Perbaikan Tesis1
Perbaikan Tesis1
Perbaikan Tesis1
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan peranannya dalam
perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan
yang dapat dipertimbangkan. Keunggulan tersebut antara lain pengembangan pada
agroindustri, misalnya dengan cara pengawetan dan pengolahan produk pertanian
menjadi produk olahan yang lebih tahan lama dan siap untuk dikonsumsi.
Mengingat sifat produk pertanian yang tidak tahan lama dan mudah rusak
(ferishable).
Di Provinsi Sulsel, penghasil jagung pulut terdapat di sejumlah daerah di jalur
pantai timur dan barat Sulsel, seperti Kabupaten Pangkep, Barru, Takalar,
Bantaeng, Jeneponto, dan Bulukumba. Dari sejumlah daerah penghasil jagung
pulut ini, jagung yang berada di Kabupaten Bantaeng memiliki kualitas yang baik
karena mengandung amilopektin yang tinggi. Hal ini terlihat dari bentuk tongkol
jagung yang dihasilkan di daerah tersebut. kualitas jagung ini ditandai dengan
kandungan amilopektin tinggi yakni lebih dari 80 persen. Jagung pulut dari Sulsel
ini juga dapat diproduksi menjadi makanan berupa marning yang sudah terkenal
sebagai oleh-oleh khas dari Provinsi Sulsel. Di daerah lain pun terdapat marning,
namun tidak sama dengan yang berasal dari Sulsel. (Marcia Bunga, 2010).
Jagung pulut (Waxy Corn) merupakan salah satu komoditas bisnis yang
sangat prospektif dikembangakan karena memiliki banyak manfaat. Produksi biji
selain dapat dikonsumsi dalam bentuk direbus, dibakar, dibuat dodol, buras,
perkedel juga dapat dibuat marning jagung. Marning berupa makanan ringan yang
terbuat dari biji jagung kering melalui proses perendaman, pengukusan, dan
penggorengan yang diberi gula merah disertai dengan bumbu masak kemudian
dikemas dalam kantong plastik dengan ukuran disesuaikan dengan selera pasar.
Marning jagung yang terbuat dari jagung pulut lokal umumnya dikonsumsi
sebagai makanan ringan (snack). Sedangkan biomassanya dapat dimanfaatkan
untuk pakan ternak kuda dan sapi. Pada sentra-sentra jagung di Jawa, biomas
2
jagung dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk kandang, dan batangnya
digunakan sebagai kayu bakar (Warisno dalam M.Arsyad, 2013).
Potensinya yang cukup melimpah di berbagai pelosok daerah, turut
mendorong para pelaku bisnis cemilan untuk mulai memanfaatkan biji jagung
sebagai bahan baku produksinya. Contohnya saja seperti para produsen camilan
marning jagung UD. Mujur di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang sejak
tahun 1999 berhasil mencetak lembaran-lembaran rupiah dengan menekuni
peluang bisnis camilan jagung.
Tabel 1. Data Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Bantaeng Tahun 2011-
2015
Jenis Tanaman Produksi (Ton)/ Tahun
Pangan 2011 2012 2013 2014 2015
Padi 90371 89984 98125 94134 79149
Jagung 177464 165925 163805 177470 148703
Kacang Kedelai 365 599 418 144 187.08
Kacang Tanah 773 1088 964 711 176
Kacang Hijau 103 153 195 96 10
Ubi Kayu 828 1061 841 512 946
Ubi Jalar 991 1219 407 581 1101.5
Sumber : (BPS Kabupaten Bantaeng, 2019)
Berdasarkan Tabel menunjukan jumlah produksi jagung menempati urutan
pertama jenis tanaman pangan yang banyak di hasilkan di Kabupaten Bantaeng
sehingga membuka peluang usaha aneka produk jagung, peluang usaha ini dapat
di manfaatkan oleh masyarakat untuk menambah pendapatan dan bisa
meringankan kebutuhan keluarga yang semakin meningkat. Pada umumnya
banyak jenis makanan olahan berbahan jagung di karenakan kandungan kompisis
jagung sangat bermanfaat bagi kesahatan.
Dalam melihat potensi pengembangan jagung pulut sebagai jagung
marning maka ketersediaan jagung pulut harus mampu menutupi kebutuhan akan
jagung pulut untuk proses produksi maka pada tiap kecamatan yang ada di
Kabupaten Bantaeng diuraikan berapa luas lahan dan hasil produksinya untuk
lebih jelasnya kita dapat melihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Lahan dan Produksi Jagung Pulut di Kabupaten Bantaeng
Tahun 2018
3
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, hal ini menarik untuk dikaji
mengingat pentingnya masalah-masalah yang akan dirumuskan adalah
sebagai berikut:
4
c. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan permasalahan, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini;
1. Untuk menganalisis kelayakan usaha jagung marning di UD. Mujur
2. Untuk mengetahui prospek pengembangan usaha marning di UD. Mujur
d. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pelaku usaha dalam menjalankan
usahanya dan instansi terkait dalam penentuan kebijakan dan pengambilan
keputusan.
2. Sebagai bahan informasi dan tambahan keilmuan dalam bidang social
untuk peneliti selanjutnya.
3. Sebagai salah satu upaya memenuhi persyaratan dalam rangka
penyelesaian studi pada Program Pasca Sarjana Universitas Islam
Makassar.
A. Jagung Pulut
5
Jagung pulut atau jagung ketan termasuk jenis jagung khusus yang makin
populer dan banyak dibutuhkan konsumen dan industry. Jagung pulut mempunyai
cita rasa yang enak, lebih gurih, lebih pulen dan lembut. Rasa gurih muncul
karena kandungan amilopektin yang terkandung dalam jagung pulut sangat tinggi,
mencapai 90%. Pamor jagung pulut tidak luntur ditelan zaman. Kreasi baru
makanan olahan berbasis jagung pulut mermunculan termasuk beras jagung
instan, bubur jagung instan dan lain-lain.
