Manajemen Pembiayaan (Hadits Tarbawi) PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Dalam Perspektif Hadits di SMK Bela Nusantara

MAKALAH
Diajukkan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu dan Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu :
Dr. H. Maslani, M.Ag

Oleh :
Muhamad Nizar
NIM 2190040057

PASCASARJANA
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Manajemen Pembiayaan
Pendidikan.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
dan Hadits Tarbawi dengan dosen pengampu Bapak Dr. H. Maslani, M.Ag.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Manajemen Pembiayaan
Pendidikan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, September 2019

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
a. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
c. Tujuan Masalah .................................................................................... 3
d. Metode Penelitian ................................................................................. 4
BAB II Pembahasan ......................................................................................... 5
a. Pengertian Manajemen ......................................................................... 5
b. Pembiayaan Pendidikan ....................................................................... 9
1. Pengertian Pembiayaan.................................................................... 9
2. Jenis Pembiayaan Pendidikan.......................................................... 10
3. Sumber Pembiayaan Pendidikan ..................................................... 15
c. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Perspektif Islam ........................ 15
d. Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan ............................ 16
BAB III SIMPULAN ....................................................................................... 17

Daftar Pustaka .................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia1, Prof KH Ali
Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal soleh yang
harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi
aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama. Dari ta’rif
tersebut memberi gambaran bahwa manajemen merupakan kegiatan, proses dan
prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja
sama sesuai jobnya masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang
menjadi fokus utama.
Islam memberikan setiap manusia pedoman al-Quran dan al-Hadits untuk
bisa mengatur dirinya sendiri. Kita mengenalnya dengan istilah manajemen. Dalam
dinamika kehidupan, manajemen penuh siasat atau strategi yang diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan.2 Peristiwa yang terjadi di masa kini, pernah terjadi pula pada
zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬yakni, mengalami krisis multidimensi di saat Rasulullah ‫ﷺ‬
menjadi pemimpin. Ini semua menjadi contoh dan pedoman bagi sistem Pendidikan
dewasa ini.
Pada akhirnya, hingga saat ini pendidikan Islam di Indonesia masih
dihadapkan pada berbagai problematika yang tidak ringan. Berbagai komponen
pendidikan Islam dari tujuan, kurikulum, guru, sarana dan prasarana, pembiayaan,
dan sebagainya masih dihadapkan pada permasalahan-permasalahan mendasar
yang berakibat pada mutu pendidikan Islam yang kurang membanggakan.
Pembiayaan dan keuangan menjadi salah satu hal yang krusial dalam
pendidikan Islam karena berdasarkan sejarah, dapat dilihat bahwa pendidikan Islam
atau satuan pendidikan berbasis Islam mengalami masalah dengan pembiayaan dan
keuangan tersebut. Hal ini terjadi karena dalam sejarahnya, sejak sebelum merdeka
sampai merdeka, bahkan sampai saat ini.

1
Effendy, Ek. Mochktar, Manajemen: Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,
(Jakarta: PT. Bhharata Karya Aksara, 1986), hlm. 12
2
Mujamjl Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, ( Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 11
Satuan pendidikan Islam sebagai pelaksana atau penyelenggara pendidikan
Islam, sangat sedikit yang dikelola oleh pemerintah. Sebagai contoh, secara
persentase, jumlah satuan pendidikan Islam yang dikelola oleh pemerintah tidak
mencapai 10% dari seluruh jumlah satuan pendidikan Islam yang ada. Jumlah ini
tentu saja adalah jumlah yang sangat sedikit sehingga satuan pendidikan Islam
cenderung tumbuh dan berkembang apa adanya.3 Dengan situasi yang demikian itu,
maka wajarlah satuan pendidikan Islam secara dominan tidak dapat memenuhi
sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan
secara nasional terutama di tempat pemakalah mengajar.
Kesadaran dari satuan pendidikan untuk dapat memenuhi kebutuhan itu
membuat pemakalah tertarik untuk mengkaji tentang Manajemen Keuangan dan
Pembiayaan Pendidikan dalam Perspektif Hadits di SMK Bela Nusantara Cianjur.

3
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: LPPPI, 2016), hlm. 212

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen pembiayaan Pendidikan dalam perspektif al-Hadits?
2. Bagaimana implementasi manajemen pembiayaan di SMK Bela Nusantara
Cianjur?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui manajemen pembiayaan Pendidikan dalam perspektif al-
Hadits.
2. Untuk mengetahui implementasi manajemen pembiayaan di SMK Bela
Nusantara Cianjur.

