Makalah Pasar Modal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan untuk memperkuat posisi
keuangan. Bahkan, perekonomian modern tidak akan mungkin maju dan
berkembang tanpa pasar modal. Secara umum pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional tidaklah jauh berbeda, hanya saja pasar modal syariah sangat
mengedepankan prinsip syariah. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka
mengakomodir kebutuhan umat Islam yang ingin melakukan investasi di produk-
produk atau instrument pasar modal sesuai syariah Islam. Dengan semakin
beragamnya instrument-instrumen di pasar modal syariah, diharapkan masyarakat
akan memilih alternatif investasi yang sesuai dengan keinginannya yang
memberikan keuntungan baginya.
Untuk mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia, harus ada
perkembangan instrument-instrumen pasar modal yang dikuatkan dengan fatwa
DSN-MUI serta perkembangan kelembagaan dan struktur pasar modal itu sendiri
yang selalu di pantau oleh Bapepam-LK. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan
kerangka hukum untuk memfasilitasi pengembangan pasar modal syariah serta
mendorong pengembangan instrumennya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa peran atau fungsi pasar modal syariah ?
2. Bagaimana struktur pasar modal syariah di Indonesia ?
3. Apa saja instrumen – instrumen yang ada di pasar modal syariah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran atau fungsi pasar modal syariah
2. Untuk mengetahui struktur pasar modal syariah di Indonesia
3. Untuk mengetahui instrumen – instrumen yang ada di pasar modal syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Modal Syari’ah
Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market.
Sementara untuk istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock.
Pasar modal menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal
1 Ayat (12) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Perdagangan Efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan
yang dimaksudkan dengan efek pada pasal 1 ayat (5) adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti uang,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap
deviratif dari efek.
Pasar modal dikenal juga dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut Pasal
1 ayat (4) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang
menyelenggrakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
di antara mereka. Bursa efek di Indonesia dikenal Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa
Efek Surabaya (BES). Belakangan, tanggal 30 Oktober 2007 BES dan BEJ sudah
dimerger dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga dengan demikian
hanya ada satu pelaksana bursa efek di Indonesia, yaitu BEI. Sedangkan bagi pasar
modal syari’ah, listing-nya dilakukan di Jakarta Islamic Index yang telah
diluncurkan sejak 3 Juli 2000.
Pasar modal syari’ah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme
kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan
mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. Sedangkan
yang dimaksud dengan efek syari’ah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, perusahaan,
maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syari’ah.

B. Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal Syari’ah


Pasar modal berperan menjalankan dua fungsi secara simultan berupa fungsi
ekonomi dengan mewujudkan pertemuan dua kepentingan, yaitu pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana, dan fungsi keuangan
dengan memberikan kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi
pemilik dana melalui investasi. Pada fungsi keuangan, pasar modal berperan sebagai

2
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari
pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,ekspansi,penambahan
modal kerja dan lain-lain.Sedangkan pada fungsi yang kedua pasar modal menjadi
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, reksa dana,dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan
dana yang di milikinya sesuai dengan karaketristik keuntungan dan resiko masing-
masing instrumen.
Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal yang bila
diukur dari waktunya merupakan modal jangka panjang. Pasar modal juga mampu
menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian suatu Negara. Pasar modal
memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan kesempatan
bagi perusahaan untuk dapat memanfaatkan dana langsung dari masyarakat tanpa
harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Ada beberapa manfaat pasar modal, yaitu:
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
deversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
5. Penyebaran kepemilikan,keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklam
berusaha yang sehat.
6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
7. Memberi kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.
8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang
bisa diperhitungkan melalui keterbukaan,likuiditas,dan diversifikasi investasi.
9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.
Sedangkan karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal
1
yaitu :
1. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek
2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang.

1 Yusuf Muhammad. “Manajemen Keuangan Syariah”. Mataram: Penerbit Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Mataram, 2015. Hal 160-161

3
3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di
Bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account)
keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen
bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan.
4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
5. Saham tidak boleh diperjualbelikan dengan harga lebih tinggi dari HST
6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.
7. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
8. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode
perdagangan setelah menentukan HST
9. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan,
dan dengan harga HST.