Terlepas dari kelebihan yang dimiliki, jagung pulut juga mempunyai
kelemahan, salah satunya tingkat produktivitasnya yang masih rendah, antara 2-
2,5 ton/ha. Balai Penelitian Tanaman Serealia melakukan sejumlah upaya untuk
meningkatkan produktivitas jagung pulut, salah satunya dengan persilangan
dengan plasmanutfah local yang mempunyai potensi hasil yang tinggi. Hasil kerja
keras peneliti Balitsereal kemudian menghasilkan varietas jagung pulut baru
dengan produktivitas mencapai 6 ton/ha atau tiga kali lebih tinggi dari jagung
pulut local. Selain itu kandungan amilopektin juga tinggi sampai 90% sehingga
member rasa gurih. Jagung baru yang diberi nama Pulut URI (Untuk Rakyat
Indonesia) dapat digunakan untuk memenuhi permintaan industry olahan berbasis
jagung seperti jagung marning. (Suarni, 2014)
Jagung pulut memiliki karakter fisikokimia yang berbeda dengan jagung
nonpulut dan mengandung nutrisi yang memadai sehingga berpeluang
dikembangkan mendukung diversifikasi dan industry pangan. Oleh karena itu,
inovasi teknologi jagung pulut perlu disosialisasikan, mulai dari budi daya hingga
pengolahan untuk menghasilkan berbagai produk pangan. Meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pangan bergizi dan bermutu merupakan momentum
bagi pengembangan diversifikasi pangan. Beragamnya produk pangan yang dapat
dihasilkan dari jagung pulut, baik yang dipanen muda maupun setelah masak
fisiologis dalam bentuk pipilan kering dengan tambahan protein, vitamin, dan
mineral menjadikannya sebagai bahan diversifikasi dan industri pangan yang
prospektif (Suarni, 2014).
Sentuhan teknologi dalam proses pengolahan akan meningkatkan status
pangan tradisional berbasis jagung dari inferior menjadi superior. Proses
6
pengolahan dimulai dari pemilihan bahan, sanitasi, tahapan olah sesuai standar
yang dapat mempertahankan senyawa pangan fungsional, hingga menjadi pangan
yang siap hidang. Produk yang dihasilkan perlu dikemas sedemikian rupa untuk
menarik minat konsumen dalam rangka promosi pangan tradisional dengan rasa
spesifik, unik, dan atau menyesuaikan dengan produk yang sedang tren di
masyarakat perkotaan. Makalah ini mengungkap potensi pengembangan jagung
pulut mendukung diversifikasi pangan.
Jagung pulut lokal umumnya diusahakan secara tradisional dengan hasil
yang rendah, hanya 2-3 ton/ha, sehingga sulit berkembang dalam skala luas.
Setelah dihasilkan varietas unggul jagung pulut dengan produksi tinggi sejalan
dengan meningkatnya minat masyarakat mengonsumsi produk olahan jagung
khusus ini, sebagian petani mulai tertarik mengembangkan jagung pulut. Hal ini
ditunjukkan oleh meningkatnya pesanan benih jagung pulut di Balitseral
(Balitsereal 2017). Jagung pulut banyak ditanam dan dikonsumsi di Kawasan
Timur Indonesia. Sentra jagung pulut adalah Sulawesi secara keseluruhan,
Mataram, Lombok, Bima, Sumbawa Besar, Ambon, Seram, dan Kupang. Jagung
pulut masak susu umumnya digunakan sebagai jagung rebus dan jagung bakar
dengan rasa enak dan pulen. Jagung pulut masak fisiologis diolah menjadi produk
marning, emping, dan bubur jagung (bassang). Jagung pulut yang ada di petani
dan di pasar saat ini umumnya varietas lokal bersari bebas.
B. Usaha Jagung Marning
Jagung pipilan kering dapat diolah menjadi jagung marning dan emping
jagung. Olahan tersebut sangat digemari masyarakat sehingga dapat menjadi
produk industri rumah tangga. Jagung marning adalah sejenis makanan ringan
(snack) yang dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan sederhana. Pipilan
jagung putih yang telah disortir direndam dengan air selama ± 15 jam, kemudian
direbus selama ± 4 jam dengan air yang diberi soda dan air kapur, agar jagung
cepat mengembang dan menjadi renyah setelah digoreng. Selanjutnya, jagung
masak dicuci hingga lendir hilang dan bersih, ditiriskan, kemudian dijemur
selama 2-3 hari, bergantung keadaan cuaca (Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 2012).
7
C. Proses produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai
guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan.Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah
daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan
produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk
mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa
dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu
proses produksi disebut Produsen.
Aroma dan rasa dapat diperbaiki dengan cara menambahkan bumbu masak
seperti garam, cabai, bawang putih, bawang merah, dan merica (sesuai selera
konsumen). Bumbu masak dihaluskan dan ditumis, kemudian dicampurkan pada
jagung yang sudah digoreng, diaduk hingga merata, dan dikemas dalam kantong
plastik.
8
D. Biaya
Biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen, dalam
mengelola usaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Biaya pun merupakan
korbanan yang diukur untuk suatu satuan alat tukar berupa uang yang dilakukan
untuk mencapai tuuan tertentu dalam usahanya. Biaya usaha dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu, biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost):
a. Biaya tetap
Biaya tetap atau fixed cost umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif
tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak
atau sedikit, misalnya pajak (tax). Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun
hasil usaha itu gagal Selain itu, biaya tetap dapat pula dikatakan biaya yang tidak
dipengaruhi oleh besarnya produksi, misalnya penyusutan alat dan gaji karyawan.
Jadi biaya tetap tersebut bermacam-macam, tergantung memberlakukan variabel
9
itu sebagai biaya tetap atau biaya tidak tetap. Contoh lain biaya tetap antara lain
sewa tanah, alat pertanian, dan sebagainya.
b. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap atau biaya variable (variabel cost) merupakan biaya yang
besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi komoditas yang diperoleh. Misalnya
biaya untuk saprodi atau sarana produksi. Jika menginginkan produksi yang
tinggi, faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja perlu ditambah, Alat, dan
sebagainya sehingga biaya itu sifatnya akan berubah-ubah karena tergantung dari
besar-kecilnya produksi yang diinginkan, jadi dengan kata lain biaya tidak tetap
dapat pula diartikan sebagai biaya yang sifatnya berubah-ubah.
Hernanto (2014) mengklasifikasikan struktur biaya menjadi biaya tetap dan
biaya variabel serta biaya tunai dan biaya tidak tunai (diperhitungkan). Dua
kategori biaya menurut Hernanto (2014), sebagai berikut:
1. Biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variable
a. Biaya tetap adalah biaya yang enggunaannya tidak habis dalam satu masa
produks, antara lain pajak tanah, pajak air, serta penyusutan alat dan
bangunan.
b. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada
skala produksi, antara lain biaya untuk bahan, buruh atau tenaga kerja
upahan, dan sewa tanah.
2. Biaya berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai
a. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya
tetap antara lain air dan pajak tanah, sedangkan biaya variabel antara lain
biaya untuk alat, bahan dan tenaga kerja luar keluarga.
b. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) adalah biaya tetap dan variabel yang tidak
dibayar tunai tetapi diperhitungkan. Biaya tetap antara lain biaya untuk
tenaga kerja keluarga dan biaya penyusutan.
