Review Jurnal APT Dan EMH
Review Jurnal APT Dan EMH
Review Jurnal APT Dan EMH
Dosen Pengampu:
Dr. Hendro Sasongko, Ak,MM
Disusun Oleh :
Riyani Satriyanti Saputri
K15190025
Tahun Publikasi :-
PENDAHULUAN
Dampak krisis ekonomi yang terjadi menyebabkan para investor mengalami kesulitan
dalam menganalisis dan memprediksi pendapatan saham perusahaan. Tidak terkecuali saham-
saham industri perbankan yang terdaftar pada bursa efek Indonesia (BEI). Dalam memprediksi
pendapatan saham yang diharapkan, ada dua model yang sering digunakan para investor, yaitu
capital asset pricing model (CAPM) dan arbitrase pricing theory (APT). APT pada dasarnya
menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai
karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda. Konsep yang
dipergunakan adalah hukum satu harga (the law of one price)
Kelemahan-kelemahan empiris yang terjadi pada model Capital Asset Pricing Model
mendorong para ahli manajemen keuangan untuk mencari model alternatif yang menerangkan
hubungan pendapatan dengan resiko saham. Pada tahun 1976 Ross merumuskan sebuah teori
yang disebut dengan Arbitrase Pricing Theory (APT), yang merupakan sebuah model
keseimbangan alternative lebih kompleks di banding Capital Asset Pricing Model dikatakan
demikian karena Arbitrase Pricing Theory (APT) mengunakan sekian banyak variable
pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko dan return. Meskipun model ini tidak bisa
secara keseluruhan memecahkan kekurangan yang terjadi pada model Capital Asset Pricing
Model, tetapi model inilah yang pertama kali dikembangkan perbandingan keakuratan capital
assets pricing model dengan Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi tingkat pendapatan
saham industri manufaktur sebelum dan semasa krisis ekonomi (Premananto dan Madyan,
2002).
Dengan melihat latar belakang diatas penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang
Arbitrase Pricing Theory, apakah dapat mempengaruhi tingkat pengembalian saham atau tidak.
Untuk itu peneliti mengambil judul dalam penelitian ini Pengujian Arbitrase Pricing Theory
(APT) sebagai predictor pengembalian saham yang diharapkan.
Industri Perbankan yang di teliti dalam penelitian ini adalah 10 Perbankan dari 38
perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI). Kesepuluh Perbankan tersebut
adalah :
1. PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk
2. PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
3. PT. Bank Central Asia, Tbk
4. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
5. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
6. PT. Bank Danamon, Tbk
7. PT. Bank Permata, Tbk
8. PT. Bank Tabungan Pensiunan Negara, Tbk
9. PT. Bank OCBC NSIP, Tbk
10.PT. Bank Mega Tbk
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan expected return hasil prediksi model
apt dengan actual return pada industri perbankan yang go public di bursa efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Analisa yang digunakan dalam penelitian adalah analisis uji beda dua rata-rata. Dimana
membandingkan sepuluh industri perbankan yang terdaftar diBursa Erfek Indonesia (BEI).
