Tatalaksana Luka Bakar Di FKTP

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TATALAKSANA LUKA BAKAR DI FKTP

Luka bakar adalah kondisi gawat darurat. Penangannya pun bukan


perkara mudah, apabila salah penanganan bisa berujung
komplikasi atau bahkan kematian. Kali ini akan dibahas tatalaksana
luka bakar optimal dengan keterbatasan alat.

Luka bakar adalah luka atau kerusakan kulit bisa sampai otot
maupun tulang, yang terjadi karena kontak dengan sumber.
Terdapat berbagai macam sumber yang dapat menyebabkan
luka bakar yang harus kita kenali yaitu:

• Panas (suhu di atas 60°C), contoh: api, uap panas, benda


panas
• Kimia, contoh: soda api, air aki
• Listrik, contoh: listrik rumah tangga, petir
• Radiasi, contoh: sinar matahari (ultraviolet), bahan radio
aktif

Diagnosis Luka Bakar


Untuk diagnosis luka bakar dapat dinilai dari derajat
kedalaman, luas luka bakar, cedera penyerta

A. Derajat kedalaman luka bakar

1. Derajat I (derajat Erytema): Biasanya disebabkan sengatan


matahari. Kerusakan yang timbul hanya sampai epidermis .
Secara klinis kulit kemerahan dan nyeri hebat.
2. Derajat II (derajat Bullosa): Kerusakan yang ditimbulkan pada
derajat ini mencapai dermis, yang ditandai dengan adanya
lepuh (Bulla). Derajat II sendiri terbagi dalam 2 derajat, derajat
IIA (dangkal) dan derajat IIB (dalam). Pada derajat IIA, luka
bakar masih bewarna kemerahan dan masih terasa nyeri hebat,
proses penyembuhan ± 2 minggu tanpa timbul jaringan parut
(bila tidak ada infeksi). Sedangkan pada derajat IIB luka bakar
bisa bewarna pucat namun rasa nyeri berkurang, proses
penyembuhan lebih lama lama sehingga apabila luas perlu skin
graft.
3. Derajat III: Kerusakan yang timbul mencapai seluruh tebal kulit,
otot dan tulang. Secara klinis kulit nampak hitam dan kering
(nekrosis) dan tidak didapatkan rasa nyeri.
B. Luas luka bakar

Luas luka bakar apabila sedikit dapat digunakan rumus rule


of palm yaitu mengukur luas menggunakan telapak tangan
pasien. Selain itu pada dewasa dapat ditentukan dengan
rumus Wallace atau yang biasa dikenal dengan rule of nine.
Dibawah ini akan diberikan gambar agar lebih mudah untuk
mengingat.

Sedangkan perhitungan luka bakar pada anak sedikit berbeda


dengan dewasa, dibawah ini akan diberikan gambar agar
lebih jelas.
Setelah dilakukan penilaian pada luka bakar diatas,
kemudian luka bakar dapat diklasifikasikan menurut
keparahannya yaitu ringan, sedang, berat.
A. Luka bakar ringan, beberapa kriteria yang dapat
digolongkan menjadi luka bakar ringan yaitu:

 luka bakar derajat II < 15% pada orang dewasa


 luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak
 luka bakar derajat III < 1%
B. Luka bakar sedang

 luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa


 luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
 luka bakar derajat III < 10%
C. Luka bakar berat

 luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa


 Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
 Luka bakar derajat III 10% atau lebih
 Luka bakar yang mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki
dan genetalia/perineum.
 Luka bakar dengan cedera inhalasi (akan dijelaskan
selanjutnya), listrik, disertai trauma lain
Selain klasifikasi menurut keparahannya, luka bakar juga
dapat diklasisifikasikan menurut waktunya, yaitu:

1. Fase akut / fase syok / fase awal, terjadi dalam 48 jam pertama.
Fase ini adalah ketika pasien berada di tempat kejadian atau
sudah ird. Problemnya dapat berupa gangguan pernafasan,
cairan serta luka itu sendiri. Sehingga butuh resusitasi yang
adekuat
2. Fase subakut, terjadi pada 48 jam – 21 hari atau ketika pasien
sudah dalam perawatan. Saat fase ini pasien memiliki problem
luka, infeksi dan sepsis.
3. Fase lanjut, setelah 21 hari hingga 1 tahun atau merupakan fase
setelah pasien dipulangkan atau berobat jalan. Problem yang
dapat terjadi adalah parut dan kontraktur.

