Identifikasi Ikan Hiu Cucut
Identifikasi Ikan Hiu Cucut
Identifikasi Ikan Hiu Cucut
Disusun oleh :
Riduwan Ibrahim 230110170119
Risa Ristianti Buntoro 230110170121
Muhammad Gugum G 230110170131
Kelompok 1/Perikanan C
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2018
IDENTIFIKASI IKAN HIU CUCUT (Carcharinus falciformis)
Disusun oleh :
Kelompok 1/Perikanan C
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2018
JUDUL : IDENTIFIKASI IKAN HIU CUCUT (Carcharinus falciformis)
Menyetujui:
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktikum. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya
hingga akhir zama.
Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ikhtiologi
yang berjudul identifikasi ikan hiu cucut (Carcharinus falciformis) pada Program
Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi
2. Sona Yudha Diliana, S.Pi., selaku koordinator asisten mata kuliah
Ikhtiologi.
3. Rizki nugraha saputra, selaku asisten penanggung jawab matakuliah
Ikhtiologi.
4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala bimbingan dan
masukkan.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan
praktikum, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang
membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum
yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
Kelompok 1
iii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 1
1.3 Manfaat ................................................................................ 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ikan Hiu .............................................................. 3
2.2 Klasifikasi Ikan Hiu ............................................................ 4
2.3 Morfologi Ikan Hiu ............................................................. 4
2.4 Anatomi Ikan Hiu ............................................................... 6
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1 Alat Praktikum...................................................................................... 20
2 Bahan-bahan Praktikum ........................................................................ 21
3 Prosedur praktikum .............................................................................. 22
4 Kegiatan Praktikum ............................................................................ 23
5 Data Hasil Praktikum ........................................................................... 24
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ikhtiologi yang telah dilaksanakan, diantaranya ialah
sebagai berikut :
1. Mempelajari dan mengetahui struktur morfologi (bentuk luar) tubuh ikan
hiu
2. Mempelajari dan mengetahui beberapa sistem organ tubuh pada ikan h
1
2
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ikhtiologi ini diantaranya :
1. Mengembangkan pengetahuan sebagai mahasiswa perikanan secara ilmiah
mengenai struktur tubuh dan sistem organ yang ada pada ikan hiu
2. Serta mengetahui perbedaan mengenai perhitungan meristik dan
morfometrik pada ikan hiu
.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
tulang cranium, memiliki gigi yang dilapisi email pada rahang, terdapat tiga
bagian saluran setengah lingkaran pada alat , sepasang alat reproduksi dan saluran-
salurannya
biasanya berujung runcing, dengan cuping atas dari ekornya sering kali jauh lebih
panjang dari cuping bawahnya.
Celah insang ikan cucut terletak pada sisi kepala, biasanya berjumlah lima
buah, tetapi pada famili Hexanchidae memiliki enam sampai tujuh celah insang
(Campagno 1984). Untuk melakukan pernafasan, air ditarik masuk melalui mulut
dan di pompa ke luar melalui celah insang. Cucut memiliki tubuh silinder, panjang,
dan sedikit pipih pada bagian kepala, dimana celah insang terdapat pada sisi kepala
dan terletak di belakang mata, serta sirip dada yang tidak menyatu dengan badan
dan kepala. Ciri-ciri tersebut merupakan perbedaan yang menonjol dari cucut
dibandingkan dengan ikan pari yang masih dalam satu sub kelas. Nelayan seringkali
menganggap cucut famili Squantinidae adalah sebagai pari, karena cucut ini
merupakan jenis cucut yang paling pipih diantara jenis lainnya.
Mata cucut terletak pada bagian sebelah atas dari kepalanya atau dibagian
samping dari kepala. Cucut bergerak dengan mengandalkan gerakan ekor serta sirip
ekor dalam mendorong ikan ke depan, sedangkan sirip dadanya hampir sama sekali
tidak digunakan dalam berenang namun digunakan sebagai penyeimbang dan
pengatur arah dari gerakan cucut. Kebanyakan cucut memiliki 2 sirip punggung dan
jarang sekali jenis cucut yang hanya memiliki 1 sirip punggung. Gigi cucut tersusun
6
dalam beberapa baris dan secara konstan akan selalu tumbuh (berganti) jika gigi itu
tanggal ataupun tidak (Carpenter dan Niem 1998).
Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati
(tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki
kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ pertama
ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu. Hati hiu
berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga 25% dari total
berat badan.
Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan
energi karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah
untuk organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam hati.
Hal ini mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh untuk
mencegah tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di dalam rongga
tubuh. Di dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan terakhir.
Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang
mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus
adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang
permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di
rektum dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah
7
ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka
ke luar.
