Komposisi Spesies Dan Ukuran Hasil Tangkapan Hiu Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong
Komposisi Spesies Dan Ukuran Hasil Tangkapan Hiu Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong
Komposisi Spesies Dan Ukuran Hasil Tangkapan Hiu Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong
Oleh :
NIM. 125080200111050
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... i
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................................i
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................8
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................8
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 10
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 12
2.1 Biologi Hiu............................................................................................................. 12
2.1.1 Klasifikasi Hiu ............................................................................................ 12
2.1.2 Morfologi dan Anatomi hiu ........................................................................ 14
2.1.3 Perkembangbiakan Hiu ............................................................................ 17
2.1.4 Morfologi Carcharhiniformes .................................................................... 19
2.2 Distribusi hiu dan daerah penangkapan......................................................... 32
2.3 Peran Hiu Dalam Ekosistem ........................................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................. 50
4.1 Kaedaan umum Lokasi Penelitian .................................................................. 50
4.2 Jumlah hasil tangkapan hiu ............................................................................. 51
4.3 Perbandingan Jumlah Famili Dari Hasil Tangkapan Hiu .............................. 53
4.4 Perbandingan Jumlah Hasil Tangkapan Jantan dan Betina ........................ 54
4.5 Seberan Frekuensi Panjang Total Length ..................................................... 55
4.6 Analisis Morfometri........................................................................................... 60
4.7 Analisis Morfologi ............................................................................................. 63
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 65
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 65
5.2 Saran ................................................................................................................. 66
ii
Lampiran 1. Proses Pengukuran dan Identifikasi Hiu ......................................... 69
iii
DAFTAR DIAGRAM
DIAGRAM HALAMAN
iv
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK HALAMAN
marmoratus................................................................................................ 55
v
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel 1. Pengelompokan suku dan jumlah jenis ikan hiu berdasarkan ukuran
vi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Laporan Skripsi yang berjudul “Komposisi Spesies dan Ukuran Hasil Tangkapan
tersusun dengan baik dan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, yang telah
Tujuan dari penulisan Laporan Skripsi ini adalah Sebagai Salah satu
Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya dan untuk mengetahui komposisi speises dan ukuran hasil
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
Malang, 2016
Penulis
vii
BAB I
PENDAHULUAN
dalam ordo salachii memilki 5 – 7 celah insang tanpa tutup insang yang terletak
disamping sisi kanan dan sisi kiri kepala, memiliki sisik berbentuk cycloid
tubuhnya dilapisi oleh kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari
kerusakan, dari parasite dan untuk menambah dinamika air, umumnya ekor
berbentuk heterocercal yaitu bentuk cagak dengan cuping bagian atasnya lebih,
biak dengan cara bertelur melahirkan atau Ovovivipar. Hiu termasuk kategori
hewan pemangsa tingkat atas atau top predator, sehingga berperan penting
dalam menjaga keseimbangan rantai makanan pada ekosistem laut. Sebagai top
predator hiu memiliki tingkat ancaman kelangkaan yang tinggi, rendahnya tingkat
reproduksi dan lambatnya tingakat kedewasaan ikan hiu menjadi faktor utama
terancamnya biota ini. Sebagian besar jenis hiu memerlukan waktu bertahun
tahun untuk mencapai usia dewasa, bahkan pada hiu berukuran besar
memerlukan waktu hingga enam sampai delapan belas tahun untuk mencapai
usia dewasa. Ini menyebabkan hiu sangat rentan terhadap kelebihan tangkap
(overfishing).
lingkungan terumbu karang maupun lautan. Sebagai top predator, hiu sangat
karang dan ekosistem lautan (Myers et al., 2007). Penurunan populasi hiu di
8
pada organisme - organisme kelompok tingkat tropik yang lebih rendah (Camhi,
1998). Hiu memakan hewan yang terluka atau sakit, oleh karna itu hiu juga
Sebagian besar jenis hiu tumbuh dan berkembang sangat lambat serta
Pada hiu berukuran besar, biasanya memerlukan waktu enam hingga delapan
belas tahun atau lebih untuk mencapai usia dewasa (Last & Stevens, 1994).
hiu terbesar di dunia (Lack & Sant, 2006). Bahkan menurut catatan FAO,
yang paling banyak menangkap hiu dan pari setiap tahunnya (Stevens et al.
di wilayah perairan tropis dan subtropis, tergolong spesies oseanik dan pelagis,
serta banyak ditemukan di lepas pantai dekat daratan dan permukaan laut. Famili
kehamilan (White et al. 2006). Status IUCN semua spesies dalam family
Carcharhinidae telah tergolong dalam daftar merah sebagai spesies yang hampir
terancam punah, akan tetapi statusnya dalam CITES belum dievaluasi. Spesies
berada dekat permukaan laut, lepas pantai dekat daratan sehingga hiu ini sering
9
Informasi mengenai sumberdaya ikan cucut di Indonesia masih sangat
melaporkan ikan cucut sebagai satu jenis saja, sementara diketahui bahwa lebih
kondisi tersebut, maka perlu adanya perhitungan komposisi hasil tangkapan hiu
yang bertujuan untuk mengetahui jumlah spesies dan ukuran ikan hiu yang
dan menentukan unit stok pada suatu perairan dengan berdasarkan atas
dilakukan antara lain panjang baku, panjang moncong atau lebar bibir, sirip
1) Apa saja komposisi spesies hiu dari ordo Carcharhiniformes yang didaratkan
di PPN Brondong ?
PPN Brondong ?
Brondong ?
PPN Brondong.
PPN Brondong.
10
3) Mengetahui spesies dominan dari hiu ordo Carcharhiniformes yang didaratkan
di PPN Brondong.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
termasuk ke dalam Kelas Chondrichthyes. Sebagian besar jenis hiu yang umum dikenal
berasal dari sub Kelas Elasmobranchii. Sub Kelas ini terdiri dari dua kelompok besar yaitu
kelompok ikan hiu (sharks) dan pari (rays). Lebih dari 500 jenis hiu ditemukan pada
perairan di seluruh dunia, mulai dari perairan tawar hingga ke laut dalam (Compagno,
2001; Compagno et al., 2005). Adapun klasifikasi kelompok ikan hiu menurut Last et al.
Kelas : Chondrichthyes
Bangsa : Chimaeriformes
Suku : Chimaeridae
Bangsa : Hexanchiformes
Suku : Hexanchidae
Bangsa : Squaliformes
Suku : Dalatiidae
Suku : Etmopteriidae
Suku : Somniosidae
12
Bangsa : Squatiniformes
Suku : Squatinidae
Bangsa : Lamniformes
Suku : Pseudocarcharinidae
Suku : Mitsukurinidae
Suku : Megachasmidae
Bangsa : Heterodontiformes
Suku : Heterodontidae
Bangsa : Orectolobiformes
Suku : Orectolobidae
Suku : Ginglymostomatidae
Suku : Hemiscyllidae
Suku : Stegostomatidae
Bangsa : Carcharhiniformes
Suku : Proscylliidae
Suku : Triakidae
Suku : Hemigaleidae
Berdasarkan studi dari berbagai literatur dan hasil penelitian hingga tahun 2010,
telah mencatat setidaknya 218 jenis ikan hiu dan pari ditemukan di perairan Indonesia,
13
yang terdiri dari 114 jenis hiu, 101 jenis pari dan tiga jenis ikan hiu hantu yang termasuk
ke dalam 44 suku (Fahmi, 2010; 2011; Allen & Erdman, 2012). Dari 44 suku ikan
bertulang rawan tersebut di atas, hanya sekitar 26 jenis hiu dari 10 marga dan enam
suku yang bernilai nilai ekonomi tinggi untuk diperdagangkan siripnya di pasaran
Alopiidae dan Sphyrnidae merupakan kelompok hiu yang umum dimanfaatkan siripnya
karena anggota dari kelompok-kelompok ikan hiu tersebut umumnya berukuran besar.