C. Struktur Pasar Modal Syari’ah


1. Pengelola Pasar Modal
a. Bepepam – LK
Pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah mulai melakukan usaha
pengaktifan pasar modal Indonesia dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar
Modal (Bapepam) yang kemudian sejak tahun 1991 berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Sejak tahun 2005 Bapepam disempurnakan menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam –
LK) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK
606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005. Bapepam – LK berada di
bawah Departemen Keuangan Republik Indonesia yang bertugas membina,
mengatur, dan mengawasi sehari – hari kegiatan pasar modal serta
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
lembaga keuangan.2
Tujuan Bapepam – LK adalah mewujudkan terciptanya kegiatan pasar
modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal
dan masyarakat. Teratur: menjamin bahwa seluruh pelaku pasar modal wajib
mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai dengan bidangnya masing – masing
dan melaksanakannya secara konsisten. Wajar: seluruh pelaku pasar modal
melakukan kegiatannya dengan memerhatikan standar dan etika yang berlaku

2 Soemitra Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah”. Jakarta: Kencana, 2010. Hal 118-128

4
di dunia bisnis serta mengutamakan kepentingan masyarakat banyak. Efisien:
kegiatan pasar modal dilakukan secara cepat dan tepat dengan biaya yang
relatif murah.
Menurut Bapepam, ada dua strategi utama yang dicanangkan Bapepam
untuk mencapai pengembangan pasar modal syari’ah dan produk pasar modal
syari’ah. Pertama, pengembangkan kerangka hukum untuk memfasilitasi
pengembangan pasar modal berbasis syari’ah. Kedua, mendorong
perkembanagn pasar modal berbasis syari’ah. Selanjutnya, dua strategi utama
tersebut dijabarkan Bapepam menjadi tujuh implementasi strategi, yaitu 1)
mengatur penerapan prinsip syari’ah; 2) menyusun strandar akuntansi; 3)
mengembangkan profesi pelaku pasar; 4) sosialisasi prinsip syari’ah; 5)
mengembangkan produk; 6) menciptakan produk; 7) meningkatkan kerja sama
dengan DSN-MUI.3
b. Bursa Efek
Bursa efek adalah ppihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek pihak – pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara
mereka. Kewajiban dan tanggung jawab bursa efek antara lain :
1. Bursa efek wajib menyediakan sarana pendukung dan mengawasi kegiatan
anggota bursa efek.
2. Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba bursa efek wajib disusun
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada Bapepam.
3. Bursa efek wajib menetapkan peraturan mengenai keanggotaan,
pencatatan, perdagangan, kesepadanan efek, kliring dan penyelesaian
transaksi bursa, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan bursa
efek.
c. Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan
jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Yang dapat menjadi
pemegang saham lembaga kliring dan penjaminan adalah bursa efek,
perusahaan efek, biro administrasi efek, bank kustodian, atau pihak lain atas
persetujuan Bapepam. Lembaga yang menjalankan fungsi lembaga kliring dan
penjaminan di Indonesia oleh PT. KPEI (Kliring dan Penjaminan Efek
Indonesia).

3 Sutedi Adrian. “Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah”. Jakarta:
Sinar Grafika, 2014. Hal 96-97

5
d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia
dilaksanakan oleh PT. KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia). Fungsi LPP
adalah menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi
yang teratur, wajar, dan efisien.
e. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek
Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek
adalah pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam untuk
menyelenggarakan perdagangan surat utang Negara diluar bursa efek.
Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek antara lain
Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) yang merupakan Self
Regulatory Organization (SRO) yang mendapat izin usaha dari Bapepam
dengan surat keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/2003 tanggal 25
Desember 2003.

2. Para Pelaku Pasar Modal


a. Emiten
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau
melakukan emisi di bursa disebut emiten. Emiten melakukan emisi dapat
memilih dua macam instrument pasar modal apakah bersifat kepemilikan atau
utang. Jika bersifat kepemilikan, maka diterbitkanlah saham dan jika yang
dipilih adalah instrument utang, maka yang dipilih adalah obligasi. Tujuan
melakukan emisi adalah:
1. Untuk perluasan usaha
2. Untuk memperbaiki struktur modal
3. Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham
4. Keterbukaan mendorong meningkatnya profesionalisme
5. Menurukan kesenjangan social, karena peluang masyarakat menjadi
investor besar, dan
6. Sarana promosi

b. Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi disebut investor. Tujuannya adalah:
1. Memperoleh dividen, yaitu keutungan yang akan diperoleh investor yang
dibayar oleh emiten

6
2. Kepemilikan perusahaan, semakin banyak saham yang dimiliki, maka
semakin besar pengusahaan perusahaan.
3. Berdagang, yaitu investor akan menjual kembali pada saat harga tinggi.
Jadi pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat
menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

c. Perusahaan Pengelola Dana (Investment Company)


Perusahaan pengelola dana merupakan perusahaan yang beroperasi di
pasar modal dengan mengelola modal yang berasal dari investor. Perusahaan
ini mempunyai dua unit, yaitu pengelola dana (fund management) dan
penyimpanan dana (kustodian).

d. Reksadana
Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi.