E. Penerimaan
Penerimaan adalah perkalian antar produksi yang diperoleh dengan harga
jual. Dalam menghitung penerimaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu lebih teliti dalam menghitung produksi, lebih teliti dalam menghitung
penerimaan dan bila peneliti usahatani menggunakan responden, mak diperlukan
teknik wawancara yang baik terhadap petani (Soekartawi, 2002)
Bentuk penerimaan tunai dapat menggambarkan tingkat kemajuan ekonomi
dalam spesialisasi dan pembagian kerja. Besarnya pendapatan tunai atau besarnya
10
proporsi penerimaan tunai dari total penerimaan termasuk natura dapat digunakan
untuk perbandingan keberhasilan petani satu terhadap yang lain. Dengan demikian
jika kita mencoba menerapkan perbandingan tersebut menjadi invalid dan tidak
sepenuhnya benar. Dalam masyarakat yang demikiaan, penerimaan tunai hanya
merupakan sebagian kecil saja sedangkan yang terbesar berupa penerimaan dalam
bentuk natura yang dikomsumsi keluarga (Dalas, 2004)
F. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pendapatan tersebut dapat berupa pendapatan tetap dan pendapatan
sampingan.Sumber pendapatan atau permintaan tiap tiap orang sangatlah berbeda.
Ada bermacam macam sumber pendapatan, antara lain seorang pengusaha
mendapatkan penghasilan dari laba usaha, pegawai negeri mendapatkan
penghasilan berupa gaji, buruh pabrik mendapatkan penghasilan berupa upah, dan
petani mendapatkan hasil dari panennya. Pendapatan yang mereka peroleh, akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam dan tidak terbatas
jumlahnya. Akan tetapi yang menjadi masalah dalam pemenuhan kebutuhan
adalah keterbatasan jumlah pendapatan yang mereka peroleh (Ekawati Ratna et
all, 2015)
Menurut Rahim dan Hastuti (2015), pendapatan usaha merupakan selisih antara
penerimaan dan semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan ini meliputi
pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan
kotor/penerimaan total adalah nilai produksi komoditas usaha secara keseluruhan
sebelum dikurangi biaya produksi. Dalam pendapatan ada beberapa yang perlu
diketahui untuk meningkatkan penghasilan seperti halnya :
G. Studi Kelayakan
Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya
terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit
dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-
undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya.
Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari
investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang
diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitikberatkan
11
manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan
kesempatan kerja, dll.
Menurut (Kasmir dan Jakfar, 2012) studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha
yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis
dijalankan. Menurut (Umar, 2005) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak
bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan,
misalnya rencana peluncuran produk baru. (Santi Nurjanah, 2013).
Pengertian Analisis Kelayakan usaha adalah Usaha atau disebut juga
feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat
diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau
menolak dari suatu gagasan usaha.
Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu
usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial
maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko
kegagalan dalam memasarkan produk dapat dihindari.
Adapun Pokok Tujuan Kelayakan Usaha adalah :
a. Mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif investasi.
b. Mengadakan penilaian terhadap alternatif investasi.
c. Menentukan prioritas investasi, sehingga dapat dihindari investasi
yang hanya memboroskan sumber daya.
antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik
mungkin dalam bidangnya masing-masing.
3) Pelaksanaan (Actuating)
Menggerakkan atau melaksanakan ialah proses untuk menjalankan
kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Para pimpinan/manajer dalam menjalankan
organisasi harus menggerakkan bawahannya untuk mengerjakan pekerjaan yang
telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk,
dan memberi motivasi.
4) Pengawasan (Controling)
Pengawasan ialah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas
apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.
4. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Tujuannya untuk menilai apakah usaha layak atau
tidak layak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Dalam analisis aspek keuangan
yaitu Aliran Kas (Cash Flow), Net Present Value dan B/C Ratio.
Aliran Kas (Cash Flow)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2010:92) cash flow merupakan arus kas atau
aliran kas yang ada diperusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow
menggambarkan beberapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-
jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang yang
keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan
Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari
pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan
yang diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang
dijalankan seperti penjualan. Di samping itu, uang masuk bisa pula berasal dari
pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama.
Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang
dijalankan, maupun yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha
utama. Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha,
seperti pembayaran cicilan utang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya
tenaga kerja, biaya pemasatan, dan biaya-biaya lainnya.
Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya
yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa,
sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan
datang.
Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan
yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam
suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang
dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang
17
dikeluarkan tiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang
diterima perusahaan. Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar
dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya
investasi tersebut. Dalam hal ini diinvestasikan disuatu usaha. Pentingnya kas
akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan
dikarenakan: 1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-
hari. 2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo. 3.
Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari: a.
Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran-
pengeluaran pada awal periode untuk investasi. Contoh biaya pra-investasi adalah
pembelian tanah, gedung, mesin peralatan, dan modal kerja. b. Operational cash
flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha,
seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu
periode. c. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha
tersebut berakhir.
Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Cash Flow menggambarkan berapa uang yang masuk
(cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukkan tersebut. Selain itu cash flow
juga menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya
yang dikeluarkan. Uang yang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga
keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari
yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan. Uang masuk
dapat pula berasal dari pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama. Uang
keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu
periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun
yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha utama (Kashmir dan
Jakfar, 2012:95).
5. Aspek Lingkungan
18
1. Limbah Cair
Limbah cair merupakan segala jenis limbah yang berbentuk cairan. Yang
termasuk limbah cair ini bisa berupa cairan buangan yang tercampur atau terlarut
dalam air..
2. Limbah Gas
Limbah gas merupakan segala jenis limbah yang berbentuk gas. Umumnya
limbah gas ini dibuang ke udara bebas sehingga kualitas udara yang terkena
limbah akan menurun.
3. Limbah Padat
Limbah padat merupakan segala jenis limbah yang berbentuk padat.
Limbah padat merupakan jenis limbah yang paling banyak ditemukan, umumnya
disebut sebagai sampah.
c. Jenis-Jenis Limbah Berdasarkan Sumbernya
Macam-macam limbah menurut sumbernya dibedakan menjadi empat,
yakni limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, dan limbah
pertambangan. Berikut merupakan penjelasan mengenai jenis limbah berdasarkan
sumbernya.
1. Limbah Domestik
Limbah domestik adalah jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga di rumah serta kegiatan usaha seperti restoran, pasar, perkantoran, atau
bisnis lainnya.