Di lain pihak, terdapat beberapa jenis pari yang memiliki bentuk tubuh seperti hiu (shark
like) seperti ikan-ikan dari suku Rhynchobatidae, Rhinobatidae, Rhinidae dan Pristidae,
banyak dimanfaatkan pula siripnya bahkan ada yang memiliki harga yang relatif lebih
dalam biologi perikanan untuk mengukur jarak dan hubungan kekerabatan dalam
pengkategorian variasi dalam taksonomi. Hal ini juga banyak membantu dalam
pembatas utama dari karakter morfologi dalam tingkat intra species (ras) adalah
variasi fenotip yang tidak selalu tepat dibawah kontrol genetik tapi dipengaruhi
identifikasi stok khususnya dalam suatu populasi yang besar (Turan, 1998).
Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian
tubuh ikan misalnya panjang total dan panjang baku. Ukuran ini merupakan
salah satu hal yang dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat
14
mengidentifikasi ikan. Hasil pengukuran biasanya dinyatakan dalam milimeter
atau centimeter, ukuran ini disebut ukuran mutlak. Tiap spesies akan mempunyai
ukuran mutlak yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh umur, jenis
Hiu mempunyai kulit yang tertutup oleh sisik plakoid yang berupa duri
halus dan tajam dengan posisinya yang condong ke arah belakang, sisik ini
sangat kecil dan rapat (Hoeve, 1988). Selain itu karena adanya bulu-bulu halus
tubuh ikan hiu terasa kasar. Sedangkan bentuk dari setiap gigi hiu menyerupai
bentuk sisiknya. Gigi hiu serupa dengan gigi biasa karena mempunyai rongga
15
pembuluh saraf yang dikelilingi oleh dentin (tulang gigi) dan ditutup oleh lapisan
tipis email. Susunan gigi hiu pada dasarnya mempunyai struktur yang sama dan
berada dalam beberapa deret, yang berfungsi adalah deret paling luar. Deret
sebelah dalam tumbuh dan maju terus ke anterior (ke arah luar), siap
menggantikan deret paling luar yang tanggal, proses pergantian gigi ini
Ada 6 jenis sirip hiu, yang mempunyai fungsi penting untuk hiu. Sirip hiu
kaku dan tidak lentur serta di topang oleh tangkai yang terbuat dari tulang rawan
yang keras. Tanpa siripnya, hiu tidak akan dapat berenang dan juga bertahan
hidup. Sirip pada hiu mempunyai dua fungsi utama : 1) menahan hiu tidak
terguling, hal ini karena hiu mempunyai satu atau dua sirip punggung (dorsal fin)
yang menjaga keseimbangan tubuh hiu, demikian juga sirip dubur (anal fin) dan
sirip panggul (pelvic fin) yang mempunyai peranan yang sama. 2) membantu
mendorong dan mengarahkan gerak hiu, sirip dada (pectoral fin) mampu
mengangkat hiu pada saat berenang dan mencegah tenggelam serta mencegah
hiu terombang-ambing dan bergerak tidak stabil, sedangkan sirip ekor ( caudal /
namun mempunyai liver pengapung, yang mengisi sebagian besar rongga badan
internal. Saluran intestin spiral yang berukuran besar atau pada jenis tertentu
pencernaan (Ferno dan Olsen, 1994). Celah insang ikan hiu terletak di belakang
mata pada kedua sisi kepalanya, biasanya berjumlah lima buah, tetapi pada
1984). Untuk melakukan pernapasan, air ditarik masuk melalui mulut dan di
pompa ke luar melalui celah insang. Selain itu hiu berenang dengan
16
menggunakan daya dorong yang berasal dari gerakan berkelok-kelok dari
pengendali arah. Sebagian jenis hiu tidak hanya merupakan perenang cepat,
Menurut Elita (2014), gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di
rahang secara langsung dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa
baris gigi pengganti tumbuh jalur di bagian dalam rahang dan terus bergerak
maju seperti ikat pinggang. Beberapa hiu dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih
gigi semasa hidupnya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8
hari sampai beberapa bulan. Pada sebagian besar spesies gigi yang diganti satu
persatu, kecuali hiu cookiecutter yang mengganti seluruh barisan gigi sekaligus.
Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan
moluska dan krustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk
menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum
yang berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa yang
lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk mencengkeram
dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk memotong. Gigi
bahwa telur dierami dan menetas di dalam oviduk tubuh induknya, dimana
kuning telur (yolk) menjadi nutrisi utama embrio. Hiu ovovivipar disebut juga
sebagai hiu aplacental vivipar yang berarti melahirkan tanpa plasenta (ariari). Hiu
1. Aplacental variasi kantung yolk, artinya selama inkubasi emrio di dalam uterus
ibunya, mereka mendapatkan makanan hanya dari kuning telurnya saja, tidak
17
2. Aplacental dengan uterus villi atau trophonemata dimana embrio
mendapatkan makanan dari yolk dan juga tambahan dari cairan sekresi
menetas, sang anak akan mencari makan. Anak hiu ini akan memakan telur-
(kanibalisme). Sehingga pada beberapa jenis hiu sangat sedikit anak hiu yang
terjadi sebelum mereka keluar. Ini dilakukannya untuk mencapai ukuran relatif
di dasar lautan, namun sebagian besar jenis hiu melahirkan di kawasan terumbu
18
asuhan mereka (Camhi 1998). Hal ini yang membuat ikan hiu terkadang mudah
tertangkap yang merupakan hasil sampingan dari jenis ikan lain yang menjadi
tujuan utama penangkapan seperti ikan tuna, tongkol dan udang. Walaupun
1984).
Batang ekor silinder sampai sedikit kompres atau depress tapi tidak
sampai seperti pari. Kepala berbentuk kerucut sampai depress dan biasanya
bagian base dari sirip dada. Sprirakel ada pada banyak spesies, mulai dari
ukuran kecil sampai besar dan terletak dekat di belakang mata, atau tidak ada.
Lubang hidung biasanya tanpa barbell, dan nasoral groove dan selalu tanpa
circumnarial grooves, ketika memiliki sungut terletak di anterior nasal flaps bukan
dari lateral surface of flaps. Hiudng bervariasi ada yang terletak jauh dari mulut,
da nada yang melewati mulut. Mata lateral atau dorsolateral di kepala, dengan
selaput nictitating dibagian bawah kelopak mata. Bentuk moncong bervariasi dari
yang sangat pendek samapi cukup panjjang dan hamper menyerupai pedang,
tetapi tidak sangat panjang dan tidak berbentuk seperti gergaji dengan gigi lateral
dan sungut. Mulut cukup besar sampai sangat besar, mengkrucut, dan
melengkung sampai belakang mata. Labial forrows bervariasi mulai dari besar
dan berada pada kedua rahang sampai tidak ada. Gigi dibedakan berdasarkan
rahang, tetapi biasanyatanpa posterior gigi molariform dan dengan gigi anterior
tidak dipisahkan oleh gigi kecil menengah atau celah dari gigi lateral. Memiliki
dua sirip punggung (mungkin hanya satu pada pentanchus dan family
Scyliorhinidae), tanpa duri, letak sirip punggung pertama bervariasi mulai dari di
19
belakang celah insang sampai di belakang sirip perut. Sirip dada berukuran
sedang sampai besar tetapi tidak seperti pari, tanpa triangular anterior lobes.
