GASTRULASII
GASTRULASII
GASTRULASII
” GASTRULASI ”
Dosen Pembimbing
Siti Rabiatul Fajri, M.Pd
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
2.1 Definisi Gastrulasi ............................................................................. 3
2.2 Mekanisme Gastrulasi secara umum ................................................. 4
2.3 Proses terbentuknya Gastrulasi ......................................................... 4
2.4 Pola pergerakan sel Gastrulasi .......................................................... 8
2.5 Pergerakan aktif sel pada Gastrulasi ................................................. 9
2.6 Proses Gastrulasi pada hewan ........................................................... 9
BAB III PENUTUP .............................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Gastrulasi
1.3.2 Untuk mengetahui mekanisme Gastrulasi secara umum
1.3.3 Untuk mengetahui proses terbentuknya Gastrulasi
1.3.4 Untukmengetahui pola pergerakan sel Gastrulasi
1.3.5 Untuk mengetahui pergerakan aktif sel pada Gastrulasi
1.3.6 Untuk mengetahui proses Gastrulasi pada hewan
2
BAB II
PEMBAHASAAN
3
2.2 Mekanisme Gastrulasi secara umum
Gastrulasi sebagai suatu proses dimana sel-sel berkembang dan
bermigrasi dalam embrio untuk mengubah masa sel dalam tahap
blastokista menjadi embrio yang berisi tiga lapisan germinal primer.
Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi yang dilakukan melalui
berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Migrasi sel-sel atau lapisan
sel-sel selama gastrulasi dimaksudkan untuk menempatkan area perspektif
endoderm ke dalam, membungkus embrio dengan perspektif ektoderm,
menempakan mesoderm diatara endoderm dan ektoderm, membentuk
archenteron (bakal saluran pencernaan primitif).
Hasil penting gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat
permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini
akan mentransformasikan blastula menjadi embrio berlapis tiga yang
disebut dengan gastrula. Saat blastula terimplantasi di uterus, masa sel
bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian atas
(epiblast) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblast). Lapisan-lapisan ini
homolog dengan lapisan pada cakram embrio burung. Gastrulasi terjadi
melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas melalui primitive
streak untuk membentuk mesoderm dan endoderm.
Mekanisme seluler dalam proses gastrulasi embrio hewan.
Penataan dan pergerakan sel yang terjadi dari bentuk blastula menjadi
gastrula melibatkan mekanisme seluler, yaitu:
1. Perubahan dalam motilitas sel,
2. Perubahan dalam bentuk sel, dan
3. Perubahan dalam adhesi seluler (penempelan dari sel ke sel lain, atau ke
matriks ekstraseluler)
4
differensiasi. Migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel selama gastrulasi
dimaksudkan untuk:
a. Menempatkan area perspektif endoderm ke dalam
b. Membungkus embrio dengan perspektif ektoderm
c. Menempakan mesoderm diatara endoderem dan ektoderm
d. Membentuk arkenteron, bakal saluran pencernaan primitive
Gastrulasi sebagai suatu proses dimana sel-sel berkembang dan
bermigrasi dalam embrio untuk mengubah masa sel dalam tahap
blastokista menjadi embrio yang berisi tiga lapisan germinal primer.
Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi yang dilakukan melalui
berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting gastrulasi
adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah
ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasikan blastula
menjadi embrio berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat blastula
terimplantasi di uterus, masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih
dengan lapisan sel bagian atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah
(hipoblast). Lapisan-lapisan ini homolog dengan lapisan pada cakram
embrio burung.
Seperti pada burung, embrio manusia akan berkembang secara
keseluruhan dari sel-sel epiblast, sementara sel-sel hipoblast membentuk
kuning telur (yolk sac). Gastrulasi terjadi melalui pergerakan ke arah
dalam sel-sel lapisan atas melalui primitive streak untuk membentuk
mesoderm dan endoderm.
Ciri-ciri umum proses gastrulasi:
a. Penataan kembali sel-sel embrio oleh gerakan morfogenetik
b. Ritme pembelahan sel diperlambat
c. Tidak terjadi tumbuh yang nyata
d. Tipe metabolisme berubah
e. Peran inti menjadi lebih besar
f. Disintesisnya protein-protein baru, melalui mRNA baru.
