Formulasi Suspensi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

I.

Formula Asli

Ciprofloxacin

II. Rancangan Formula

Nama produk : CIXSUS

Jumlah produk : 5 botol

Tanggal formulasi : 30 September 2019

Tanggal produksi : 30 September 2020

Nomor registrasi : DKL 1900100213 A1

Nomor batch : E 2001002

Komposisi : Tiap 60 ml mengandung

Ciprofloxacin 250 mg/5ml

PGA 10 %

Gliserin 10 %

Sorbitol 20 %

Essens orange 31051 0,05%

Natrium benzoat 0,2 %

Aquadest ad 60 ml

III. Master Formula


Diproduksi Tanggal Tanggal Dibuat Disetujui
oleh formulasi produksi oleh oleh
PT. SUN 30 September 30 september Kelompok Nur
FARMA 2019 2020 5 Ramadani
Kode bahan Nama bahan Kegunaan Per dosis Per batch
001-CPF Ciprofloxacin Zat aktif 3g 15g
002-PG PGA Suspending 6g 30g
agent
003-GL Gliserin Pembasah 6ml 30ml
004-SB Sorbitol Pemanis 12g 60g
005-EO Essens Perasa 0,03ml 0,15ml
orange
006-NB Natrium Pengawet 0,12g 0,6g
benzoat
007-AQ aquadest pembawa 32,85ml 164,25ml
IV. Alasan pemilihan produk

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk

halus dan tidak larut terdispersi dalam cairan pembawa (Sukmawati, 2011: 2).

Untuk banyak pasien, bentuk cair lebih disukai dibandingkanbentuk padat

karena mudahnya menelan cairan. Pemberian lebuh mudah serta lebih mudah

memberkan dosis yang relatif besar, aman dan mudah diberikan untuk anak-anak

(Ansel, 2009: 355).

Bentuk sediaan suspensi diformulasikan karena beberapa zat aktif obat

mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut dalam air tetapi diperlukan dalam

bentuk air agar mudah diberikan pada pasien yang sulit menelan obat untuk

menutupi rasa pahit dan aroma yang tidak enak (Suena, 2015: 34).

Suspensi oral lebih disukai dari pada bentuk padat karena mudahnya

menelan cairan absorbsinya cepat dan bioavabilitasnya lebih baik (Chasanah,

2010: 2)

Fase pembuatan suspensi yaitu pendistribusian atau penghancuran fase

terdistribusi, pencampuran dan pendispersian fase terdispersi dalam bahan

pendispersi, stabilitas untuk pencegahan atau pengurangan suatu pemisahan fase

(R.voight, 1984: 446).

V. Alasan pemilihan zat aktif


Ciprofloxacin memiliki stabilitas dimanaharus disimpan pada ruangan

tertutup dibawah suhu 25oC dan hindarkan dari paparan sinar matahri langsung

(Swetman, 2009: 243).

Ciprofloxacin memilikidosis untuk infeki saluran kencing ringan sedang

sehari 2×250mg, berat sehari 2×500mg (IAI, 2017: 122).

Ciprofloxacin adalah antibiotik yang termasuk dalam golongan


floroquinolon generasi kedua sedangkan levofloxacin merupakan generasi ketiga
yang merupakan golongan kuinolon baru dengan penambahan atom fluor pada

cincin kunolon (Marwazi, 2014: 69).

Mekanisme kerja ciprofloxacin dengan menghambat sintetis asam nukleat

dimana antibiotik golongan ini dapat masuk dalam sel dengan cara difusi pasif

melalui kanal protein terisi air pada membran luar bakteri secara intraseluler.

Menghambta replikasi DNA bakteri dngan cara menganggu kerja DNA girase

selama pertumbuhan dan reproduksi bakteri (Mycek, 2001: 19).

Farmakokinetik ciprofloxacin reabsorbsinya baik dengan bioavabilitas

kurang lebih 70% dan kadar plasmanya maksimal tercapai 0,5-1,5 jam setelah

penggunaan oral (Tjay, 2002: 19).

VI. Alasan Pemilihan Eksipien

a. PGA

Karena tidak mengubah struktur kimia dan bersifat alami. PGA juga

dapat menghindari pengendapan dan memberikan struktur yang homogen

(Wolff, 2007: 2).