3
D. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian dengan metode kualitatif dan bersifat
kepustakaan (library research). Metode kualitatif ditujukan untuk menemukan
pengertian atau makna yang dalam tentang suatu fenomena, kenyataan di sekitar
maupun fakta-fakta.4 Oleh karenanya, metode kualitatif dirasa paling sesuai dengan
permasalahan yang dibahas pada penelitian ini.
Sumber data dalam penelitian ini adalah karya-karya ilmiah lain yang
memiliki relevansi dengan penelitian. Di antara sumber tersebut adalah Syarah
Shahih al-Bukhari karya Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani, buku Tafsir Tarbawi karya
Suteja, Ilmu Pendidikan Islam karya Rahmat Hidayat dan lain sebagainya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi.
Hadits-hadits yang dianalisis ditelusuri menggunakan Golden Dictionary Arabic
Version yang memuat beberapa kamus-kamus besar seperti al-Mu’jam, al-
Munawwir. Pengumpulan data layaknya penggunaan mu’jam (kamus) yaitu
dengan menggunakan kata kunci berupa akar katanya. Selain itu, data-data lain
dikumpulkan dengan cara membaca buku, jurnal, kitab, maupun karya ilmiah atau
tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian. Data-data yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif-analitis.

4
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
2010). Hal. 1-2

4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Dalam konteks Islam, manajemen disebut juga dengan (‫)ادراة سياسة تدريب‬
yang berasal dari lafadz (‫)ادار – ساس – دبر‬. Menurut S. Mahmud Al-Hawary
manajemen (al-Idarah) ialah:
‫الت تجنبها ومعرفة القوي والعموال ى‬
‫الت تنعرض لها‬ ‫االدراة ه معرفة اىل اين تذهب ومعرفة المشاكل ى‬
‫ي‬
‫ى‬
‫معرفة وكيفية الترصيف لك ولباخرك والطاقم الباحرة وبكفاءة وبدضياع ف مرحلة الذهاب اىل هناك‬
Artinya: manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang
harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan dan bagaimana
mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosn
waktu dalam proses mengerjakannya.5
Berdasarkan ta’rif tersebut memberi gambaran bahwa manajemen
merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir
secara maksimal dengan bekerja sama sesuai pekerjaannya masing-masing. Maka
kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus utama. Perwujudan amal
soleh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan
motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama.
Al-Tadbir (pengaturan), kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara
(mengatur) yang banyak terdapat dalam alquran seperti firman Allah SWT dalam
al-Quran surat al-Sajdah, 32:5:
َ ُّ َ َ َ ْ ‫ُ َّ َ أ ُ ُ ى أ ى َ أ ى َ أ َ ُ ُ ى‬ ‫ُ َ ِّ ُ أ َ أ َ َ َّ َ ى أ َ أ‬
٥- ‫ف َسن ٍة ِّم َّما ت ُعدون‬ ‫ض ثم يعرج ِإلي ِه ِ يف يو ٍم كان ِمقداره أل‬
ِ ‫يدبر اْلمر ِمن السم ِاء ِإىل اْلر‬-
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.
Para sahabat bergiliran dan mengatur jadwal untuk mendengarkan ceramah
Rasulullah ‫ ﷺ‬di sela-sela pekerjaan mereka sehari-hari. Mereka yang bisa hadir
dianjurkan untuk memberi tahu kepada para shahabat yang berhalangan hadir.
Sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Abu al-Yaman:

5
Effendy, Ek. Mochktar, Manajemen: Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,
(Jakarta: PT. Bhharata Karya Aksara, 1986), hlm. 12

