PUM Siap Uji

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha peternakan sebagai usaha yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan bukanlah suatu usaha tanpa kendala. Salah satu kendala yang sering
dialami dan cukup berarti adalah masalah pakan yang sangat dipengaruhi oleh iklim,
baik dari segi kualitas maupun kontinuitasnya. Oleh karena itu, peternak senantiasa
berupaya untuk dapat menyusun ransum yang mampu mencukupi kebutuhan nutrisi
ternaknya sekaligus memberikan keuntungan ekonomis maksimal. Penyusunan
ransum ternak merupakan salah satu kegiatan rutin manajemen pemeliharaan ternak
yang menentukan tingkat keuntungan peternak sekitar 70% dari biaya produksi yang
digunakan untuk biaya pakan.
Ransum yang diberikan pada ternak yang dipelihara dalam usaha
pemeliharaan intensif, seperti pemeliharaan ternak babi, membutuhkan kandungan
nutrisi yang tepat dan seimbang. Bahanpakan yang diberikan kepada ternak babi
sebaiknya mengandung nutrient berupa : protein, karbohidrat, vitamin dan mineral
yang seimbang. Bahan pakan mengandung protein antara lain tepung ikan, susu
bubuk, bungkil kedelai dan bungkil kacang tanah. Untuk bahan pakan yang banyak
mengandung karbohidrat atau sebagai sumber energi , yaitu dedak, bekatul dan
mollases (tetes tebu).
Bahan pakan yang banyak tersedia di NTT seperti jagung, tepung ikan,
bungkil kelapa, tepung tulang dan daging dan dedak padi dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pakan komplit bagi ternak babi . Pengolahan pakan komplit ternak babi
menggunakan bahan baku yang ada di sekitar lokasi peternakan,dilakukan agar ternak
babi memperoleh pakan berkualitas. Hal itu karena pada umumnya ternak babi hanya
diberi pakan berupa limbah pertanian seperti daun dan umbi jalar atau ubi kayu,
legum, maupun batang dan buah pisang.

1
Produksi pakan ternak babi fase grower merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan dalam Proyek Usaha Mandiri (PUM) oleh mahasiswa TPT semester VI.
Usaha produksi ini dilakukan karena ternak babi merupakan salah satu komoditas
peternakan yang potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor nasional.
Produksi pakan ternak babi fase grower ini dilakukan secara berkelompok yang
diawali dengan formulasi ransum, pengadaan bahan baku, pencampuran hingga
pencetakan pakan dalam bentuk pelet pakan komplit. Pakan yang diproduksi
dipasarkan ke masyarakat sekitar kemudian dianalisis kelayakannya sebagai usaha
yang dapat dijalankan bagi mahasiswa maupun bagi peternak.

1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan PUM dalam pembuatan pakan komplit ternak babi fase
grower ini adalah :
1. Mengetahui proses pembuatan pakan komplit ternak babi fase grower.
2. Upaya menciptakan pekerjaan baru di bidang peternakan khususnya pakan ternak
3. Untuk melatih mahasiswa berwirausaha

1.3 Kegunaan
Kegunaan kegiatan PUM dalam pembuatan pakan komplit ternak babi fase
grower adalah
1. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan kususnya dalam bidang pengetahuan
teknologi pakan ternak.
2. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa sehingga meningkat pengetahuan yang
baru dalam bidang pengembangan teknologi pakan ternak babi
3. Memberikan pengetahuan praktis pada masyarakat untuk membuat pakan
komplit kususnya ternak babi fase grower.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Babi