Di dalam rongga tubuh juga terdapat pancreas yang merupakan kelenjar
pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain yang
tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang
merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang
kedua adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam anus.
Karena berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida
(garam) dari darah.
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.2.2 Bahan
1. Preparat ikan hiu yang akan diidentifikasi.
8
9
-
1 Dorsal 1 (D 1)
2 Dorsal 2 (D 2) -
3 Pectoral (P) -
4 Vental (V) -
5 Anal (A) -
6 Caudal -
7 Linea Lateralis 1 (L l) -
12 Linea Transversalis (Ltr) -
13 DOrigin -
14 VOrigin -
15 AOrigin -
10
11
Hasil pengamatan morfometrik ikan hiu cucut yaitu panjang total dari ikan
cucut 47 cm, fork length 38.5 cm, standar length yang diukur dari anterior mulut
sampai pangkal ekor 37 cm, panjang kepala 8.5 cm, snouth length 1 cm , panjang
orbital diameter 1 cm, panjang caudal peduncle length 10.5 cm , panjang caudal
peduncle depth yaitu 2 cm, panjang body depth yaiitu 6.5 cm , panjang dorsal fin
length 1 yaitu 3.5 cm dan panjang dorsal fin length 2 yaitu 2 cm, panjang dorsal fin
base 1 yaitu 4 cm dan panjang dorsal fin base 2 yaitu 1 cm, panjang pectoral fin
length yaitu 4.5 cm , panjang ventral fin length yaitu 3 cm , panjang anal fin length
yaitu 2 cm , dan panjang anal fin base yaitu 2 cm.
Pengamatan tersebut kemudia dibandingkan dengan literatur, menurut Soffa
(2013) ikan hiu cucut dapat mencapai ukuran Panjang total ikan yang sering
tertangkap sekitar 50 – 200 cm dengan berat 30 – 50 kg per ekor. Berdasarkan
12
perbandingan dengan pernyataan tersebut ukuran ikan hiu cucut yang diamati oleh
kelompok 1 juga berada pada kisaran 50 – 200 meter yakni dengan ukuran 75 cm.
Sehingga sampel ikan hiu yang diidentifikasi termasuk kategori ikan yang sering
tertangkap atau bahkan sengaja ditangkap oleh nelayan.
Alat Pernafasan
7 Spiracle
Tambahan
8 Scute - -
9 Keel - -
10 Adiposa Fin - -
11 Finlet - -
12 Rasio Gonad - -
Morfologi khusus dari ikan cucut yaitu bentuk tubuhnya yaitu fusiform dan
kepalanya yaitu depressed, dan bentuk mulut dari ikan cucut yaitu biasa, letak
mulutnya seubterminal, bentuk sirip caudal nya heterocercal, alat kopulasi nya yaitu
disebut clasper, dan ikan cucut memiliki alat pernapasan tambahan yang di sebut
spiracle. Selain itu, ikan hiu cucut juga emiliki 2 sirip dorsal pada
punggunya.Selain itu ikan hiu cucut juga memiliki ciri khusus lainnya yakni pada
bentuk gigi. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan kelompok 1 menunjukan
bahwa gigi ikan hiu tajam dan terdiri dari beberapa baris.
Menurut Last & Stevans (1994) dalam skripsi Soffa (2013) ikan cucut
termasuk kedalam sub group Elasmobranchii, yaitu ikan yang bertulang rawan
mencakup 250 spesies yang terdapat di Samudera maupun air tawar. Ikan cucut
memiliki bentuk tubuh lonjong dan memanjang menyerupai cerutu, ekor berujung
14
runcing. Celah insang pada ikan cucut terdapat pada sisi kepala, biasanya berjumlah
5 atau lebih (pada family Hexancidae memiliki 6-7 celah insang). Berdasarkan ciri-
ciri morfologi tersebut, sampel ikan hiu yang diamati oleh kelompok 1 sudah sesuai
dengan ciri morfologi yang memeang dimiliki oleh ikan hiu cucut. Dari bentuk gigi
juga sesuai dengan pernyataan dari Soffa (2013) yakni gigi ikan hiu cucut terdapat
13-14 baris gigi dengan bentuk giginya menyerupai pisau permukaan gigi yang
tajam.
Sistem intergumen meliputi sistem pertahanan tubuh pada ikan berupa sisik
dan kulit. Menurut pandangan kelompok 1 jenis sisik ikan yang dimiliki oleh ikan
hiu cucut berjenis Placoid. Hal ini ditandai dengan tidak nampaknya bagian dari-
bagian dari sisik tetapi hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Selain itu,
sisik ikan Placoid pada ikan hiu ini biasa disebut dengan Dermal denticle.
