Ilmu Pelayaran Datar PDF
Ilmu Pelayaran Datar PDF
Ilmu Pelayaran Datar PDF
PENDAHULUAN
Adapun Navigasi itu sendiri didalam praktek terdapat empat jenis yaitu :
1. Navigasi Duga, dimana penentuan posisi kapal diatas peta laut
ditentukan berdasarkan haluan dan kecepatan kapal.
2. Pelayaran menyusur pantai, dimana penentuan posisi kapal diatas
peta laut ditentukan dengan cara membaring benda duniawi (pulau,
tanjung, suar dll)
3. Navigasi Astronomi dimana penentuan posisi kapal di atas peta laut
ditentukan dengan menggunakan benda-benda angkasa seperti :
matahari, bintang dan lain-lain dengan cara mengukur tinggi benda
angkasa tersebut.
4. Pelayaran elektronik, dimana berkedudukan kapal ditentukan
dengan menggunakan alat-alat elektronik seperti : radar, RDF, dan
lain-lain.
Gambar 1
BUMI
Bentuk dan ukuran Bumi :
Bumi dimana kita berada ini merupakan suatu benda yang bergerak
bebas di ruang angkasa mengitari matahari dan berbentuk seperti bola,
disamping beredar mengelilingi matahari bumi juga berputar pada
porosnya satu kali putaran dalam jangka waktu 23 jam 56 menit 4 detik,
dari barat ke timur sehingga semua benda seakan-akan terbit dari timur
dan terbenam di barat.
DEFINISI-DEFINISI
Poros Bumi
Ialah garis menengah bumi keliling dimana bumi berputar
Kutub-kutub
Ialah titik-titik potong permukaan bumi dengan poros bumi. Titik potong
yang satu disebut kutub utara (KU) dan yang lain disebut kutub selatan
(KS)
Katulistiwa ( equator )
Ialah lingkaran besar yang merupakan irisan permukaan bumi dengan
bidang yang melalui pusat bumi dan tegak lurus pada poros bumi.
Katulistiwa ini membagi bumi menjadi 2 bagian yang sama besar ialah
belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.
Jajar ( Paralel )
Ialah lingkaran-lingkaran kecil di permukaan bumi yang sejajar dengan
katulistiwa.
Gambar. 2
Derajah ( meridian ) ialah setengah lingkaran besar yang dtarik melalui
kutub-kutub bumi dan tegak lurus pada katulistiwa.
Gambar. 3
KOORDINAT-KOORDINAT DI BUMI
Untuk menentukan letak suatu titik di atas permukaan bumi dipergunakan
sistem tata koordinat dengan 2 buah sumbu, sebagai sumbu mendatar
diambil katulistiwa dan sebagai sumbu tegak diambil derajah nol.
LINTANG
Suatu tempat di bumi ialah sebagian busur dari derajah yang melalui
tempat tersebut diukur dari katulistiwa sampai pada tempat itu.
Dalam hal ini dibedakan lintang utara dan lintang selatan tergantung letak
tempat tersebut terhadap katulistiwa.
Lintang dihitung dari 0° sampai dengan 90° Utara atau Selatan.
BUJUR
Suatu tempat dibumi ialah sebagai busur dari katulistiwa diukur dari
derajah nol sampai pada derajah yang melalui tempat tersebut.
Dalam hal ini dibedakan bujur Timur dan bujur Barat tergantung letak
tempat tersebut terhadap derajah nol Bujur dihitung dari 0° sampai
dengan 80°
Gambar 4
Selisih Lintang
( Δℓ ) ialah perbedaan antara lintang tempat tolak dan lintang tempat tiba.
Selisih bujur
(Δb ) ialah selisih (perbedaan) antara bujur tempat tolak dan bujur tempat
tiba.
Contoh II
T t 0 = 02° U
T t i = 08° U
Lim = 08° + 02° - 02°= 5°-2° = 3°U
2
Pipihan Bumi
Dari pengukuran derajat pada berbagai lintang menunjukkan bahwa bumi
tidak berbentuk bulat penuh, tetapi pipih pada katub-katubnya.