5
َ ‫س َعن أابن ش‬ ُ ‫ون‬ ُ ُ َ َ َ ‫ُّ أ ِّ َ َ ى ُ َ أ ه َ َ َ أ ُ َ أ ى أ‬ َ ‫ب‬ ٌ ‫َح َّد َث َنا ىأ ُبو ْال َي َمان ىأ أخ َ َ َبَنا ُش َع أي‬
‫اب‬ ٍ ‫ه‬ ِ ِ ِ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ن‬
‫ب‬ َ ‫خ‬ ‫أ‬ ‫ب‬ ٍ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫اب‬ ‫ال‬ ‫ق‬‫و‬ ‫اَّلل‬
ِ ‫د‬
ِ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫و‬‫ب‬ ‫أ‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ح‬ ‫ى‬ ‫ر‬
ِ ‫ه‬‫الز‬ ‫ن‬ ِ ‫ع‬ ِ
‫أ‬ َ َ ‫ى‬ ُ
ُ ‫َ أ ُ ََ َ أ‬ َ َ ‫ى‬
َّ َ ‫اَّلل أبن أب ث أور َع أن َع أب ِد ه ِ أ‬ ‫َ أ َُأ ه أ َأ ه‬
‫ال كنت أنا َو َج ٌار ِىل ِم َن اْلن َص ِار ِ ىف‬ ‫اس عن عمر ق‬ ٍ ‫اَّلل ب ِن عب‬ ٍ َِ ِ ِ ‫اَّلل ب ِن عب ِد‬ ِ ‫عن عبي ِد‬
‫أ‬
‫ َي ى ى ِب ُل‬- ‫ صَل هللا عليه وسلم‬- ‫اَّلل‬
‫ه‬ ُ َ ‫ْ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ُ ىُّ ىُ َ َ ى‬ َ َ ‫ َو أ َ أ‬،‫َب ىت ُأ َم َّي َة أبن َزأيد‬
ِ ‫ول‬ ِ ‫ وكنا نتناوب البول عَل رس‬،‫ه ِمن عو ِاىل الم ِدين ِة‬ ٍ ِ ِ
َ َ
َ َ َ‫َ َ ى‬ َ ‫أ‬ َ
َ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ
َ ‫ت ج أئ ُت ُه بخ َب ذل َك ال َي أوم م َن ال َو أ َ أ‬ َ ُ َْ َ َ َ ً ‫َأ ً َ ُ َأ‬‫أ‬ ‫ى‬
‫اح َِت‬ ِ ‫ ف ىبل ص‬،‫ و ِإذا نزل فعل ِمثل ذ ِلك‬،‫ْح وغ ْ ِب ِه‬ ِ ِ ِ ِ َِ ِ ِ ‫ ف ِإذا نزل‬،‫يوما وأن ِزل يوما‬
ً َ ً ‫ىَ أ‬ َ َ‫ َف ى‬،‫اْل أن َصار ُّى َي أو َم َن أو َب ِت ِه‬َ
‫ضبا ش ِديدا‬ ‫رص َب َب َِاب‬ ِ
Artinya: Abul al-Yaman telah menyampaikan kepada kami, Syu'aib telah
mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri. H (pengalihan sanad) Abu Abdullah
berkata, Ibnu Wahb berkata, Yunus telah mengabarkan kepada kami, dari lbnu
Syihab, dari Ubaiilullah bin Abdillah bin Abu Tsaur, dari Abdullah bin Abbas,
dari Umar, ia berkata, "Dahulu saya dan tetangga saya seorang Anshar dari Bani
Umayah bin Zaid -salah satu desa yang ada di Madinah- selalu bergantian
mendatangi Rasulullah ‫ﷺ‬. Hari ini dia dan hari esoknya saya. Apabila tiba giliran
saya, maka saya menyampaikan kepadanya tentang wahyu yang turun pada lni
itu ataupun yang lain. Apabila hari gilirannya, ia melakukan seperti apa yang aku
lakukan. Pada suatu hari tibalah giliran sahabat itu, kemudian ia kembali dan
menggedor pintu rumahku dengan sangat keras dan berkata, “Adakah ia di sini?"
Akupun terkejut dan keluar menemuinya, lalu ia berlata, “Telah teriadi peristiwa
yang sangat besar." Umar berkata, "Lalu aku mendatangi Hafshah di tempatnya
dan ternyata ia sedang menangis. Aku bertanya, "Apalah Rasulullah shallallahu
Alaihi wa Sallam telah menceraikan kalian?" Hafshah meniawab, "Saya tidak
tahu." Kemudian aku datang menemui Nabi ‫ ﷺ‬dan aku bertanya pada beliau sambil
berdiri, "Apaluh anda telah menceraikan istri-istrimu?" Beliau menjawab,'Tidak.'
Mendengar jawaban beliau aku bertakbir," Allahu Akbar.6
Berdasarkan hadits tersebut, Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam syarahnya
bahwa pada waktu itu para sahabat memaknaj kegiatannya ketika menuntut ilmu
bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬harus teratur dan terjadwal. Sehingga kesimpulannya kita
dianjurkan untuk membuat manajemen dalam setiap sisi kehidupan kita.
Istilah manajemen sendiri berasal dari kata to manage yang artinya
mengatur, yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men,