Ternak babi merupakan penghasil sumber daging yang tinggi sehingga
membutuhkan pemenuhan gizi yang sangat efisien di antara ternak-ternak yang lain
karena babi memiliki konversi pakan yang cukup tinggi,sehingga pakan yang di
konsumsi dapat diubah menjadi daging dan lemak dengan sangat efisien. Ternak babi
bersifat peridi (Prolific), yaitu satu kali beranak bisa 6-12 ekor dan beranak setiap 2
kali didalam satu tahun.dengan Persentase karkas babi yang cukup tinggi cukup
tinggi, dapat mencapai 65-80%.
Penggemukan ternak babi umumnya dilakukan dengan cara mengandangkan
secara terus menerus ternak tersebut selama waktu tertentu dengan tujuan
meningkatkan bobot badan dan diperoleh daging yang baik sebelum dipotong.
Penggemukan babi dengan menggunakan bahan pakan tambahan dapat memberikan
beberapa keuntungan sekaligus bagi peternak, yaitu meningkatkan pertambahan
bobot badan dengan waktu yang lebih cepat, serta akan menghasilkan daging yang
berkualitas (Hafez dan Dyer,1969). Konsumsi ransum akan semakin meningkat
dengan meningkatnya berat badan ternak. Jumlah ransum yang dikonsumsi juga akan
bertambah dengan bertambahnya umur ternak. Temperatur juga dapat mempengaruhi
jumlah konsumsi ransum harian. Pada temperatur yang tinggi ternak akan
mengurangi konsumsi ransum (Devendra dan Fuller,1979). Tingginya kandungan
serat kasar dalam ransum juga akan mempengaruhi daya cerna dan konsumsi
ransum sekaligus mempengaruhi efisiensi penggunaan makanan (Tillman et al.,
1984).

3
2.2 Pakan Babi
Peningkatan mutu dan kuantitas dari ternak babi harus dipertimbangkan. Faktor
yang mempengaruhi efisiensi penggunaan makanan adalah nutrisi, lingkungan,
kesehatan ternak dan keseimbangan ransum yang diberikan dan efisiensi penggunaan
makanan dapat digunakan sebagai parameter untuk seleksi terhadap ternak yang
mempunyai pertambahan berat badan yang baik.
Beberapa faktor harus dipertimbangkan dalam pembuatan pakan komplit ternak
babi yaitu ketersediaannnya dilapangan dalam arti mudah untuk diperoleh.
Kandungan zat-zat makanan harus mencukupi kebutuhan ternak babi, dan harus
ekonomis serta efisien dalam mencerna bahan-bahan makanan yang diberikan.
Kandungan protein (asam-asam amino) ransum yang optimal pada ransum babi harus
pula memperhatikan kandungan energinya.

2.3. Kebutuhan Nutrisi Ternak Babi Fase Grower


Ternak babi fase grower membutuhkan zat makanan sebagai berikut : EM
minimal 2.900 kkal/kg, PK minimal 15,0 %, SK maks 7,0%, LK minimal 7,0%, Ca
minimal 0,90- 1,20%, P minimal 0,60-1,00%. (SNI,2006). Pertambahan bobot badan
yang diharapkan pada ternak babi yaitu 0,497 -0,606 kg/hari dengan konsumsi
ransum sebanyak 1,90 -2,53 kh/hari. Konsumsi harian babi fase grower dengan bobot
badan 30 -70 kg sebesar 2160 g/hari (SNI,2006).

2.4.Pembuatan Pakan Komplit Ternak Babi


Pakan komplit dibuat dari bahan bahan limbah pertanian & perkebunan
sebagai sumber seratnya seperti kulit kacang tanah, jerami kedelai, tongkol jagung,
pucuk tebu. Ditambah limbah agroindustri sebagai sumber energi yaitu pollard, dedak
padi, tapioka, tetes, onggok, dll. Bahan bahan sumber protein seperti bungkil kopra,
bungkil sawit, bungkil minyak biji kapuk/randu, kulit kopi, kulit coklat dan urea.