Menurut Bayfort pipihan bumi = 1/297 artinya sebagai berikut :
Gambar. 6
a-b = _1_
a 297
Menit derajah :
Akibat dari pipihan bumi tersebut diatas maka derajah berbentuk elips :
Satu menit derajah pada lintang yang tinggi adalah lebih panjang daripada
lintang yang rendah .
a. 1 derajah pada katub = 1861 m
b. 1 derajah pada katuliswa = 1843 m
c. 1 derajah lintang 450 = 1852 m
d. 1 katulistiwa = 1855 m
Mil Laut
Satu mil laut ialah menengah dari panjangnya satu menit derajah =
1843 m + 1861 m = 1852 m
2
Atau
Keliling bumi = 40.000.000 m
1 mil laut = 40.000.000 m = 1851, 851
360 x 60
= 1852 m
Lintang Geografis
Alah sudut yang dibentuk antara normal tempat penilik dengan bidang
katulistiwa ( < α ).
Lingtang Geocentris
Ialah sudut antara jari-jari bumi, dimana sipenilik berada dengan bidang
katulistiwa ( < β )
Gambar 7
Kl = Katulistiwa
β = lintang geografis
α = lintang geocentris
T = Sipenilik
Lintang geografis = lintang geocentris
Apabila sipenilik di katulistiwa atau di kutub
PROYEKSI PETA
Peta adalah proyeksi bumi atau sebagian muka bumi yang digambarkan
diatas bidang datar.
Untuk dapat menggambarkan permukaan bumi atau sebagian dari
padanya digunakan peta-peta. Dalam pembuatan peta laut dipergunakan
bermacam-macam jenis proyeksi peta tergantung dari pada keperluannya.
Di Indonesia pada umumnya dipergunakan proyeksi silinder dimana
bidang silindernya disinggungkan pada katulistiwa dan dikenal dengan
nama Proyeksi Mercator.
Gambar 8
JARINGAN PETA
SKALA PETA
Skala peta ialah perbandingan antara panjang suatu garis di peta dengan
panjang garis tersebut diatas permukaan bumi.
Pada umumnya ditulis sebagai bilangan dengan pembilang 1.
PETA LAUT :
Untuk kepentingan berlayar pada umumnya sebuah peta laut harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Sudut-sudut di bumi harus sama dengan sudut-sudut dipeta
(konform)
2. Loksodrom (garis haluan) dipeta harus dapat dilukiskan sebagai
garis lurus.
Kutub a< b
A<0<d<0
Gambar. 9
PETA LINTANG MENENGAH
Peta Lintang Menengah : Ialah peta yang jaringan petanya berbentuk
empat persegi panjang yang sebangun (skala tegaknya sama
panjangnya)
a<b
Gambar. 10
PETA DATAR
Peta Datar : - Ialah peta lintang menengah yang lintang menengahnya
adalah Katulistiwa
- Jaringan merupakan bujur sangkar
Gambar. 11
LOXODRON dan ORTHODROM
ARAH
Di dalam perjalan dikenal 3 macam arah :
1. Arah Sejati ialah arah yang memakai patokan garis U – S yang
jatuh sama dengan arah derajah yang melalui suatu tempat.
Di peta laut arah sejati terdapat pada skala luar dari mawar
pedoman.
2. Arah Magnetis ialah arah yang memakai patokan garis yang
berimpit dengan arah magnit yang semata-mata hanya mendapat
pengaruh magnetis bumi
Di peta laut arah magnetis ditunjukkan pada skala dalam dari
mawar pedoman.
3. Arah Pedoman ialah arah yang memakai patokan garis U-S yang
ditunjukkan oleh pedoman di kapal. Pedoman di atas kapal selain
mendapat pengaruh magnetis bumi juga mendapat pengaruh dari
besi-besi kapal.
VARIASI
Variasi ialah sudut yang dibentuk antara Utara Sejati (US) dan arah Utara
Magnet (UM).
Variasi diberi sebutan Timur (positif) bilamana arah Utara magnetis (UM)
menyimpang ke arah Timur / kekanan terhadap Utara sejati (US).
Variasi diberi sebutan Barat (negatip) bilamana arah utara magnetis (UM)
menyimpang kearah Barat/ ke kiri terhadap utara sejati (US).