Setelah melakukan uji hipotesa menggunakan SPSS maka di peroleh output berupa hasil
pengujian beda dua rata-rata dependent samples, bahwa thitung untuk pengujian APT dengan
membandingkan actual return (Ri) dan expected return (ERi) saham dengan equal variance
asumet.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, menyatakan bahwa pengujian APT
(Arbitrase Pricing Theory) dengan membandingkan Actual return (Ri) dengan Expected return
(ERi) untuk mengukur tingkat pengembalian saham adalah tidak terdapat perbedaan. Ini berarti
bahwa APT tidak memberikan dampak tingkat pengembalian saham pada perusahaan-
perusahaan perbankan yang go public di bursa efek Indonesia.Hasil dan pengujian hipotesis
mengenai perbandingan Actual return (Ri) dengan Expected return (ERi) tidak ada perbedaan
antara kedua periode ini perhitungan perbandingan Actual return (Ri) dengan Expected return
(ERi) atas kedua periode ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang tidak signifikan
berdasarkan uji beda dua rata- rata.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
dari hasil uji beda dua rata-rata ditemukan bahwa selama periode penelitian yaitu Januari –
Desember 2011 perbedaan actual return (Ri) dan Expected return (ERi) tidak signifikan
Penelitian ini meneliti pengujian APT dengan membandingkan Actual return (Ri) dan
Expected return (ERi) terhadap tingkat pengembalian saham pada :
1. Penilaian prestasi suatu perbankan dapat dilihat dari kemampuan perbankan itu
menghasilkan laba. Dengan kata lain, perusahaan harus meningkatkan kinerja
perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban bagi para penyandang dana (investor)
dan perusahaan itu sendiri dalam hal pengembalian return saham
2. Penelitian ini menggunakan perbandingan antara actual return (Ri) dan Expected
return (ERi) terhadap tingkat pengembalian return saham. Disarankan bagi penelitian
selanjutnya untuk mengganti atau melengkapi variabel yang diuji
3. Hendaknya dilakukan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini dengan
cara memperluas sampel penelitian dan data penelitian
Dari hasil penelitian ini kita sebagai pembaca dapat mengetahu ilmu baru bahwa APT tidak
memberikan dampak tingkat pengembalian saham pada perusahaan-perusahaan perbankan
yang go publik di bursa efek Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Kewon, Arthur J., Scott, David F., Martin, Jr. John D., Petty, J. William. 2001. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Buku 1.Salemba Empat. Jakarta.
Damodaran, Aswath. 2002. Investment Valuation (second Edition). John Wiley & Sons, Inc.
New York.
Fama, Eugene F., French, Kenneth R. “The Cross-section of Expected stockReturns”. Journal
of finance, Vol.
47, No.2, 1992 : 427-465.
Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Edisi ketiga. Bumi Aksara.
Jakarta.
Husnan, Suad., Pudjiastuti, Enny. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga.
YKPN. Yogyakarta.
Indriantoro., Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE UGM. Yogyakarta.
Mahmud, M., Abdul Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Hanafi, Martono., Harjito, D.A. 2004. Manajemen Keuangan. Cetakan Keempat. Eknosia.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV Alfabet. Bandung.
Weston, J. Fred., Brigham, Eugene F. 1990. Dasar-dasar ManajemenKeuangan. Jilid 2. Edisi
Kesembilan.
Review Jurnal 2
The Efficient Market Hypothesis: Empirical Evidence
PENDAHULUAN
Lebih dari satu dekade yang lalu Mark Rubinstein menerbitkan “Rational Markets” ya
atai tidak?. Dalam kasus affirmative dalam Financial Analysts Journal (Rubinstein, 2001).
Artikel saat ini memberikan dukungan empiris untuk validitas pertanyaan, dan memberikan
jawaban yang lebih kompleks. Paradigma sentral dalam keuangan adalah 'Efficient Market
Hypothesis', yang dibahas pada bagian berikut. Penelitian ini menjelaskan lima bagian dalam
melakukan penelitian ini, masing-masing dari empat pertama menganalisis data harian,
mingguan, bulanan dan tahunan dari indeks pasar saham utama AS. Tes pertama dan paling
mudah adalah pengukuran autokorelasi pengembalian pasar saham. Investigasi kedua dan
ketiga melibatkan versi sederhana dan lanjutan dari tes jalan (uji statistik non-parametrik dari
ketergantungan timbal balik dari elemen-elemen urutan). Investigasi keempat menguji
keberadaan ingatan yang panjang. Akhirnya, karya kelima melibatkan analisis kinerja buletin
investasi. Kelima analisis (berpotensi) memiliki implikasi efisiensi pasar.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat paradigma sentral dalam keuangan mengenai
“Efficient Market Hypothesis” untuk melihat data harian, mingguan, bulanan dan tahuan dari
Indeks pasar saham utama AS apakah efisien atau tidak?