Proses terbentuknya gastrula yaitu: Sel-sel blastula yang
mengalami invaginasi terus tumbuh ke arah dalam sehingga blastopore
5
akan terus terdesak ke dalam dan terbentuk rongga arkenteron. Rongga ini
membagi sel-sel yang tumbuh tersebut menjadi lapisan endoderm
disebelah dalam dan mesoderm dibagian tengah. lapisan paling luar
saluran pencernaan kita dan organ-organnya berasal dari endoderm dan
sebagian besar organ dan jaringan lain, seperti ginjal, jantung dan otot
berasal dari lapisan mesoderm (Atahualpa, 2013). Lapisan bagian luar dari
lapisan sel pada animal pole yang tetap berada diluar (tidak melipat ke
dalam) membentuk ektoderm. Contoh terbentuknya lapisan saraf manusia.
Ketiga lapisan tersebut kemudian disebut dengan Lapisan Germinal
Embrio .
6
endoderm. Daerah- daerah itu bergerak diarah blastocoel. Gerakan
emboli dibagi atas 7 macam :
Involusi, gerakan membelok kedalam. Proses ini
berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang
sesuai dengan gerakan hypoblast kearah anterior, sehingga
notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di
bawah ektoderm. Contohnya Perpindahan lapisan luar yang
masuk melalui blastoporus pada amphibia.
Konvergensi, gerakan menyempit. Terjadi di daerah bakal
mesoderm kearah dorso-median blastopore tepatnya di
daerah bibir lateral. Pada akhirnya mesoderm akan berada di
kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir dorsal
Invaginasi, gerakan melekuk dan melipat suatu lapisan sel.
Proses ini terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian
median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu
kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast.
Hypoblast mengalami perpanjangan menurut poros embrio
akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya
invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir
yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral. Contohnya
Pembentukan archenteron pada amphioxus.
Evaginasi, gerakkan menjulur suatu lapisan. Contohnya
Eksogastrulasi
Delaminasi, gerakkan memisahkan diri sekelompok sel dari
keompok utama atau lapisan asal.
Devergensi, gerakkan memencar sebaliknya dari
konvergensi.
Extensi, gerakkan meluas, ini meyertai gerakkan epiboli
disebelah luar , sedangkan extensi gerakkan disebelah dalam
embrio.
7
2.4 Pola Pergerakan Sel Gastrulasi
Gerakan sel-sel adalah pergeseran sel-sel atau daerah-daerah calon
organ embrio dari lokasi topografis satu ke lokasi lain untuk membentuk
struktur gastrula.
1. Invaginasi : Lapisan sel bagian luar masuk atau melipat ke
dalam. Peristiwa ini ditandai dengan adanya satu lapisan sel
yang secara pasif tenggelam dan akhirnya menjadi /
membentuk dinding rongga gastrocel.
2. Ingressi : sel-sel bagian permukaan secara individual
bermigrasi ke bagian dalam (interior) dari embrio. Sel atau
kelompok sel terpisah dari lapisan / kelompok lain di dekatnya
dan mengalami migrasi ke dalam blastocoel
3. Involusi : Lapisan sel membelok ke dalam dan kemudian
membentang jauh ke bagian permukaan internal. sejumlah sel /
lapisan sel yang bergerak masuk ke dalam gastrula
4. Epiboly: Lapisan sel membentang dengan menipiskan bentuk
sel-selnya menyeberangi permukaan luar sebagai suatu unit.
pergerakan atau pergeseran yang terjadi pada permukaan
gastrula. Meliputi perpindahan dan perluasan epidermal
maupun neuroectodermal (Sugiyanto, 1996).
5. Interkalasi: dua atau lebih deretan sel menyusun diri dengan
masuk ke sela sela antara satu sel ke sel lainnya, sehingga
terbentuk deretan sel yang lebih panjang dan lapisannya lebih
tipis.