3. Lembaga Penunjang Pasar Modal


a. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
Lembaga penunjang untuk emisi saham :
1. Penjamin emisi efek (underwriter), yaitu pihak yang membuat kontrak
dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan
emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak
terjual.
2. Akuntan publik yang disahkan BPKP, bertugas memeriksa laporan
keuangan perusahaan dan memberikan pendapatnya, memeriksa
pembukuan, apakah sesuai dengan standar akuntansi Indonesia dan
ketentuan Bapepam.
3. Konsultan hukum, bertugas meneliti aspek-aspek hukum emiten dan
memberikan pendapat segi hukum (legal opinion) tentang keadaan dan
keabsahan usaha emiten.
4. Notaris
5. Agen penjual yang umumnya adalah perusahaan efek
6. Perusahaan penilai yang diperlukan apabila perusahaan emiten akan
menilai kembali aktivanya.

7
Lembaga penunjang untuk emisi obligasi :
1. Wali amanat (trustee) merupakan pihak yang mewakili kepentingan
pemegang efek yang bersifat utang.
2. Penanggung (guarantor), yang bertanggung jawab atas dipenuhinya
pembayaran pinjaman pokok obligasi serta imbalannya (bunga bagi
konvensional) dari emiten kepada para pemegang obligasi tepat pada
waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.
3. Agen pembayaran (paying agent), yang bertugas membayar imbalannya
obligasi yang biasanya dilakukan setiap 2 kali setahun dan pelunasan
pada saat obligasi telah jatuh tempo.

b. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder


Lembaga penunjang pasar sekunder terdiri atas :
1. Perusahaan efek (securities company), yang dapat menjalankan satu
atau beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi efek, perantara
pedagang efek, manajer investasi, maupun penasihat investasi.
2. Pedagang efek (dealer), berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek
tertentu dan menjaga keseimbangan harga serta memelihara likuiditas
efek dengan cara membeli dan menjual efek tertentu di pasar sekunder,
disamping melakukan jual beli efek untuk diri sendiri.
3. Perantara pedagang efek yang lebih dikenal broker atau pialang yang
bertugas menjadi perantara dalam jual beli efek antara emiten dengan
investor dalam hal menerima pesanan jual dan pesanan beli investor
untuk di tawarkan di bursa efek.
4. Biro administrasi efek, yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan
emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa dalam rangka
memperlancar administrasinya.

D. Instrumen Pasar Modal Syari’ah


Sampai saat ini, efek – efek syariah menurut Fatwa DSN MUI No.40/DSN-
MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah
di Bidang Pasar Modal mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksadana
Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, dan
surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip – prinsip syariah. Belakangan,
instrument keuangan syariah bertambah dalam fatwa DSN-MUI No.65/DSN-
MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan

8
fatwa DSN-MUI No.66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah pada tanggal 06
Maret 2008.
1. Saham Syariah
Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal
dalam suatu perusahaan terbatas. Dengan dmikian si pemilik saham merupakan
pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin
besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh
dari saham dikenal dengan nama dividen. Pembagian dividen ditetapkan pada
penutupan laporan keuangan berdasarkan RUPS ditentukan berapa dividen yang
di bagi dan laba yang ditahan.
Di pasar skunder atau dalam aktifitas perdagangan saham sehari – hari,
harga – harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun
penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan
penawaran atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena
adanya banyak factor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja
perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun factor
yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga (interest rate) inflasi, nilai tukar
dan faktor – faktor non ekonomi seperti kondisi social dan politik, dan faktor
lainnya.
Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh dari memegang saham ini
antara lain :
a. Diivident yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari
laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun
dakam bentuk saham.
b. Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang
diberikan emiten.
c. Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli
saham di pasar modal.
Sedangkan saham syariah adalah serifikat yang menunjukan bukti
kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha
maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