Sirip perut kecil sampai cukup besar, dengan vent continuous pada inner margin,
memiliki sirip anal,sirip ekor dengan dorsal lobe yang panjang. Katup usus spiral
80 cm, tetapi beberapa spesies yaitu Scyliorhinus stellaris, panjang mencapai 1,6
m. Bentuk tubuh dari hiu ini berbentuk fusiform (silinder, meruncing di ujung) dan
sedikit depress. Moncong bisa saja pendek atau memanjang dan kadang –
kadang berbentuk seperti lonceng jika dilihat dari atas atau bawah. Keluarga
Scyliorhinidae ini memiliki bentuk mata memanjang seperti kucing terletak tinggi
di sisi kepala, Mereka memiliki mebran nictitating yang terletak dibawah kelopak
mata. Membran ini pada dasarnya kelopak mata ketiga. Berfungsi menutupi
bagian mata yang tidak tertutup sepenuhnya. Karena sperti pada semua hiu,
kelopak mata atas dan bawah tidak bisa sepenuhnya menutupi bola mata. Hiu
kucing memiliki lubang spirakel cukup besar, atau bukaan pernafasan, dan
memiliki lima pasang celah insang. Gigi kecil dan multicuspid dengan 40 – 111
Dalam berbagai spesies hiu kucing dari setidaknya tujuh spesies, betina dan
jantan dewasa memiliki bentuk gigi yang berbeda, ini disebut heterodonty
seksual, dan itu paling sering terjadi pada spesies paling kecil dari family ini.
Jantan dewasa cendrung memiliki gigi yang lebih besar dibandingkan betina dan
pra dewasa jantan, dan lebih besar dan tinggi pad bagian cupsnya. Beberapa
peneliti mengatakan bahwa perubahan pad gigi dari ikan jantan dewasa
merupakan salah satu kemampuan untuk menarik perhatian ikan betina pada
musim kawin. Pada semua hiu kucing, base sirip punggung pertama terletak
20
berlawanan atau di belakang sirip perut pertama. Mereka memiliki dua sirip
punggung,tanpa duri. Sirip anal dan ekor selalu ada. Warna dari family ini adalah
berwarna kelabu sampai coklat tua polos atau mungkin memiliki pola warna
bercak, bintik – bintk atau sadel. Seperti pada hiu lain, hiu kucing memiliki jenis
sisik placoid. Semua hiu memiliki katup usus, dan pada hiu kucing memiliki
Family ini merupakan salah satu family terbesar dalam hiu, dengan
seluruh dunia dari mulai daerah tropis,subtropics, dan daerah kutub. Family ini
berada muali dari perairan pesisir pantai sampai perairan yang dalam (lebih dari
2000 m). Hiu kucing biasanya ditemukan di perairan pantai dan lepas pantai
21
tetapi tidak ada yang di samudera, kebanyakn spesies kecil, kurang dari 80 cm,
dan sementara spesies dewaasa pada pajang 30 cm, beberapa mungkin encapai
pnajng 1,6 m. Hiu kucing adalah perenang yang lemah dan tidak bermigrasi
dalam jarak yang jauh, ini ditunjukan dari posisi geografis distribusi mereka yang
sering lebih okal dibandingkan perenang kuat lainnya. Beberapa spesies aktif
pada malam hari, sering tidur dalam kelompok pada celah – celah batu di siang
hari dan menyebar untuk mencari makan pada malam hari. Banyak spesies
berkembang biak dengan cara primitive single oviparity, dimana hanya satu telur
yang dibuahi dan langsung diendapkan pada substrat di saat yang sama setelah
Sebagian lainnya dengan cara ovipar dimana telur yang telah dibuahi disimpan di
dalam perut induk untuk beberapa waktu sebelum embrio hiu berkembang ke
stadium selanjutnya telur hiu diletakan, telur tersebut dapat menetas dalam
waktu kurang dari sebulan. Sebagian spesies lainnya lagi tidak berkembang biak
dengan cara ovovivipar. Makanan utama dari family ini adalah hewan
invertebrate dan ikan kecil. Beberapa spesies umumnya menjadi hasil tangkapan
sampingan dari alat tangkap trawl dan digunakan untuk tepung ikan, minyak dan
umpan lobster.
Tidak ada. Family ini mudah dibedakan dari family hiu lainnya dengan
karakter tubuh yang kecil dengan posisi dua celah insang terletak dibelakang
origin sirip dada,posisi posterior sirip pertama, sirip anal yang relative besar,
bentuk sirip ekor yang sangat asimetris, tidak memiliki keels atau precaudal pits
22
Apristurus acanutus Cephaloscyllium sp.
Cephaloscyllium fasciatum
23
2.1.4.2 Sphyrnidae
dan cukup ramping.Bagian depan kepala memiliki banyak lengkungan dan luas
berbentuk seperti martil, dengan mata pada bagian tepi luar kepalanya; dan
memiliki membrane nictitating pada bagian bawah kelopak matanya. Memiliki gigi
seperti pedang dengan ujung tunggal. Memiliki dua sirip punggung, yang
pertama tinngi dan runcing,bagian base lebih pendek dari caudal fin,dan berada
di depan sirip perut; bentuk caudal fin sangat tidak asimetri memiliki subterminal
notch yang kecil, tetapi dapat terlihat pada bagian bawah lobe. Pada bagian
Caudal peduncle cekungan tidak terlalu terlihat dan luas, tanpa longitudinal ridge
tetapi memiliki precaudal pits. Warna : didominasi oleh abu – abu dengan bagian
mereka sering mendekati pantai atau pesisir untuk mencari makanan. Mereka
jenis predator yang rakus, makanan utamnya adalah ikan, hiu, pari ,dan hewan
24
berbahaya untuk perenang. Ikan martil termasuk ikan ekonomis penting dan
banayk digunakan sebagai makanan dan juga bahan makanan, terutama bagian
Tidak ada. Tidak ada keluarga hiu lainnya memiliki karakteristik kepala
Eusphyra blochii
Sphyrna lewini
Sphyrna mokarran
Sphyrna zygaena
2.1.4.3 Carcharhinidae
Hiu dengan ukuran kecil hiingg a besar hiu. Trunk dan precaudal tail
berbentuk silinder, tidak depressed dan tanpa lateral ridges): precaudal tail jauh
lebih pendek dibandingkan trunk. Bentuk kepala tidak melebar,kerucut dan cukup
depressed; terdapat lima gill slits ukuran kecil sampai sedang, dan 1 sampai 3 gill
sit terakhir berada di belakang sirip pectoral; tidak memiliki gill sieves dan
biasanya tidak memiliki gill rakers di pada celah insang dalam,(dermal pendek gill
rakers ada pada Prionace); spiracles biasanya tidak ada (tetapi selalu ada pada
sampai cukup panjang berbentuk kerucut dan ujung meruncing dan sedikit
depressed atau bulat melebar, tidak pernah sangat pipih dan seperti pisau dan
tanpa gigi lateral dan barbell; mulut biasanya besar melengkun dan memanjang,
25
kedua rahang tetapi umumnya sangat tipis, terletak pada sudut mulut, dan nyaris
tidak terlihat saat mulut tertutup (tapi spesies Galeocerdo dan Rhizoprionodon
terlihat sangat jelas); gurat di sudut bibir atas biasanya tidak mencapai bagian
depan mulut (Kecuali pada Galeocerdo); gigi berukuran kecil hingga besar,
seperti pisau, dengan puncak tunggal dan cusplets bervariasi gigi anterior di
rahang atas lebih kecil dari gigi lateral dan tidak terpisah oleh gigi menengah
kecil di setiap sisi. Memiliki dua sirip dorsal tanpa duri, dorsal pertama berukuran
cukup besar, tinggi dan angular atau subangular,jauh lebih pendek dari caudal fin
, letak base berada di interspace antara sirip pectoral dan pelvic base.Sirip dorsal
kedua memiliki bentuk yang bervariasi ada yang dari kurang dari 1/5 tinggi sirip
punggung pertama ada yang sama tinggi dengan sirip dorsal yang pertama
(Lamiopsis dan Negaprion); memiliki sirip anal, cukup besar, dengan letak yang
bervariasi dari mendekati dorsal sirip pertama dan di bawah sirip dorsal kedua;
sirip ekor sangat asimetris, lebih kurang dari 1/2 dari total panjang, dengan
yang pendek terletak di bawah lobe; bebrapa spesies memiliki keel pada bagian
cekungan pada bagian ujung batang ekornya. katup usus tipe gulir. Warna:
coklat, abu-abu, kekuningan atau kebiruan di atas, putih agak krim atau
kekuningan pada bagian bawah , beberapa spesies dengan tanda gelap atau
terang menonjol pada sirip; Tubuh biasanya tanpa pola warna yang menonjol
hiu yang dominan hidup di wilayah perairan tropis, memilik variasi dan biomass
yang berlimpah. Spesies yang kecil sampai yang paling besar sering mendekati
daerah dekat pantai, tetapi untuk ukuran yang paling besar banyak di daerah
26
lepas pantai, tetapi masih dekat atau antar benua atau pulau. Beberapa spesies,
seperti the blue, siky, dan oceanic whitetip shark, adalagh iakn perenang yang
jauh, hiu aktif, perenang yang kuat,mengikuti gerombolan ikan besar atau kecil.