4
Dan bahan sumber mineral seperti garam dapur, zeolit, tepung tulang mineral mix
dll.
Komposisi nutrisi pakan komplit untuk keperluan penggemukan dan
pembibitan berbeda, terutama pada kandungan protein kasar dan energi. Untuk pakan
penggemukan, kandungan protein kasar dan energinya lebih tinggi dibandingkan
untuk pembibitan. Komposisi nutrisi tersebut disesuaikan kebutuhan masing-masing
ternak dan juga pertimbangan harga. Harga pakan untuk pembibitan harus lebih
murah dari pakan untuk penggemukan, karena usaha pembibitan waktunya lebih lama
sehingga kalau biaya pakannya mahal, maka kurang ekonomis.
Penyusunan formulasi pakan, dapat menggunakan program software dalam
bentuk CD bagi ternak ruminansia besar (sapi potong dan sapi perah), ternak
ruminansia kecil (domba dan kambing), serta untuk ternak non-ruminansia (ayam
potong, ayam petelur, itik, puyuh, kelinci, dan babi). Penggunaan program formulasi
mempermudah para peternak/praktisi sehingga tidak perlu lagi menghitung secara
manual dalam penyusunan ransum ternaknya karena program tersebut akan
menghitung secara otomatis kebutuhan nutrisi ternak dari komposisi bahan yang
digunakan dan sesuai standar kebutuhan nutrisi ternak.
Pembuatan pakan komplit menurut BPTP JABAR (2001) terdiri dari
persiapan bahan baku sumber serat sesuai formulasi dekat pemasukan mesin;
pemasukan bahan baku secara bersamaan antara bahan yang mempunyai berat jenis
rendah & berat jenis tinggi, guna mengefisienkan kapasitas proses produksi;
penambahan pakan starter langsung ke dalam mesin mixer Setelah semua sumber
serat terproses dan masuk ke mesin mixer; Proses pencampuran pakan dalam mixer
antara bahan sumber serat & pakan starter cukup 15 menit, kemudian pakan komplit
siap dikeluarkan untuk dikemas; Berat setiap kemasan dibuat sesuai kebutuhan

5
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu


Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini dilaksanakan di Politeknik Pertanian
Negeri Kupang UPT kewirausahaan milik politeknik pertnaian negeri kupang yang
berlokasi di Desa Oesao Kabupaten Kupang Barat. Kegiatan ini berlangsung selama
selama satu semester dari bulan April sampai dengan Juli 2017.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan pakan komplit fase grower adalah
sebagai berikut :
1. Timbangan gantung, dengan kapasitas 50 kg sebanyak 1 buah berfungsi untuk
menimbang bahan makanan yang akan digunakan
2. Terpal dengan ukuran 4m x 5m sebanyak 1 lembar berfungsi sebagai wadah untuk
pencampuran bahan pakan
3. Sekop sebanyak 2 buahberfungsi untuk mencampur bahan pakan yang disusun
4. Karung 50 kg sebanyak 40 lembar berfungsi sebagai alat untuk mengemas bahan
yang telah tercampur (pakan babi fase grower)
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan komplit fase grower adalah
sebagai berikut :
1. Jagung kuning, sebanyak 800 kg
2. Dedak padi, sebanyak 540 kg
3. Tepung ikan, sebanyak 340 kg
4. Konsentrat 152, sebanyak 310 kg
5. Mineral 10, sebanyak 10 kg

6
3.3 Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pembuatan pakan komplit babi fase grorer dalam kegiatan PUM ini
meliputi:
1. Penyusunan formulasi pakan sesuai kebutuhan ternak babi
Formulasi pakan dalam PUM Produksi Pakan Babi Fase Grower adalah sebagai
berikut :
Tabel 1 Formulasi Pakan Komplit Ternak Babi Fase Grower
Peng- EM
Jumlah SK PK
Bahan Pakan gunaan (kkal/ P Ca
(kg) (%) (%)
(%) kg)
Jagung 40 800 3370 2.0 9.0 0.3 0.02
Dedak padi 27 540 2100 11.4 13.85 0.6 0.04
Tepung ikan 17 340 - 2.5 45.0 1.6 2.5
1.4
Konsentrat 152 15.50 310 - 6.0 38,0 3.0
0
Mineral 10 0.50 10 - - - - 0.13
Jumlah 100 2000 5470 21.9 3.9 3.9 5.69
Standar kebutuhan nutrisi babi
3400 5 13-18 0,5 0,6
fase grower
Sumber : Standar Nasional Indonesia Ternak Babi Fase Grower Tahun 2006