6. Convergent Extension (perluasan secara konvergen): Dua atau
lebih deretan sel interkalasi, tetapi interkalasinya teratur dan
terarah pada suatu tujuan. Mengumpulnya sel-sel yang jauh
dari blastoporus ke daerah sekitar dekat blastophorus
8
2.5 Pergerakan Aktif Sel Pada Gastrulasi
Sel-sel dapat bergerak aktif “merayap” dalam embrio dengan
menggunakan serat sitoskeleton untuk menjulurkan dan menarik
penjuluran seluler. Penjuluran sel-sel embrionik umumnya berupa
lembaran pipih (lamellipodia) atau duri (filopodia). Matriks ekstra seluler
berfungsi mengarahkan sel-sel yang sedang bermigrasi disepanjang jalur
tertentu (Balinsky, 1976)
Pada gastrulasi beberapa organisme, invaginasi diawali oleh
penyempitan (wedging) sel-sel pada permukaan blastula, penetrasi sel-sel
untuk masuk lebih dalam ke bagian dalam embrio melibatkan ekstensi
filopodia oleh sel-sel terdepan dari jaringan yang bermigrasi. Gerakan sel-
sel tersebut akan menarik sel-sel yang mengikuti dibelakangnya untuk
melalui blastopori, sehingga membantu menggerakkan lapisan sel dari
permukaan embrio ke dalam blastosoel untuk kemudian membentuk
endoderm dan mesoderm embrio.
9
a. Gastrulasi kelompok I:
Tidak mempunyai wilayah ekstraembrio melainkan seluruh bagian
blastula merupakan wilayah intraembrio. Contoh: Bulu babi,
Amphioxus, Amfibi.
b. Gastrulasi kelompok II:
Gastrulasi berlangsung pada suatu blastula yang merupakan diskus
atau keping (blastodiskus atau blastoderm) yang terdiri atas bagian
intraembrio dan ekstraembrio. Ciri khas pada kelompok ini yaitu
adanya alur primitif (primitive streak). Contoh : Aves, Mamalia
1. Gastrula pada bulu Babi
Telur babi mengandung sedikit yolk yang tersebar merata,
sehingga yolk tidak mengganggu pelekukan atau invaginasi dari blastula.
Proses-proses gastrulasi pada bulu babi yaitu:
a. Blastula, terdiri atas selapis sel tunggal bersilia yang mengelilingi
blastosoel. Gastrulasi dimulai dengan pembentukan lempeng vegetal.
Sel-sel mesenkim (calon mesoderm) memisah dari lempeng vegetal,
berpindah ke dalam blastosoel
b. Lempeng vegetal pada gastrula awal mengalami invaginasi. Sel-sel
mesenkim mulai membentuk penjuluran tipis (filopodia)
c. Sel-sel endoderm membe5ntuk Arkenteron. Sel-sel mesenkim
membentuk persambungan filopodia antara ujung arkenteron dan sel-
sel ektoderm dinding blastosoel.
d. Gastrula akhir, kontraksi filopodia menarik arkenteron, sehingga
endoderm arkenteron akan menyatu dengan ektoderm dinding
blastosoel.
e. Gastrula selesai, terbentuk saluran pencernaan fungsional, mulut dan
anus.(endoderm). Ektoderm membentuk permukaan luar bersilia.
10
2. Proses Gastrulasi Pada Amphioxus
Seperti halnya bulu babi, tipe telur Amphioxus juga isolesital.
Gastrulasi Amphioxus terjadi melalui invaginasi tetapi tanpa bantuan sel-
sel mesenkim primer. Gastrulasi amphioxus terjadi melalui invaginasi dari
dinding vegetal. Sel-sel tumbuh kedalam, mengisi rongga blastosoel
menjadi endoderm dan mesoderm. Area yang terbentuk kemudian akibat
pergerakan tersebut adalah munculnya rongga arkenteron (gastrocoel).
11
4. Proses Gastrulasi Pada Aves
Hasil pemebelahan pada brung adalah suatu keping atau
blastoderm yang terletak sebagai suatu tudung atas yolk. Bagian tengah
dari blastoderm terpisah dari yolk oleh rongga subgerminal, sehingga
tampak terang dan disebut ap[rea pelusia. Sebaliknya bagian tepi dari area
pelusida tampak gelap karena berlekatan dengan yolk dan disebut area
opaka. Sebagian besar dari sel-sel blastoderm berada pada lapisan
permukaan atas, membentuk epiblast. Beberapa sel melepaskan diri dari
epioblast ke dalam rongga subgerminal dan membentuk hipoblast primer.