6
Muhammad bin Hajar Al-Atsqalani, fathul Bari: syarah shahih al-Bukhari: terjemah
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, (Jakarta: Darus Sunnah, 2010), hlm. 379

6
money, methods, material, machines, dan market. 7 Pengaturan dilakukan melalui
proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi,
manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut
pandangan Islam, yaitu: keadilan, kejujuran, amanah atau transparansi, keahlian.
Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang
dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal. Yang paling penting dalam
manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa kepemimpinan.
Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep
manajemen.8
a. Keadilan
Keadilan merupakan nilai paling asasi dalam ajaran islam. Keadilan itu
sendiri meruoakan pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban. Berdasarkan muatan makna adil, maka bisa diturunkan berbagai nilai
turunan sebagai berikut:
1) Persamaan Kompensasi
Persamaan kompensasi adalah pengertian adil yang paling umum, yaitu
bahwa seseorang harus memberikan kompensasi yang sepadan kepada pihak lain
sesuai dengan pengorbanan yang telah dilakukan. Pengorbanan yang telah
dilakukan inilah yang menimbulkan hak pada seseorang yang telah melakukan
pengorbanan untuk memperoleh balasan yang seimbang dengan pengorbananya.
2) Persamaan Hukum
Persamaan hukum disini memberikan makna bahwa setiap orang harus
diperlakukan sama di depan umum. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap
seseorang didepan hukum atas dasar apapun juga.
3) Moderat
Moderat dimaknai sebagai posisi tengah-tengah. Hal ini memberikan suatu
implikasi bahwa seseorang harus mengambil posisi ditengah dalam arti tidak

7
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hlm. 1
8
Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), hlm.
205

7
mengambil keputusan yang terlalu memberat maupun keputusan yang terlalu
memperingan, misalnya dalam hal kompensasi.
4) Proporsional
Adil tidak selalu diartikan sebagai kesamaan hak, namun hak ini disesuaikan
dengan ukuran setiap individu atau proposional, baik dari sisi tingkat kebutuhan,
kemampuan, pengorbanan, tanggung jawab, ataupun kontribusi yang diberikan oleh
seseorang.
b. Kejujuran
Perbuatan jujur akan memberikan keberkahan dalam kegiatan muamalah
termasuk bisnis. Bentuk kejujuran dalam bisnis yaitu seorang pembisnis harus
berkomitmen, berlaku transparan, menjauhi iklan licik dan sumpah palsu atau
memberikan informasi yang salah untuk menipu konsumenya, tidak berdusta dalam
menawarkan barang, tidak menutupi aib barang dagangan dan dapat menjaga
kolega-kolega serta mencintai mereka sebagaimana mereka mencintai dirinya
sendiri.9
c. Amanah
Amanah dapat dipercaya, bertanggung jawab dan kredibel. Amanah juga
berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang
diberikan kepadanya yang ditampilkan melalui keterbukaan, kejujuran, dan
pelayanan yang optimal kepada konsumen.10
d. Transparansi dan akuntabilitas
Dalam kaitanya dengan akuntabilitas, terutama akuntabilitas keuangan
diperlukan beberapa hal. Pertama, pengungkapan konsep. Pengungkapan
mewajibkan agar laporan keuangan didesain dan disajikan sebagai gambaran atau
kenyataan dari segala proses kejadian dan atau aktifitas organisasi untuk satu
periode yang berisi suatu informasi. Dengan melakukan pencatatan terhadap semua
transaksi maka akan lebih mudah mempertanggungjawabkanya. Pengungkapan
laporan keuangan harus berdasakan aktifitas-aktifitas yang mempengaruhi dalam

9
Asyraf Muhammad Dawwabah, Meneladani Keunggulan Bisnis Rasullah (Semarang:
Pustaka Nuum, 2008), hlm. 58
10
Hermawan Kartajaya Dan Muhammad Syakir Syula, Syariah Marketing, (Bandung:
Mizan, 2006), hlm. 164

