Analisis Pancasila

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

VIRLIENI ERIKA PUTRI

205160056
1.Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami
kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup
mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata
uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Adapun beberapa kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dari segi ekonomi pada masa
tersebut:
a. Masalah menentukan mata uang yang diberlakukan
b. Adnya blokade yang dilakukan oleh Belanda terhadap ekspor RI
c. Masalah rendahnya penghasilan rakyat sehingga tingkat kemiskinan sangat tinggi
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang
sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang
pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu
menasionalisasikan de javasche bank, KLM, KPM, dan perkebunan – perkebunan asing milik
swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu
tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan
menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah perang
yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk
mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan februari
tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara
pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta
asing.

Hasil analisis dari kasus “globalisasi dan identitas diri remaja” berdasarkan kondisi ekonomi
berdampak negative. Karena para remaja lebih memilih produk luar negri, sehingga hilangnya
pasaran produk dalam negri karena kalah bersaing dengan produk luar yang banyak diminati.
Usaha-usaha di Indonesia akan mati, karena banyak produk impor di pasar Indonesia. Adanya
globalisasi juga berdampak pada kehidupan suatu bangsa termasuk, Indonesia.

Solusi yang harus dilakukan membuat beberapa kebijakan-kebijkan yang mendorong sektor riil
untuk berkembang dan berproduktif perlu dilakukan oleh pemerintah. Untuk mendorong sektor
riil pemerintah memiliki keterpihakan kepada masyarakat serta memiliki akurasi data yang
lengkap berapa kebutuhan konsumsi masyarakat. Sehingga pemenuhan konsumsi tersebut bisa
dipenuhi dengan integrasi kekuatan ekonomi nasional. pemerintah harus mampu membuat
kebijakan-kebijakan yang mampu mensinergikan antara sektor tradable dan non tradable.
Bidang sosial dan budaya

Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan,
didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-
kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh
warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang
kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau penguasa. Tetapi setelah 17 agustus
1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia dan semua warga
negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang. Salah
satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik
beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar
Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai
menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.

Hasil analisis dari kasus “globalisasi dan identitas diri remaja” berdasarkan sosial dan budaya.
Disorientasi, dislokasi atau krisis sosial budaya dalam jiwa para remaja. berbagai ekspresi social
budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya, semakin
merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme. Mengakibatkan erosi budaya,
lenyapnya identitas cultural nasional dan local, kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki
jati diri, hilangnya semangat nasionalisme dan kemauan menjalankan atau melakukan sesuatu
secara instan.

Solusi yang harus dilakukan yaitu peranan orang tua,rumah adalah tempat mendidik terbaik
bagi setiap anak maka dari itu peranan orang tua sangat penting. Teman dekat dan kerabat,
membantu memecahkan masalah atau paling tidak memberikan pesan dan saran yangsebaiknya
di lakukan.

2. Norma sosial

kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan
wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial
masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-
perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam
masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan
aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara
manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Norma
tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya,
bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada
saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.
Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini
dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara
sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang
pantas atau wajar.

Solusi norma sosial dalam masyarakat, mempertebal keyakinan para anggota masyarakat akan
kebaikan adat istiadat yang ada. Jika warga yakin pada kelebihan yang terkandung dalam aturan
sosial yang berlaku, maka dengan rela warga akan mematuhi aturan itu. Memberi ganjaran
kepada warga masyarakat yang biasa taat. Pemberian ganjaran melambangkan penghargaan
atas tindakan yang dilakukan individu. Hal ini memotivasi individu untuk tidak mengulangi
tindakan tersebut. Mengembangkan rasa malu dalam jiwa masyarakat yang menyeleweng dari
adat istiadat. Individu yang menyimpang dari aturan dihukum agar jera dan tidak mengulangi
kembali. Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak menyeleweng
dari adat istiadat dengan berbagai ancaman dan kekuasaan. Rasa takut itu mencegah individu
untuk melakukan pelanggaran aturan.

3. tujuan dan fungsi hukum di NKRI

Tujuan NKRI

 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.


 Memajukan kesejahteraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan social.