Gambar. 12
Jika sudut variasi bertambah besar disebut Increasing dan jika sudut
variasi bertambah kecil disebut Decreasing.
Contoh I :
Dalam pera terlukis var. 15°w (1970) decreasing arri 101
Ditanyakan variasi tahun 1976 ?
Jawab : Variasi 1970 = 15°
Dec = 6 x 10l 60l = 1°
Variasi 1976 = 14°w
Contoh II
var. 15°w (1970) inc arri 10l
ditanyakan variasi 1976.
Jawab : Variasi 1970 = 15°w
Inc. = 6 x 10l = 60l =1°
Variasi 1976 = 16°w
DEVIASI
Deviasi adalah sudut yang dibentuk antara utara magnet (UM) dengan
arah Utara pedoman (UP)
Deviasi diberi sebuah positip (+) apabila arah utara pedoman (UP)
menyimpang ke kanan terhadap arah Utara magnetic ( UM).
Deviasi diberi sebuah negatip (-) apabila arah utara pedoman (UP)
menyimpang ke kiri terhadap arah Utara magnetic ( UM).
Gambar. 13
Salah tunjuk diberi sebutan positip (+) apabila arah Utara pedoman (UP)
menyimpang ke kanan terhadap arah Utara sejati (US)
Salah tunjuk diberi sebutan negatip (-) apabila arah Utara pedoman (UP)
menyimpang ke kiri terhadap arah Utara sejati (US)
Salah tunjuk =0° apabila arah Utara pedoman (UP) berimpit dengan arah
Utara Sejati (US).
Salah tunjuk juga merupakan jumlah aljabar dari variasi dan deviasi S.t =
Var + Dev
Gambar. 14
HALUAN (HK)
Haluan ialah sudut yang dibentuk antara garis limas kapal dan arah utara
selatan.
Berhubung ada 3 macam Utara, maka dikenal pula tiga macam haluan :
1. Haluan Sejati (HS) ialah sudut yang dibentuk oleh arah utara sejati
(US) dengan arah haluan kapal (HK).
2. Haluan Magnetis (HM) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara
Magnetis (UM) dengan arah haluan kapal (HK)
3. Haluan Pedoman (HP) ialah sudut yang dibentuk oleh Utara
pedoman (UP) dengan arah haluan kapal (HK)
Sudut haluan selalu diukur dari arah Utara kekanan searah dengan arah
perputaran jarum jam.
Gambar. 15
RIMBAN
Disebabkan oleh arus atau angin pada lambung kapal arah gerakan kapal
terhadap permukaan air tidak sama dengan haluan yang dikemudikan.
Haluan yang dilayari (Hdil) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara
dengan arah gerakan kapal terhadap permukaan air.
Rimban ialah sudut yang dibentuk oleh garis lurus kapal dan arah
gerakan kapal.
Rimban diberi tanda positip (+) apabila kapal dihanyutkan ke kanan ( Hdi
> Hkmd)
Rimban diberi tanda negatip (-) apabila kapal dihanyutkan ke kiri ( Hdil <
Hkmd)
Gambar. 16
Pembagian haluan :
1. Haluan Utara / Selatan
Pada haluan ini kapal berlayar sepanjang derajah. Dalam hal ini
hanya lintang yang berubah. Adapun bujur tetap tidak berubah.
Jarak yang ditempuh = Δ lintang
Jumlah mil yang ditempuh =jumlah menit perubahan lintang.
Contoh I :
Tempat tolak 02° 15l U dan 94° 20l T
Kapal berlayar dengan HS = Utara, sejauh 72 mil
Diminta tempat tiba.
Jawab :
Jauh yang ditempuh = 72 mil, Δℓ =72l =01°12lU.
tt0 = 02° 15l U dan 94° 20l T
Δℓ = 01°12lU Δb = 0
tti = 03° 27l U dan 94° 20l T
Contoh II :
tt0 = 01° 20l U dan 115° 20l T
Hs = Selatan, jauh = 100 mil
Diminta : Tempat tiba
Jawab :
Jauh yang ditempuh = 100 mil, Δℓ = 100l = 01°40lS
tt0 = 01° 20l U dan 115° 20l T
Δℓ = 01°40lS Δb = 0
tti = 00° 20lS dan 115° 40lT
3. Haluan Serong
Pada haluan ini terjadi perubahan lintang dan perubahan bujur.