2. Persiapan bahan baku


a) Penggilingan jagung kuning
Jagung kuning yang diperoleh dari Oesao yang berbentuk butiran kemudian
disiapkan untuk proses penggilingan mengunakan Hammer Mill sebanyak 2
kali lalu ditimbang

7
b) Pengilingan tepung ikan
Tepung ikan yang akan digunakan jemur hingga kering selama 1 minggu
kemudian digiling mengunakan Hammer Mill sebanyak 2 kali, kemudian
ditimbang
c) Dedak padi yang tersedia ditimbang sesuai dengan formulasi pakan komplit
ternak babi fase grower yang telah disusun untuk proses pencampuran
d) Sedangkan Mineral 10 dan Konsentrat 152 yang yang tersedia ditimbang
sesuai dengan formulasi pakan komplit ternak babi fase grower yang telah
disusun untuk proses pencampuran
e) Pengecekan alat serta pengukuran bahan baku pakan
3. Pencampuran
Proses pencampuran bahan pakan terdiri dari dua tahapan yaitu premixing dan
mixing
a) Premixing , pencampuran secara manual baku bahan baku yang telah di
timbang yaitu jagung kuning sebanyak 400 kg, dedak padi sebanyak 270
kg,tepung ikan sebanyak 170 kg, Konsentrat 152 sebanyak 155 kg, mineral
10 sebanyak 5 kg dicampur secara manual di atas terpal mengunakan sekop.
b) Mixing mengunakan mixer vertikal mesin pencampur. Bahan yang telah
selesai premixing dimasukan ke dalam mixer vertikal
c) Pengemasan dan pelabelan
Setelah melalui proses mixing pakan dimasukan ke dalam karung dengan
kapasitas 50kg
d) Pemasaran
Setelah pengemasan pakan langsung diambil dengan truk untuk dikirimkan

8
4. Diagram Alur PUM Produksi Pakan Babi Fase Grower

Formulasi pakan sesuai kebutuhan dan


palatabilitas ternak babi

Persiapan alat dan bahan sesuai kebutuhan

Penimbangan bahan sesuai formulasi

Pre Mixing (pencampuran bahan-bahan


yang jumlahnya sedikit dengan sebagian
dari bahan baku yang berjumlah banyak)

Pencampuran bahan baku hingga


homogen

Pengemasan pakan komplit dan


pelabelan

Pemasaran ransum komplit

Analisis Kelayakan Usaha Produksi


Pakan Ternak Babi Fase Grower

9
f). Jadwal Pelaksanaan
Jadwal kegiatan yang direncanakan dalam kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel
berikut :
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PUM Pakan Komplit Ternak Babi
Fase Grower
Bulan ke
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Pemasaran
4 Penyusunan laporan

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Pakan Babi Ternak Babi Fase Grower