2. Limbah Industri
Limbah industri adalah jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri
di pabrik atau perusahaan. Limbah jenis ini bisa berasal dari berbagai jenis
kegiatan industri yang ada.
3. Limbah Pertanian
Limbah pertanian adalah jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian. Umumnya limbah pertanian berupa senyawa anorganik dari bahan
kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian.
4. Limbah Pertambangan
20
6. Aspek Sosial
Kasmir dan Jafar (2012) menyebutkan beberapa dampak yang akan
mempengaruhi berbagai pihak tersebut, baik itu positif maupun negatif sebagai
berikut:
1. Bagi masyarakat dampak positif yang diperoleh dari sebuah bisnis ditinjau
dari aspek ekonomi adalah peluang untuk meningkatkan pendapatan.
Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh adalah
memberikan pemasukan berupa pendapatan. Selain itu dampak positif
lainnya adalah pengaturan dan pengelolaan SDA yang belum terjamah.
2. Dampak negatif sebuah bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah
eksplorasi SDA yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah
sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya.
21
3. Dampak positif sebuah bisnis ditinjau dari aspek sosial dari tinjauan
masyarakat secara umum adalah tersedia sarana dan prasarana yang
dibutuhkan seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana
lainnya.
4. Dampak negatif sebuah bisnis ditinjau dari aspek sosial dari tinjauan
pemerintah adalah perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan
budaya, dan kesehatan masyarakat.
Irham Fahmi (2011) menyatakan bahwa tanggungjawab sosial (social
responsibility) adalah kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan
mengambil tindakan yang berperan dalam mewujudkan kesejahteraan dan
masyarakat.
Dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi antara lain meliputi;
1. Adanya perubahan demografi melalui terjadinya:
a. Perubahan struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, dan agama.
b. Perubahan tingkat kepadatan penduduk.
c. Pertumbuhan penduduk, tingkat kelahiran, tingkat kemtian bayi, dan pola
migrasi.
d. Perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat partisipasi angkatan kerja
maupun tingkat pengangguran
2. Perubahan budaya yang meliputi terjadinya:
b. Kemungkinan perubahan kebudayaan melalui perubahan adat istiadat, nilai,
dan norma budaya setempat.
c. Terjadi proses sosial baik proses asosiatif/ kerjasama, proses disosiatif
konflik sosial, akulturasi, asimilasi, dan integrasi maupun sosial lain.
d. Perubahan pranata sosial / kelembagaan masyarakat di bidang ekonomi.
e. Perubahan warisan budaya seperti perusakan situs perbakala maupun cagar
budaya.
f. Perubahan pelapisan sosial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan
kekuasaan.
22
H. Proses Pengembangan
Agroindustri merupakan subsistem agribisnis yang memproses dan
mentransfor-masikan bahan-bahan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan menjadi barang-barang setengah jadi ataupun barang-
barang jadi yang langsung dapat dikonsumsi. Dalam kerangka pembangunan
pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama perkembangan sektor
pertanian, dalam masa yang akan datang posisi pertanian akan menjadi sektor
andalan dalam pembangunan nasional sehingga peranan agroindustri akan
semakin besar. Sebagai penggerak utama perkembangan sektor pertanian,
diharapkan agroindustri dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan
pembangunan daerah baik dalam pemerataan pembangunan, pertumbuhan
23
I. Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, peneliti menjadikan beberapa acuan dari
berbagai sumber penelitian terdahulu terkait dengan judul penelitian dan disajikan
pada tabel 2.
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
N Metode
Judul Penelitian Hasil Penelitian
o. Penelitian
1. Prospek Kualitatif Jagung pulut lokal sangat
Pengembangan deskriptif prospektif dikembangkan untuk
Jagung Pulut Lokal mendukung industri marning
Untuk Mendukung secara berkelanjutan. Untuk
Industri Produk menjaga kelangkaan produksi
Marning (M. jagung pulut lokal, maka selain
Arsyad Biba, 2013) prospektif diusahakan di
Kabupaten Bulukumba
dikembangkan juga di Jeneponto,
Takalar, Soppeng, Bone, Barru
dan Maros
2. Studi Kelayakan Analisis Pengembangan bisnis yang
Pengembangan berdasarkan dilakukan oleh PT Dagang Jaya
Bisnis aspek-aspek layak untuk dijalankan salah satu
Pada Pt Dagang studi kelayakan cara pengembangan bisnis yang
Jaya Jakarta (Santi bisnis, yaitu dapat dipilih adalah dengan
Nurjanah, 2013) aspek menambah jumlah dan variasi
Keuangan, Pasar produk yang didistribusikan oleh
dan Pemasaran, perusahaan
Management
dan SDM, aspek
Hukum, Teknik
dan
Operasional,
AMDAL, serta
aspek Ekonomi
dan Sosial.
3. Evaluasi Analisis Agroindustri tempe pada berbagai
Kelayakan Usaha kuantitatif dan skala produksi (besar, menengah,
Dan Nilai Tambah deskriptif kecil) secara keseluruhan
Agroindustri kualitatif menguntungkan dan layak untuk
Tempe (Winanti dikembangkan. Agroindustri
Puspa Arum, 2016) tempe dalam penelitian ini
memberikan nilai tambah yang
cukup besar, walaupun masih
menggunakan teknologi yang
tergolong sederhana dan modal
terbatas.
J. Kerangka Fikir
Industri pengolahan (agroindustri) merupakan bagian dari subsistem agribisnis.
Agroindustri juga merupakan sarana yang mengkaitkan antara sektor pertanian
dengan sektor industri. Serangkaian kegiatan agroindustri meliputi pembelian
input, proses produksi, dan penjualan ouput, demikian pula dengan usaha marning
jagung.
Penggunaan input dengan biaya produksi seminimal mungkin diperlukan
dalam proses produksi jagung marning. Hal itu perlu dilakukan agar
memaksimalkan penerimaan sehingga meningkatkan pendapatan. Evaluasi
kelayakan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah usaha jagung marning layak
untuk dikembangkan. Evaluasi kelayakan dapat ditinjau dari aspek keuangan atau
finansial mencakup analisis biaya dan pendapatan, Net Present Value dan Benefit
Cost Ratio. Aspek kelayakan lainnya yang diteliti secara kualitatif yaitu aspek
pasar, aspek teknis dan operasional, aspek organisasi dan manajemen. Berikut
kerangka pikir analisis kelayakan usaha jagung marning yang disajikan pada
Gambar 2.