Untuk mendapatkan Δ lintang, Δbujur, haluan dan jauh dipakai
rumus-rumus sebagai beikut :
1. Sin H = Simpang
Jauh
2. Cos H = Lintang
Jauh
3. Tg H = Simpang
Lintang
Gambar. 18
Gambar. 19
Haluan Rangkai
Berlayar dengan beberapa haluan dan jauh disebut merangkai haluan.
1. Tempat tiba duga = letak kapal yang diperoleh dari perhitungan
haluan dan jauh ( pedoman dan topdal )
2. Tempat tiba sejati = letak kapal yang diperoleh dari baringan
dan / atau penilikan benda angkasa atau alat elektronik,
3. Perolehan duga = haluan dan jauh dari tempat tolak ke tempat
tiba duga
4. Perolehan sejati = haluan dan jauh dari tempat tolak ke tempat
tiba sejati
5. Salah Duga = haluan dan jauh dari tempat tiba duga ke tempat
tiba sejati
Salah disebabkan oleh arus, penunjukkan topdal yang salah,
mengemudikan kurang baik dsb.
6. Merangkai haluan = Menjabarkan berbagai haluan dan jauh
menjadi satu haluan dan jauh (satu perolehan duga) serta
menghitung tempat tiba duga.
Menandingkan arus
Yang dimaksud dengan menandingkan arus ialah memperhitungkan arah
dan kekuatan arus dalam perhitungan haluan dan jauh.
Diketahui : Tempat tolak, tempat tiba, kekuatan/arah arus dan laju kapal
Diminta : Haluan yang harus dikemudikan dan banyaknya mil yang
harus ditempuh
Jawab :
Secara Konstruksi ( dipeta laut )
Gambar. 20
Soal :
1. Tempat tolak 02° 15l U dan 90° 20l T
Kapal berlayar dengan HS = Utara, sejauh 75 mil
Diminta tempat tiba ?
2. Lukiskan dari D dengan DE (laju kapal) sebagai kecepatan
kapal.
3. Tariklah AF/DE maka < UAF adalah haluan di atas arus dan AF
adalah jauh diatas arus.
4. Apa yang dimaksud dengan haluan rangkai ?
BAB II
PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT
Definisi-definisi
Membaring ialah mengambil arahnya suatu benda dari kapal lalu arah
tersebut dengan arah berlawanan dilukis sebuah garis dari titik yang
dibaring dalam peta.
Sinar baring ialah sebagai lingkaran besar yang ditarik dari titik baringan
melalui pusat pedoman dari kapal.
Garis baringan ialah garis lurus dipeta laut yang pada titik yang dibaring
menyinggung lengkungan baringan.
Baringan ialah sudut yang dibentuk oleh arah utara dengan garis
baringan.
Gambar. 2
1) Bar I dan Bar II diambil dalam waktu hampir bersamaan, didapat
baringan pedoman.
2) Baringan pedoman yang diperoleh, dijabarkan dengan sembir
dan diperoleh baringan saja.
3) Lukis kedua baringan sejati tersebut dari benda yang dibaring
dalam peta.
4) Perpotongan kedua garis baringan sejati tersebut adalah posisi
kapal (K)
Pelaksanaan :
1. Baringlah benda tersebut dengan pedoman (Bp), bersamaan
dengan itu kedalam air diukur dengan perum (25m)
2. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis baringnya di peta
3. Jabarkan hasil peruman sampai muka serutan peta( lihat daftar
Pasang Surut )
4. Carilah pada garis baringan suatu kedalaman yang jatuh sama
dengan garis baringan (25m).