Beberapa spesies dapat terus aktif, sementara yang lain memerlukan waktu
yang lebih aktif di malam hari atau fajar dan senja dibandingkan siang hari.
vivipar, dengan kantung plasenta kuning, dan ikan kecil memiliki plasenta kuning
dengan kandungan dari 1 atau 2 sampai 135 liter. Semua spesies carcharhinidae
adlah predator yang rakus makanan utama mereka adalah ikan bertulang, hiu
lainnya, pari, cumi-cumi, gurita, cuttlefishes, kepiting, lobster, dan udang, tetapi
juga laut burung, kura-kura, ular laut, mamalia laut, gastropoda, bivalvia, dan
family hiu yang paling penting untuk perikaanan di daerah tropis dan berbagai
untuk makanan manusia, tetapi juga untuk bahan berbagai hasil produksi,
termasuk minyak dan Vitamin A dari hati, tepung ikan,dan sirip untuk pasar soup
fin oriental.
27
Spesies dari Carcharhinidae : Requiem sharks
Triaenodon obesus.
celah insang, celah insang terakhir berada di origin sirip dada. Mata memanjang,
horizontal oval ,terletak pada samping atau atas bagian kepala dengan
nictritating setengah atau sepenuhnya menutupi mata. Dengan panjang lebih dari
1,5 sampai 2,5 kali tingginya, nictitating berada diluar ataupun dalam kelopak
28
mata, memiliki spirakel dari ukuran kecil samapi cukup besar. Anterior nasal flaps
bervariasi dari memanjang sampai lobular sampai vestigial, memiliki sungut pada
genus (Furgaleus), jarak antara lhidung sekitar 0,5 samapi 3,0 lebar lubang
hidung. Labial forrows cukup panjang samapi sangat panjang. Gigi kecil sampai
cukup besar, dengan acute dan narrow samapi cups cukup besar dan lateral
cups laps di beberapa spesies, tetapi pada beberapa spesies bentuknya sangat
kecil atau tidak ada gigi, ujung gigi runcing dan tidak seperti pedang, dekompresi
dan seperti pedang, atau menebal dan molariform. Biasanya pada kedua rahang
bentuk gigi sama namun dalam beberapa spesies, di mustelus, didi banyak,
kecil, dengan ujung tumpul, posterior gigi tidak comblike. Baris gigi 18 sampai
42/27 sampai 106. Tidak ada precaudal pit. Sirip punggung pertama cukup besar
sampai sangat besar, biasanya jauh lebih besar sampai sangat besar, biasanya
jauh lebih pendek dari sirip ekor (kecuali dalam genus goglia). Dari base sirip
dorsal pertama berada di depan base sirip perut, selalu mendekati base sirip
dada daripada base sirip perut tetapi kadang- kadang sedikit lebih dekat pada
sirip perut. Titik tengah base dorsal pertama selalu didepan origin sirip perut.
Memiliki dua sirip punggung, sirip punggung pertama jauh lebih pendek dari sirip
ekor. Sirip anal sama besar atau lebih kecil dari sirip panggung kedua, sirip ekor
asimetri, dengan bagian lobe bervariasi dari hamper tidak ada samapi sangat
kuat, bagian atas tidak bergelombang, batang ekor tidsak rata agak melengkung,
tanpa keel atau precaudal pit, usus dengan katup spiral. Warna bagian belakang
Haundshark tersebar luas di laqut tropis dan perairan hangat samapi laut
dingin. Mulai dari dangkal sampai cukup dalam (300 m atau lebih). Perkembiakan
spesies bervariasi ada yang ovovivipar dan vivipara, memiliki atau sedikit
29
plasenta yolk sac. Mereka memakan invertebrate yang tinggal di bawah
(terutama krustasea, tetapi juga moluska dan cacing), dan ikan bertulang kecil
dan telur ikan. Tidak berbahaya bagi manusia. Smooth hound (mustelus ) dan
Hemitriakis leucoperiptera
Hemitriakis sp.
Hypogaleus hyugaensis
Mustelus antarcticus
Mustelus griseus
Mustelus manazo
30
2.1.3.5 Hemigaleidae
Hiu dengan ukuran kecil sampai menengah dengan badan silinder atau
sedikit kompres tanpa lateral ridge. Precaudal tail jauh lebih pendek dari trunk.
Kepala hemigaleidae cukup depress, memiiki 5 celah insang kecil dengan 2 atau
3 celah terakhir melebihi atau di belakang origin sirip dada. Panjang 1,1 sampai
1,9 kali dari tingginya. Mata horizontal oval,memiliki spirakel dan anterior kecil
nasal flaps lobular dan pendek, tidak memiliki sungut. Jarak antara lubang
hidung sekitar 1,9 samapi 3 kali lebar lubang hidung. Labial forrows agak
panjang. Ukuran gigi dari kecil samapi besar, gigi bagian atas dan bagian bawah
sangat berbeda, bagian atas kompres dan terlihat seperti pedang, bagian bawah
ujung runcing dan tidak kompres. Poterior gigi tidak comblike. Baris gigi 25
sampai 36 atau 28 samapi 43 baris. Memiliki precaudal pits. Sirip dorsal pertama
cukup besar dan tidak seperti lunas, jauh lebih pendek dari sirip ekor. Sirip dorsal
pertama terletak di depan sirip perut, berjerak sama anatar sirip dada dan sirip
perut, atau lebih sedikit dekat ke sirip dada dibandingkan sirip perut. Titik tengah
dari base dorsal pertama selalu di depan ujung sirip perut. Ventral caudal lobe
kuat, terdapat garis gelombang pada bagian dorsa caudal margin. Warnanya
31
Habitat, biologi, dan perikanan :
perairan tropis benua dan pulau dari Indo-Pasifik Barat (tapi tidak memperluas ke
Pasifik Tengah). spesies tambahan terjadi di Atlantik. Hal ini berkaitan erat
dengan keluarga besar Carcharhinidae. Hiu ini memakan ikan kecil, gurita, dan
mereka yang sedikit mereka hanya membentuk sebagian kecil dari hasil
habitat yang sangat luas dan dapat ditemukan pada hampir semua tipe perairan
(Last & Compagno, 2002). Beberapa jenis hiu ada yang hidup di daerah paparan
benua, dari daerah pasang surut hingga kedalaman 200 m; daerah lereng benua
(slope) mulai dari kedalaman 200 meter hingga lebih dari 2000 meter; ada yang
hidup bebas sebagai ikan di laut lepas (oseanik) atau menghuni berbagai macam
habitat tergantung dari pola adaptasi dan tingkah lakunya (Compagno, 2002,
Last & Compagno, 2002). Sementara menurut Priede et al. (2006), kedalaman
tertinggi yang pernah tercatat dimana ikan hiu pernah ditemukan adalah pada
daerah paparan benua, mulai dari perairan pantai hingga tepian benua
32
perairan-perairan di sekitar pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa, yang
merupakan bagian dari paparan benua Asia, sedangkan Pulau Irian merupakan
bagian dari paparan benua Australia. Sekitar 51% dari kelompok ikan hiu yang
ada di perairan Indonesia ditemukan di daerah paparan benua tersebut. Hal ini
berarti kebanyakan ikan-ikan hiu yang banyak diburu nelayan karena siripnya,
berada pada wilayah perairan ini. Sebagai contoh, dari 31 jenis ikan hiu dari
paparan benua. Beberapa jenis hiu yang biasa dimanfaatkan siripnya dan
ditemukan di perairan paparan benua antara lain adalah dari kelompok ikan hiu
limbatus dan C. sorrah. Bentuk tubuh dan ukuran ikan hiu bervariasi tergantung
dari jenis dan pengelompokannya. Secara umum, ikan hiu memiliki bentuk tubuh
memanjang dan terdiri dari tiga bagian tubuh, yaitu kepala, badan dan ekor.