Suspending agent digunakan untuk meningkatkan viskositas dan

memperlambat sedimentasi sehingga dapat menghailkan suatu suspensi yang

stabil (Lieberman, 1996: 2).

Fungsi dari suspending agent untuk meningkatkan viskositas suspensi

sehingga suspensi menjadi lebih stabil (Ika, dkk: 2010: 1-2).

b. Gliserin

Gliserin adalah cairan suspensi sirup jernih dengan rasa manis dapat

bercampur dengan air dan etanol (Verysa, 2010: 10).

Gliserin bersifat sebagai pengawet dan sering digunakan sebagai

stabilisator dan sebagai suatu pelarut pembantu dalam hubungannya dengan

air dan etanol (Ansel, 1989: 27).


Gliserin bersifat higroskopis murni tidak mengalami oksidasi oleh

udara pada penyimpanan normal namun dapat terdekomposisi oleh panas

okralein bersifat toksis (Rowe, 2009: 283).

c. Aquadest

Merupakan pelarut organik yang bersifat tidak beracun sehingga aman

digunakan sebagai pelarut bahan pangan (Moeksin, 2004: 14).

Bahanya tidak berwarna, tidak berbau tidak berasa dan berupa cairan

serta stabil diudara (Dirjen POM, 1979: 96).

Aquadest sebagai pelarut karena bersifat polar dan aquades digunakan

untuk melarutkan senyawa-senyawa ataupun zat (Gunawan, 2004: 46).

d. Sorbitol

Pemanis utama yang digunakan dalam sediaan oral diantaranya

sukrosa, glukosa cair, gliserol (Jones, 2008: 9).

Sorbitol dapat digunakan sebagai pemanis dan mencegah terjadinya

caploching (Lachman, 2012: 468).

Dapat berfungsi sebagai pemanis yang pada formula suspensi dan

rangenya <70% (Rowe, 2009: 679).

e. Natrium benzoat

Digunakan sebagai pengawet antimikroba yang dalam kosmetik,

makanan dan obat-obatan dengan konsentrasi 0,02-0,1% (Rowe, 2009: 627).

Natrium benzoat dapat mempertahankan kestabilan terhadap

mikroorganisme (Ardiansyah, 2016: 9).

Memiliki spektrum aktivis antimikroba yang luas meliputi bakteri

positif dan bakteri gram negatif serta jamur (Jones, 2008: 11).
f. Essense Orange

Rasa dan penampilan merupakan parameter kualitas yang penting

dalam produk obat-obatan dan makanan. Banyakproduk yang tidak

dikomersilkan mengandung bahan tambahan berupa perasa, pemanis dan

pewarna untuk memenuhi kesulitan pasien (Gloria, 2016: 47).

Penggunaan pewarna dan perasa agar didapatkan sediaan suspensi

memiliki warna yang menarik dan menutupi rasa yang tidak enak .

Orange flavour digunakan untuk menambah rasa jeruk pada sediaan.

Banyak macam fungsional dari tanaman misalnya jeruk (Novitasari, 2018: 2).

VII. Uraian Bahan

1. Ciprofloxacin (USP, 2007: 516)

Nama resmi : CIPROFLOXACIN

Nama lain : Ciprofloxacin, 1-cypropyl-6 fluoro, 4-

dihydro, 4 oxo

Berat molekul : 331,436 g/mol

Rumus molekul : C17H18FN3O3

Rumus struktur :

(USP, 2007: 516)

Dosis : Ringan-sedang sehari 2×250 mg

Berat sehari 2×500mg

(ISO, 2008)

Pemerian : Serbuk hablur sedikit higroskopis

berwarna putih atau kuning pucat. Atau

serbuk dengan kekuningan bnerwarna


kuning (USP, 2007: 516)

Kelarutan : Mempunyai kelarutan dalam air hingga

suhu 25 derajat celsius. Pka obat 6 dan 8,8

(USP, 2007: 516)

Stabilitas : Harus disimpan pada ruangan tertutup

dibawah suhu 25O C dan hindarkan dari

paparean sinar matahari

Farmakologi : Salah satu antibiotik yang digunakan untuk

ISK dan merupakn salah satu obat sintetik

derivat kuinolon (ISO, 2008)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindungdari

cahaya (USP, 2007: 516)