Pembuatan pakan komplit ternak babi fase grower dalam kegiatan PUM ini
sebanyak 2000 kg dan diproduksi sebanyak 2 kali dalam bentuk mash dengan
harga jual Rp 8.500,- /kg. Pakan ini sebelumnya sudah dipesan oleh konsumen
dari daerah Alor NTT sehingga setelah proses pembuatan langsung dikirim ke
Alor NTT. Pembuatan pakan dalam bentuk mash dilakukan dengan tujuan agar
pakan komplit lebih mudah tercampur secara merata/homogen.
A. Pemeriksaan bahan baku dilakukan sebelum pakan komplit ternak babi fase
grower diproduksi, pemeriksaan bahan baku dilakukan secara fisik meliputi
warna, bau, dan pemisahan dari benda asing yang meliputi :
1. Jagung kuning yang berbentuk butiran dipisahkan dari benda-benda asing
seperti batu kerikil kemudian dihaluskan menggunakan Hammer Mill
sebanyak 2 kali
2. Tepung ikan yang diperoleh dari Oesapa dipisahkan dari benda-benda
asing kemudian dijemur hingga kering lalu digiling menggunakan
Hammer Mill
3. Dedak padi dibersihkan dengan cara diayak lalu ditimbang
4. Sedangkan Mineral 10 dan Konsentrat 152 yang tersedia juga diayak lalu
ditimbang untuk proses pencampuran

11
4.2 Analisis Usaha
Analisis usaha yang dilakukan dalam usaha pembuatan pakan komplit babi
fase grower terdiri dari Analisis Input-Output (IO) dan Analisis Kelayakan Usaha
yang terdiri dari Revenue Cost Ratio (R/C) dan Analisis Break Event Point (BEP)
yaitu BEP harga, dan BEP produksi
4.2.1. Analisis Input-Output (IO)
Input dalam kegiatan PUM ini meliputi penerimaan dan keuntungan
sedangkan Output yang dihasilkan adalah biaya tetap, biaya variabel, dan total biaya
A. Biaya
Biaya dalam pelaksanaan PUM ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel
1. Biaya tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika aktifitas
bisnis meningkat atau menurun (Carter, 2009). Biaya tetap dalam
pelaksanan PUM dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Biaya Tetap Pelaksanaan PUM Pakan Komplit Ternak Babi
Fase Grower
No Uraian Volume Satuan Harga/satuan(Rp) Total(Rp)
1 Terpal 1 Meter 20.000 20.000
2 Sekop 2 Buah 10.000 20.000
3 Tenaga kerja 5 Orang 50.000 250.000
Total (Rp) 290.000

2. Biaya tidak tetap(Variable Cost)


Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan
maka semakin tinggi pula total biaya variabel. Elemen biaya variabel ini
terdiri atas: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang dibayar
per buah produk atau per jam, biaya overhead pabrik variabel, biaya
pemasaran variabel (Ermayanti, 2011). Biaya variable dalam pelaksanaan
PUM dapat dilihat pada Tabel 4.

12
Tabel 4 Biaya Variabel Pelaksanaan PUM Pakan Komplit Ternak Babi
Fase Grower

Harga Satuan Jumlah


No Uraian Volume Satuan
(Rp) (Rp)
1 Jagung 800 Kg 5.000 4.000.000
2 Dedak padi 540 Kg 4.000 2.160.000
3 Tepung ikan 340 Kg 13.000 4.420.000
4 Konsentrat Kg 15.000 4.650.000
310
152
5 Mineral 10 10 Kg 13.000 130.000
Total (Rp) 15.360.000

Biaya variabel yang dihitung pada Tabel 4 merupakan biaya pembuatan pakan
sebanyak 2 kali produksi

3. Total Biaya
Total biaya dalam pelaksanaan PUM yaitu :
Total biaya produksi selama 2 kali = Biaya Tetap + Biaya Variable
= Rp 290.000 + Rp 15.360.000
= Rp 15.650.000
Jadi total biaya produksi pembuatan pakan komplit ternak babi fase
grower adalah Rp 15.650.000

B. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan (revenue) merupakan jumlah unit moneter (uang) yang
diperoleh dari penjualan output produksi (Setiyo, 2018). Penerimaan dari
PUM ini dihitung sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙
= 2000. 𝑘𝑔 𝑥 𝑅𝑝. 8.500,-/kg
= 𝑅𝑝17.000.000
Berdasarkan perhitungan diatas maka penerimaan PUM pakan kompli babi
fase grower selama dua kali produksi sebesar Rp 17.000.000,-