8
proses operasional organisasi. Kedua, ketaataan terhadap peraturan. Ketaatan
terhadap peraturan dalam proses pencatatan keuangan dengan menggunakan
prinsip syariah. Prinsip umum akuntansi syariah yaitu keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban. Oleh karena itu, pencatatan transaksi dalam pelaporan
akuntansi dilakukan dengan benar jelas dan informatif, menyeluruh, ditunjukan
kepada semua pihak dan tidak terdapat unsur manipulasi.11
Islam mengajarkan kepada kita mengenai ruang lingkup akuntabilitas dalam
akuntansi, bahwa pertanggungjawaban mengenai akuntansi bukan hanya kepada
manusia melainkan juga kepada Tuhan. Akuntabilitas kepada Tuhan dilakukan
dengan memberikan laporan-laporan, informasi-informasi, yang dibutuhkan oleh
pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas organisasi.
Untuk mengelola suatu pekerjaan agar dapat mencapai hasil yang sesuai
dengan tujuan yang ditentukan, sangat memerlukan keahlian khusus, bukan saja
keahlian teknis, melainkan juga keahlian dalam memimpin orang-orang. Artinya,
memotivasi orang lain agar mau bekerja dengan giat dan kreatif. Oleh karena itu,
seorang manajer yang berhasil adalah yang mampu menggerakan bawahanya agar
berhasil. Manajer yang berhasil adalah seseorang yang senantiasa mendorong dan
memberi kesempatan kepada bawahanya untuk maju, dalam arti mampu
meningkatkan dan mengembangkan keahlian serta pengabdian bawahanya. 12
Dalam pandangan islam segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib
dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.
B. Pembiayaan Pendidikan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak
lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.13 Investasi
sebagai suatu konsep umum dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan

11
Muhammad, Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah Perspektif Akuntansi Sosial Dan
Pertanggungjawaban, Journal Of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, 2002, hlm. 67-68
12
Yayat M. Herujito, Dasar Dasar Manajemen (Bogor: PT Grasindo, 2001), hlm. 3
13
Muhammad, Manajemen Pembiayaan, (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 2005), hlm. 17

9
nilai tambah barang ataupun jasa dikemudian hari dengan mengorbankan nilai
konsumsi sekarang.
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang keefektifitasan dan efesisensi pengeloalaan pendidikan. Hal
tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS)
yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi serta memeprtanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan
kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam peneyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian manajemen pembiayaan pendidikan. Komponen
keuangan dan pembiayaan pada satu sekolah merupakan komponen produksi
konsumtif yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar
mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap
kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Dengan diterapkanya manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam
meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya dalam bidang pengelolaan
keuangan, pihak sekolah harus menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan.
Menurut Mardiasmo, prinsip-prinsip yang mendasari pengelolaan pembiayaan
adalah transparansi, akuntabilitas, dan value for money.14
Sama halnya dengan prinsip pengelolaan keuangan daerah, sekolah juga
harus menjalankan pengelolaan keuangannya dengan memakai prinsip
transaparansi, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi.
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah pengelolaan semua bentuk
keuangan baik usaha untuk memperoleh atau mengumpulkan modal untuk
membiayai aktifitas atau kegiatan secara langsung maupun tidak langsung untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan, baik yang dikeluarkan oleh sekolah
ataupun orangtua siswa secara transparansi, akuntabilitas, dan value for money.
2. Jenis pembiayaan pendidikan

14
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Andi,2002). hlm.
105

10
Kemampuan pembiayaan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
praktek-praktek penyelengaraan sekolah, baik yang dikelola secara konvensional
maupun berbasis manajemen berbasis sekolah (MBS). Pemikiran paling optimis
mengenai posisi biaya dikaitkan dengan mutu pendidikan menggariskan bahwa
biaya merupakan fungsi mutu. Hubungan antara pertambahan biaya pendidikan
dengan peningkatan kualitas sumber daya insani bersifat linier. Pendapat semacam
ini tentu harus dibuktikan secara empiris. Karena masih banyak faktor lain yang
dapat mempengaruhi kualitas sumber daya insani seperti kompetensi guru,
lingkungan belajar, tingkat sosial ekonomi orang tua, dan lain-lain. Biaya
pendidikan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu biaya langsung dan biaya
tidak langsung.15
Biaya langsung merupakan biaya penyelenggaraan pendidikan yang
dikeluarkan oleh sekolah, siswa atau keluarga siswa, biaya langsung ini lebih
mudah dihitung karena diketahui oleh para wajib pajak dan data di sekolah tersedia,
sementara biaya tidak langsung sulit untuk dihitung. Biaya langsung berwujud
dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk membiayai
penyelengaraan proses belajar mengajar. Biaya langsung berpengaruh terhadap
kualitas output pendidikan dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademik
lainya.
Biaya tidak langsung berbentuk biaya hidup yang dikeluarkan oleh keluarga
atau anak yang belajar untuk keperluan sekolah, biaya ini dikeluarkan tidak
langsung digunakan oleh lembaga pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh
keluarga atau orang yang menanggung biaya peserta didik yang mengikuti
pendidikan. Biaya tidak langsung merupakan biaya hidup yang menunjang
kelancaran pendidikanya. Misalnya biaya transportasi, biaya makan, biaya
kesehatan, biaya tinggal selama masa pendidikan.
Hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim menyebutkan
tentang pembiayaan,
‫ان احق ما أخذتم عليه أجرا كتاب للا‬