Tatalaksana Luka Bakar di FKTP


Pada tatalaksana ini akan lebih dijelaskan tatalaksana yang
dapat dilakukan di fasilitas kesehatan pertama. Untuk
fasilitas kesehatan yang sangat terbatas alat dan obat,
hentikan proses kebakaran pada pasien dengan cara
berguling-guling karena apabila pasien berlari maka kobaran
api akan menjadi lebih besar.
Cuci luka bakar dengan air mengalir selama 30 menit,
kemudian bungkus luka dengan plastik wrap dapat
ditambahkan silver sulfadiazine pada luka apabila ada.
Jangan diolesi dengan kecap, odol, mentega, kopi. Kemudian
segera rujuk.

Saat fase akut atau pasien baru saja datang di IRD, hal yang
dapat dilakukan adalah seperti penanganan kasus emergency
pada umumnya yaitu resusitasi A yang berupa bebaskan jalan
nafas dan penyebab yang paling sering adalah trauma
inhalasi, B dapat dilakukan pemasangan oksigen, C, pasang
IV line kalau perlu double sekaligus pemeriksaan
laboratorium serta lakukan resusitasi cairan.

Resusitasi cairan yang sering digunakan adalah rumus Baxter


(akan dijelaskan selanjutnya) sekaligus dilakukan monitoring
urin. Kemudian diperlukan beberapa tatalaksana lain yaitu
cegah infeksi dengan cara berikan antibiotik silver
sulfadiazine, beri anti nyeri yang adekuat dan cek imunisasi
TT apabila belum diimunisasi, beri ATS atau immunoglobulin
tetanus. Apabila luka bakar derajat sedang dapat segera
dirujuk.

Perhitungan cairan digunakan rumus Baxter, yang Hasil


tersebut dibagi 2, setengah jam diberikan dalam 8 jam dan
setengah nya lagi diberikan setelah 16 jam berikutnya.
Perhitungan jam ini dimulai sejak kejadian.

Dewasa: 4 cc x kg BB x luas luka bakar / 24 jam. Cairan yang


digunakan adalah Ringer Laktat. Dapat diberikan dextran
500–1000 ml setelah 18 jam

Anak: 2 cc x kg BB x luas Luka Bakar (%) + kebutuhan


faali/24 jam. Cairan yang diberikan adalah RL : Dextran = 17
: 3. Kebutuhan Faali dapat digunakan rumus Holliday segar,
yaitu
Contoh soal:

Pasien laki-laki, 50 tahun, 50 kg. Datang ke IRD pukul 08.00


WIB dengan luka bakar karena ledakan LPG tadi subuh
05.00 WIB. Luas luka bakar 20%. Tentukan cairan yang
diberikan!

4cc x 20% x 50 kg = 4000 cc/ 24 jam. Maka 2000 cc cairan


Ringer Lactacte diberikan hingga pukul 13.00 WIB dan
2000 sisanya diberikan hingga pukul 05.00 WIB keesokan
harinya. Dextran 500 cc diberikan pada jam 23.00 WIB
(jam ke 18)
Penting!

Trauma inhalasi seringkali menyebabkan kematian dengan


cepat. Trauma inhalasi harus dicurigai apabila korban
terperangkap dalam ruangan tertutup atau korban
kehilangan kesadaran selama kebakaran, terutama bila dalam
lingkungan asap yang tebal. Trauma inhalasi kemungkinan
besar terjadi apabila terdapat luka bakar di daerah wajah dan
leher, bulu-bulu alis dan hidung yang terbakar, suara nafas
bronkial, wheezing, rales, sianosis, dan sputum yang
mengandung bercak-bercak karbon.

Anda mungkin juga menyukai