Laporan Lengkap Sel Elektrolisis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

I.

Judul dan Tanggal Praktikum


Judul : Reaksi Elektrolisis
Tanggal : 19 September 2013

II. Tujuan Percobaan


Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan garam
Tembaga (II) Sulfat dan KI (Kalium Iodida).

III. Dasar Teori


Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik
searah. Dalam sel elektrolisis energi listrik dapat menghasilkan reaksi kimia. Sel
elektrolisis berfungsi sebagai pompa untuk menjalankan perpindahan elektron
yang mengalir dari anode ke katode. Elektron dialirkan melalui elektrode yang tidak
bereaksi ( inert).
Biasanya digunakan batang karbon atau platina. Dalam elektrolisis, pada
anode terjadi oksidasi (melepaskan elektron) sedangkan pada katode terjadi reduksi.
Indikator yang sering digunakan adalah fenolftalein sebagai indicator asam-basa dan
amilum sebagai indikator keberadaan I2 Pada kegiatan ini akan dipelajari perubahan
– perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan tembaga (II) Sulfat dan kalium
iodide (KI).
Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis,
listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Sel elektrolisis
terdiri dari sebuah electrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Electron memasuki
sel elektrolisis melelui kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan menyerap
electron dari katoda dan mengalami reduksi. Sedangkan spesi lain melepas electron
di anoda dan mengalami oksidasi.
Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katoda, yaitu reduksi, dan reaksi anoda,
yaitu oksidasi. Spesi yang terlibat dalam reaksi katoda dan anoda bergantung pada
potensial elektroda dari spesi tersebut. Ketentuannya sebagai berikut.
 Spesi yang mengalami reduksi di katoda adalah spesi yang potensial
reduksinya terbesar.
 Spesi yang mengalami oksidasi di anoda adalah spesi yang potensial
oksidasinya terbesar.

Sel elektrolisis terbagi menjadi 2, yaitu

1. Elektrolisis larutan elektrolit.


2. Elektrolisis larutan non elektrolit.

Elektroda dalam sel elektrolisis terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Elektroda inert/tidak aktif (elektroda karbon, platina, dan emas)


2. Elektroda selain inert/aktif.
IV. Alat dan Bahan
Alat :
No Nama alat Ukuran Jumlah
1. Pipa U - 1
2. Pipet tetes - 2
3. Tabung reaksi - 2
4. Power Supply - 1

Bahan
No Nama bahan Bentuk Jumlah
1. Amilum cairan 2 tetes
2. Fenolftalein cairan 2 tetes
3. Elektroda C (Grafit) batang 4 buah
4. Larutan KI 0.5 M cairan Secukupnya
5. Larutan CusO4 0.5 M cairan secukupnya

V. Cara Kerja

Praktikum 1 (Larutan KI)


1. Rangkai alat sel elektrolisis
2. Lakukan proses elektrolisis larutan KI O,5 M sampai terlihat perubahan pada
kedua elektrode.
3. Dengan menggunakan pipet tetes, pindahkan larutan dari ruang katode ke dalam
dua tabung masing-masing kira-kira 2 ml. Tambahkan 2 tetes larutan indikator
fenolftalein ke dalam tabung 1, dan tambahkan 2 tetes larutan amilum ke dalam
tabung 2.
4. Lakukan hal yang sama terhadap larutan dari ruang anode.

Praktikum 2 (Larutan CuSO4)


1. Rangkai alat sel elektrolisis
2. Lakukan proses elektrolisis larutan KI O,5 M sampai terlihat perubahan pada
kedua elektrode.
3. Catat perubahan yang terjadi pada masing masing elektroda
VI. Hasil
Praktikum 1 (Larutan KI 0.5 M)
Cairan Perubahan setelah
Perubahan selama Perubahan setelah
dalam ditambah
elektrolisis ditambah amilum
ruang fenolftalein

Terbentuk I2, ada


warna merah Hijau, ada Iodin
Cairan tetap
Anode (+) kecoklatan bewarna biru
bewarna kuning
kehitaman

Cairan di sekitar
yang dielektrolisis
Cairan berwarna Cairan bewarna
Katode (-) tetap bewarna
merah (basa) puith keruh
bening, terdapat
gelembung H2

Praktikum 2 (Larutan CuSO4 0.5M)


Cairan
Perubahan selama
dalam
elektrolisis
ruang

Banyak Gelembung
Anode (+)

Katode (-) Sedikit gelembung Cu(s)

VII. Pembahasan

Percobaan I
Pada percobaan I, yang digunakan adalah larutan KI 0.5 M dengan Elektroda Karbon.
Pada katoda, yang beraksi adalah H2O. Ini terjadi karena K+ terdapat di golongan IA
yang mana tidak mungkin mengalami reaksi reduksi. Pun dalam deret volta, K
terdapat pada sisi kiri, jadi E0 reduksinya kecil, lebih kecil dari E0 reduksi H2O, ini
mengakibatkan H2O dapat menggeser K+ untuk bereduksi. Hasil daripada reaksi di
Katoda adalah menghasilkan gas H2.

Pada Anoda, yang bereaksi adalah I- (ion negative/anion dari golongan VIIA). Ini
terjadi karena elektroda yang digunakan adalah karbon, yang termasuk elektroda
inert. Di anoda, terjadi reaksi oksidasi dari I- menjadi I2.

Kemudian pada kedua elektroda diberi pp, pada katoda cairan tetap berwaran kuning
(warna kuning ini terjadi akibat I2 terdapat pada golongan VIIA yang menghasilkan
warna kuning). Sedangkan pada anoda cairan berwarna merah. Ini membuktikan
bersifat basa.

