebut kemudian di
jabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan suatu
pedoman.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Etika?
2. Apa Saja Aliran-Aliran Besar Etika?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Etika Pancasila?
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Nilai,Norma Dan Moral?
5. Bagaimana Hubungan Nilai,Norma Dan Moral?
6. Bagaimana Contoh Kasus Dari Etika Pancasila?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti dari etika.

2. Untuk mengetahui aliran-aliran besar etika.

3. Memahami apa itu etika pancasila.

4. Dapat memahami arti dari nilai,norma dan moral.

5. Mengidentifikasi hubungan nilai,norma dan moral.

6. Mengetahui pancasila sebagai solusi masalah bangsa.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Etika merupakan salah satu cabang filsafat yang berkaitan dengan
moralitas tingkah laku manusia. Secara etimologis etika berasal dari bahasa
yunani, ethos, yang artinya watak,sikap,cara berfikir, kesusilaan atau adat.
Istilah ini identik dengan moral yang berasal dari bahasa latin, mos, yang
jamaknya mores, yang juga berarti adat atau cara hidup. Moral atau
moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika
digunakan untuk mengkaji sistem nilai yang ada.1
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-
ajaran dan pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu,
atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang
dari ilmu ilmu humaniora. Sebagai cabang falsafah, etika dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :
1. Etika umum, membahas prinsip prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia. Tetapi pada prinsipnya etika umum membicarakan
asas-asas dari tindakan dan perbuatan manusia,serta sistem nilai apa
yang terkandung didalamnya.
2. Etika khusus,dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial.
a. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya dan
terhadap kepercayaan agama yang di anut nya. Dapat dikatakan
bertanggung jawab pada kewajibannya dan kepada tuhannya.

1
Suntari, Esti dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta

3
4

b. Etika sosial membahas tentang kewajiban serta norma-norma sosial


yang seharsnya dipatuhi dalam hubungan sesama
manusia,masyarakat,bangsa dan negara. Etika sosial juga membahas
hal-hal yang lebih khusus lagi seperti etika keluarga,etika profesi,etika
bisnis,etika lingkungan,etika pendidikan dan masih banyak lagi.2

Sebagai ilmu, etika diartikan sebagai refleksi kritis, metodis,dan sistematis


tentang tingkah laku manusia. Etika memuatu tentang apa yang harus
dilakukan,apa yang tidak boleh dilakukan,apa yang baik dan apa yang buruk.
Dengan adanya etika, prilaku-prilaku yang baik diatur berdasarkan nilai-nilai
moral yang berlaku dalam masarakat. Nilai moral yang berlaku dalam
masyarakat dapat bersumber dari agama,budaya,filsafat hidup,dan disiplin
keilmuan. Dengan demikian, etika dapat dikatakan sebagai sekumpulan asas
atau nilai-nilai moral yang dianut oleh golongan masyarakat tertentu setelah
melalui pengkajian secara kritis.

Sementara itu sistem nilai moral yang hidup ditengah-tengah masyarakat


disebut dengan moralitas. Moralitas merupakan sistem nilai yang terkandung
dalam ajaran dan diwariskan secara turun temurun. Moral dan etika memiliki
kesamaan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari memiliki perbedaan, yaitu
moral untuk penilaian suatu perbuatan (baik dan buruk) dan etika untuk
pengkajian sistem-sistem nilai yang berlaku. Moralitas merupakan suatu
ajaran, sedangkan etika adalah suatu ilmu. (ilmu tentang moralitas).3

Adanya etika difungsikan untuk memberikan orientasi kritis dan rasional


dalam menghadapi pluralisme moral yang ditimbulkan oleh ameka
pandangan moral dan datangnya gelombang modernisasi serta munculnya

2
Barnawi dan Muhammad Arifin. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

3
Zuriah,Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi
Aksara.
5

berbagai macam ideologi sehingga tugas pokoknya ialah mempelajari


norma-norma yang berlaku.

B. Aliran-Aliran Besar Etika

Dalam kajiannya, etika mempunyai aliran-aliran besar yang setiap aliran


memiliki sudut pandang tersendiri dalam menilai apakah suatu perbuatan
itu dapat dikatakan baik atau buruk. Aliran-aliran itu antara lain
deontologi,teotologi dan keutamaan.