Usaha Jagung marning
Input
1. Bahan baku Output
Proses produksi
2. Tenaga kerja (jagung marning)
3. Sarana dan prasarana
Studi Kelayakan
Pengembangan Usaha
Keterangan :
NPV = Net Present Value
Bt = Benefit atau penerimaan tahun t
Ct = Cost atau biaya pada tahun t
i = Tingkat bunga
t = Tahun (waktu ekonomis).
Kriteria penilaian Net Present Value (NPV):
1) Jika NPV lebih besar dari nol maka usaha dinyatakan layak
2) Jika NPV lebih kecil dari nol maka usaha dinyatakan tidak layak
3) Jika NPV sama dengan nol maka agroindustri tempe dinyatakan dalam posisi
impas.
B/C Ratio
B/C ratio (Benefit Cost Ratio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara
pendapatan dengan total biaya produksi. B/C ratio menunjukkan bahwa besarnya
benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat.
a. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C Ratio)
Gross B/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan atau manfaat dari
investasi dengan biaya yang telah dikeluarkan.
Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
Gross B/C = Gross Benefit Cost Ratio
Bt = Benefit atau penerimaan tahun t
Ct = Cost atau biaya pada tahun t
i = Tingkat bunga
t = Tahun (waktu ekonomis).
Kriteria penilaian dalam analisis ini adalah:
1) Jika Gross B/C lebih besar dari satu maka usaha dinyatakan layak
2) Jika Gross B/C lebih kecil dari satu maka usaha dinyatakan tidak layak
3) Jika Gross B/C sama dengan satu maka usaha dinyatakan dalam posisi impas.
b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara present value net
benefit yang bernilai positif dengan present value net benefit yang bernilai negatif.
Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
Net B/C = Net Benefit Cost Ratio
Bt = Benefit atau penerimaan tahun t
Ct = Cost atau biaya pada tahun t
i = Tingkat suku bunga
t = Tahun (waktu ekonomis).
Kriteria penilaian dalam analisis ini adalah:
1) Jika Net B/C lebih besar dari satu maka usaha dinyatakan layak
2) Jika Net B/C lebih kecil dari satu maka usaha dinyatakan tidak layak
3) Jika Net B/C sama dengan satu maka usaha dinyatakan dalam posisi impas.
E. Konsep Operasional
Untuk menyamakan persepsi dan mengarahkan penelitian, berikut ini
disajikan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Agroindustri merupakan subsistem agribisnis yang memproses dan
mentransfor-masikan bahan-bahan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan menjadi barang-barang setengah jadi ataupun
barang-barang jadi yang langsung dapat dikonsumsi.
2. Marning adalah penganan terbuat dari butiran jagung kering yang digoreng
dengan minyak panas.
3. Perusahaan XYZ adalah Usaha jagung marning UD.Mujur.
4. Pendapatan merupakan imbalan yang diperoleh dari suatu usaha penggunaan
factor-faktor produksi tenaga kerja, sarana produksi dan modal. Pendapatan
bersih merupakan selisih antara penerimaan (pendapatan kotor) dengan biaya
(total pengeluaran).
5. Input adalah faktor-faktor produksi dan sumberdaya lain yang digunakan
untuk menghasilkan jagung marning.
6. Output adalah jagung marning yang dihasilkan selama satu kali proses
produksi.
7. Proses produksi adalah suatu kegiatan mentransformasikan berbagai factor
produksi sehingga menghasilkan produk output berupa barang atau jasa.
8. Kelayakan adalah kegiatan menganalisa berbagai aspek tertentu tentang suatu
usaha untuk memberikan gambaran layak/tidak.
9. Tingkat produksi adalah besarnya jumlah jsgung marning yang dihasilkan
UD. Mujur dalam setahun
10. Pendapatan Bersih adalah jumlah yang pengusaha dari produksi jagung
marning dan merupakan selisih antara nilai produksi dengan total biaya
produksi yang dihitung dalam satuan rupiah.
11. Biaya Produksi semua biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha untuk
memproduksi jagung marning yang dihitung dalam satuan Rupiah.
12. Biaya tidak tetap adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha untuk
biaya oengadaan bahan baku. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang
dikeluarkan oleh pengusaha untuk pembeliaan peralatan, listrik dan tenaga
kerja.
13. Harga Produksi adalah nilai jual produksi per liternya.
14. Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara present value net
benefit yang bernilai positif dengan present value net benefit yang bernilai
negatif.
15. Aspek keuangan adalah aspek yang dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa
saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya yang akan
dikeluarkan.
16. Aspek pasar adalah aspek yang digunakan untuk menilai apakah perusahaan
yang akan melakukan investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran
memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak.
17. Aspek teknis adalah aspek yang berhubungan dengan pembangunan dari
proyek yang direncanakan baik dilihat dari faktor lokasi, luas produksi,
proses produksi, penggunaan teknologi (mesin/peralatan) maupun keadaan
lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi.
18. Aspek manajemen dan organisasi adalah aspek yang ditinjau dari para
pengelola dan sruktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan
berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang professional, mulai dari
merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengendalikannya apabila
terjadi penyimpangan.
19. Aspek lingkungan adalah limbah yang dihasilkan pada usaha jagung marning
UD.Mujur
20. Aspek sosial adalah dampak pada sosial yang ditimbulkan dengan adanya
UD.Mujur
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Perusahaan
UD. Mujur merupakan salah satu usaha industri rumahan jagung marning
yang berlokasi di Dusun Batu Loe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng.
UD. Mujur dirintis sejak Tahun 1999 oleh Ibu Nurbaya. Awalnya Ibu Nurbaya
menjadi pengepul jagung pulut dari petani yang ada di Kabupaten Bantaeng dan
menjual kembali jagung pulut kepada para produsen jagung marning yang ada di
Kabupaten Bulukumba sebagai sentra pengahsil jagung marning.
Setelah menjadi penyuplai jagung pulut Ibu Nurbaya tertarik merintis
usahai dengan hanya melihat cara pembuatan jagung marning dan mencoba
mengambil peluang untuk memproduksi jagung marning. Pertama Ibu Nurbaya
mencoba membuat satu liter jagung pulut dan meminta tanggapan tetangga perihal
jagung marning yang dibuat dan mendapatkan respon baik sehingga ibu Nurbaya
mulai mengemas jagung marning dalam kemasan kecil dan dijual di warung-
warung terdekat dan bertekad mengembangkan usahanya. Seiring berjalannya
waktu usaha yang dirintis Ibu Nurbaya tersebar dari mulut ke mulut karena
kualitas produk jagung marning yang dihasilkan bagus sehingga memicu
permintaan meningkat. Adanya permintaan dari pelanggan, membuat rumah yang
ditempati menjadi rumah produksi dan memugar lahan dibelakang rumahnya
sebagai tempat penjemuran jagung marning dan menggunakan modal usaha
sendiri.