15
Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,
2007), hlm. 10

11
Artinya: Sesungguhnya hal yang paling layak untuk engkau pungut upahnya karena
kitabullah.
Berdasarkan hadits tersebut pembiayaan boleh dilakukan secara langsung yakni
meminta kepada siswa atau orang tua siswa.

Pembiayaan pendidikan pada dasarnya menitik beratkan pada upaya


pendistribusian benefit pendidikan dan beban yang harus ditanggung masyarakat.
Biaya secara sederhana adalah sejumlah nilai uang yang dibelanjakan untuk
mendukung proses pendidikan atau jasa pelayanan yang diberikan pada siswa.
Pembiayaan pendidikan berhubungan dengan distribusi beban pajak dalam
berbagai jenis pajak kelompok manusia serta metode pengalihan pajak ke sekolah.

Hal yang sangat penting dalam pembiayaan pendidikan adalah berupa besar
uang yang harus dibelanjakan, dari mana sumber uang yang diperoleh dan kepada
siapa uang harus dibelanjakan.16 Di sisi lain, pembiayaan pendidikan adalah
merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai
keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan
profesionalisme guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang, pengadaan
peralatan, buku pelajaran, alat tulis kantor, pendukung kegiatan ekstra kurikuler,
kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan.17

Biaya (cost) dapat diartikan pengeluaran yang dalam istilah ekonomi


biaya/pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya. Biaya
pendidikan merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dapat
dikatakan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya.
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental
(instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan,
khususnya di sekolah. Berdasarkan sumbernya, biaya pendidikan dapat
digolongkan menjadi empat jenis: pertama, biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Kedua, biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat atau

16
Thomas H Jhones, Introduction to School Finance Technique an Social Policy, (New
York: Macmillan Pubhlishing Company, 1985), hal. 12
17
Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2000),
hlm 12

12
orang tua/wali siswa. Ketiga, biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat
bukan orang tua siswa, misalnya sponsor dari lembaga keuangan dan perusahaan.
Dan keempat, dari lembaga pendidikan itu sendiri.18

Masing-masing sumber tersebut adalah pos strategis dalam sirkulasi


pembiayaan pendidikan untuk menopang program pendidikan yang diagendakan,
baik oleh pihak lembaga pendidikan sendiri sebagai wadah pemberdayaan dan
pengembangan, maupun pemerintah sebagai pihak yang mempunyai kebijakan
dalam penganggaran yang secara institusional memiliki tanggung jawab utama dan
pendorong ke arah efektivitas dan efisensi aktivitas pendidikan. Oleh karena
demikan, faktor biaya adalah sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan
pendidikan. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan-tujuan
yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan
yang sangat menentukan. Hampirtidak ada upaya pendidikan yang dapat
mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses
pendidikan (disekolah) tidak akan berjalan dengan maksimal. Biaya dalam
pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang
berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun
barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).

Menelaah pemahaman di atas, sangat jelas bahwa pada hakekatnya biaya


dalam penyelengaraan pendidikan adalah beraneka ragam jenisnya. Adapun terkait
dengan manajemen pembiayaan sebagai upaya suksesi pelaksanaan program
pendidikan, harus ditanggung oleh kepala sekolah, para pemilik yayasan,
pemerintah, serta tenaga lain yang turut serta terlibat dalam pengaggaran dan
pengolaan biaya pendidikan. Pasalnya, komponen tersebut adalah pelaku di
dalamnya. Baik dan tidaknya pengaturan dan pengelolaan yang dilakukan
tergantung pada komponen tersebut.

18
Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,
2007), hal. 10

13
Maka dari itu, bagaimana konsep pembiayaan pendidikan yang ideal, apa
sajakah komponen-komponen pembiayaan, bagaimana pelaksanaannya dilembaga
pendidikan?