1. Etika deontologi (Immanuel Kant)


Etika deontologi memandang bahwa suatu tindakan dapat dinilai baik
atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan
kewajiban yang seharusnya tanpa mempersoalkan akibatnya. Seseorang
harus bertundak berdasarkan kewajibannya ( deon ) bila ingin berbuat
sesuatu yang benar secara moral. Perbuatan dikatakan baik(benar) menurut
teori deontologi jika perbuatan tersebut memang baik untuk dirinya sehingga
perbuatan tersebut memang merupakan kewajiban yang harus dilakukan.
Perbuatan dikatakan buruk(salah) menurut deontologi jika perbuatan
tersebut dilakukan dalam prosesnya jika tidak sesuai kewajiban. Artinya
perbuatan baik karena melaksanakan kewajiban,dikatakan buruk karena
melaksanakan yang bukan kewajiban. Contoh kasusnya seorang mahasiswa
diberi tugas maka jika dia mengerjakan tugas maka dia dikatakan baik
namun jika dia tidak mengerjakan tugas maka dia dinilai jelek

2. Etika Teleologi (Christian Wolf)


Etika teleotologi adalah model etika dimana perbuatan dikatakan baik
berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan tersebut. Etika teleteologi
6

bersifat situasional yaitu memilih perbuatan tersebut akan membawa akibat


baik meskipun harus melangga kewajiban atau norma yang ada.

Contoh kasus misalnya seseorang yang kurang mampu dalam ekonomi dan
membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makan
kemudian dia mencuri. Analisis berdasarkan teori teleologi perbuatan
tersebut benar karena tujuannya untuk kelangsungan hidup.

3. Etika Keutamaan (Virtue)

Etika keutamaan tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan,tidak juga


mendasarkan pada penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum moral
universal,tetapi pada pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Orang tidak hanya melakukan tindakan yang baik,melainkan menjadi orang
yang baik. Karakter moral ini dibangun dengan cara meneladani perbuatan-
perbuatan baik yang dilakukan oleh para tokoh besar. Contoh etika
keutamaan adalah keutamaan yang membuat orang berprilaku ramah dan
menghormati orang lain.4

C. Pengertian Etika Pancasila

Etika pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai pancasila,yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan,kerakyatan dan keadilan.Suatu perbuatan dapat dikatakan baik
bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nila-nilai dalam
pancasila,namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai pancasila tersebut.
Memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat

4
Suntari, Esti dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta
7

menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya
bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.5

Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam


cita-cita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan.
Nilai-nilai tersebut dalam istilah Notonagoro merupakan nilai yang bersifat
abstrak umum dan universal, yaitu nilai yang melingkupi realitas
kemanusiaan di manapun, kapanpun dan merupakan dasar bagi setiap
tindakan dan munculnya nilai-nilai yang lain.

Contoh nilai realitas dalam Pancasila :

a. Nilai ketuhanan akan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan


toleransi.
b. Nilai kemanusiaan, menghasilkan nilai kesusilaan, tolong menolong,
penghargaan, penghormatan, kerjasama, dan lain-lain.
c. Nilai persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan dll.
d. Nilai kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan,
dll.
e. Nilai keadilan menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi,
kemajuan bersama dll.

1. Sila pertama : Menghormati setiap orang atau warga negara atas


berbagaikebebasannya dalam menganut agama dan kepercayaannya
masing- masing, serta menjadikan ajaran-ajaran sebagai anutan
untuk menuntun ataupun mengarahkan jalan hidupnya.