B. Produk Perusahaan
Jagung marning adalah salah satu jenis bahan pangan dari hasil olahan
jagung yang memiliki nilai gizi. Produk olahan jagung marning disukai oleh
semua kalangan baik itu anak-anak maupun lanjut usia. Hal ini dikarenakan
rasanya yang gurih, selain itu jagung marning dipasaran saat ini sudah banyak
varian rasanya ada rasa gurih, manis dan pedas.
Dalam UD. Mujur produk yang dihasilkan ialah jagung marning rasa
original dengan bumbu garam, dan distribusikan ke toko oleh-oleh “Cahaya”.
1 Nurbaya 43 SD
2 Mustakim 47 Tidak tamat SD
3 Marwiyah 64 Tidak tamat SD
4 Zulkifli 19 SMA
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tenaga kerja UD. Mujur terdiri dari
Ibu Nurbaya sebagai pemilik juga sebagai pekerja ditambah dengan Mustakim
(suami dari pemilik usaha), Marwiyah (/ibu dari pemilik usaha) sedangkan
Zulkifli (anak dari pemilik usaha).
D. Luas Lokasi Produksi
Lokasi Produksi ini terdiri dari 2 bagian. Pertama ialah rumah produksi
berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan baku jagung pulut pipil, jagung
yang telah siap goreng, tempat perebusan jagung dan penirisan, serta
penggorengan jagung dengan luas 7 m x 10 m atau 70 m 2. Kedua tempat
penjemuran jagung yang telah direbus dengan luas 10 m x 15 m atau 150 m 2.
Serta 1 kios di Pasar Lambocca Bantaeng sebagai gudang tempat penyimpanan
bahan baku jagung pulut.
c. Proses Produksi
Proses produksi jagung marning dilakukan dengan beberapa tahapan
untuk mengolah jagung pulut menjadi jagung marning yang siap dikomsumsi.
Adapun tahapan-tahapannya antara lain:
1. Penyortiran
Pemilihan bahan baku jagung pulut, sebelum dilakukan proses pengolahan
maka dilakukan penyortiran bahan baku yang layak untuk diolah menjadi jagung
marning. Dalam melakukan penyortiran akan ditemukan biji jagung berwarna
lain, yang dipilih dan dijadikan bahan baku hanyalah biji jagung pulut putih saja.
2. Perendaman
Jagung Pulut pipilan yang terpilih direndam dan diaduk menggunakan
potongan kayu sehingga kotoran yang melekat dan kulit halus jagung dapat
mengambang dan kemudian dipisahkan menggunakan saringan. Perendaman
membutuhkan sekitar satu jam.
3. Perebusan
Perebusan jagung dilakukan selama kurang lebih 6 jam menggunakan 3 panci
besar dengan kapasitas masing- masing panci 40 liter jagung pulut dengan
memastikan api tungku tetap menyala agar jagung pulut matang secara merata.
4. Pencucian
Jagung pulut yang telah direbus kemudian dimasukkan ke dalam keranjang
jaring dan dilakukan pencucian dengan cara meletakkan keranjang jaring yang
telah diisi jagung pulut diatas kayu dekat dari kolam penampungan air kemudian
air ditimba dan disiramkan keatas jagung pulut yang masih panas dengan tujuan
agar kotoran atau lendir yang masih menempel berkurang.
5. Penirisan
Selanjutnya penirisan untuk mengurangi kadar air pada jagung sekaligus
pendinginan senelum dilakukan penjemuran.
6. Penjemuran
Jagung yang sudah ditiriskan dan siap untuk dilakukan penjemuran diatas rak
kayu yang telah dilapisi jaring hitam. Penjemuran dilakukan sampai kering selama
2 hari jika dalam kondisi cuaca terik, sedangkan jika cuaca mendung hingga hujan
terkadang bisa sampai 1 minggu.
7. Pemisahan
Jagung yang telah kering dipisahkan menggunakan pisau yang tumpul untuk
memudahkan pemisahan jagung yang kering pada jaring.
8. Peyortiran
Setelah pemisahan, jagung tersebut maka dilakukan proses sortir kembali yaitu
pemisahan jagung kering yang hancur dengan menggunakan tampih sehingga
lebih mudah untuk memisahkan jagung yang layak digoreng.
9. Penggorengan
Penggorengan dilakukan menyiapkan minyak yang dipanaskan kemudian
masukkan setengah liter jagung kering jika sudah mengembang angkat dan
tiriskan di tengah tempat penggorengan.
10. Pendinginan
Jagung marning yang telah jadi kemudian didinginkan.
11. Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan dengan menggunakan kantong plastik merah
dengan kapasitas 25 liter. Lalu setelah dikemas dalam plastik kemudian
dimasukkan ke dalam karung dengan kapasitas 100 liter sehingga setiap 1 karung
dapat memuat 4 kantong plastik merah berisi jagung marning.
Proses pengolahan Jagung Marning :
Perendaman ± 1 jam
Pencucian Jagung
Penirisan
Pemisahan
Penyortiran
Penggorengan
Pendinginan
b. Pengorganisasian
Perekrutan anggota pada UD. Mujur tidak melalui prosedur yang formal
dan terstruktur. Hal tersebut dikarenakan UD. Mujur menggunakan tenaga kerja
dalam keluarga.
c. Pelaksanaan
Pembagian tugas menjadi salah satu kekuatan pada UD.Mujur, adanya
pembagian tugas menjadikan kegiatan yang dilakukan dapat berjalan secara
efisien. Pembagian tugas tenaga kerja UD. Mujur dapat dilihat pada tabel 5
dibawah ini;
Tabel 5. Pembagian Tugas Tenaga Kerja UD. Mujur di Desa Nipa-nipa
Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng, 2019
Nama Tenaga Kerja
No. Uraian
Nurbaya Mursalin Marwiyah Zulkifli
1. Persediaan bahan baku dan
bahan bakar
2. Perendaman
3. Memasak
4. Mencuci
5. Menjemur
6. Menggoreng
7. Mengemas
8. Distribusi
Sumber data setelah diolah, 2019
Tabel 5 menunjukkan bahwa persediaan bahan baku dan bahan bakar
yang diterima dari petani disimpan di gudang (kios) yang menjadi tanggung jawab
2 orang . Perendaman dilakukan oleh 1 orang . Memasak dilakukan oleh 3 orang
pekerja karena proses mengangkat dan memasukkan jagung pulut dan air dalam
panci. Mencuci jagung pulut yang telah masak dilakukan oleh 4 orang pekerja.