Ukuran tubuhnya sangat bervariasi, mulai dari yang terkecil sebesar lebar tangan
orang dewasa (sekitar 15 cm) seperti hiu pigmi (Squaliolus laticaudus), hingga
hiu terbesar dengan tubuh mencapai panjang belasan meter seperti hiu paus
(Rhyncodon typus). Namun pada umumnya ukuran ikan hiu adalah sekitar satu
meter. Dari sekitar 114 jenis hiu yang diketahui ditemukan di wilayah perairan
Indonesia, lebih dari separuhnya merupakan jenis ikan hiu yang berukuran kecil,
yaitu yang memiliki panjang tubuh maksimum sekitar satu meter. Sedangkan
ikan hiu yang berukuran sedang (panjang maksimum sekitar 2,5 meter) dan hiu
yang berukuran besar (panjang maksimum di atas 2,5 meter) memiliki proporsi
33
SUKU Kecil Sedang Besar
Hexanchidae - 2 1
Centophoridae 4 4 -
Dalatiidae 2 - -
Etmopteridae 4 - -
Somniosidae 2 1 -
Squalidae 4 1 -
Squatinidae - 2 -
Ginglymostomatidae - - 1
Hemiscyllidae 12 1 -
Orectolobidae - 3 -
Rhincodontidae - - 1
Stegostomatidae - - 1
Megachasmidae - - 1
Pseudotriakidae - - 1
Mitsukurinidae - - 1
Alopiidae - - 2
Lamnidae - - 2
Odontaspididae - - 2
Pseudocarchariidae 1 - -
Scyliorhinidae 12 - -
Proscylliidae 1 - -
Triakidae 5 - -
Hemigaleidae 3 1 -
Carcharhinidae 10 10 11
34
Sphyrnidae - 2 2
TOTAL 60 28 26
Kategori resiko berbagai alat tangkap yang menangkap hiu berdasarkan variasi
berikut:
Kategori tinggi: 0-50% untuk jaring insang (gill net) dan 1-30% untuk rawai
(longline);
Kategori medium: alat tangkap trawl (0-20%); jaring lingkar atau purse seine
(0-20%); dan pancing tangan (handline) dengan alat bantu rumpon (1-10%);
Kategori rendah: alat tangkap bubu atau fish trap (5%), jaring angkat atau lift
net untuk alat tangkap cumi (0-1%) dan Danish seine (0-1%).
Muara Angke, Jakarta WPP 712, WPP 713, WPP 711, WPP
573
35
Hampir seluruh wilayah perairan Samudera Hindia merupakan daerah
penangkapan potensial untuk ikan hiu. Hal ini terlihat dari sebagian besar sentra
produksi hiu di Indonesia mendapatkan hasil tangkapan hiu dari wilayah perairan
tersebut. Walaupun memiliki wilayah tangkapan hiu yang sama, namun setiap
jelajah kapal, lama waktu operasional penangkapan selama di laut, dan jenis
wilayah perairan (WPP) yang sama, nelayan - nelayan dari beberapa sentra
nelayan hiu di Palabuhanratu pada periode bulan Juni sampai September pada
daerah selatan Jawa sampai ke perairan Sumatera pada posisi geografi antara
05-09o lintang selatan dan antara 104-108o bujur timur. Pada periode yang
Selatan Jawa pada posisi geografi antara 08-13o lintang selatan dan antara 106
– 111.3o bujur timur. Sedangkan nelayan yang berasal dari Pelabuhan Benoa,
untuk menangkap hiu di wilayah perairan Samudera Hindia bagian Timur adalah
perairan laut lepas sekitar pulau Lombok hingga mendekati perairan Australia
bagian utara pada posisi geografi antara 9-14o lintang selatan dan antara 116–
119o bujur timur. Pada umumnya daerah penangkapan ini merupakan daerah
tangkapan bagi nelayan hiu dari Tanjungluar yang menggunakan alat tangkap
rawai hiu hanyut. Daerah penangkapan potensial lainnya adalah perairan sekitar
36
Rote, Nusa Tenggara Timur. Pada umumnya penangkapan hiu di beberapa
Indonesia bagian Timur adalah perairan Sumba bagian selatan sampai perairan
Kupang Selatan pada posisi geografi antara 10-11o lintang selatan dan 122-124o
posisi puncak dalam rantai makanan di laut. Sebagai predator puncak, hiu
memangsa hewan - hewan yang berada pada tingkat tropik di bawahnya. Secara
alamiah, hiu umumnya memangsa hewan-hewan yang lemah dan sakit sehingga
hanya menyisakan hewan – hewan yang masih sehat untuk tetap bertahan hidup
di alam. Selain itu, hiu cenderung memangsa hewan yang tersedia di alam dalam
jumlah yang melimpah sehingga menjadi relatif lebih mudah ditangkap. Dengan
demikian, secara tidak langsung hiu ikut menjaga dan mengatur keseimbangan
ekosistem laut dengan melakukan seleksi dalam ekosistem dan mengatur jumlah
dominansi jenis tertentu yang memonopoli sumber daya yang ada di dalam suatu
menjaga keragaman dan kekayaan jenis di alam (Steenhof & Kochert, 1988; Frid
et al., 2007).
37
struktur komunitas yang berakibat pada terganggunya keseimbangan suatu
alam, namun di lain pihak, populasi lobster yang merupakan mangsa dari gurita
semakin lama semakin menurun akibat pemangsaan oleh gurita yang melimpah
tersebut (Mojetta, 1997). Contoh lain adalah di dalam ekosistem terumbu karang,
sehingga ikan-ikan yang masih muda (juvenil) dan biota bentik lainnya
ada di puncak dapat merusak jejaring makanan yang sudah terbentuk dan
(Paine, 1996; Myers & Worms, 2005; Ferretti et al., 2010). Dengan demikian,
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
39
spesies yang digunakan untuk
telah didata
yang di ambil
yang di ukur
1. Mengambil sampel secara acak dari setiap 4 pedagang utama hiu di PPN
Brondong sebanyak 25 sampel sesuai ciri – ciri morfologi dari karakteristik hiu
ordo carchahiniformes
jenis dan nisbah kelamin, kemudian di catat dalam form dan di beri label untuk
didokumentasi.