METODE PENELITIAN
Dalam analisis ini menggunakan pengambilan data log secara harian, mingguan, bulanan dan
tahunan dalam perusahaan Dow Jones Industrial Average yang menentukan bahwa
autokorelasi orde pertama kecil tetapi positif untuk semua periode waktu, dengan autokorelasi
untuk pengembalian harian dan mingguan paling dekat dengan nol, dan dengan demikian pasar
yang efisien
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis kemandirian
sangat ditolak untuk pengembalian harian, tetapi diterima untuk pengembalian mingguan,
bulanan, dan tahunan, sementara hasil tes lain yang lebih canggih menunjukkan bahwa
pengembalian harian, mingguan dan menurun adalah yang paling tidak konsisten dengan pasar
yang efisien. Rescaled range analysis dilakukan pada set data yang sama, dan tidak ada bukti
signifikan untuk keberadaan long memory dalam pengembalian, hasil yang konsisten dengan
efisiensi pasar. Akhirnya, dari analisis buletin investasi, dapat disimpulkan bahwa technical
analysis sebagaimana diterapkan oleh para praktisi — gagal mengungguli pasar. Peneliti
menyimpulkan fakta bahwa pengembalian log pasar saham harian lulus uji statistik linear dari
efisiensi, namun metode peramalan non-linear masih dapat menghasilkan pengembalian yang
disesuaikan dengan risiko di atas rata-rata, sementara analis teknis diskresioner gagal membuat
pengembalian abnormal.
Ada banyak bukti empiris bahwa proses non-linear berkontribusi terhadap dinamika
pengembalian pasar (Hsieh, 1989; Scheinkman & LeBaron, 1989; Brock et al., 1991). Ini
memberikan dukungan untuk kemanjuran analisis teknis, yang mengandalkan non-linearitas
yang ada (Neftci, 1991). Dalam penelitian tinjauan mereka, Park dan Irwin (2004) menemukan
bahwa, rata-rata, metode non-linear mengungguli pemrograman genetik dalam ketiga jenis
pasar yang dipertimbangkan: pasar saham, pasar berjangka dan pasar mata uang. Jadi, apakah
pasar saham efisien atau tidak? Singkatnya, penelitian ini merekonsiliasi efisiensi pasar yang
jelas berdasarkan uji statistik linier dengan potensi metode peramalan non-linear untuk
menghasilkan pengembalian yang disesuaikan dengan risiko di atas rata-rata. Sementara hasil
analisis buletin investasi menyiratkan bahwa analisis teknis, sebagaimana diterapkan oleh
penulis buletin, tidak memiliki nilai. Ini tidak mengherankan, karena kebanyakan praktisi
seperti itu mengambil pendekatan diskresioner yang naif untuk analisis teknis.
APRESIASI
Dari hasil penelitian ini kita sebagai pembaca dapat mengetahu ilmu baru yang
menunjukkan bahwa hipotesis kemandirian sangat ditolak untuk pengembalian harian, tetapi
diterima untuk pengembalian mingguan, bulanan, dan tahunan, sementara hasil tes lain yang
lebih canggih menunjukkan bahwa pengembalian harian, mingguan dan menurun adalah yang
paling tidak konsisten dengan pasar yang efisien. Rescaled range analysis dilakukan pada set
data yang sama, dan tidak ada bukti signifikan untuk keberadaan long memory dalam
pengembalian, hasil yang konsisten dengan efisiensi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Brock, W. A., Hsieh, D. A., & LeBaron, B. (1991). Nonlinear Dynamics, Chaos, and
Instability: Statistical Theory
and Economic Evidence. Cambridge, MA: The MIT Press.
Brock, W., Lakonishok, J., & LeBaron, B. (1992). Simple technical trading rules and the
stochastic properties of
stock returns. The Journal of Finance, 47(5), 1731-1764.
http://dx.doi.org/10.1111/j.1540-6261.1992.tb04681.x
Hsieh, D. A. (1989). Testing for nonlinear dependence in daily foreign exchange rates. The
Journal of Business, 62(3), 339-368. http://dx.doi.org/10.1086/296466
Neftci, S. N. (1991). Naive trading rules in financial markets and Wiener-Kolmogorov
prediction theory: A study
of “technical analysis”. The Journal of Business, 64(4), 549-571.
http://dx.doi.org/10.1086/296551
Rubinstein, M. (2001). Rational markets: Yes or no? The affirmative case. Financial
Analysts Journal, 57(3),
15-29. http://dx.doi.org/10.2469/faj.v57.n3.2447
Samuelson, P. A. (1965). Proof that properly anticipated prices fluctuate randomly. Industrial
Management Review, 6(2), 41-49.
Park, C.-H., & Irwin, S. H. (2004). The profitability of technical analysis: A review. AgMAS
Project Research Report 2004-04, University of Illinois at Urbana-Champaign, Urbana.