Keempat tujuan Negara Indonesia tersebut dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :

Tujuan yang bersifat nasional

a) Paham Negara persatuan atau kebahagiaan dalam Negara


b) Memajukan kesejahteraan umum
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa

Tujuan yang bersifat internasional

a) Kemerdekaan
b) Perdamaian
c) Keadilan socia
Fungsi NKRI

 Melaksanakan ketertiban ( Law and Order )


Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan – bentrokan dalam
masyarakat Indonesia, maka NKRI harus melaksanakan penertiban. Dalam hal ini, NKRI
bertindak sebagai stabilisator.
 Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia
 Pertahanan
NKRI diperlukan untuk menjaga kedaulatannya dari serangan luar. Untuk kepentingan
ini, NKRI mendatangkan perlengkapan pertahanan yang kuat dan canggih.
 Menegakkan keadilan
NKRI bertugas menegakkan keadilan bagi rakyat Indonesia dan menjamin kehidupan
yang adil.

Solusi mempertahankan tujuan dan fungsi NKRI.

 Cinta Tanah Air,Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta
terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal,
antara lain: Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri. Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan
dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara.
 Membina Persatuan dan Kesatuan ,Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan
di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan
negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara
lain: Menjalin persahabatan antarsuku bangsa. Memberi bantuan tanpa membedakan
suku bangsa atau asal daerah. Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.
Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
 Rela Berkorban, Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya
kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun
akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan
NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut: Partisipasi tenaga, Partisipasi
pikiran
 Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI, Era globalisasi yang ditandai
dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan
informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada
tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era
globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat,
kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :
Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif.
dalam berbagai sektor kehidupan. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam
negeri maupun luar negeri / regional.
 Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI. Berikut beberapa sikap dan perilaku
mempertahankan NKRI : Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya
menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Menciptakan ketahanan
nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan
mempererat persatuan bangsa.Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan
warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan
menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