3. Perlakuan data. Data dimasukan dan disusun ke dalam tabel Microsoft excel
40
tangkapannya. Hasil pengukuran truss morfometrik seluruh karakter
41
3.3 Teknik Sampling
Hasil tangkapan ikan hiu yang berada di TPI PPN Brondong di ambil
secara acak dari 4 pedagang utama ikan hiu yang ada di TPI sebanyak 25
sampel setiap harinya untuk mengetahui jenis dan ukurannya. Sampel yang
Pengambilan sampel dilakukan Selama 23 hari dimulai dari pukul 06.00 WIB –
morfometrik.
(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh dan
bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur
badan,tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958;
Parin, 1999).
tubuh bagian penting dari ikan dengan satu ukuran yang dianggap standar.
Panjang kepala dan panjang standar ialah dua variable yang sering digunakan
standar dengan tinggi badan akan menentukan bentuk badan dari ikan
(Wiadnya, dkk. 2012). Menurut Hossain et al. (2009), karakter morfometri dan
meristic ikan adalah karakter yang dapat diukur atau dihitungumum untuk semua
ikan.
42
satuan centimeter dan ketelitian 0,1. Data yang dikumpulkan berupa data primer.
Data primer yang dikumpulkan meliputi data jenis, ukuran dengan 15 parameter
morfometri dan jenis kelamin ikan. Identifikasi jenis-jenis ikan hiu mengacu pada
Carpenter & Niem (1998); Last & Stevens (1994). Dan white et.al ecomcally
43
Gambar 12. Karakter yang diukur dalam Morfometri
1) TL = Total Length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai
2) FL = Fork Length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai
6) Base = Panjang Dasar Sirip Pertama,diukur mulai dari bagian pangkal sirip
dorsal pertama (origin fin) sampai bagian celah sirip dorsal pertama
(inserton)
44
7) APL = Apex Length, diukur mulai dari celah sirip dorsal pertama (inserton)
8) SNL = Snout Length, diukur mulai dari bagaian terdepan moncong sampai
9) IS = Interdorsal Space, diukur mulai dari celah sirip dorsal pertama (inserton)
10) InterOL = Interorbital Length, jarak antara mata sebelah kiri dan sebelah
kanan
11) POL = Preorbital Length, diukur mulai dari bagian terdepan mocong sampai
ke mata
13) TRUNK = Panjang bukaan insang terakhir sampai sirip perut, diukur mulai
dari bukaan insang terakhir sampai titik tengah sirip perut (lubang anus)
14) PCT = Precaudal Tail, diukur mulai dari titk tengah sirip perut (lubang anus)
Pemberian label dengan format huruf dan angka, dimana huruf abjad A-Z
sebagai tanda dari hari pengukuran ikan dan angka adalah jumlah ikan yang
45
Apabila jumlah hari dalam pengukuran telah melibihi jumlah abjad (Z), maka
huruf abjad akan kembali ke awal dan di tambahkan huruf abjad lagi di
Pengambilan foto meliputi foto keseluruhan dari badan ikan dan juga penciri
kamera yang memilikii resolusi yang tinggi agar gambar tidak pecah saat di
zoom. Teknik pengambilan foto yang baik dan benar seperti pada gambar
berikut:
hasil identifikasi jenis ikan hiu di lapangan ataupun untuk menidentifikasi ulang
apabila terdapat keragu - raguan dalam identifikasi jenis. Berikut ini adalah
yang baik.
46
2) Hindari pengambilan foto dengan kondisi bayangan kita terlihat menutupi
obyek.
3) Gunakan latar belakang yang terang dan warna kontras dengan obyek
4) Posisi tangan tidak bergoyang ketika mengambil gambar agar hasil foto tajam
Cara yang paling mudah untuk mengenai jenis kelamin Ikan Hiu adalah
dengan melihat adanya Claspers pada ikan tersebut. Kalau terdampat Claspers
maka ikan tersebut adalah jantan. Kalau tidak ada, berarti ikan tersebut adalah
betina. Berikut adalah contoh gambar kelamin jantan dan betina pada ikan hiu
47
Hiu berjenis kelamin jantan memiliki clasper dicatat dengan menggunakan kode
"M" (Male) . Hiu berjenis kelamin betina dicatat dengan menggunakan kode "F"
(Female).
dahulu kedalam rasio dengan cara membagi nilai karakter, karakter yang pendek
dibandingkan dengan panjang baku (SL). Data yang diperoleh seperti jumlah dan
jenis hasil tangkapan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif dengan bantuan
(Krebs, 1989) :
𝑛𝑖
K = 𝑁 𝑥100%
48
Dimana :
antara lain :
1) Waktu yang sangat singkat. Waktu yang dimiliki saat pengukuran sangat
potong siripnya dan dijual kepada konsumen. Hal ini menyebabkan kadang
ikan tidak selesai diukur secara keseluruhan dan tidak terdokumentasi atau
datang dan membeli serta dari juru pikul ikan yang lewat. Hal ini
3) Bentuk ikan yang sudah tidak bagus/ tidak utuh. Ikan – ikan kiriman dari
daerah lain yang di jual di TPI kebanyakan bentuknya sudah rusak karena
tertimpa ataupun karena faktor lain sehingga warna dan ukuran dari ikan
49
BAB IV
PEMBAHASAN
salah satu pelabuhan perikanan nusantara (PPN) di Jawa Timur. Hal ini
sampingan oleh nelayan lokal, terdapat pula hiu dari beberapa daerah di Jawa
Timur yang dibawa ke Lamongan untuk dilelang secara terbuka, bahkan juga
dimanfaatkan dari hiu yang dilelang di Lamongan adalah sirip dan daging, serta
ada beberapa jenis hiu yang dimanfaatkan kulitnya. Perdagangan hiu di PPN
Brondong memiliki rantai distribusi yang cukup panjang. Hiu yang didaratkan di
PPN Brondong tidak dijual secara langsung kepada pengepul hiu, namun
terdapat 4 (empat) pengepul utama hiu. Pengepul ini menempati satu area
khusus yang digunakan untuk lelang hiu setelah diambil siripnya. Sirip yang
dimanfaatkan adalah sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral (jika ada), dan sirip
50
4.2 Jumlah hasil tangkapan hiu
Hasil tangkapan hiu selam 23 hari berjumlah total 427 ekor dan 22
spesies dengan hasil tangkapan hiu terbanyak di lamongan adalah hiu martil
Sphyrna lewini dengan jumlah sebanyak 77 ekor, kemudian disusul dengan hasil
51
ekor, mustelus manazo sebanyak 8 ekor, Triaenodon obesus sebanyak 6
temmincki menjadi spesies yang paling kecil jumlahnya yaitu sebanyak 1 ekor.