Menjemur jagung dilakukan oleh seluruh tenaga kerja yang ada dalam UD.Mujur.
Menggoreng dilakukan oleh 3 orang pekerja secara bergantian. Mengemas
dilakukan oleh 2 orang pekerja sedangkan untuk distribusi atau pengantaran
jagung marning dilakukan oleh 2 orang pekerja.
d. Pengawasan
Pengawasan pada usaha jagung marning UD.Mujur dalam bentuk
pengecekan persediaan bahan baku dan pengontrolan dalam rangkaian proses
produksi jagung marning yang dilakukan oleh Ibu Nurbaya agar dapat menjamin
kualitas produk jagung marning yang dihasilkan.
d. Promosi
Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempromosikan dan mengkomunikasikan sebuah produk kepada pasar sebagai
pasaran. UD Mujur melakukan promosi dari mulut ke mulut, sedangkan UD
Mujur telah dikenal sebagai pengolah jagung marning berkualitas bagus karena
garing dan renyah. Kepuasan pelanggan misalnya ketepatan waktu pengantaran
menjadi hal prioritas untuk mempertahankan pelanggan.
Pasaran jagung marning tidak hanya di Kabupaten Bantaeng namun
jagung marning juga dipasarkan ke Makassar dan dapat juga dijadikan sebagai
oleh-oleh khas Bantaeng jika ada pesanan. Kemudian di distribusikan ke salah
satu toko oleh oleh khas Bantaeng yakni Toko Cahaya sebagai pelanggan tetap
jagung marning yang diproduksi oleh UD.Mujur. Di Toko Cahaya jagung marning
original kemudian diberi berbagai macam rasa dan dikemas serta diberi label Toko
Cahaya. Menurut Ibu Nurbaya, permintaan jagung marning dari Toko Cahaya
setiap bulannya mencapai 9.000 liter akan tetapi UD. Mujur memiliki
keterbatasan produksi hanya mencapai 5.760 liter/bulan.
4. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan
aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah
yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal
yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu
aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Secara keseluruhann
penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti :
a. Sumber Dana
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana
yang relatif cukup besar. UD. Mujur menggunakan modal sendiri dalam
mengelola usahanya sehingga tidak ada beban bunga yang dibayarkan.
b. Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku
baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya yang digunakan dalam
usaha jagung marning UD.Mujur yakni biaya investasi dan biaya operasional,
adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaanya dapat berlangsung
untuk jangka waktu yang relatif lama. Jangka waktu untuk biaya investasi
ditetapkan lebih dari satu tahun. Biaya investasi ini berhubungan dengan
pembangunan infrastruktur fisik dan alat produksi.
a.Biaya investasi jangka panjang
Biaya investasi jangka panjang merupakan biaya aset yang digunakan
dengan kisaran waktu yang lama. Untuk lebih jelas mengenai biaya investasi
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Biaya Investasi Jangka Panjang UD. Mujur di Desa Nipa-nipa
Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng, 2019
No. Keterangan Unit Satuan Total (Rp)
1 Rumah Produksi 1 7 x 10 meter 35,000,000
2 Tempat Penjemuran 1 10 x 15 meter 60,000,000
3 Kios (gudang) 1 3 x 3 meter 15,000,000
4 Mobil Pick Up 1 50,000,000
Jumlah 160,000,000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa usaha jagung marning UD. Mujur
memliki aset rumah produksi dengan ukuran 7x10 meter dengan harga Rp
35,000,000,- sebagai tempat pengelolaan jagung marning. Sedangkan tempat
penjemuran ada di belakang rumah produksi dengan luas 10x15 meter dengan
harga Rp 60,000,000,-. Adapun tempat penyimpanan bahan baku yakni pada kios
yang berada di Pasar Lambocca dengan luas 3x3 meter dengan harga Rp
15,000,000,- dan memiliki 1 unit mobil pick up seharga Rp 50,000,000,- . Jadi
total keseluruhan biaya investasi jangka panjang berjumlah Rp 160,000,000,-.
Dalam kurun waktu 5 tahun investasi jangka panjang UD.Mujur masih
dapat terhitung sebagai keuntungan dengan nilai sisa, adapun dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Nilai Sisa Investasi Jangka Panjang UD. Mujur di Desa Nipa-nipa
Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng, 2019
No. Keterangan Total (Rp) Nilai Sisa (Rp)
1 Rumah Produksi 35,000,000 17,500,000
2 Tempat Penjemuran 60,000,000 60,000,000
3 Kios (gudang) 15,000,000 7,500,000
4 Mobil Pick Up 50,000,000 25,000,000
Jumlah 160,000,000 110,000,000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
Dari tabel diatas selama 5 tahun berproduksi UD.Mujur mampu membeli
aset yang termasuk dalam biaya investasi berupa rumah produksi seharga Rp
35.000.000,- yang ketika 5 tahun kemudian menjadi Rp 17.500.000,-. Tempat
penjemuran berupa tanah tanpa bangunan tidak berkurang nilainya sehingga tetap
seharga Rp 60.000.000,-. Kios atau gudang dari harga Rp 15.000.000,- menjadi
Rp 7.500.000,-. Untuk mobil pick up dari harga Rp 50.000.000,- menjadi Rp
25.000.000,-. Total nilai sisa pembelian aset atau biaya investasi UD.Mujur
selama 5 tahun adalah sebesar Rp 110.000.000,- yang akan menjadi tambahan
pada penerimaan.
b. Biaya Investasi Alat
Biaya investasi alat merupakan biaya yang dikeluarkan UD.Mujur Desa
Nipa-nipa, Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng untuk menunjang prose
produksi jagung marning, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 dibawah
ini.
