Tugas Rutin 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RUTIN

“6 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL”

DOSEN PENGAMPUH: Dra.Nurmaya Napitupulu, M.Si.

Di Susun Oleh:

NAMA : AUFAA NABIILAH LUBIS 5172143008

KELAS : REGULER A 2017

MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN

PKK

PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
6 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Sampel Rendom,Atau Sampel Acak, Sampel Campur

Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi,
yang memungkinkan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian, dengan
cara rendomisasi atau dengan cara melalui undian. Persampelan ini dilakukan karena
populasi dianggap seragam (homogen). Teknik sampling ini diberi nama karena di dalam
pengambilan sampelnya, peneliti "mencampur" subjek-subjek di dalam populasi
sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak
yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi
sampel.

Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan in|
mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel Setiap subjek yang
terdaftar sebagai populasi, diberi nomori mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek.
Di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan tedebih dulu
besarnyaju sampel yang paling baik. jawaban terhadap pertanyaan ini tidaklah sederhana.
Di dalam buku statistik kadang-kadang terdapat rumus untuk menentukan perkiraan
besarnya sampel. Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurangdaiil.i lebih
baik diarnbil semua sehingga penelitiaannya merupakan penete' populasi. Tetapi, jika
jumlah subjeknya besar, dapat diambil antaia' 15% atau 20 - 25% atau lebih, tergantung
setidak-tidaknya dari:

a)Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b)Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karenai menyangkut banyak

sedikitnya data.

c)Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untukpw yang risikonya besar,

tentu saja jika sampel besar, hasilnya lebih baik.

Contoh : seorang peneliti memiliki daftar 100 orang populasi dan ingin memilih
10 orang untuk menjadi sampel. Pertama, semua orang dalam populasi ditandai dengan
nomor 1-100. Nomor tersebut lalu diacak. Pengacakan bisa meniru model arisan atau
sekarang bisa menggunakan aplikasi acak nomor. 10 individu yang nomornya keluar
menjadi sampel penelitiannya. Teknik ini biasanya digunakan pada populasi yang
homogen. Misal seseorang ingin meneliti tentang proses belajar di kelas dalam satu kelas.
Total muridnya berjumlah 100 orang. Peneliti tersebut bisa mewawancarai secara
mendalam 10 orang sebagai sampel.

2. Sampel Bersastra Atau Straified Sample

Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatanj tingkatan


atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukanj secara random. Adanya
strata, tidak boleh diabaikan, dan setiap strata ham diwakili sebagai sampel. Misalnya
Kita akan meneliti kehadiran kuliah mahasiswa. Apa bila kesimpulannya akan
diberlakukan untuk seluruh institusi, maka kita harus mengambil sampel, wakil dari
semua tingkat. Strata ekoncmi, strati pendidikan, strata umur, strata kelas, dan
sebagainya, dapat digunakaij sebagai dasar penentuan sampel berstrata. Sampel berstrata
digunakaif apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri, atau karakteristik a™
strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut mempengaruhi variabdl Akan tetapi
jika tidak ada perbedaan ciri antara setiap tingkat yang ada,l( boleh menggunakan sampel
random. Ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa penentuan stri penelitian harus
dilakukan secara hati-hati. Pemberian maknastraH kalau ternyata yang bersangkutan tahu,
dapat berakibat menyingg perasaan.

Contoh: strata kekayaan Kelompok I sangat kaya, kelompok II sedang,


kelompok III miski Dalam hal ini kekayaan tidak perlu ditinjau dari tingkatannyi tetapi
keadaan pemilikan harta benda; sehingga di dalamsaA pling, kita kategorikan saja sebagai
cluster sampling, yaitu saw yang diambil berdasarkan kelompok, bukan strata pemilikan
ha benda.

3. Sampel Wilayah Atau Area Probability Sample

Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil


wakii dari setiap wilayah yangterdapatdalam populasi. Sebagai misa],kitaakan meneliti
keberhasilan KB di seluruh wilayah Indonesia. Olehkarenaterdapat 27 provinsi, dan
masing-masing berbeda keadaannya, maka kita mengambii sampel dari 27 provinsi,
sehingga hasiinya mencerminkan keberhasilan KB seluruh Indonesia.

Contoh: Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin


mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik
pengambilan sampel dengan area sampling sangat tepat.
4. Sampel Proporsi Atau Proportional Sample , Atau sampel Imbangan

Teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan


untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Ada
kalanya banyaknya subjek yangterdapat pada setiap strata atau setiap wilayah tidak sama.
Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari
setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya
subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.