Pelabuhan Perikanan Brondong didominasi oleh jenis hiu martil Sphryna lewini
52
dan mustelus manazo sebesar 2 %, Atelomycterus marmoratus, Carcharhinus
5% 4%
14%
4%
Scyliorhinidae
Carcharhinidae
Triakidae
Hemigaleidae
73%
Sphyrnidae
%, dan Sphyrnidae sebesar 5%,dan yang paling sedikit adalah family dari
53
leucas, Carcharhinus limbatus, Carcharhinus macloti, Carcharhinus
Triaenodon obesus.
jantan
37%
betina
63%
betina adalah 1 : 2 , dimana satu jantan berbanding dengan dua betina dengan
jumlah jantan sebanyak 164 ekor dan jumlah hasil tangkapan hiu betina
berjumlah 274, bila dipresentasikan jantan 18 % dan betina 84 %. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan oleh campagno dalam carpenter, 1998 dan whte et.al,
54
di wilayah perairan tropis dan subtropis, tergolong spesies oseanik dan pelagis,
serta banyak ditemukan di lepas pantai dekat daratan dan permukaan laut. Famili
juga untuk bahan berbagai hasil produksi, termasuk minyak dan Vitamin A dari
hati, tepung ikan,dan sirip untuk pasar soup fin oriental. (campagno,1988)
18
16
14
Jumlah individu
12 Atelomycterus
marmoratus
10 Carcharhinus
8 amblyrhynchoides
Carcharhinus
6 amboinensis
4 Carcharhinus
brevipinna
2
0
<40 41 - 45 46 - 50 51 - 55 56 - 60 61 - 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 >80
centimeter
berada pada interval 41 – 45 sebanyak 2 ekor dan paling sdikit pada interval 46 –
55
pada interval 56 – 60 dan interval 66 -70 sebanyak 1 ekor. Sebaran panjang
interval yaitu 56 – 60, 66 – 70, dan pada interval 71 – 75 sebanyak 2 ekor, dan
paling sedikit berada pada interval 76 – 80 dan >80 sebanyak 1 ekor. Sebaran
8
7
6 Carcharhinus
Jumlah individu
5 dussumieri
Carcharhinus
4 falciformis
3 Carcharhinus
leucas
2 Carcharhinus
1 limbatus
0
<40 41 - 45 46 - 50 51 - 55 56 - 60 61 - 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 >80
Centimeter
yang terbanyak berada pada interval 41 – 45 sebanyak 5 ekor, pada interval <40
terjadi pada dua interval saja yaitu pada interval 51 – 55 dan >80 sebanyak 1
ekor. Sebaran panjang dari spesies Carcharhinus leucas terjadi hanya pada satu
interval yaitu pada interval >80 sebanyak 2 ekor. Sebaran panjang dari spesies
56
Carchahinus limbatus terbanyak berada pada interval >80 sebanyak 7 ekor, pada
interval 56 – 60 dan interval 76 -80 sebanyak 2, dan paling sedikit pada interval
16
14
12
Jumlah individu
10
Carcharhinus
8
macloti
Carcharhinus
6
melanopterus
4 Carcharhinus
sealei
2 Carcharhinus
sorrah
0
<40 41 - 45 46 - 50 51 - 55 56 - 60 61 - 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 >80
Centimeter
sebanyak 4 ekor, pada interval 61 – 65 sebanyak 3 ekor, dan paling sedikit pada
spesies Carcharhinus sealei memiliki sebaran yang merata pada semua interval,
dan yang terbanyak pada interval >80 sebanyak 9 ekor, pada interval 66 -70
pada interval 71 – 75 sebanyak 4 ekor, dan yang paling sedikit pada interval <40,
57
Carcharhinus sorrah terbanyak pada interval >80 sebanyak 11 ekor, pada
interval 71 – 75 sebanyak 2 ekor, dan yang paling sdikit pada interval <40, 51 –
30
25
20
Jumlah Individu
Galeocerdo
cuvier
15 Hemigaleus
microstoma
10 Hemipristis
elongata
Lamiopsis
5 temmincki
0
<40 41 - 45 46 - 50 51 - 55 56 - 60 61 - 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 >80
Centimeter
interval >80 sebanyak 25 ekor, dan paling sedikit pada interval 61 – 65 dan
microstoma hamper merata pada setiap interval dan yang terbanyak terjadi pada
2 interval yaitu pada interval <40 dan 41 – 45 sebanyak 6 ekor, dan yang paling
sedikit pada interval 46 – 50, 56 – 60, 71 – 75, dan >80 sebanyak 1 ekor.
interval >80 sebanyak 22 ekor, dan yang paling sedikit pada interval 51 – 55, 56
temmincki terjadi hanya pada satu interval pada interval >80 sebanyak 1 ekor.
58
25
20
Loxodon
macrorhinus
Jumlah Individu
15 Mustelus
manazo
Paragaleus
10 tengi
Rhizopriono
don oligolinx
Sphyrna
5
lewini
Triaenodon
obesus
0
<40 41 - 45 46 - 50 51 - 55 56 - 60 61 - 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 >80
Centimeter
spesies Mustelus manazo terbanyak pada interval >80 sebanyak 5 ekor dan
pada interval 51 – 56, 71 – 75, dan 76 – 80 sebanyak 2 ekor dan paling sedikit
Rhizoprionodon oligolix terjadi secra merata pada setiap interval dan yang
sebanyak 5 ekor, pada interval <40 dan interval >80 sebanyak 3 ekor, dan yang
ekor. Sebaran panjang dari spesies Sphyrna lewini terbanyak pada interval >80
59
sebanyak 21 ekor, pada interval 71 – 75 sebanyak 15 ekor, pada interval 76 – 80
sebanyak 5 ekor dan yang paling sedikit pada interval 51 – 55 sebanyak 1 ekor.
Sebaran panjang dari spesies Triaenodon obesus yang terbanyak pada interval
>80 sebanyak 4 ekor dan paling sedikit pada interval 71 – 75 sebanyak 2 ekor.
Hasil dari tabel KMO and Bartlett’s Test menunjukan nilai koefisien sebesar
0,667 >0,6 yang berarti data cukup untuk dilakukan Principal Componen Analysis
(PCA). Selain itu, nilai sigfikan dari hasl KMO and Bartlett’s Test adalah 0,000 <
0,05, sehingga kita dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan terdapat
df 78
Sig. .000
Hasil dari tabel Total Variance Explained yang terdapat pada lampiran
menunjukan bahwa ada 4 komponen yang memiliki nilai Eigenvalues > 1, yang
60
komulatif sebesar 65,461%, dan pada komponen keempat nilai Eigenvalues
Dari gambar Scree Plot menunjukan hasil dari tabel total variance
disimpulkan dari kurva pada Scree Plot tersebut pada komponen 1 sampai 7
memiliki pengaruh yang cukup signifikan tetapi hanya 4 komponen yang memiliki
nilai Eigenvalues di atas 1 yaitu pada titik pertama sebesar 3,700, pada titik
kedua sebesar 3,000, lalu pada titik ketiga sebesar 1,810 dan pada titik keempat
sebesar 1,110. Keempat titik ini menunjukan empat komponen yang paling
setiap spesies.
61
Tabel 5. Komponen Matrix
Component Matrixa
Component
1 2 3 4
a. 4 components extracted.
nilai Eigenvalues sebesar 0,878, pada komponen kedua PCT_SL, lalu komponen
62
ketiga SNL_HL, dan pada komponen keempat DL2_HL. Detail perlakuan
4 Atelomycterus marmoratus
Carcharhinus
amblyrhynchoides
Carcharhinus amboinensis
3
Carcharhinus brevipinna
Carcharhinus dussumieri
2 Carcharhinus limbatus
Carcharhinus macloti
Carcharhinus melanopterus
1
Carcharhinus sealei
Carcharhinus sorrah
0 Galeocerdo cuvier
-2 -1 0 1 2 3 4
Hemipristis elongata
Paragaleus tengi
-1
Rhizoprionodon oligolinx
Sphyrna lewini
-2
Dari hasil plot dihasilkan 3 kelompok utama yaitu terdiri dari famili
63
Carcharhinus maclloti,Sphrynia lewini dan Atelomyceterus marmoratus memiliki
morfologi memang jauh berbeda. Hasil dendogram dapat dilihat pada lampiran.
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dapat disampaikan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
Triaenodon obesus.
65
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah perlu adanya
pembatasan ukuran hasil tangkapan hiu dan perlu adanya peneltian serupa di semua
PPN Indonesia untuk mengetahui keanekaragaman speises hiu yang berada di perairan
Indonesia dan sebagai dasar acuan dalam pembangunan perikanan hiu yang
berkelanjutan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R, S.S. Djadja, M.F. Rahardjo, Sulistiono. 1992. Iktiologi, suatu pedoman
kerja laboratorium. IPB. 344 hlm.