5
Kaelan. 2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.
8

2. Sila kedua : Menghormati setiap orang dan warga negara sebagai


pribadi (personal) “utuh sebagai manusia”, manusia sebagai subjek
pendukung, penyangga, pengemban, serta pengelola hak-hak dasar
kodrati yang merupakan suatu keutuhan dengan eksistensi dirinya secara
bermartabat.
3. Sila ketiga : bersikap dan bertindak adil dalam mengatasi
segmentasi-segmentasi atau primordialisme sempit dengan jiwa dan
semangat “Bhinneka Tunggal Ika”, “bersatu dalam perbedaan” dan
“berbeda dalam persatuan”.
4. Sila keempat : kebebasan, kemerdekaan, dan kebersamaan dimiliki dan
dikembangkan dengan dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan
secara jujur dan terbuka dalam menata berbagai aspek kehidupan.
5. Sila kelima : membina dan mengembangkan masyarakat yang
berkeadilan sosial yang mencakup kesamaan derajat (equality) dan
pemerataan (equity) bagi setiap orang atau setiap warga negara.6

Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan integral dan


integrative menjadikan dirinya sebagai sebagai referensi kritik sosial kritis,
komprehensif, serta sekaligus evaluatif bagi etika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa ataupun bernegara. Konsekuensi dan
implikasinya ialah bahwa norma etis yang mencerminkan satu sila akan
mendasari dan mengarahkan sila-sila lain.

D. Pengertian Nilai, Norma dan Moral

1. Pengertian Nilai
Dalam Dictionary of Sociology and Related Sciences nilai adalah
kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat

6
Kaelan. 2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma
9

seseorang atau kelompok. Jadi dapat diartikan bahwa nilai merupakan


sesuatu yang dianggap berharga dan berguna bagi kehidupan manusia dan
dianggap baik.7

Dalam kaitannya dengan penjabarannya, maka nilai dapat dibedakan menjdi


tiga yaitu :

A. Nilai Dasar
Hakikat, esensi, intisari atau makna yang terdalam dari nilai-nilai
tersebut. Nilai dasar ini bersifat universal karena menyangkut hakikat
kenyataan objektif segala sesuatu misalnya hakikat Tuhan, manusia tau
segala sesuatu lainnya.
B. Nilai Instrumental
merupakan pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Apabila nilai
instrumental tersebut berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari maka hal itu akan merupakan suatu norma moral.
Namun jikalau nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organissi
atau negara maka nilai-nilai instrumental itu merupakan suatu arahan,
kebijaksanaan strategi yang bersumber pada nilai dasar. Sehingga dapat
juga dikatakkan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitsi
dari nilai dasar.

C. Nilai Praksis
merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam dalam suatu
pengalaman nyata dikehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan
instrumental dan tidak boleg bertentangan degan nilai-nilai tersebut.8

7
Kaelan. 2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma
8
Suntari, Esti dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta
10

2. Pengertian Norma

Norma adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi dalam


menjalankan kehidupan. Norma berlaku dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Norma merupakan
kaidah, petunjuk, panduan, tatanan, dan kedati terhadap tingkah laku
manusia sebagai anggota masyarakat.9 Norma disesuaikan dengan adat
istiadat masyarakat setempat dan dipengaruhi oleh keyakinan agama yang
dianut masyarakat. Norma dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

1. Norma Agama
Petunjuk hidup yang bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui
Nabi dan Rasulnya berisi perintah, larangan, atau anjuran-anjuran. Sanksi
yang diperoleh apabila ada pelanggaran norma agama yaitu bersifat tidak
langsung.
2. Norma Kesusilaan
Petunjuk pergaulan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia
tentang baik buruknya suatu perbuatan. Sanksi yang diberikan sifatnya
tidak tegas.
3. Norma Kesopanan
Petunjuk hidup yang timbul dari pergaulan hidup manusia didalam
masyarakat. Sanksi yang diberikan tidak tegas namun daoat berupa
cemoohan, celaan, dan lain sebagainya.
4. Norma hukum
Petunjuk hidup yang dibuat oleh badan yang berwenang mengatur
manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (berisi perintah atau
larangan) sanksi yang diberikan bersifat tegas dan nyata serta mengikat
dan memaksa bagi setiap orang.