Contoh : Mahasiswa tingkat I: 500 orang, tingkat II: 200 orang. tingkat III: 200
orang, tingkat IV: 150 orang, tingkat V: 100 orang,. Maka pengambilan sampelnya untuk
tingkat I sebanyak 2 V^ kali tingkat lldan5kalitingkatV. Demikian juga untuk penelitian
program KB di seluruh Indonesia. Oleh karena banyaknya penduduk untuk setiap
provinsi tidak sama, makabesamya sampel dari ke-27 provinsi juga tidak sama. Pada
umumnya teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian memang tidak
tunggal, tetapi gabungan dari 2 atau 3 tehik. Apabila misalnya pengambilan sampel dari
mahasiswa tingkat I sebanyak 50 dari 500 orang dilakukan dengan acak, demikian juga
dari tingkat-tingkat lain, maka sudah 3 teknik yang kita gunakan, yakni berstrata, wporsi,
dan acak. Teknik pengambilan sampei seperti ini disebut stratifield oronortional random
sampling.

5. Sampel Bertujuan Atau Purposive Sample

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan irkan atas
strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini
biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu,
tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun
cara sepeti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan
tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

a)Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau


karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b)Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang


paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis).

c)Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi


pendahuluan.
Contoh: Peneliti akan mengadakan penelitian tentang minat belajar siswa-
siswa SMP di seluruh Indonesia. Dengan mempertimbangkan tersedianya tenaga peneliti,
waktu, dan dana, tentu tidak mungkin mengambil seluruh provinsi yang ada. Maka
diambil lah Yogyakarta, Medan, Malang, Bandung, Manado yang diperkirakan
merupakan tempat-tempatyang banyak sekolahnya, sehingga memilikicukup banyak
pelajar. Di samping itu, juga mengambil beberapa daerah yang sekolahnya sedikit sekali
imbangan. Lima daerah yang telah disebutkan. Pengambilan sampel dengan teknik
bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehinga
dapat mewakili populasi. Kelemahannya adalah bahwa peneliti tidak dapat menggunakan
statistik parametrik sebagai teknik analisis data, karena l tidak memenuhi persyaratan
random. Keuntungannyaterletak pada ketepatan peneliti memilih sumberdata sesuai"
dengan variabel yang diteliti.

6. Sampel Kuota Atau Quota Sample

Sampel Kuota atau Quota Sample Teknik sampling ini juga dilakukan tidak
mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang
sudah ditentukan. Dalam mengumpulkan data, peneliti menghubungi subjek yang
memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek
tebut(asal masih dalam populasi). Biasanya yangdihubungi adaiah subjek yangmudah
ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang penting diperhatikan di sini adalah
terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.

Contoh : Penelitian tentang persepsi masyarakat Indonesia tentang kesetaraan


gender. Sampel yang dicari berada dalam lingkup nasional, yaitu Indonesia. Quota
sampling membuat kategori berdasarkan karakteristik, seperti jenis kelamin, tingkat
pendidikan, umur dan sebagainya. Peneliti menentukan kuota berdasarkan pengetahuan
karakteristik akan berapa jumlah laki-laki, berapa jumlah perempuan. Sampel dari
kategori laki-laki dan perempuan diambil secara proporsional. Begitu pula kategori
pendidikan dan umur.

7. Sampel Kelompok atau Cluster Sample

Di masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok yang bukan rorupakan kelas


atau strata. Dalam membicarakan masalah persekolahan, kita jumpai adanya kelompok
sekolah SD, SLTP, SLTA. Kelompok-keiompok tersebut dapat dipandang sebagai
tingkatao atau strata. Demikian juga adanya kelas atau tingkatdi masing-masingtingkatan
sekolah. Akan tetapi jika kita menghendaki perwakilan dari sekolah negeri, bersubsidi,
berbantahan, swasta, sebenarnya lebih tepat kita sebut kelompok, daripada strata.
Demikian puia kelompok pegawai negeri, anggotaABRI, pedagang, petani, nelayan, dan
sebagainya, kita tidak dapat memandanginya sebagai strata, tetapi kelompok. Inilah
yangdisebut cluster. Di dalam menentukan jenis cluster atau kelompok harus
dipertimbangkan dengan matang apa ciri-ciri yang ada.

Contoh : Survei tentang tingkat kepercayaan warga NU dan Muhammadiyah


tentang pernyataan bahwa ”Borobudur peninggalan Raja Sulaiman”. Daftar keseluruhan
populasi warga NU dan Muhammadiyah tidak tersedia. Tidak mungkin pula
membuatnya. Maka, peneliti memilih organisasi NU dan Muhamadiyah cabang mana
yang akan dijadikan sampel. Setiap organisasi diperoleh daftar anggota-anggotanya.
Cluster sampling artinya memilih klaster yang tersedia karena tidak ada data yang
menunjukkan semua populasinya.

8. Sampel Kembar atau Double sample

Sampel kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti
dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel
pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel
pertama. Biasanya sampel pertama jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua yang
untuk mengecek, jumlahnya tidak begitu besar.

Contoh: Pengambilan sampel pada cross validasi, sampel pertama


menggunakan jumlah anggota yang lebih besar dan pada sampel kedua yang berfungsi
sebagai alat kontrol. Sampel yang diperoleh dengan teknik ini disebut sampel kembar
(double sampel).

Anda mungkin juga menyukai