Compagno, L.J.V. 2001. Species catalogue for fishery purpose. Sharks of the
world an annotated and illustrated catalogue of sharks species known to
date. Bullhead, mackerel and carpet sharks (Heterodontiformes,
Lamniformes and Orectolobiformes). Rome, FAO. 269 pp.
Compagno, L.J.V., 1984. FAO jenis catalogue. Vol. 4. Sharks of the world. An
annotated and illustrated catalogue of sharks jenis known to date. Part 1.
Hexanchiformes to Lamniformes. FAO Fish. Synop. (125) Vol. 4, Pt 1:
249 p.
Hoeve, U. W. 1988. Ensiklopedi Indonesia Serial Ikan. P.T. Dai Nippon Printing
Indonesia. Jakarta. 252.
Krebs, J.L. 1989. Ekologi Metodologi, Harper and Row Publiser New York.
Matsumoto, G.J.P. Naylor, J.J. Pgonoski, J.D. Stevens & G.K.Yaersley. 2010.
Sharks and rays of Borneo. CSIRO Publishing. Australia, 298pp.
Stevens, J. D. Bonfil, R., Dulvy, N.K., & Walker, P.A. 2000. The effects of fishing
on sharks, rays and chimaeras (chondrichthyans), and the implications for
marine ecosystem. ICES Journal of Marine Science, 57:476-494.
67
Traffic. 2002. A Cites priorities : Sharks and the twelfth meeting of the conference
of the parties to Cites, Santiago Chile. 6 February 2011. IUCN and Traffic.
http://www.traffic.org/news/Sharks_CoP12.pdf.
White WT, Last PR, Stevens JD, Yearsley GK, Fahmi, Dharmadi. 2006.
Economically important sharks and rays of Indonesia. Canberra (AU) :
Australian Centre for International Agricultural Research.
68
Lampiran 1. Proses Pengukuran dan Identifikasi Hiu
Tabel . Pengukuran dan Identifikasi Pada Bulan 27 Februari – 26 Maret Tahun 2016
Total 8
69
No. Tanggal Gambar Ikan Carcharhinus Ciri – ciri
Pendaratan Jumlah Brevipinna
1. 27-Feb-16 2 1. bagian ujung sirip punggung dan
2. 28-Feb-16 3 ekor berwarna hitam pada ikan
3. 29-Feb-16 1 dewasa (polos pada juvenil)
4. 02-Mar-16 1 2. gurat diantara sirip punggung tidak
5. 05-Mar-16 4 ada
06-Mar-16 3 3. moncong lancip dan panjang
07-Mar-16 1 (tampak dari arah bawah), jarak
08-Mar-16 2 4. gurat di sudut bibir relatif panjang
11-Mar-16 2 (dibandingkan jenis Carcharhinus
20-Mar-16 1 yang lain).
23-Mar-16 1
24-Mar-16 1
Total 22
70
No. Tanggal Gambar Ikan carcharhinus leucas Ciri – ciri
Pendaratan Jumlah
1 1. tinggi sirip punggung pertama
mencapai 3 kali tinggi sirip
punggung kedua
2. lekukan di sisi belakang sirip
anal membentuk sudut tumpul
06-Mar-16 3. gurat di antara sirip punggung
1 tidak ada
4. moncong sangat pendek dan
bulat melebar (tampak dari arah
bawah), jarak dari ujung
moncong ke mulut lebih pendek
11-Mar-16 dari jarak antara lubang hidung
Total 2
71
No. Tanggal Gambar Ikan Carcharhinus Ciri – ciri
Pendaratan Jumlah melanopterus
02-Mar-16 3 1. ujung sirip punggung pertama
03-Mar-16 1 berwarna hitam dengan warna
05-Mar-16 3 putih di bawahnya
06-Mar-16 7 2. semua sirip beujung hitam
08-Mar-16 4 3. guran di antara sirip punggung
10-Mar-16 1 tidak ada
11-Mar-16 3 4. moncong sangat pendek, bulat
12-Mar-16 1 melebar (tampak dari arah
19-Mar-16 1 bawah), jarak dari ujung
21-Mar-16 2 moncong ke mulut hampir sama
23-Mar-16 3 dengan jarak antara lubang
26-Mar-16 3 hidung
Total
72
No. Tanggal Gambar Ikan Galeocerdo cuvier Ciri – ciri
Pendaratan Jumlah
28-Feb-16 2 1. terdapat spirakel, kecil dan
01-Mar-16 1 seperti celah
04-Mar-16 1 2. batang ekor pendek, bulat, dan
06-Mar-16 3 terdapat guratan menonjol di
08-Mar-16 1 sisinya
10-Mar-16 1 3. moncong sangat pendek dan
12-Mar-16 4 bulat tumpul (tampak dari arah
19-Mar-16 3 bawah)
20-Mar-16 2 4. gurat di ujung bibir atas sangat
22-Mar-16 8 panjang, hampir sama panjang
24-Mar-16 1 dengan jarak ujungmoncong ke
mulut
Total
73
No. Tanggal Gambar Ikan Lamiopsis Ciri – ciri
Pendaratan Jumlah temmincki
12-Mar-16 1 1. sirip punggung kedua sangat
besar, hampir sama ukurannya
dengan sirip punggung pertama
2. lubang di pangkal ekor dangkal
dan memanjang (tidak
berbentuk sabit)
3. gurat di antara sirip punggung
tidak ada
4. sirip dada panjang dengan
dasar sirip yang sangat lebar
Total
74
No. Tanggal Gambar Ikan Paragaleus tengi Ciri – ciri
Pendaratan Jumlah
27-Feb-16 2 1. mempunyai spirakel, berukuran
01-Mar-16 2 kecil
02-Mar-16 4 2. celah insang kecil, kurang dari 2
03-Mar-16 2 kali panjang mata
04-Mar-16 1 3. bentuk sirip tidak lancip
05-Mar-16 3 melengkung
06-Mar-16 3 4. gigi tidak mencuat keluar ketika
07-Mar-16 1 mulut tertutup
08-Mar-16 1 5. mulut agak panjang dan
11-Mar-16 3 melengkung tajam
19-Mar-16 1
20-Mar-16 1
21-Mar-16 1
23-Mar-16 1
24-Mar-16 1
26-Mar-16 1
Total
75
No. Tanggal Gambar Ikan Sphyrna lewini Ciri – ciri
Pendaratan Jumlah
27-Feb-16 4 1. kepala melebar ke samping,
28-Feb-16 6 lebarnya kurang dari sepertiga
29-Feb-16 5 panjang tubuhnya
01-Mar-16 3 2. tepi kepala bagian depan
02-Mar-16 4 sangat melengkung, terdapat
03-Mar-16 4 lekukan dangkal pada bagian
04-Mar-16 13 tengahnya
05-Mar-16 2 3. sirip punggung pertama tinggi,
06-Mar-16 2 agak lancip melengkung
07-Mar-16 6 4. sirip punggung kedua pendek,
08-Mar-16 6 dengan ujung belakang panjang
2 dan bagian tepi yang agak
10-Mar-16
5
cekung
11-Mar-16
5. lubang di bagian atas pangkal
12-Mar-16 8
ekor berbentuk bulan sabit
20-Mar-16 3
21-Mar-16 2
23-Mar-16 3
24-Mar-16 1
25-Mar-16 1
26-Mar-16 1
Total
76
Lampiran 3. Pengukuran Morfometri:
77
Gambar Ukuran MW (Mount Width)
78
Gambar Ukuran DL1 (Dorsal Length 1)
79
Gambar Ukuran IS (Interdorsal Space)
80
Gambar Ukuran POL (Preorbital Length) Pada Sphyrnidae
81