Laporan Kasus Untuk Gangguan Cemas Menyeluruh
Laporan Kasus Untuk Gangguan Cemas Menyeluruh
Laporan Kasus Untuk Gangguan Cemas Menyeluruh
Nama : Ny. N
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : D1
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Cemas dan takut
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang perempuan berusia 28 tahun, datang ke poli jiwa RSU
Anutapura pada 25 November 2019 dengan keluhan cemas dan takut
berlebihan. Awalnya rasa cemas dan takut yang dirasakan muncul setelah
pasien diceraikan oleh suaminya pada tahun 2013. Semenjak itu keluhan
cemas dan takut pasien kemudian muncul. Rasa cemas muncul setiap hari
menjelang maghrib. Pasien juga merasa sedih setiap harinya hingga dapat
tiba-tiba menangis jika sendirian dan pasien mengatakan sering melamun
walaupun sedang membawa kendaraaan.
Pasien mengaku bahwa keluhannya kemudian bertambah berat 3
bulan yang lalu. Pasien pernah masuk ke RS BK sekali dengan keluhan
maag dan masuk ke RS Anutapura sebanyak 4 kali dengan keluhan yang
sama dan dikonsul ke bagian jiwa karena keluhan cemasnya. Pasien
mengatakan menjadi kesusahan tidur dan kurang nafsu makan. Awalnya
pasien masih dapat tidur, namun terbangun saat malam hari dan tidak
dapat tidur lagi atau kesulitan dalam memulai tidur. Pasien mengatakan
jika dapat tidur menjelang pagi hari. Selain itu, pasien juga merasa kurang
bersemangat untuk beraktivitas karena pasien merasa lemas, mudah lelah,
tidak berenergi. Pasien tidak kontrol ke poklinik jiwa selama 2 minggu.
Hendaya Disfungsi
Hendaya Sosial (-)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (-)
Faktor Stressor Psikososial
Pasien merasa cemas dan takut setelah diceraikan oleh
suaminya pada tahun 2013.
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan
psikis sebelumnya.
Pasien sebelumnya pernah dirawat dan menjalani pengobatan
di RSU Anutapura dengan keluhan maag.
Riwayat penyakit fisik pasien
Pasien memiliki riwayat penyakit maag.
Riwayat penyakit psikis pasien
Pasien baru pertama kali di rawat dengan gangguan psikis.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tidak ada riwayat kejang, penyakit jantung, infeksi berat dan
trauma capitis, serta gangguan jiwa sebelumnya.
Status Lokalis
GCS : E4V5M6
Status Neurologis
Meningeal Sign : (-)
Refleks Patologis : (-/-)
Hasil Pemeriksaan nervus cranial : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan sistem motorik : Normal
Kordinasi gait keseimbangan : terganggu
Gerakan-gerakan abnormal : (-)
F. Pengendalian impuls
Baik
G. Daya nilai
Norma sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Penilaian Realitas : baik
H. Tilikan (insight)
Derajat 6: Pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.
I. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
VII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Faktor yang mempengaruhi :
Tidak ada kelainan organobiologik
Ada support keluarga
Faktor yang memperburuk :
Onset kronik
VIII. RENCANA TERAPI
Farmakoterapi :
- Diazepam 2 mg 0-1-1
Psikoterapi suportif
Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati
dan keinginannya sehingga pasien merasa lega
Persuasi: Membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu kontrol
dan minum obat dengan rutin.
Sugesti: Membangkitkan kepercayaan diri dan kemauan pasien untuk
dia sembuh (penyakit terkontrol).
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya
sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan
berkala.
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.
1. Terapi Farmakologis
A. Benzodiazepin
Benzodiazepine merupakan pilihan lini pertama. Pemberian
benzodiazepine dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan
sampai mencapai respon terapi. Penggunaan sediaan dengan waktu
paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek
yang tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata 2-6 minggu,
dilanjutkan dengan masa taering off selama 1-2 minggu.4
B. Buspiron
Buspiron efektif pada 60-80% penderita gangguan ansietas
menyeluruh. Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala
kognitif dibandingkan gejala somatic pada gangguan ansietas
menyeluruh. Tidak menyebabkan withdrawl. Kekurangannya efek
klinis baru terasa 2-3 minggu.2
C. SSRI
Sertraline merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoxetine.
Pemberiaan fluoxetine dapat meningkatkan ansietas sesaat. SSRI
efektif terutama pada pasien ansietas menyeluruh dengan riwayat
depresi.2
2. Terapi Non Farmakologis
A. Terapi kognitif-perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali
distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala
somatic secara langsung.3
B. Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-
potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih
bias beradaptasi optimal dalam fungsi social dan pekerjaannya. 2
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh :
Pembimbing:
dr. Andi Soraya, M. Kes, Sp.KJ