Policy Brief Diskominfo Bandung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

POLICY BRIEF DISKOMINFO BANDUNG

Keterbukaan data yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung ternyata masih terdapat beberapa
hal yang perlu dievaluasi. Masyarakat menilai bahwa keterbukaan data yang ada di Kota Bandung
masih belum maksimal dan masih berbelit. Padahal, jika pemerintah kota telah menerapkan program
open data seharusnya akses terhadap data mudah didapatkan oleh masyarakat. Akan tetapi pada
kenyataannya masyarakat masih harus melewati beberapa proses atau prosedur yang terkesan
kurang efektif dan efisien. Seperti contohnya dalam mengakses data tertentu masyarakat harus
mengisi sebuah formulir terlebih dahulu dan harus menunggu. Hal ini menjadi kurang begitu efektif
dan efisien mengingat pemerintah kota yang telah menerapkan prinsip open data sehingga
seharusnya akses terhadap data semakin mudah.

Hal ini mengacu terhadap produk hukum yang berbunyi pada UU KIP Keterbukaan data atau open
data didefinisikan sebagai “data yang dapat secara bebas digunakan, digunakan kembali dan
didistribusikan oleh siapa saja, yang kebanyakan hanya tunduk kepada persyaratan mengenai atribusi
dan salinserupa (sharealike).”Artinya, suatu data dikatakan terbuka ketika tidak ada pembatasan
terhadap penyebaran dan penggunaannya. Bukan saja data tersebut “tidak rahasia”, melainkan juga
mudah diakses, digunakan dan disebarkan kembali. Secara ringkas, setidaknnya terdapat tiga kriteria
utama mengenai open data: Ketersediaan dan Akses Data haruslah tersedia secara utuh dan hanya
dikenakan biaya tak lebih dari biaya reproduksi secara wajar, misalnya biaya untuk mengunduh di
Internet. Penyedia akses data terbuka tak mengenakan biaya apapun alias gratis.Sementara
pengakses hanya memerlukan biaya operasional (jika ada) untuk koneksi Internet dan
mengunduhnya. Penyedia data juga menyediakan secara proaktif (proactive disclosure), dalam
pengertian bahwa data disediakan dan dibuka aksesnya tanpa menunggu adanya permintaan
informasi (reactive disclosure). Lebih dari itu, secara teknis, data yang disediakan harus dalam bentuk
format terbuka (open format), mudah dibaca mesin (machine readable) dan dimodifikasi ulang
(modifiable). o Dapat disebarkan dan digunakan kembali Dikatakan terbuka jika suatu data tidak
terhalangi oleh aturan yang melarang penyebaran dan penggunaan kembali, termasuk
menggunakannya untuk diolah dengan himpunan-himpunan data (dataset) lainnya. Partisipasi
universal Dikatakan terbuka jika tidak ada batasan orang yang menggunakan, menggunakan kembali
dan menyebarkannya. Tidak ada diskriminasi antar bidang-bidang urusan (bisnis, akademik, sosial)
maupun golongan. Setiap orang bebas berpartisipasi dalam penggunaan, penggunaan ulang dan
penyebaran data tersebut
Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan permasalahan terhadap akses data terhadap keterbukaan ke masyarakat yang masih
terlalu bersifat birokratif yang seharusnya birokrasi sendiri dapat dipangkas dengan upaya e-
governance, maka terdapat 2 point rekomendasi kebijakan , yaitu :

 Data yang sudah ada pada pemerintah dapat bersifat FREE ACCES , sehingga masyarakat yang
membutuhkan data-data tersebut tidak perlu melewati proses yang bersifat birokratif dan
berbelit.
 penerbitan data yang belum tersedia disesuaikan dengan pengajuan kebutuhan terhadap
data yang belum ada tersebut, melalui mekanisme formulir dsbnya. Kemudian data yang
sudah ada tersebut di paparkan kepada publik secara FREE ACCES.

Anda mungkin juga menyukai