Dalam kajian pembiayaan pendidikan, ada beberapa istilah penting yang


harus diperhatikan, di antaranya objek biaya, informasi manajemen biaya,
pembiayaan (financing), keuangan (finance), anggaran (budget), biaya (cost),
pemicu biaya (cost driver). Istilah-istilah tersebut merupakan greenlight dalam
kajian ilmu ekonomi. Untuk mengetahui hal tersebut, penulis jabarkan sebagai
berikut:

a. Objek Biaya

Setiap lembaga atau organisasi, ketika menjalankan programnya, selalu


terkait dengan aktivitas-aktivitas sebagai ujung tombak sistem lembaga atau
organisasi yang membutuhkan biaya. Oleh karena itu, biaya dari seluruh kegiatan
yang ada itu merupakan objek biaya. Sebagaimana dikemukakan oleh Blocher,19
bahwa objek biaya adalah akumulasi dari berbagai aktivitas. Lebih lanjut Blocher
membagi jenis objek biaya menjadi empat: a) produk atau kelompok produk yang
saling berhubungan, b) jasa, c) departemen (departemen tekhnis, departemen
sumber daya manusia), d) Proyek (penelitian, promosi pemasaran atau usaha jasa
komunitas).20

b. Informasi Manajemen Biaya

Manajemen biaya adalah suatu aktivitas pengelolaan biaya agar dapat


berfungsi sebagai alat perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol. Dengan
demikan, kegiatan yang dimaksud dapat dilakukan secara maksimal, efektif, dan
efisien dalam mencapai tujuan, baik dari pihak lembaga yang bersifat profit maupun
non profit.21

19
Blocher, et. al, Manajemen Biaya dengan Tekanan Strategic. Penerjemah Susty mbarrini,
(Jakarta: Salemba, 2001), hal.8
20
Ibid, 84
21
Mulyono, Op.Cit., hal. 85

14
Manajemen biaya merupakan konsep yang sangat luas yang mencakup
segala informasi yang dibutuhkan untuk mengelola secara efektif biaya maupun
informasi non keuangan yang ada kaitannnya dengan produktivitas, kualitas, dan
faktor kunci sukses lainnya untuk suatu organisasi. Informasi keuangan saja dapat
menimbulkan mis-leading karena informasi tersebut cenderung berfokus pada
jangka pendek. Agar dapat mencapai titik keberhasilan yang sifatnya kompetitif,
maka suatu organisasi atau lembaga perlu memfokuskan perhatiannya pada
informasi sumber biaya yang memiliki waktu lebih panjang dan sifatnya
sustainable.

Dengan pengetahuan tentang informasi manajemen pembiayaan tersebut,


diharapkan akan meningkatkan kualitas jasa atau produk serta dapat meningkatkan
profitabilitas untuk meng-upgrade fasilitas layanan pada saat yang tepat dengan
berbagai metode

3. Sumber-sumber pembiayaan
Adapun sumber biaya pendidikan di antaranya sebagai berikut22:
a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
b. Orang Tua atau Peserta Didik
c. Kelompok Masyarakat
d. Yayasan
e. Sumbangan yang bersifat sukarela
C. Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam Perspektif Islam

Sedangkan pembiayaan pendidikan dalam pandangan Islam untuk seluruh


tingkatan sepenuhnya merupakan tanggung jawab Negara. Seluruh pembiayaan
pendidikan, baik menyangkut gaji para guru atau dosen, maupun menyangkut
infrastruktur serta sarana dan prasarana pendidikan, sepenuhnya menjadi
kewajiban Negara, ringkasnya dalam islam pendidikan disediakan secara gratis
oleh Negara.23 Negara berkewajiban menjamin tiga kebutuhan pokok masyarakat,

22
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: LPPPI, 2016), hlm. 215
23
Shiddiq Al-Jawi, Pembiayaan Pendidikan dalam Islam, Jurnal House Of Khilafah,
2007, h. 1

15
yaitu pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Berbeda dengan kebutuhan pokok
yaitu sandang, pangan, dan papan dimana Negara memberi jaminan yang bersifat
tak langsung. Sementara itu, dalam hal pendidikan, kesehatan, dan keamanan,
jaminan Negara bersifat langsung. Lebih dari itu, setelah perang badar, sebagian
tawanan yang tidak sanggup menebus pembebasanya, diharuskan mengajari baca
tulis kepada sepuluh anak-anak madinah sebagai pengganti tebusannya.24

D. Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam Perspektif


Islam

Biaya pendidikan yang ada di SMK Bela Nusantara Cianjur adalah berupa
biaya langsung yaitu biaya yang dikeluarkan oleh sekolah secara langsung
menunjang penyelenggaraan pendidikan dan biaya tidak langsung yakni dari dana
BOS serta bantuan lainnya. Adapun biaya langsung di SMK Bela Nusantara Cianjur
digunakan untuk memenuhi pengeluaran rutin sekolah dan pengeluaran non rutin
sekolah meliputi gaji guru, pemeliharaan sarana dan dokumentasi & arsip SMK
Bela Nusantara Cianjur prasarana, pengadaan inventarisasi sekolah, rekening listrik
dan telepon, pajak serta kegiatan-kegiatan esktrakulikuler. Sumber pembiayaan
yang ada di SMK Bela Nusantara Cianjur berasal dari siswa, meliputi uang
pendaftaran, uang bulanan dan uang tahunan. Sumber dana yang diberikan yayasan
kepada SMK Bela Nusantara Cianjur berupa dana usulan yang sudah ada di RKAS
dan dana insidental yaitu dana yang dikeluarkan apabila dalam penganggaranya
mengalami kekurangan dana.

Jika menganalisis berdasarkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah


pembiyaan pendidikan yang diselengarakan di SMK Bela Nusantara Cianjur belum
sesuai dengan konsep teori dari pembiayaan pendidikan dalam pandangan Islam,
karena dalam dalam pandangan islam Seluruh pembiayaan pendidikan, baik
menyangkut gaji para guru atau dosen, maupun menyangkut infrastruktur serta
sarana dan prasarana pendidikan, sepenuhnya menjadi kewajiban Negara,
ringkasnya dalam Islam pendidikan disediakan secara gratis oleh Negara.

24
Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonoi Islam, (Jakarta: IIIT, 2005), hlm. 231

16
SIMPULAN
Manajemen disebut juga dengan (‫ )ادراة سياسة تدريب‬yang berasal dari lafadz
(‫)ادار – ساس – دبر‬. Sedangkan istilah manajemen sendiri diambil dari Bahasa Inggris,
yakni to manage, yang berarti mengatur. Islam mengajarkan manusia untuk
mengatur setiap sisi kehidupannya. Aspek yang diatur adalah semua unsur-unsur
manajemen yang terdiri dari men, money, methods, material, machines, dan
market.
Salah satu hal yang harus diatur dalam pendidikan adalah pembiayaan atau
dikenal dengan istilah financing. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang
diberikan oleh satu pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Pembiayaan pendidikan dalam pandangan Islam untuk seluruh tingkatan
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Negara. Seluruh pembiayaan pendidikan,
baik menyangkut gaji para guru atau dosen, maupun menyangkut infrastruktur serta
sarana dan prasarana pendidikan, sepenuhnya menjadi kewajiban Negara,
ringkasnya dalam islam pendidikan disediakan secara gratis oleh Negara.

17
Daftar Pustaka
Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonoi Islam, (Jakarta: IIIT, 2005)
Asyraf Muhammad Dawwabah, Meneladani Keunggulan Bisnis Rasullah (Semarang: Pustaka
Nuum, 2008)
Blocher, et. al, Manajemen Biaya dengan Tekanan Strategic. Penerjemah Susty mbarrini, (Jakarta:
Salemba, 2001)
Effendy, Ek. Mochktar, Manajemen: Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: PT.
Bhharata Karya Aksara, 1986)
Effendy, Ek. Mochktar, Manajemen: Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: PT.
Bhharata Karya Aksara, 1986)
Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007)
Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007)
Hermawan Kartajaya Dan Muhammad Syakir Syula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2006)
Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010).
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Andi,2002)
Muhammad bin Hajar Al-Atsqalani, fathul Bari: syarah shahih al-Bukhari: terjemah Muhammad
bin Shalih al-Utsaimin, (Jakarta: Darus Sunnah, 2010)
Muhammad, Manajemen Pembiayaan, (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 2005)
Muhammad, Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah Perspektif Akuntansi Sosial Dan
Pertanggungjawaban, Journal Of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, 2002
Mujamjl Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, ( Jakarta: Erlangga, 2007)
Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2000)
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: LPPPI, 2016)
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: LPPPI, 2016)
Shiddiq Al-Jawi, Pembiayaan Pendidikan dalam Islam, Jurnal House Of Khilafah, 2007
Thomas H Jhones, Introduction to School Finance Technique an Social Policy, (New York:
Macmillan Pubhlishing Company, 1985)
Yayat M. Herujito, Dasar Dasar Manajemen (Bogor: PT Grasindo, 2001)

Anda mungkin juga menyukai