Meskipun sebenarnya penamaan tersebut kurang begitu cocok karena biasanya
penamaan tersbut digunakan pada penamaan gigi mamalia. Sistem intergumen Ikan
hiu tidak memiliki sengat layaknya ikan pari.hal iini seperti pernyataan menurut
Carpenter (1998) dalam Skripsi Soffa (2013) yakni ciri ikan cucut badannya
dilindungi oleh sisik placoid dan terdapat “tanduk” yang terdapat pada permukaan
punggung. Tidak terdapat duri penyengat seperti pada kebanyakan ikan pari.
15
Ikan hiu memiliki bentuk otot yang berbentuk menyirip dan zig zag dengan
otot garis berwarna putih disebut myomer dan diantara myomer terdapat otot
disebut myoseptum. Myoseptum adalah bagian jaringan ikat yang membatasi
antara myomere yang berurutan dan berfungsi untuk mengikat dan menyatukan
myomer. Ciri bentuk urat daging pada ikan hiu tersebut sudah sesuai dengan
bentuk urat daging berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Raharjo 1985).
karnivora . hipotesa tersebut diperkuat berdasarkan ciri ikan hiu yang memakan
ikan-ikan dan crustacea menurut Soffa (2013} Organ empedu merupakan salah
satu organ yang terdapat pada ikan cucut yang digunakan untuk proses eksresi pada
ikan tersebut.
4.1 Simpulan
1. Praktikum Ikhtiologi mengenai Identifikasi Ikan Cucut terdiri dari .sifat
morfometrik yang berarti dapat diukur panjang dan berat ikan seperti Total
Length (TL) meliputi panjang seluruh tubuh ikan dan yang menjadi ciri
khusus ciri morfometrik ikan ini yaitu tidak memiliki operculum.
2. Dalam praktikum identifikasi ikan hiu cucut selain mengetahui struktur luar
juga mengetahui struktur organ dalam dari ikan hiu cucut. Anatomi ikan
terdiri dari sistem intergumen yang mencakup, lendir, sistem pernafasan
dimulai mulut hingga anus, dan sistem otot yang mencakup bentuk dan
jaringan yang ada pada sistem tersebut.
3. Ciri Khusus dari ikan hiu adalah bentuk tubuhnya Fusiform, bentuk kepala
Depressed, sirip caudal berupa heterocercal, memiliki alat kopulasi khas
seperti pada ikan pari yang terdapat pada ikan hiu jenis jantan yaitu Clasper.
Selain itu, ikan hiu memeiliki alat bantu pernafasan yang bernama Spiracle
yaitu celah-celah pada kedua sisi ikan hiu. Spiracle pada ikan hiu umumnya
berjumlah 5-7 celah. Ikan hiu cucut memiliki bentuk sisik yang unik yaitu
sisik Placoid.
4.2 Saran
Praktikum Identifikai Ikan pari memiliki cakupan yang luas dengan
jaringan dan organ yang berukuran kecil dan mudah rusak. Sehingga diperlukana
ketelitian dan kehati-hatian dengan memperhatikan prosedur agar target
pembelajaran Identifikasi Ikan pari dapat dicapai secara optimal.
18
DAFTARR PUSTAKA
Campagno LJV. 1984. Sharks Of The World. An Annotated And Illustrated Catalogue Of
Shark Species Known To Date. Vol 4. Part 1- Hexanchiformes to Lamniformes
Carpenter EK & Niem VH. 1998. The Living Marine Resources Of The Western Central
Pacific. Vol 2. Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Sharks. Fao Species
Identification Guide For Fisheries Purpose. p.1196-1197.
Fahmi & Dharmadi. 2005. Status Perikanan Hiu Dan Aspek Pengelolaannya. Oseana,
Volume XXX, Nomor 1, 2005 :1-8.viii, 1-250. Part 2- Carchariniformes: x, 251-
655. FAO Fisheries Synopsis 125: 1-655.
Tull M. 2009. The History Of Shark Fishing In Indonesia: A HMAP Asia Project Paper.
Associate Professor Malcolm Tull Murdoch Business School And Asia Research
Centre, Murdoch University. Working Paper no. 158. 24p.
Soffa, Fauzan Bhakti. 2013. Aspek Pertumbuhan Ikan Cucut yang didaratkan
di Pelabuhan Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Skripsi.
Departemen MSP FPIK IPB. Bogor
19
LAMPIRAN
20
Lampiran 1. Alat-alat praktikum
Cawan Petri
Gunting
Penggaris Mikroskop
21
Lampiran 2. Bahan-bahan praktikum
22
Lampiran 3. Prosedur Kerja
Pengukuran Morfometrik
Alat dan bahan di siapkan di meja praktikum
Pengukuran Meristik
23
Pembedahan
24
Lampiran 4. Dokumentasi
Proses Penimbanagan
25