Benny Kamil-Kemendagri-Arah Kebijakan Smart City
Benny Kamil-Kemendagri-Arah Kebijakan Smart City
Benny Kamil-Kemendagri-Arah Kebijakan Smart City
PERMASALAHAN
- PENGANGGURAN
82,37% - KESENJANGAN
- KEMISKINAN
59,35% SOLUSI CERDAS
- KEMACETAN
BERBASIS
- POLUSI TEKNOLOGI
- SAMPAH “SMART CITY”
- KRIMINALITAS
Jumlah Jumlah - KAWASAN KUMUH
Penduduk Penduduk - PEMANASAN GLOBAL
Perkotaan Perkotaan - DSB
(2015) (2045)
• PRIORITAS PENGEMBANGAN SMART CITY DIARAHKAN
LANJUTAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN UNTUK MEMENUHI PELAKSANAAN URUSAN WAJIB
SMART CITY PELAYANAN DASAR TERLEBIH DAHULU (PENDIDIKAN,
KEMENTERIAN DALAM KESEHATAN, PEKERJAAN UMUM-PENATAAN RUANG,
NEGERI SEBAGAI POROS PERUMAHAN RAKYAT-KAWASAN PERMUKIMAN,
PEMERINTAHAN
TRANTIBLINMAS DAN SOSIAL); PASAL 12 UU 23/2014.
NASIONAL-DAERAH
1 2 3 4
SMART GOVERNANCE
SMART ECONOMY
SMART MOBILITY
SMART ENVIRONMENT
SMART PEOPLE
SMART LIVING
Sumber: Paparan “Smart Cities: Concept, Challenges and Projects” oleh
ASCIMER
Faktor-faktor Pendukung Smart City
SMART ECONOMY: SMART GOVERNANCE: SMART MOBILITY: SMART ENVIRONMENT:
1. Semangat Inovasi 1. Partisipasi dalam 1. Aksesibilitas lokal 1. Daya tarik kondisi alam
2. Kewirausahaan pembuatan kebijakan 2. Aksesibilitas 2. Polusi
3. Citra ekonomi dan 2. Layanan publik dan sosial (inter) nasional 3. Perlindungan
merk dagang 3. Pemerintahan yg 3. Ketersediaan lingkungan
4. Produktivitas transparan TIK-Infrastruktur 4. Pengelolaan sumber
5. Fleksibilitas dari 4. Perspektif dan strategi 4. Sistem transportasi daya berkelanjutan
pasar buruh politis yg berkelanjutan
6. Keterikatan inovatif dan aman
internasional
7. Kemampuan
bertransformasi SMART PEOPLE: SMART LIVING:
1. Tingkat kualifikasi 1. Fasilitas budaya
2. Ketertarikan untuk 2. Kondisi kesehatan
belajar seumur hidup 3. Keamanan individual
3. Keragaman sosial dan 4. Kualitas perumahan
etnis 5. Fasilitas pendidikan
4. Fleksibilitas 6. Daya tarik wisatawan
5. Kreativitas 7. Kohesi sosial
6. Kosmopolitanisme/ket
erbukaan pikiran
7. Partisipasi dlm
kehidupan publik
PEMBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN DALAM
PILAR SMART CITY:
SMART ECONOMY SMART PEOPLE SMART SMART MOBILITY SMART SMART LIVING
GOVERNMENT ENVIRONMENT
1. KUKM 1. PENDIDIKAN 1. PU 1. P’HUBUNGAN 1. LH 1. BUDAYA
2. P’INDUSTRIAN 2. SOSIAL &PENATAAN 2. KOMINFO 2. ESDM 2. PENDIDIKAN
3. P’DAGANGAN 3. KEBUDAYAAN RUANG 3. STATISTIK 3. KEHUTANAN 3. PORA
4. TENAGA 4. PMD 2. P’TANAHAN 4. PERSANDIAN 4. PANGAN 4. KESEHATAN
KERJA 5. P3A 3. ADMINDUK 5. PUPR 5. PERTANIAN 5. TRANTIBLINMAS
5. PARIWISATA 6. KB/KS 4. KOMINFO 6. KELAUTAN 6. PARIWISATA
6. PANGAN 7. P’PUSTAKAAN 5. PERSANDIAN &P’IKANAN 7. SOSIAL
7. KELAUTAN 8. PU & 6. STATISTIK 7. PERUMAHAN 8. PERUMAHAN &
P’IKANAN PENATAAN 7. P’PUSTAKAAN & KAWASAN KAWASAN
8. P’TANIAN RUANG 8. KEARSIPAN PERMUKIMAN PERMUKIAN
9. KEHUTANAN 9. PENANAMAN
10. ESDM MODAL
ARAH KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN Dimensi Kota Pintar
SMART CITY
Dimensi Institusional
KEMENTERIAN DALAM
NEGERI Dimensi Manusia
Dimensi Teknologi
TIK hanya sebagai ENABLER, terdapat komponen
dasar non teknologi yang perlu diperhatikan:
Pemerintahan & Kelembagaan
Kebijakan Politik
Manajemen & Organisasi
Masyarakat
ARAH KEBIJAKAN RPJMN
PENGEMBANGAN
SMART CITY
KEMENTERIAN DALAM RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SMART CITY
NEGERI (roadmap smart city Indonesia)
SMART CITY
RESPON PROTEKSI Akses Kontrol,
Komunikasi Pusat Bimtek/Pelatihan
dan Daerah, Analisis SDM; Keamanan
Mendalam, Data/Informasi;
Pencegahan dan Perlindungan
Pengendalian DETEKSI Teknologi.
Perlu dilakukan:
Penyusunan framework
nasional pengembangan smart
city;
Koordinasi dan berbagi peran
dalam teknis pengembangan
smart city;
Pemantapan infrastruktur dan
pengamanan smart city.