5. Posisi kapal (K) terletak pada titik tersebut.
1.a.2. Baringan Lingkar suar ( Baringan dengan jarak )
Gambar. 4
Pelaksanaan :
1. Terlebih dahulu buatlah lingkaran jarak nampak suar dengan suar
sebagai titik pusatnya dan jari-jarinya = jarak geografis suar ( lihat,
daftar suar )
2. Pada saat suar tersebut mulai nampak/hilang di cakrawala
baringlah suar tersebut denagn pedoman (Bp)
3. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis baringnya di peta
4. Perpotongan antara Bs dangan lingkaran adalah posisi kapal (K)
Gambar. 5
Pelaksanaan :
1. Baringkah benda tersebut dengan pedoman (Bp) dan catat waktu.
2. Jabarkan Bp menjadi Bs 1 dan lukis garis baringnya dipeta
3. Setelah selang beberapa waktu kemudian benda tersebut dibaring
lagi dengan pedoman (Bp) dan dicatat waktunya.
4. Jabarkan Bp menjadi Bs II dan lukis garis baringnya di peta.
5. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara BsI dan
bS II dan geserkan Bs I sepanjang garis haluan sesuai dengan
jarak tersebut.
6. Perpotongan antara Bs II dengan BsI yang digeserkan adalah
posisi kapal (K)
Catatan :
Jarak yang ditempuh dari bar I ke bar II =
Selisih waktu dalam menit X kecepatan atau / jam = d
60
Gambar. 6
Catatan :
I. Benda kiri
Baringan = H - < perpotongan
II. Benda kanan
Baringan = Haluan ( H) + < perpotongan
Pelaksanaan:
1. Baringlah benda tersebut dengan pedoman (Bp) dan catat waktunya.
2. Lukiskan Bs II sedemikian rupa sehingga sudut ytang dibentuk oleh BsII
dengan haluan 2x sudut yang dibentuk oleh Bs I dengan haluan
3. Pada saat terjadinya Bs II, catat waktunya
4. Hitunglah jarak waktu yang ditempuh kapal dalam waktu antara BsI-BsII
(misalnya = d mil ) dan ukurkan pada BD dari benda 7/8 di (BE)
5. Tarik dari E garis // garis keluar yang memotong bar II di K
6. Posisi kapal (K) terlertak pada titik tersebut.
Gambar. 7
Catatan :
I. Benda kiri
Baringan = H - < perpotongan
II. Benda kanan
Baringan = Haluan + < perpotongan
Catatan Benda dikiri
Bar I = H – 45°
Bar II = H - 90°
Karena baringan menggunakan pedoman magnet maka sembir harus
diperhitungkan.
Pelaksaan :
1. Terlebih dahulu lukiskan garis-garis baringan Bs I dan Bs II
sedemikian rupa sehingga masing-masing membentuk sudut 45°
dan 90° dengan garis haluan (Hs)
2. Saat-saat terjadinya Bs I dan Bs II dicatat waktunya.
3. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara Bs I –Bs II
( misalnya = d mil ) BD = a AC//ED
4. Posisi kapal (K) terletak pada titik tersebut.
1.b.4 Baringan Istimewa
Gambar. 8
Catatan :
I. Benda kiri
Baringan = H - < perpotongan
II. Benda kanan
Baringan = Haluan + < perpotongan
Pelaksanaan :
1. Terlebih dahulu lukiskan garis-garis baringan Bs I, Bs II dan Bs III
sedemikian rupa sehingga masing-masing membentuk sudut-sudut
26,5°, 45° dan 90° dengan garis haluan (Hs)
2. Saat-saat terjadinya Bs I dan Bs II dicatat waktunya.
3. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara Bs I –Bs II
( misalnya = d mil ) dan geserkan Hs sepanjang Bs III sehingga
jaraknya dari benda tersebut = jarak yang telah dihitung,
4. Posisi kapal (K) pada perpotongan antara BS II dengan Hs yang
digeser.
Catatan :
Benda kiri
Bar I = H – 26,5°
Bar II = H - 45°
Sembir harus diperhitungkan
Pelaksanaan :
1. Baringlah kedua benda tersebut dalam waktu yang hampir
bersamaan.
2. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis-garis baringannya di peta
( BsI dan Bs II)
3. Perpotongan antara Bs I dan BS II adalah posisi kapal (K)
2.a. Baringan silang dengan geseran.