13
C. Keuntungan
Keuntungan adalah selisih lebih antara harga penjualan yang lebih
besar dan harga pembelian atau biaya produksi. (Warni, 2016). Keuntungan
dapat dihitung sebagai berikut :

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖


= 𝑅𝑝. 17.000.000 − 𝑅𝑝. 15.650.000
= 𝑅𝑝. 1.350.000
Dengan demikian keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan PUM Pakan
Komplit Babi Fase Grower sebesar Rp 1.350.000,-
4.3 Analisis Kelayakan Usaha
4.3.1. R/C (Revenue Cost Ratio)
R/C merupakan metode analisis untuk mengukur kelayakan usaha dengan
menggunakan rasio penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Analisis kelayakan usaha
digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian usaha dalam menerapkan suatu
teknologi, dengan kriteria hasil:
1. R/C > 1 berarti usaha sudah dijalankan secara efisien.
2. R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi titik impas/Break
Event Point (BEP).
3. R/C < 1 usaha tidak menguntungkan dan tidak layak
Analisis R/C untuk PUM pakan komplit babi fase grower dihitung sebagai berikut:
Penerimaam
R/C =
Biaya Produksi
Rp. 17.000.000
= =1,08
Rp. 15.650.000

Berdadasarkan perhitungan tersebut maka setiap kali pengeluaran akan menghasilkan


penerimaan sebesar 0,8 % sehingga dapat dikatakan bahwa usaha tersebut layak
dilaksanakan.

14
4.3.2. BEP(Break Even Point)

Break Even Point atau BEP dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana total
pendapatan besarnya sama dengan total biaya di keluarkan (Kho,2018).
A. BEP Harga
BEP harga adalah penentuan harga produk dasar untuk mencapai titik impas. BEP
harga dalam kegiatan PUM pakan komplit babi fase grower ini dihitung sebagai
berikut :
TotalBiaya
BEP harga =
JumlahProduksi
Rp.15.650.000
= = Rp. 7.825/kg
2000kg

Dengan total biaya Rp. 15.650.000 dan produksi 2000 kg menghasilkan titik impas
pada penjualan pakan komplit babi fase grower dengan harga Rp 7.825/kg

B. BEP Produksi
BEP Produksi adalah penetuan hasil produk dasar untuk mencapai titik impas.
BEP produksi dalam kegiatan PUM pakan komplit babi fase grower ini dihitung
sebagai berikut :
Total Biaya
BEP produksi =
Harga Jual
Rp.15.650.000
= =1.841 kg
Rp.8.500

Dengan total biaya Rp. 15.650.000 dan harga jual Rp 8.500/kg menghasilkan titik
impas pada produksi pakan komplit babi fase grower yaitu sebanyak 1.841 kg

15
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan PUM di atas dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Pakan komplit babi fase grower yang diproduksi dengan total produksi 2.000 kg
dan dengan kandungan nutrisi berdasarkan perhitungan yaitu EM 5470 kkal, SK
29,9 %, PK 3,9 %, P 3,9 %, CA 5,69 %
2. Usaha ini layak dilakukan berdasarkan analisis usaha yaitu keuntungan
Rp1.350.000, R/C = 1,08, BEP Harga = Rp 7.825/kg, BEP produksi = 1.841 kg

5.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam meningkatkan usaha PUM Pakan Komplit
Babi Fase Grower adalah
1. Untuk mendapatkan keuntungan yang besar maka jumlah pakan yang diproduksi
sebaiknya lebih dari 2000 kg.
2. Bahan baku yang digunakan seperti tepung ikan cukup mahal sehingga sebaiknya
mengganti bahan pakan sumber protein dengan bahan pakan lain yang lebih
murah seperti ampas tahu

16

Anda mungkin juga menyukai