Biaya
Tahun Investasi Total Cost Benefit CP=5% PV C (TCx CP) PV B PV inv Net BC Ratio
Operasional
170,810,0
2019
00.00 221,688,000.00 392,498,000.00 311,040,000.00 0.952380952 373,807,619.05 296,228,571.43 162,676,190.48 77,579,047.62
110,0 (80,945,124.72
2020
00.00 221,688,000.00 221,798,000.00 311,040,000.00 0.907029478 201,177,324.26 282,122,448.98 99,773.24 )
7,845,0 (70,408,811.14
2021
00.00 221,688,000.00 229,533,000.00 311,040,000.00 0.863837599 198,279,235.50 268,688,046.65 6,776,805.96 )
1,935,0 (71,918,182.24
2022
00.00 221,688,000.00 223,623,000.00 311,040,000.00 0.822702475 183,975,195.52 255,893,377.76 1,591,929.29 )
7,845,0
2023
00.00 221,688,000.00 229,533,000.00 421,040,000.00 0.783526166 179,845,111.57 329,895,857.13 6,146,762.78 (150,050,745.56)
Jumla
h 188,545,000.00 1,108,440,000.00 1,296,985,000.00 1,665,200,000.00 1,137,084,485.90 1,432,828,301.94 177,291,461.74 (295,743,816.04)
Harga/Liter
No. Tahun Volume Satuan Jumlah
(Rp)
1 2019 69,120 Liter 4,500 Rp 311,040,000
2 2020 69,120 Liter 4,500 Rp 311,040,000
3 2021 69,120 Liter 4,500 Rp 311,040,000
4 2022 69,120 Liter 4,500 Rp 311,040,000
5 2023 69,120 Liter 4,500 Rp 311,040,000
Jumlah 345,600 Liter Rp 1,555,200,000
5. Aspek Lingkungan
Usaha jagung marning dalam prosesnya menghasilkan beberapa dampak
lingkungan baik dampak positif maupun negatif (limbah). Dampak yang
ditimbulkan dari usaha kopi luwak akan ditanggulangi agar tidak menimbulkan
dampak berkepanjangan bagi lingkungan sekitar. Usaha jagung marning
menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar usaha. Dari setiap dampak yang
ditimbulkan disiapkan rencana serta dilakukan penanggulangan untuk
menghindari munculnya efek negatif baik itu ke lingkungan fisik (alam) maupun
non fisik (masyarakat).
Usaha jagung marning UD.Mujur menghasilkan limbah cair berupa air
sisa perebusan ataupun air sisa pencucian jagung pulut akan tetapi dalam
pengelolaan limbah ini dialirkan ke saluran air yang berada di belakang rumah
produksi. Secara berkala setiap 6 bulan sekali endapan limbah cair tersebut
dikeruk dan dibuang di kebun.
Proses produksi industri cenderung menghasilkan polusi udara yang dapat
menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat. Pada proses industri jagung
marning yang masih tradisional yakni proses perebusan jagung yang masih
menggunakan tungku dan kayu bakar sehingga proses ini menimbulkan asap yang
dapat mencemari lingkungan. Kemudian proses pengeringan jagung juga masih
mengandalkan matahari pada tempat terbuka akan menimbulkan bau. Polusi dari
proses produksi tersebut yang akan sangat berdampak langsung bagi masyarakat.
Akan tetapi untuk usaha jagung marning UD. Mujur yang terletak di lokasi Dusun
Batu Loe bukan merupakan lokasi padat penduduk artinya dibelakang rumah
produksi adalah kebun dengan berbagai macam tanaman. Di sebelah rumah
produksi adalah rumah penduduk berjejer dikiri dan kanannya. Tempat perebusan
jagung marning tersebut berada dibelakang jejeran rumah warga sehingga asap
yang ditimbulkan tidak sampai mengganggu aktivitas warga sekitar. Dan belum
ada yang merasa terganggu atau mempermasalahkan mengenai asap yang
ditimbulkan dari rumah produksi usaha jagung marning UD. Mujur.
Sampah yang dihasilkan dari proses produksi industri jagung marning UD.
Mujur yang tentu saja akan berdampak pada lingkungan sekitar, namun sampah
yang dihasilkan baik dari sisa penyortiran jagung pulut hingga sisa penyortiran
jagung yang telah dikeringkan dibuang di area kebun.
6. Aspek Sosial
Aspek sosial adalah mengelola dan mengatur sumber daya alam yang
belum ada campur tangan dari manusia.Aspek sosial memiliki # sisi, yaitu sisi
negatif dan sisi positif. Dari sisi negatif yaitu perubahan demografi, budaya dan
kesehatan masyarakat juga perubahan gaya hidup,adat istiadat dan struktur sosial
lainnya. Dari sisi positif yaitu adanya alat transportasi, listrik, air juga tersedianya
jembatan bagi masyarakat sekitarnya.
Dengan adanya usaha jagung marning UD.Mujur mampu meningkatkan
pendapatan dalam keluarga pemilik. Sehingga biaya kebutuhan hidup dengan
adanya pendapatan juga meningkat yang mendorong adanya perputaran uang di
lingkungan sekitar rumah produksi. Misalnya pada penyerapan atau pembelian
bahan baku jagung pulut yang cukup dirasakan oleh petani jagung pulut di Desa
Nipa-nipa. Penggunaan kayu bakar dari sisa usaha mebel yang dijual oleh
pengusaha mebel untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Serta peredaran uang
yang bertambah guna memenuhi kebutuhan produksi jagung marning.
Peningkatan pendapatan juga berpengaruh pada tingkat pendidikan anak
pemilik yang telah lulus sarjana dan sekolah menengah atas. Serta dampak bagi
pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Pada kebutuhan papan,
pemilik UD.Mujur telah memiliki rumah pribadi hasil dari usaha jagung marning
yang berdampak pada tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan
rumah sehingga pendapatan juga dirasakan oleh tenaga kerja rumah dan berimbas
kepada pemenuhan kebutuhan keluarga masing-masing.
A. Kesimpulan
1. Dari aspek teknik dan operasional, UD.Mujur masih menggunakan
peralatan sederahana dalam proses produksinya. Dari aspek manajemen
UD.Mujur belum memiliki perencanaan tertulis namun kondisi tersebut
tidak mempengaruhi UD.Mujur dalam pelaksanaanya. Dari aspek pasar
dan pemasaran terkait dengan bauran pemasaran yaitu produk, harga,
promosi dan tempat. Dari aspek finansial usaha jagung marning UD.Mujur
dimana Net Present Value 295,743,816.04, Gross B/C ratio 1.26, Net B/C
ratio 4.81, maka usaha jagung marning UD. Mujur dapat dikatakan layak
untuk dijalankan. Dari aspek lingkungan, dalam pengelolaan limbah cukup
baik. Dari aspek sosial dapat meningkatkan uang yang beredar di sekitar
lokasi usaha.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
1. UD. Mujur dapat mengemas sendiri dan memasarkan produknya dengan
menambahkan rasa serta menggunakan label kemasan UD.Mujur sendiri.
2. Untuk meningkatkan kapasitas produksi UD. Mujur dapat menambahan
tenaga kerja dalam mengelola usaha sehingga pembagian tugas dapat
dilakukan secara profesional.
3. Bagi pemerintah dan pembuat kebijakan diharapkan dapat mampu
mengembangkan potensi usaha jagung marning UD.Mujur seperti
mengadakan pelatihan dan pembimbingan usaha.