9
Kaelan. 2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.
11

3. Pengertian Moral

Moral adalah ajaran tentang hal baik dan buruk yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan manusia. Moral berkaitan erat dengan etika.10

E.Hubungan Nilai, Norma dan Moral

Nilai, norma, dan moral adalah tiga hal yang saling berkaitan dan tidak
bisa dilepas dari kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Dengan kata
lain, kehidupan manusia dalam bermasyarakat, baik secara individu maupun
insane social, senantiasa berhubungan dengan nilai, norma, dan moral

Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,
baik lahir maupun batin. Sebagai suatu yang abstrak, nilai memerlukan
adanya suatu penjabaran yang konkrit dan objektif. Adapun wujud yang lebih
konkrit dari nilai yaitu norma, uang merupakan ukuran dan kriteria sikap dan
tindakan yang dikehendaki oleh tata nilai yang diketahui. Nilai dan norma
juga tidak dipisahkan dari moral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa
peraturan, prinsip-prinsip yang benar, terpuji dan mulia. Bidang moral adalah
kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Oleh
karena itu, dalam kaitannya dengan aspek norma, moral berwujud sebagai
norma-norma moral yang merupakan tolak ukur untuk menentukan betul
salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik dan buruknya
manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu yang terbatas. Dalam hal
ini, norma-norma moral juga merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat. Sehingga moral berkedudukan sebagai penilai sikap
dan perilaku manusia. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa nilai,
norma, dan aspek moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat
dalam berbagai aspek.

10
Suntari, Esti dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta
12

F.Pancasila Sebagai Solusi Masalah Bangsa

Di dalam Pancasila terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di


implementasikan dalam kehidupan sehari-hari :

a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.


Secara garis besar mengandung makna bahwa Negara melindungi
setiap pemeluk agama (yang tentu saja agama diakui di Indonesia) untuk
menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. Tanpa ada
paksaan dari siapa pun untuk memeluk agama, bukan mendirikan suatu
agama. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada
orang lain. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan
beragama. Dan bertoleransi dalam beragama, yakni saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Mengandung makna bahwa setiap warga Negara mendapatkan
perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia berdasarkan
atas Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia. Menempatkan manusia
sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan. Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang
berlaku di masyarakat.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia.
Mengandung makna bahwa seluruh penduduk yang mendiami seluruh
pulau yang ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah
membedakan suku, agama ras bahkan adat istiadat atau kebudayaan.
Penduduk Indonesia adalah satu yakni satu bangsa Indonesia. cinta
terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga persatuan dan kesatuan
13

bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara.


Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
d. Sila Keempat : Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Mengandung maksud bahwa setiap pengambilan keputusan hendaknya
dilakukan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, bukan hanya
mementingkan segelintir golongan saja yang pada akhirnya hanya akan
menimbulkan anarkisme. tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain. Melakukan musyawarah, artinya mengusahakan putusan bersama
secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
e. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia.
Mengandung maksud bahwa setiap penduduk Indonesia berhak
mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan amanat UUD
1945 dalam setiap lini kehidupan. mengandung arti bersikap adil
terhadap sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.
Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam
dan isinya dipergunakan bagi kepentingan bersama menurut potensi
masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat,
memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga
kesejahteraan tercapai secara merata. Penghidupan disini tidak hanya
hak untuk hidup, akan tetapi juga kesetaraan dalam hal mengenyam
pendidikan.

Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila di


implikasikan di dalam kehidupan sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita
temukan di Negara kita namanya ketidak adilan, terorisme, koruptor serta
kemiskinan. Karena di dalam Pancasila sudah tercemin semuanya norma-
norma yang menjadi dasar dan ideologi bangsa dan Negara. Sehingga
tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu menjadikan Pancasila
14

menjadi jalan keluar dalam menuntaskan permasalahan bangsa dan


Negara.11

11
Suntari, Esti dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai sistem etika adalah Pancasila memegang peranan


dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat
dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah
laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian
yang adil dan beradab” sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran
pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar. Dengan
menjiwai butir-butir Pancasila, masyarakat dapat bersikap sesuai etika baik
dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, bangsa dan negara agar
terciptanya tertib sosial sehingga menimbulkan rasa integrasi bangsa.

B. Saran

Kami memahami masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi pembaca terlebih lagi bagi kami.

15
DAFTAR PUSTAKA

Suntari, Esti dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta

Barnawi dan Muhammad Arifin. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Zuriah,Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif


Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kaelan. 2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.

16

Anda mungkin juga menyukai