Sebagai indicator lain, pada kedua elektroda diberi amilum. Pada anoda terjadi
perubahan warna menjadi hijau kehitaman. Di sini terlihat bahwa terdapat Iodin
yang berwarna biru kehitaman.

Sedangkan pada katoda cairan tetap berwarna keruh dan tidak mengalami
perubahan yang berarti.

Untuk reaksi ini dapat kita buat reaksi setengah reaksinya sebagai berikut :

KI → K+ + I-
Katode : 2H2O + 2e- → H2 + 2OH-
Anode : 2I → I2 + 2e-
Reaksi elektrolisis : 2H2O + 2I →H2 + 2OH + I2

Percobaan II
Yang dicoba adalah larutan CuSO4. Sedangkan elektrodanya tetap menggunakan
karbon. Pada percobaan ini larutan tidak diberi perlakuan apa-apa setelah di
elektrolisis. Pada katoda terjadi reaksi reduksi dari Cu2+ menjadi Cu(s). Ini
menyebabkan terdapat sedikit gelembung.
Sedangkan pada Anoda terdapat gelembung karena terjadi reaksi oksidasi H20 yang
menghasilkan gas O2.

Untuk Percobaan II dapat kita gambarkan reaksi setengah rekasinya sebagai berikut
:
CuSO4→ Cu2+ + SO42-
Katode : Cu2+ + 2e- → Cu
Anode : 2H2O → 2O + 4H+ + 4e-
Reaksi Elektrolisis : 2Cu2+ + 2H2O → 2Cu + O2 + 4H+

VIII. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam peristiwa reaksi kimia oleh arus listrik atau yang
disebut dengan elektrolisis reaksi terjadi pada dua tempat yakni pada katoda dan
anoda. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anoda terjadi reaksi
oksidasi.

Sesuai deret volta, ion yang berada disisi kanan lebih mudah tereduksi daripada yang
berada di sisi kiri. Ini dibuktikan dengan ion K+ yang tidak bias tereduksi sehingga
digantikan oleh H20.
Dalam sel elektrolisis yang terjadi adalah energi listrik diubah menjadi energi kimia.
Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit, akan
diperoleh reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor yang menentukan
reaksi kimia elektrolisis antara lain konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda
ada yang bersifat inert (tak aktif) dan elektoda tak inert.

IX. Pertanyaan dan Jawaban


Pertanyaan
1. Zat apakah yang terjadi diruang Anode sebagai hasil elektrolisis? Jelaskan!
2. Ion-ion apakah yang terdapat diruang katode setelah elektrolisis? Jelaskan!
3. Tulislah persamaan setengah reaksi yang terjadi pada :
a. Katoda
b. Anode
4. Berikan penjelasan mengenai hasil elektrolisis tersebut.
5. Kesimpulan apakah yang dapat ditarik setelah melakukan kedua percobaan
elektrolisis diatas?
Jawaban

1. Pada Larutan KI terbentuk zat


KI → K+ + I-
Anode : 2I → I2 + 2e

Pada Larutan CuSO4 terbentuk zat :


CuSO4 → Cu2+ + SO42-
Anode : 2H2O → 2O + 4H+ + 4e-

2. Ion – ion yang terdapat diruang katode setelah elektrolisis :

KI → K+ + I-
Katode : 2H2O + 2e- → H2 + 2OH-
Anode : 2I → I2 + 2e-
Reaksi elektrolisis : 2H2O + 2I →H2 + 2OH + I2
Katode : 2OH-

CuSO4→ Cu2+ + SO42-


Katode : Cu2+ + 2e- → Cu
Anode : 2H2O → 2O + 4H+ + 4e-
Reaksi Elektrolisis : 2Cu2+ + 2H2O → 2Cu + O2 + 4H+
Katode : 2Cu2+
3. A. Katode :
KI→ K+ + I-
Katode : 2H2O +2e- → 2OH- +H2
CuSO4→ Cu2+ + SO42-
Katode : Cu2+ + 2e- → Cu

B.Anode :
KI → K+ + I-
Anode : 2I → I2 + 2e-

CuSO4→ Zn2+ + SO42-


Anode : 2H2O → 2O + 4H+ + 4e-

4. Pada Larutan KI pada Katodenya, Kalium memiliki Nilai Potensial reduksi standar
lebih negatif dibandingkan air, maka airlah yang mengalami reduksi. Sehingga
terbentuk 2H2O + 2e-→ 2OH- +H2 pada katode. Adanya H2 pada katode
menandakan ada gelembung gas dan ion hidroksida menandakan larutan
disekitar katode akan memiliki pH > 7 (Basa) jika kita meneteskan PP larutan
akan menjadi merah. Pada anode dihasilkan 2I → I2 + 2e- adanya I2 dapat diuji
dengan meneteskan amilum sehingga warna yang awalnya kuning menjadi
kehitaman.

5. Pada sel elektrolisis, katode tempat terjadinya reduksi yang bermuatan (+) dan
anode tempat terjadinya oksidasi yang bermuatan (-). Larutan disekitar katode
akan memiliki pH > 7 (basa)

X. Daftar Pustaka
http://indahinda.blogspot.com/2012/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://scribd.com/
http://praktikum-kimia-elektrolisis.blogspot.com/2013/02/sel-elektrolisis.html

Kebumen, 17 Oktober 2013


Praktikan,

Egy Adhitama
Laporan Praktikum Kimia

Reaksi Elektrolisis

Disusun oleh
Egy Adhitama (XII IPA 1/09)

SMA NEGERI 1 KEBUMEN


Jalan Mayjen Sutoyo 7 Kebumen, Telepon (0287) 381407, Kode Pos 54316
E-mail : [email protected] / website : http://www.sman1-kebumen.sch.id
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Anda mungkin juga menyukai