Tidak lama kemudian lapisan sel bermigrasi dari tepi posterior blastoderm
dan bergabung dengan hipoblast primer membentuk hipoblast sekunder.
Blastoderm pada burung terdiri atas dua yaitu epiblast dan hipoblast. Celah
antara kedua lapis dapat disebut rongga blastula.
12
dan berperan sebagai blastoporus. Pada ujung anterior terjadi penebalan
disebut nodus Hensen. Bagian tengah nodus Hensen berbentuk sebagai
suatu sumur dan melalui tepinya akan dilalui oleh sel-sel yang masuk ke
rongga blastula.
Gastrulasi pada burung dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak
secara sendiri-sendiri serta terkoordinasi , dari luar masuk ke dalam
embrio, bukan melalui gerakan sel bersama dalam bentuk suatu
lempengan. Gastrulasi pada burung tidak membentuk arkenteron sejati.
Setelah endoderm dibentuk, yang menjadi arkenteron adalah rongga
subgerminal yang atapnya dibatasi oleh endoderm, sedang dasarnya adalah
yolk.
Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui daerah unsur primitif
adalah sel yang akan menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke anterior,
bergabung dengan hipoblas dan akhirnya menggantikan hipoblast pada
bagian anterior dari embrio. Sel berikutnya yang masuk melalui nodus
Hensen juga bergerak ke anterior, tetapi tidak bergerak sejauh bakal
endoderm. Sel-sel ini tetap berada di antara epiblast dan endoderm untuk
membentuk mesoderm kepala dan notokord. Sel-sel yang masuk ini semua
bergerak ke anterior, mendorong epiblast bagian tengah ke atas sehingga
akhirnya terbentuk lipatan kepala. Sementara itu, makin banyak sel-sel
bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang setelah masuk
kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua arah, satu
masuk lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong
hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan membentuk semua organ-organ
endodermal dan sebagian besar selaput ekstra-embrio. Kelompok kedua
menyebar membentuk suatu lembaran yang terbentang diantara epiblast
dan hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm dari
embrio dan selaput ekstra-embrio.
Sementraa pembentuknan mesoderm berlangsung, daerah unsure
primitive mulai memendek sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di
tengah area pelusida menjadi berada di bagian posterior. Dengan perkataan
lain, nodus Hensen bergerak ke posterior dan notokord posterior terbentuk.
13
Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya yang paling posterior dan
membentuk daerah anal. Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri atas
bakal sel-sel ektoderm yang berepiboli hingga mengelilingi yolk.
Gastrulasi telah selesai dengan dibentuknya eksoderm, digantinya hipoblas
dengan endoderm dan terletaknya mesoderm di antara kedua lapisan ini.
14
sinsitotroffoblast. Tidak lama kemudian ini, mesoderm meluas ke luar dari
embrio yang menjadi pembuluh darah untuk mengantar makanan dari
induk ke embrio. Pembuluh ini merupakan darah dari tali pusat dan berada
pada tangkai penyokong. Jaringan trofoblast dengan mesoderm yang
mengandung pembuluh darah disebut korion dan peleburan korion dengan
dinding uterus membentuk plasenta.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Gastrulasi
adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula, merupakan proses yang
dinamis, terjadi gerakan-gerakan morfogenesis dengan tujuan
memindahkan wilayah-wilayah persumtive ke tempat yang seharusnya.
Gastrulasi merupakan tahapan yang kritis atau menentukan perkembangan
selanjutnya.Gastrulasi merupakan proses yang dinamis dimana daerah-
daerah calon pembentuk organ pada blastula mengalami perubahan
susunan dan organisasi baru sejalan dengan pola pembentukan organ-
organ tubuh. Pada tubuh primitif embrio vertebrata pada umumnya
berbentuk silindris, dibagain depan sebagian kepala, dibagian tengah
sebagai badan, dan bagian belakang sebagai ekor.
3.2 Saran
Dari makalah ini tentang Gastrulasi, penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai literatur
selanjutnya. Untuk penulis makalah selanjutnya semoga ada perbaikan dari
makalah sebelumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17