Gambar. 9
Pelaksanaan :
1. Baringlah n\benda yang satu (K) derngan pedoman (Bp) dan catat
waktunya
2. Jabarkan Bp I menjadi Bs I dan lukis garis baringnya di peta
3. Selang beberapa waktu kemudian baringlah benda yang lain (B)
dengan pedoman (Bp I) dan catat waktunya.
4. Jabarkan Bp II menjadi BS II dan lukis garis baringnya di peta.
5. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara BSI- BS II
( misal = d mil ) dan geserkan Bs I sepanjang garis haluan dengan
jarak = jarak yang telah dihitung.
6. Perpotongan antara Bs II dengan Bs I yang digeser adalah posisi
kapal (K)
Menggunakan garis-garis merkah (garis-garis penuntun)
Untuk memudahkan navigasi seringkali dipasang merkah-merkah (menara
suar, suar penuntun, rambu-rambu dll ), sehingga kapal terhindar dari
bahaya navigasi dengan jalan menahan merkah-merkah tersebut menjadi
satu (berimpit) . Pada umumnya arah sejati telah diberikan.
Disamping mengarahkan haluan, garis penuntun juga digunakan untuk
menentukan deviasi (lihat transit)
Gambar. 10
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan deviasi, dan jelaskan ?
2. Bagaimana cara mengetahui bahaya-bahaya navigasi dalam
berlayar,?
3. Apa fungsi dari garis-garis merkah ( penuntun ).?
4. Sebutkan macam2 baringan, dan jelaskan ?
5. Bagaimana cara menentukan posisi kapal, ?
BAB III
BUKU-BUKU DAN SELEBARAN NAVIGASI
Gambar. 35
Gambar. 36
Daftar deviasi dibuat oleh petugas khusus yang menimbal pedoman ( dari
inspeksi Keselamatan Pelayaran ) pada waktu kapal turun dari dok,
selesai muat besi, selesai disambar kilat atau selesai kandas.
Meskipun sudah ada daftar deviasi di kapal, tetapi dianjurkan kepada para
Mualim untuk selalu mengontrol nilai deviasi tersebut. Karena dengan
adanya muatan-muatan di kapal, mungkin terdapat muatan yang
mengandung magnetis sehingga deviasi dapat berubah ( tidak sesuai
dengan tabel )
Sistem pembuatan daftar deviasi ada bermacam-macam cara antara lain
dengan :
1. Membaring 2 benda menjadi satu
2. Baringan sebelah menyebelah
Daftar Deviasi
Gambar. 1
BARINGAN SURAT BERGANDA
Gambar. 2
Gambar .3
Pelaksanaan :
1. Benda K dan B sudah diketahui posisinya dipeta.
Dengan demikian baringan magnetis (Bs) antara 2 benda
tersebut telah diketahui ( dengan menggeserkan arah KB ke
mawar pedoman )
2. Pada saat benda jadi satu (searah) baringlah (Bp)
3. Sembir Bs-Bp
4. Deviasi = s - v (variasi ada di peta )
Gambar.4
Contoh :
Dari kapal pedoman didarat dibaring = 60° (Bp)
Dari darat pedoman kapal dibaring = 245°
Deviasi = 245°+180°- 60° = (425°-360°)-60° = +5°
Pelaksanaan :
1. Di darat ditempatkan sebuag pedoman yang semata-mata
hanya dipengaruhi oleh magnetis bumi saja, sehingga arah
yang ditunjukkan adalah arah-arah magnetis.
2. Kapal dikemudikan pada haluan-haluan induk / haluan-haluan
induk antara pada saat yang bersamaan ( dengan semboyan )
petugas di kapal membaring pedoman di darat membaring
baringan pedoman (Bp) dan petugas di darat membaring
pedoman di kapal dan memperoleh baringan magnetis ( Bm)
3. Dengan rumus : dev = ( Bm + 1800 ) – Bp dapat diperoleh nilai
deviasi untuk haluan-haluan tersebut diatas.
Soal :
1. Sebutkan 4 cara menentukan deviasi pedoman magnet ?
2. Jelaskan cara membaring 2 benda menjadi 1?
3. Diman letak dari :
a. Title peta,
b. Nomor peta,
c. Tahun perpetaan,
d. Tahun percetakan peta,
e. Tahun penerbitan peta,
f. Dan skala peta.