Kegunaan : Zat aktif

Indikasi : Infeksi saluran kemih, saluran cerna,

termasuk demam tifoid dan paratiroid

saluran nafas (ISO, 2008)

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap derivat lain, wanita

hamil, menyusui anak dan remaja sebulan

akhir fase pertumbuhan (ISO, 2008)

Efek samping : Kadang terjadi keluhan saluran pencernaan

seperti mual diare berat, muntah, dispersia,

sakit perut, insomnia, nyeri otot dan pucat

pada bibir (Sari, F, 2009: 17-18)

Farmakodinamik : Bekerja dengan menghambat kerja yang

umum enzim DNA girase (ISO, 2008)

Absorbsi : Ciprofloxacin cepat terserap dengan baik


pada saluran pencernaan. Ketersediaan

bioavabilitas ciprofloxacin adalah sekitar

70-80% oral dengan waktu untuk

konsentrasi plasma puncak 1-2 jam (oral)

(Sari, F, 2009: 15)

Distribusi : Hadir dalam bentuk aktif dalam cairan

ludah, sekret hidung dan bronkus, mukosa

sinus dan cairan kulit (Sari, F, 2009: 16)

Metabolisme : Empat metabolit ciprofloxacin yang

memiliki aktivitas antimikroba yang lebih

rendah dari ciprfloxacin bnetuk asli telah

diidentifikasi diurin manusia sebasar 15%

dari dosis oral (Sari, F, 2009: 17)

Ekskresi : Dieksresikan urin selsai dalam 24 jam

setelah pemberian dosis. Meskipun

konsentrasi empedu ciprofloxacin beberapa

kali lipat tinggi dari pada konsentrasi

serum setelah pemberian intravena (Sari, F,

2009: 17)

Interaksi obat : Tidak terjadi keterlambatan absorbsi bila

diberikan bersama makanan sehingga

konsentrasi pucak dicapai dalam 1 jam

Titik leleh : 305,6O C

Titik didih : 58,8O C

Viskositas : Stabil selama 14 hari bila disimpan pada

ruang dan harus disimpan pada ruang dan


pada suhu kurang lebih 30O C

Dosis lazim : Umur 1-18 tahun untuk ISK

-melalui mulut 10-20mg/tiap 12 jam(DM

750 mg/dosis)

Melalui infus 6-10mg/kg IV setiap 8 jam

(DM 400mg/dosis)

Waktu paruh eliminasi : 5-6 jam dan total klirens 35L/jam

2. PGA (Dirjen POM, 1979: 279)

Nama resmi : GUMMI ACASIA

Nama lain : Gom arab, gom acasia, gotab arab, gum

acacia, acasia

Berat molekul : (C6H12O6)n

Rumus molekul : 220.000 g/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Hampir tidak berbau rasa tawar seperti

lendir

Kelarutan : Mudah larut dalam air, menghasilkan

larutan yang kental, dan lembut cahaya,

praktis tidak larut dalam etanol 95%

Inkompibilitas : Akasi tidak Inkompatibel dengan cresol,

garam besi, morfin, fenol, timol, vanilin,


etanol 95%, dan timol. Enzim pengoksida

hadir dalam akasia dapat mempengaruhi

persiapan mengandung zat yang mudah

teroksidasi (Rowe, 2009: 2)

Kegunaan : Suspending agent

pH : 5,5-7,5

Range : 5-10% (Rowe, 2009: 1)

Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara

dari luar, wadah terurai oleh bakteri.

Larutan berair mengalami degradasi

bakteri atau enzimatik tetapi mungkin

diawetkan dengan merebus larutan pada

awalnya waktu untuk menonaktifkan

enzim yang ada (Rowe, 2009: 2)

penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. Gliserin (Dirjen POM, 1979: 271)

Nama resmi : GLISERIN

Nama lain : Gliserin, croderol, glicerol, glycerine,

glycon

Berat molekul : C3H8O3

Rumus molekul : 92,09 g/mol

Rumus struktur :

(Rowe, 2009: 283)

pH : Netral
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna,

rasa manis, berbau khas lemah,

higroskopis, netral terhadap lakmus

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol.