2. Obligasi Syariah (Sukuk)


Obligasi atau bonds secara konvensional adalah merupakan bukti utang dari
emiten yang dijamin oleh oenanggung yan mengandung janji pembayaran
numga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada

9
tanggal jatuh tempo. Di sini obligasi merupakan instrument utang bagi
perusahaan yang hendak memperoleh modal.
Sedangkan obligasi syariah sesuai dengan Fatwa DSN No.32/DSN-
MUI/IX/2002 adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada keluarga pemegang obligasi syariah
yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
Ditinjau dari segi akadnya, obligasi syariah terbagi pada obligasi
syariah mudharabah, ijarah, musyarakah, murabahah, salam, istishna. Berbagai
jenis struktur sukuk yang dikenal secara internasional dan telah
mendapatkan endorsement dari The Accounting and Auditing Organisation for
Islamic Financial Institutions (AAOIFI) dan diadopsi dalam UU No.19 tahun
2008 tentang SBSN, antara lain:4
a. Sukuk Ijarah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
ijarah dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual
atau menyewakan hak manfaat atas surat asset kepada pihak lain berdasarkan
harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan asset itu sendiri. Sukuk ijarah dibedakan menjadi Ijarah al
Muntahiyah Bittamlik (sale and lease back) dan Ijarah Headlease and
Sublease.
b. Sukuk Mudharabah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad mudharabah dimana satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan
pihak lain yang menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan
dari kerja sama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah
disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya
oleh pihak yang menjadi penyedia modal.
c. Sukuk musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad musyarakah dimana dua pihak atau lebih bekerja sama menggabungkan
modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah
ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang
timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal
masing-masing pihak

4 Huda Nurul dan Heykal Mohamad. “Lembaga Keuangan Islam, Tinjauan Teoretis dan Praktis”. Jakarta:
Kencana, 2010. Hal 266-267

10
d. Sukuk istishna’ yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad istishna’ dimana para pihak menyepakati jualbeli dalam rangka
pembiayaan suatu proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan
spesifikasi barang/proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan
kesepakatan.
Sedangkan ditinjau dari institusi yang menerbitkan obligasi syariah, maka
obligasi syariah terbagi dua, yaitu obligasi korporasi (perusahaan) dan obligasi
Negara (SBSN).
a. Sukuk korporasi
Sukuk korporasi merupakan jenis obligasi syariah yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan yang memenuhi prinsip syariah. Dalam
penerbitkan sukuk korporasi terdapat beberapa pihak yang terlibat, yaitu:
1. Obligor, adalah emiten yang bertanggung jawab atas pembayaran
imbalan dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk
jatuh tempo.
2. Wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.
3. Investor, yaitu pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin,
dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.
b. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Surat berharga syariah Negara di singkat SBSN, atau dapat disebut sukuk
Negara, adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN, baik
dalam mata uang rupiah maupun paluta asing.
Sukuk Negara diterbitkan dengan tujuan :
1. Memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara.
2. Mendorong pengembangan pasar keuangan syariah.
3. Menciptakan benchmark di pasar keuangan syariah.
4. Diversifikasi basis investor.
5. Mengembangkan alternative instrument investasi.
6. Mengoptimalkan pemanfaatann Barang Milik Negara, dan
7. Memanfaatkan dana – dana masyarakat yang belum terjalin oleh sistem
keuangan konvensional.

3. Reksadana Syariah
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai

11
pemilik harta (shahib al-mal) dengan menejer investasi, begitu pula pengelolaan
dana investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara menejer investasi
sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. Ada bebarapa
keuntungan dan resiko dalam investasi di reksadana diantaranya sebagai
berikut.5
Keuntungan berinvestasi di reksadana adalah :
a. Tingkat likuiditas yang baik
b. Manajer profesional
c. Diversifikasi
d. Biaya rendah
Sedangkan resiko investasi reksadana adalah :
a. Resiko perubahan kondisi ekonomi dan politik
b. Resiko berkurangnya nilai unit penyertaan
c. Resiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait
d. Resiko likuiditas
e. Resiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan
klaim asuransi.
4. Efek Beragun Aset Syariah
Adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA syariah
yang portofolionya terdiri dari asset keuangan berupa tagihan yang timbul dari
surat berharga komersial, tagihan yang timbul dikemudian hari, jual beli
pemilikan asset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat investasi yang
dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi arus kas serta asset
keuangan setara, yang sesuai dengan prinsip – prinsip syariah.

5. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue)


Mekanisme rights bersifat opsional di mana rights merupakan hak untuk
membeli saham pada harga tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Rights ini
diberikan kepada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan
tambahan saham baru yamg dikeluarkan perusahaan pada saat second offering.
Berbeda dengan warran masa perdagangan rights sangat singkat, berkisar antara
1 – 2 minggu saja.

5 Huda Nurul dan Edwin Nasution Mustafa. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah”. Jakarta: Kencana, 2008.
Hal 114-117

12
6. Warran Syariah
Fatwa DSN-MUI No.66/DSN-MUI/III/2008 tentang Warran Syariah pada
tanggal 06 Maret 2008 memastikan bahwa kehalalan investasi di pasar modal
tidak hanya berhenti pada instrument efek yang bernama saham saja, tetapi juga
pada produk derivatifnya. Produk turunan saham (derivatif) yang dinilai sesuai
dengan kriteria DSN adalah warran. Berdasarkan fatwa pengalihan saham
dengan imbalan (warran), seorang pemegang saham diperbolehkan untuk
mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain dengan mendapatkan
imbalan.

E. Resiko Pasar Modal Syari’ah


Resiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata – mata berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Resiko yang mungkin
dapat dihadapi oleh investor antara lain :
1. Resiko daya beli (purchasing power risk)
Resiko daya beli berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang
menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil. Investor mencari atau
memilih jnis investasi yang memberikan keuntungan yang jumlahnya sekurang
– kurangnya sama dengan investasi dilakukan sebelumnya. Disamping itu,
investor mengharapkan memperoleh pendapatan atau capital gain dalam waktu
yang tidak lama.

2. Resiko bisnis (business risk)


Resiko bisnis adalah suatu resiko menurunnya kemampuan memperoleh
laba yang pada gilarannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan
(emiten) membayar imbalan (bunga dalam konvensional) atau dividen.

3. Resiko tingkat bunga (interest rate risk)


Biasanya, kenaikan tingkat bunga berjalan tidak searah dengan harga –
harga instrument pasar modal. Resiko naiknya tingkat bunga misalnya jelas
akan menurunkan harga – harga di pasar modal. Oleh karena itu, investor di
pasar modal syariah harus memposisikan dirinya sebagai rekan bagi
perusahaan yang siap berbagi laba dan rugi.

13
4. Resiko pasar (market risk)
Apabila pasar bergairah (bullish) umunya hampir semua harga saham di
bursa efek mengalami kenaika. Sebaliknya apabila pasar lesu (bearish) saham
– saham akan ikut pula mengalami penurunan. Perubahan psikologi pasar
dapat menyebabkan harga – harga surat berharga anjlok terlepas dari adanya
perubahan fundamental atas kemampuan perolehan laba perusahaan.

5. Resiko likuiditas (liquidity risk)


Resiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk dapat
segera diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah tentang pasar modal, maka secara umum
pasar modal adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi dalam memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal
merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka
berusaha menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah
pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka
menguntungkan.
Struktur pasar modal di Indonesia terdiri dari, yaitu:
1. Pengelola pasar modal (Bapepam, bursa efek, dll)
2. Para pelaku pasar modal (Emiten, investor, perusahaan pengelola dana)
3. Lembaga penunjang pasar modal
6. Sedangkan instrumen pasar modal syariah yaitu :
1. Saham syariah
2. Obligasi syariah (sukuk)
3. Reksadana syariah
4. Efek beragun asset syariah
5. Rights Issue
6. Warran syariah

15
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf Muhammad. 2015. “Manajemen Keuangan Syariah”. Mataram: Penerbit


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram.
Soemitra Andri. 2010. “Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah”. Jakarta: Kencana.
Sutedi Adrian. 2014. “Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan
Berdasarkan Prinsip Syariah”. Jakarta: Sinar Grafika.
Huda Nurul dan Heykal Mohamad. 2010. “Lembaga Keuangan Islam, Tinjauan
Teoretis dan Praktis”. Jakarta: Kencana.
Huda Nurul dan Edwin Nasution Mustafa. 2008. “Investasi Pada Pasar Modal
Syariah”. Jakarta: Kencana.

16

Anda mungkin juga menyukai