4. Apa yang dimaksud dengan Local direction of buoyage dan
General direction of buoyage ?
BAB V
PELAMPUNG
Gambar. 37
Warna : merah
Bentuk pelampung : tumpul atau batang
Tanda puncak (jika ada) : gunting tunggal
Suar (jika dilengkapi) :
Warna : merah
Irama : sembarang
2. Sisi lambung kanan
Warna : hijau
Bentuk pelampung : runcing atau batang
Tanda puncak (jika ada) : kerucut tunggal puncak ke atas
Suar (jika dilengkapi) :
Warna : hijau
Irama : sembarang
Nomor kanan : ganjil
Kiri : genap
B. TANDATANDA CARDINAL
Keempat kwadran ( Utara, Timur, Selatan, Barat ) dibatasi oleh
baringan - baringan benar, Barat Laut - Timur Laut - Tenggara - Barat
Daya diambil dari titik yang diamati
Gambar. 38
1. Tanda Cardinal Utara
Tanda Puncak : dua kerucut hitam, yang satu diatas yang lain
dengan puncaknya dua keatas.
Warna : hitam diatas kuning dibawah
Bentuk : menara atau batang
Suar ( jika dilengkapi )
Warna : putih
Irama : CSCP ( Cs ) atau CCP
Gambar. 40
Tanda Puncak : dua bola hitam, yang satu sama diatas yang lain
Warna : hitam diatas kuning dibawah
Bentuk : menara atau batang hitam merah hitam
Suar ( jika dilengkapi )
Warna : putih
Irama : cerang kelompok (2)
Gambar. 41
Gambar. 42
Warna : kuning
Bentuk : boleh putih tetapi tidak boleh bertentangan
dengan tanda-tanda navigasi
Tanda Puncak : Bentuk X kuning tunggal
Suar ( Jika ada )
Warna : kuning
Irama : sembarang, lain dengan apa yang tersebut
sebelumnya panjang setiap 10 detik.
Soal :
1. Apakah yg dimaksud dengan pelampung system A ?
2. Diperairan mana saja pelampung system A diberlakukan
3. Bagaimana bentuk, warna, tanda puncak, dari
pelampung system A ?
4. Yang dimaksud dengan tanda bahaya terpencil ?
5. Apa warna dan bentuk pelampung dari sisi sebelah
kanan?
6. Gambarkan tanda perairan aman?
BAB VI
SINGKATAN PADA PETA ADMIRALTY
b = blue ft = feet
blk, bl = block fm,fms = fathorns
br = brown lat = latitude
brk,bk = broken sh, SH = shells
b = coarse sm = small
cl, cy = clay spk, sk = speckled
crl, co = coral st, St = stones
chk, ck = chalk stF, sf = stiff
f = fine w = white
g, G = gravel wd, Wd = weed
gn = green long = longitude
grd, Gd = ground Lt Ho = lightr House
h = hard LT vo = linght Vessel
m, M = mud m = miles, minutes
oz, OZ = ooze Mag = magnetic
peb, P = peebles Rf = Reff
r, R = rock Rk = Reef
s, S = saud Rs = Rock
sft, so = salf s = second
anek = anchorage SFB = submarine Station
B = bay W/T = Wireless Telegraf
Bk = bank W/T DF = Wireless Telegraf
C = cape direction finding station
E.D = existence
doubful
BAB VII
TANDA-TANDA / SYMBOL-SYMBOL PADA PETA LAUT
= 5,4 meter
= place doubt ful
= position approx 1 mau
= kampung ( village )
= building general
= puri ( castle )
= gereja ( church )
= candi ( temple ) pagoda
= mesjid ( mosque )
= Shinto shine
= tiang pengikat
= penangkap krang
= karantina
= tugu monument
= reruntuhan ( ruins )
= menara air
= pabrik ( factory )
= tiang bendera
= terusan ( tunnel )
= tunggal ( embankment )
= terusan ( culting )
= lumpur ( mud )
= pasir ( sand )
= ombak pulus
= penggaraman I softpans )
= filao
= casuarinas
= batu hydrografi
= jembatan
= tidak diparit
= tidak diparit dalam bak.