Tidak larut dalam kloroform dan eter, dan

dalam minyak lemak

Titik didih : 290O C

Stabilitas : Gliserin bersifathigroskopis, murni tidak

mudah mengalami okidasi atmosfer dalam

konisi penyimpanan biasa, tetapi berpose

pemanasan dengan evolusi akrolein

beracun (Rowe, 2009: 284)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : pembasah

Inkompibilitas : Gliserin dapat meledak jika dicampur

dengan agen pengoksida kuat seperti

kalium hidroksida, potassium hidroksida

dan kalium permanganat (Rowe, 2009:

284)

Range : ≤ 20% (Rowe, 2009: 283)

Titik didih : 290O C

4. Aquadest (Dirjen POM, 2014:63)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Aquadest, airsuling, air murni, air suling

Berat molekul : 18,02 g/mol

Rumus molekul : H2O


Rumus struktur : H

O O

Pemerian : Cairan jernih tidak berbau tidak berasa dan

tidak berwarna

Kelarutan : Larut dalam semua pelarut

Kegunaan : pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

pH : Netral

Stabilitas : Stabil di udara

5. Natrium benzoat (Dirjen POM, 2014: 905)

Nama resmi : NATRII BENZOATE

Nama lain : Sodium Benzoat, Benzoid cicid natrium

karboksil, sodium benzoidum, soda

benzoat

Berat molekul : 144,11 g/mol

Rumus molekul : C6H5COONa

Rumus strktur :

(Rowe, 2009: 627)

Pemerian : Granul atau serbuk halus, putih, tidak

berbau atau praktis tidak berbau, stabil

diudara

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol dan lebih mudah larut dalam


etanol 95%

Penyimpanaan : Dalam wadah tertutup

pH : 8,0

Titik lebur : 25℃

Kegunaan : Sebagai pengawet

Range : 0,02% - 0,1% (Rowe, 2009: 627)

Stabilitas : Larutan encer dapat disterilisasi dengan

autoklaf dan filtrasi bahan dapat disimpan

pada botol yang tertutup baik (Rowe,

2009: 627-628)

Inkompibilitas : Tidak cocok dengan senyawa kuartener,

gelatin, garam, besi, garam herlum dan

garam metrin berat, termasuk timah dan

merkuri (Rowe, 2009: 628)

6. Sorbitol (Dirjen POM, 2014: 1210)

Nama resmi : SORBITOL

Nama lain : Sorbitol, sorbite, sarbitol, D.sorbitol,

sorbagen

Berat molekul : C6H14O6

Rumus molekul : 182,17 g/mol

Rumus struktur :

(Rowe, 2009: 679)

Pemerian : Serbuk granul, atau lempengan

hidroskopis, putih manis


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut

dalam etanol, dalam metanol

Penyimpanan : Wadah tertutup rapat

pH : 4,5 – 7,0

Titik lebur : 110 - 112℃

Kegunaan : Sebagai pemanis

Range : 70% (Rowe, 2009: 679)

VIII. Perhitungan

a. Per dosis
250
1 Ciprofloxacin 250mg = 5 × 60 gram = 3 gram
10
2 PGA 10% = 100 × 60 gram = 6 gram
10
3 Gliserin10% = 100 × 60 gram = 6 ml
0,2
4 Natrium benzoat 0,2% = × 60 gram = 0,12 gram
100
20
5 Sorbitol 20% = 100 × 60 gram = 12 gram
0,05
6 Essens orange 0,05% = 100 × 60 gram = 0,03 ml

7 Aquadest ad 60ml = 60 - (3 + 6 + 6 + 0,12 + 12 + 0,03)

= 60-27,15

= 32,85 ml

b. Per batch

1. Ciprofloxacin =3 × 5 = 15 gram

2 PGA =6 × 5 = 15 gram

3 Gliserin =6 × 5 = 30 ml

4 Natrium benzoat = 0,12 × 5 = 0,6 gram

5 Sorbitol = 12 × 5 = 60 gram

6 Essens orange = 0,03 × 5 = 0,15 ml


7 Aquadest = 32,85 × 5 = 164,25 ml

c. Perhitungan 10%
10
1 Ciprofloxacin = 100 × 15 gram = 1,5 gram

10
2 PGA = 100 × 15 ml = 1,5 gram
10
3 Gliserin = 100 × 30 ml = 3 ml
10
4 Natrium benzoat = 100 × 0,6 gram = 0,06 gram
10
5 Sorbitol = 100 × 60 gram = 6 gram
10
6 Essens orange = 100 × 0,12 ml = 0,012 ml
10
7 Aquadest = 100 × 164,25 ml = 16,425 ml

d. Bahan yang ditimbang

1 Ciprofloxacin = 15 × 1,5 = 16,5 gram

2 PGA = 15 × 1,5 = 16,5 gram

3 Gliserin = 30 × 3 = 33 ml

4 Natrium benzoat = 0,6 × 0,06 = 0,66 gram

5 Sorbitol = 60 × 6 = 66 gram

6 Essens orange = 0,12 × 0,012 = 0,132 ml

7 Aquadest = 164,25 × 16,425 = 180,675 ml

e. Perhitungan dosis

a) Untuk umur 7 tahun


𝑛 7
× 400𝑚𝑔 = × 400 𝑚𝑔 = 140 𝑚𝑔
20 20

b) Untuk umur 8 tahun


𝑛 8
× 400𝑚𝑔 = × 400 𝑚𝑔 = 160 𝑚𝑔
20 20
f. Aturan pakai

Ciprofloxacin 250mg/5ml

a) Umur 7 tahun
160mg/250mg × 5 ml = 3,2 ml → sehari

1 × p = 3,2ml/2 = 1,6 ml

2 × p = 2 × 1,6 = 3,2ml

b) Umur 8 tahun

140mg/250mg × 5 ml = 2,8 ml → sehari

1 × p = 2,8 ml/2 = 1,4 ml

2 × p = 2 × 1,4ml = 2,8ml

IX. Cara Kerja


1. Dikalibrasi botol 60 ml

2. Ditimbang bahan ciprofloxcin 3 gram, PGA 6 gram, gliserin 6 ml,

sorbitol 12 gram, essens orange 0,03 ml natrium benzoat 0,12 gram dan

aquadest 32,85 ml

3. Digerus PGA kemudian dilarutkan dalam air

4. Zat aktif ditambahkan gliserin dan digerus hingga homogen pada

lumpang

5. Dituang sedikit demi sedikit kedalam PGA sambil diaduk


6. Dimasukkan dalam gelas ukur beserta dengan air bilasan mortir dan

ditambah sorbitol

7. Tambahkan natrium benzoat dengan essens orange

8. Tambahkan aquadest hingga 60ml

9. Masukkan dalam botol lalu beri etiket dan label”kocok dahulu”


LAMPIRAN

I. Evaluasi

1. Uji organoleptik

Diletakkan sediaan pada tangan lalu diamati warna bentuk dan bau dan

dicatat hasil pengamatan

2. Uji massa jenis

Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering, dimasukkan

aquadest kedalam piknometer dan ditimbang beratnya, lalu piknometer

dibersihkan dan dikeringkan, dimasukkan suspensi kedalam piknometer kemudian

timbang dan ukur massa jenisnya dengan menggunakan persamaan.

3. Volume sedimentasi

Ditimbang sediaan suspensi dimasukkan kedalam gelas ukur 10ml dan

disimpan pada suhu kamar serta terlindungi dari cahaya secaralangsung, lalu

diukur perubahan volume dan dicatat setiap 30 hari tanpaengadukan hingga tinggi

sedimentasi konstan, kemudian tentukan volume sedimentai dengan menggunakan

persamaan

4. Uji redispersi

Pengujian ini dilakukan setelah volume sedimentasi selesai dilakukan,

dimana sediaan dimasukkan suspensi yang telah dievaluasi voume sedimentasi ke

tabung reaksi lalu diputar 180 derajat dan dibalikkan keposisi semula, dimana

kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dan diberi

nilai 100x setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama maka akan

menurunkan redispersi sebesar 5x kemudian dicatat hasil pengamatan


5. Uji pH

Dituangkan suspensi kedalam gelas kimia, dimaukkan pH meter kedalam

suspensi lalu ditunggu pH meter menunjukkan posisi tetap dan dicatat hasil

pengamatan

6. Uji homogenitas

Dioleskan suspensi pada objek glass atau bahan transparan lainnya, lalu

dilihat ada atau tidak adanya butiran kasar dan diamati hasil pengamatan

7. Uji daya sebar

Dituang suspensi 0,50 gram dan diletakkan ditengah-tengah objek glass,

ditutup dengan kaca lain, dukur diameter sebar, diberi penambahan beban tiap

satu menit sebesar 50 gram hingga 10 gram dan diukur diameternya.

8. Uji daya lekat

Diratakan suspensi pada salah satu objek glass, ditutup dengan

glassobjek lain, dibeikan tindisan beban 1kg selama 5 menit, dipasangkan pada

alat uji daya lekat dan bersamaan dengan pemberian beban pada alat uji daya lekat

1kg, lalu dinyalakan stopwatch waktu dan dihitung mulai dari pemberian beban

dan beban dihentikan ketika objek glass tersebut sudah terlepas.

9. Uji viskositas

Dimasukkan 300g suspensi kedalam wadah, diatur ketinggian wadah

sehingga motor dapat bergerak, lalu digunakan spindle no.7 dengan kecepatan

100rpm.
KEPUSTAKAAN
Ansel.H.C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi : UI Press. Jakarta . 1989

Ansel.H.C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi : UI Press. Jakarta . 2008

Anonim. Formalorium Nasional. Depkes RI. Jakarta. 2009

C Hasanah. Hur. Formulasi Suspensi Doksisilin Menggunakan Suspending Agen


PGA : UM. Surakarta. 2010

Dirjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi III: Kemenkes RI. Jakarta. 1979

Dirjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi V : Depkes RI. Jakarta 2014

Gunawan. Ilmu Obat Alam : Penebar Swadaya. Jakarta 2004

Ikatan Apoteker Indonesia. Informasi Spesialis Obat Indonesia: ISFI. Jakarta


2017

IKA. Formulasi Suspensi Eritromisin Menggunakan Suspending Agent PGA: UM.


Surakarta. 2010

Liebermen. Teori dan Praktek Farmasi Industri : UI Press. Jakarta 1991

Manurung. Analisa Kadar Tertrazine dan Matahari Terbenam Kuning dalam


serbuk: Universitas Sumatra Utara. Medan 2010

Marwazi. Formulasi dan Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Menggunakan Gom


Arab: STIFARM. Padang. 2014

Meeksin. Pengaruh Kondisi Perlakuan dan Berat Sampel Terhadap Ekstraksi


Antosianin: Universitas surabaya. Surabaya. 2009

Mycek. Farmakologi Ulasan Bergambar. Widya raedika. Jakarta 2001

Rahmayani. Identifikasi Zat Pewarna Sintesis Pada Saus Cabe Naga dengan
Metode Kromatografi Kertas : Universitas Sumatera Utara. Medan. 2011

Rowe. Handbook of pharmaceutical Exipients. Pharmaeutical Press. New York


London. 2009
R.Voight. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi: UGM Press Yogyakarta. 1984

Sana. Formulation And Evaluation of taste tqasket oval: Suspension International


Journal of Drug Development.

Sukmawati. Formulasi Suspensi Cyprofloxacin Dengan Suspending Agent PGA


dan Daya Anti Bakterinya: UMS. 2011

Suena. Evaluasi Fisik Sediaan Suspensi Dengan Kombinasi Suspending Agent


PGA. UMS. 2015

Swetman. Martindale Thirty Sixth Edition: Pharmaceutical Press. London.2009

Tjay. Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaan dan Efek Sampingnya: Gramedia


Jakarta. 2002

U.S. Pharmacopeia. The United States Pharmacopeia, USP 30/The National


Formulary,NF 25: Pharmacopeia Convention.Inc.,p.2635. 2007

Wolf. Teori dan Teknik Konseling. Universitas Indonesia Jakarta. 2007

Verysa. Optimasi Formula Sabun Transparan Dengan Humetant Gliserin dan


Surfaktan: Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2010

Anda mungkin juga menyukai