4. pengamalan sila-sila dari pancasila

1) Hilangnya manusia yang ber-“ Ketuhanan Yang Maha Esa “


Dalam pemberitaan di berbagai media akhir-akhir ini kita sering dilihatkan dan
dihadapkan kepada fakta bahwa banyak terjadi aksi-aksi anarkis yang ditujukan
kepada suatu kelompok agama tertentu yang diduga dilakukan oleh suatu Ormas
Keagamaan tertentu. Ini adalah adalah satu contoh dan bukti dari belum
diimplementasikannya nilai-nilai sila pertama yang menjunjung kebebasan
beragama bagi setiap warga Indonesia. Tindakan anarkis yang mengatasnamakan
suatu agama tertentu dijadikan tameng untuk melawan aparat hukum dan
mengahakimi suatu agama tertentu. Masyarakat Indonesia saat ini yang sudah
berlabel modern sepertinya tidak lagi memakai cara pandang dari sisi keagamaan
dengan benar. Nilai-nilai kegamaan yang bersumber langsung dari Tuhan sejatinya
adalah suatu kebenaran yang harus ditaati oleh setiap orang yang beragama dan
dijadikan suatu ‘ batas ‘ dan ‘ pengingat ‘ saat melakukan suatu tindakan agar tidak
melenceng dari norma dan nilai kebenaran.
Kemajuan teknologi sejatinya bisa memberikan kemudahan dan peningkatan mutu
kehidupan siapapun yang menggunakan kemajuan teknologi tersebut, akan tetapi
kemajuan teknologi ini pula yang bisa membawa manusia pada umumnya dan
masyarakat Indonesia pada khususnya lupa akan jati dirinya yang harus berpegang
teguh atas nilai-nilai sila pertama, yaitu sebagai mahluk yang ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa.
2) Langkanya “ Kemanusiaan yang adil dan beradab “
Kemanusiaan yang adil dan beradab semakin jauh dari kata terwujud apabila kita
melihat fakta-fakta yang terjadi di masyarakat. Dari sisi hukum kita dihadapkan
kepada ketidak adilan hukum yang berlaku di Indonesia yang seperti ‘ Pisau ‘ tajam
kebawah, akan tetapi tumpul keatas. Hal ini terbukti dengan banyaknya para pelaku
korupsi yang merampok milyaran bahkan trilyunan uang rakyat yang hanya
dihukum kurang dari lima tahun penjara. Sebagai contoh adalah Anggodo Widjojo
yang terbukti merekayasa kriminaslisasi dua anggota KPK masih bisa bebas seakan
tidak terjerat oleh hukum. Tentu saja ini sangat berlawanan dengan kisah seorang
nenek yang bernama Minah yang secara terpaksa memungut dua buah kakao
seharga Rp. 2100 yang ditemukannya dijalan untuk dimakan oleh dirinya yang saat
itu kelaparan, akan tetapi ia harus menjalani hukuman penjara selama 1.5 tahun
dengan masa percobaan selama 3 bulan. Selain itu masih ingatkah pembaca dengan
kejadian memalukan yang terjadi saat sidang Paripurna terkait masalah Bank
Century beberapa anggota dewan yang terhormat terlibat aksi baku hantam? Hal
ini salah satu bukti bahwa keberadaban yang terdapat di sila kedua belum
sepenuhnya terlaksana.
3) Retaknya “ Persatuan Indonesia “
Indonesia adalah negara kepulauan dengan jajaran pulau-pulaunya yang berjumlah
lebih dari 17.560 pulau. Para Founding Father kita dengan susah payah berusaha
untuk mempersatukan seluruh kepulauan bekas jajahan untuk bersatu menjadi
suatu negara yang disebut Indonesia. Kita sebagai generasi penerus haruslah bisa
menjaga harta warisan dari generasi sebelumnya dengan sebaik mungkin. Selain
itu, hal ini sudah tentu menjadi tugas wajib pemerintah untuk memerhatikan
kesejahterahan rakyatnya dimanapun mereka tinggal.
Pada dasarnya perbedaan makna dari persatuan dan kesatuan adalah, persatuan
adalah konsep awal yang dibuat oleh para Founding Father sebelum Indonesia
merdeka, dengan asumsi bahwa semua ras, agama, etnis, suku bangsa, dan bahasa
yang terdapat di Indonesia harus bisa bersatu dahulu sebelum menjadi sebuah
kesatuan. Sedangkan makna dari kesatuan adalah, seluruh perbedaan primordial
yang ada di Indonesia sudah bersatu dan melebur menjadi satu jati diri dan menjadi
satu bangsa dan negara yaitu Indonesia tanpa harus menghilangkan ciri khas dari
masing-masing kriteria primordial tersebut.
4) Tidak adanya “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan “
Pemimpin yang amanah, adil, bertanggung jawab, dan bijaksana adalah sosok ideal
dari seorang pemimpin suatu bangsa. Pemimpin dengan kriteria semacam ini
peluang keberhasilannya dalam memimpin suatu organisasi atau negara akan lebih
besar, terlebih apabila pemimpin semacam ini mengedepankan kepentingan
bersama daripada kepentingan pribadi.
Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum
yang mengatur negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-
unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan rakyat. Pancasila sebagai dasar negara
mempunyai arti menjadikan Pancasila sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan pemerintahan. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum.
Hal ini menempatkan Pancasila sebagai dasar negara yang berarti melaksanakan
nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di
negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila terikat oleh suatu
kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal, dan
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar negara
(Suhadi, 1998).
5) Mimpi Indonesia tentang “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia “
Kondisi Indonesia saat ini masih jauh dari kata sejahtera, hal ini bisa dilihat dari
berbagai macam indikator, misalnya dengan melihat masih banyaknya rakyat miskin
diberbagai daerah diseluruh Indonesia. Tingkat kemiskinan di Indonesia sangat
tinggi, data terakhir yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 2011 menunjukkan
angka sebesar 17.7 juta orang masih hidup dibawah garus kemiskinan Indonesia.
Selain itu dari bidang kesehatan pun masyarakat miskin di Indonesia seperti melihat
jarak atau gap yang jauh antara mereka dengan masyarakat yang mampu. Jaminan
kesehatan yang seharusnya berhak dimiliki oleh semua rakyat Indonesia pada
kenyataannya tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu dari sisi pendidikan,
mayoritas mereka yang mengenyam pendidikan dengan fasilitas baik infrastruktur
dan intrastruktur yang layak adalah mereka yang mampu dalam segi ekonomi atau
dengan kata lain hidup diatas garis kemiskinan di Indonesia. Hal ini tentu saja tidak
sesuai dengan bunyi dari sila kelima yang berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia “. Jika kita melihat dari sudut pandang antar daerah pun, kita akan
dihadapkan pada kenyataan atas ketimpangan dalam hal pembangunan yang
terjadi. Daerah kota seperti lebih diistimewakan oleh pemerintah dalam hal
pembangunan, sedangkan daerah-daerah yang jauh dari keramaian kota seakan-
akan dilupakan dan pemerintah bagai menutup mata. Ketimpangan sosial di tingkat
antar daerah banyak terjadi, hal ini terlihat jelas dari perkembangan ekonomi di
daerah tersebut.

Solusi mengamalkan nilai sila-sila pancasila, Menumbuhkan semangat nasionalisme


yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.Menanamkan dan
mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. Menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. Mewujudkan supremasi hukum,
menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai