Pembelajaran Ilmu Pelayaran Datar
Pembelajaran Ilmu Pelayaran Datar
Pembelajaran Ilmu Pelayaran Datar
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Ilmu pelayaran ialah ilmu pengetahuan yang mengajarkan cara melayarkan sebuah kapal dari suatu tempat
ke tempat lainnya dengan selamat aman dan ekonomis.Untuk membawa sebuah kapal dari tempat tolak ke
tempat tiba kita membutuhkan bermacam-macam pengetahuan navigasi, yaitu:
Navigasi duga yaitu penentuan posisi kapal di peta laut yang ditentukan berdasarkan perhitungan haluan dan
perhitungan kapal.
Navigasi datar yaitu penentuan posisi kapal di atas peta laut yang ditentukan berdasarkan penilikan benda-
benda bumi seperti gunung, tanjung, pulau dan lain-lain.
Ilmu pelayaran astronomis, yaitu ilmu pelayaran yang menggunakan benda benda angkasa (matahari, bulan,
bintang, dan sebagainya) sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempat ketempat lain.
Navigasi elektronik, yaitu ilmu navigasi yang berdasarkan atas alat-alat elektronika seperti radio pencari
arah (RDF),radar, loran, decca, dan sebagainya.
Bahan ajar ini ada dua standar kompetensi yang terdiri atas: pelayaran datar, sistem kemudi dan kompas.
Adapun materi pembelajarannya sebagai berikut :
Setelah menguasai materi ini para Taruna diharapkan mampu melayarkan kapal dengan menggunakan alat
bantu navigasi kompas dengan benar sesuai prosedur yang telah ditetapkan, sehingga pelayaran dapat
terlaksana dengan selamat dan efisien.
B. Prasarat
Untuk mempelajari bahan ajar ini Taruna dipersyaratkan memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
tentang :
1. Peta laut
4. Kompas,macam-macamhaluan,variasi,deviasi,sembir/salahtunjuk,
5. Bentuk bumi, lingkaran-lingkaran bumi yang meliputi derajah dan jajar sehingga diharapkan dapat
mempercepat pemahaman dan penerapan.
C. Petunjuk Penggunaan
1
a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh
Kepada para Taruna sebelum menggunakan Bukun Bahan Ajar ini diharapkan berkonsentrasi secara penuh
agar dalam memperhatikan uraian-uraian serta langkah-langkah kerja menjadibenar-benar dapat dipahami
dan bukan menghapalkannya.Apabila terdapat kata atau istilah yang tidak Anda pahami atau tidak terdapat
dalam daftar peristilahan/glossary, tanyakanlah langsung kepada guru di kelas. Untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam buatlah kelompok belajar dan banyak praktik, kemudian buatlah
berbagaisoal-soal latihan sebab semakin banyak berlatih penguasaan materi ataupun keterampilan maka
penguasaan materi akan semakin meningkat.
Untuk memberikan kemudahan pada Taruna dalam mencapai tujuan pembelajaran, pada masing masing
butir bagian, para Taruna akan selalu menjumpai uraian materi, bahan latihan, rangkuman/intisari dan tes
formatif sebagai satu kesatuan utuh. Oleh karena itu sebaiknya anda mengetahui seluruh pembahasan itu,
sedangkan untuk
memperkaya pemahaman dan memperluas wawasan mengenai materi, disarankan agar membaca buku
rujukan yang sesuai dan dicantumkan di bagian akhir bahan ajar ini. Kepada para Taruna sebelum
menggunakan bahan ajar ini diharapkan berkonsentrasi secara penuh agar dalam memperhatikan uraian-
uraian serta langkah-langkah kerja agar benar-benar dapat dipahami dan bukan menghapalkannya. Apabila
terdapat kata atau istilah yang tidak anda pahami atau tidak terdapat pada daftar peristilahan/glossary,
tanyakanlah langsung kepada Dosen pembimbing di kelas. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam buatlah kelompok belajar kemudian buatlah berbagai soal-soal latihan sebab semakin banyak
berlatih penguasaan materi ataupun keterampilan akan semakin meningkat.
2) Kompas magnet
3) Pejera celah
4) Mistar jajar
5) Sepasang segitiga
6) Pensil runcing 2B
7) Penghapuspensil halus
8) Peruncing pensil
10) Teropong
2
c. Hasil pelatihan
Setelah menyelesaikan pelatihan/praktik sesuai materi yang ada di buku ini,diharapkan agar para taruna
benar-benar dapat memahami materi sesuai proseduryang benar, sehingga di dunia kerja nantinya para
taruna akan mudah dapat membuat dan menentukan posisi dan dapat menggunakan alat bantu pelayaran
kompas kapal di laut.
d. Prosedur sertifikasi
Pada pembelajaran kompetensi dasar yang ada di modul lebih dititik beratkan pada penguasaan pengetahuan
dan keterampilan pelayaran datar dan sistemkemudi dan kompas ketikaberadadilaut. Setelah menguasai
modul l ini, para taruna masih harus menguasai modul standar kompetensi pelayaran niaga yang lainnya
berkaitan dengan kompetensi olahgerak kapal dan komunikasi, kemudian dilanjutkan dengan tahapan ujian
atau evaluasi. Apabila para t telah menguasai semua materi tersebut maka pihak sekolah dapat
merekomendasikan kepada Panitia Pelaksana Uji Kompetensi dan Sertifikasi (PPUKS) agar kepada taruna
yang bersangkutan dapat diberikan kesempatan mengikuti uji kompetensi.
2) Membimbing Taruna melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
3) Membantu Taruna dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab pertanyaan siswa mengenai
proses belajar
4) Membantu Taruna untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk
belajar
8) Melaksanakan penilaian
9) Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu
untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya
D. Tujuan Akhir
3
PAKET KEAHLIAN : NAUTIKA
4
5
F. CekKemampuan Awal
2. Tuliskan dan jelaskan apa yang anda ketahui tentang lintang dan bujur itu?
5. Menurut Andamengapa diperlukan adanya benda-benda baringan angkasa seperti bintang, bulan dan
matahari ?
6
II. PEMBELAJARAN
A. Deskripsi
Bumi adalah suatu benda yang bergerak bebas di luar angkasa dan berbentuk seperti bola.
1. Lintang Tempat ialah jarak antara tempat yang bersangkutan dengankatulistiwa. Lintang dihitung mulai
dari katulistiwa ke utara dan ke selatandari 0° sampai 90°.Lintang Katulistiwa = 0°, Lintang Kutub Utara =
90°U (I, M, U, KU),Lintang Kutub Selatan = 90°S (I, J, S, KS ).
2. Bujur Tempat ialah jarak antara tempat yang bersangkutan denganderajat nol, Bujur dihitung mulai dari
derajah nol ke timur dan ke baratdari 0°sampai 180° dibedakan dalam bujur timur (BT) dan bujur barat(BB).
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran:
2. Uraian materi
Bumi adalah suatu benda yang bergerak bebas diruang anggkasa dan berbentuk seperti bola.
Poros Bumi : Garis menengah bola, keliling mana bumi berputar dalam satu hari
Kutub – Kutub : Titik – titik potong permukaan bumi dengan poros bumi.
Khatulistiwa : Lingkaran besar pada jarak 90º dari kutub – kutub.
Jajar : Lingkaran kecil sejajar dengan khatulistiwa.
7
Derajah : Lingkaran Sebagian derajah dari kutub sampai kutub.
Derajah Pertama : Lingkaran bujur melalui greenwich ( Derajah Nol/ Derajah pertama ).
003.KOORDINAT DIBUMI.
Lintang : Bujur Derajah dihitung melalui Khatulistiwa sampai jajar yang melalui tempat itu dibedakan dalam
Lintang Utara dan Lintang Selatan dihitung dari 0º - 90º.
Bujur : Busur terkecil pada Khatulistiwa dihitung dari derajah Nol samapai derajah yang melalui tempat
itu. Dibedakan dalam Bujur Timur da Bujur Barat dihitung dari 0º - 180º.
Perbedaan Lintang (∆ Li ) Busur Derajah antara jajar - jajar melalui dua tempat.
Perbedaan Bujur (∆ Bu ) Busur dalam Khatulistiwa antara derajah - derajah melalui dua buah tempat.
Dibumi kita dapat melukis dua buah lingkaran yaitu Lingkaran Besar dan Lingkaran kecil.
Lingkaran Besar : Lingkaran yang membagi luas bumi dalam dua bagian yang sama ( titik pusatnya selalu
berhimpit dengan titik pusat bumi ).
8
Lingkaran Kecil : Lingkaran yang membagi luas bumi dalam dua bagian yang tidak sama besarnya.
360
60
Lintang : Busur derajah yang melalui tempat tertentu. Dihitung mulai dari Khatulistiwa sampai jajar
tempat tsb
9
Lintang dubedakan dengan Lintang Utara dan Lintang Selatan dari ( 0º sampai 90º ).
Perbedaan Lintang ( ∆ Li ) : Unsur derajah, dihitung dari jajar titik yang satu sampai jajar titik yang
lain.
Senama : Jika dua titik dibumi keduanya terletak disetengah bulatan utara atau Selatan
∆ Li = 03º 10'
Tak Senama : Jika titik yang satu terletak setengah bulatan Utara dan yang lain setengahan bulatan
selatan. Maka perbedaan Lintangnya Ditambahkan
∆ Li = 07º 50'
Penjelasan Lintang Senama dan Lintang Tidak Senama. Jika dua tempat (titik A dan B) di bumi
mempunyai lintang yang senama misalkan Lintang Utara (LU) maka menghitung perbedaan lintangnya (⧍li)
diperoleh dengan mengurangkan kedua lintangnya satu sama lain.
Kemudian jika kedua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang tidak senama artinya satu
tempat/titik A terletak di Lintang Utara (LU) dan yamg tempat/titk B terletak di Lintang Selatan (LS) maka
menghitung perbedaan Lintangnya (⧍ li) diperoleh dengan menambahkan kedua Lintangnya.
10
005. BUJUR SUATU TEMPAT DIBUMI
Bujur : Busur terkecil pada Khatulistiwa, dihitung mulai dari derajah Nol sampai
derajah yang melalui tempat itu.
Jika kita berdiri dititk potong dari Khatulistiwa dan derajah Nol dengan menghadap keutara maka
tempat disebelah kanan adalah Bujur Timur dan disebelah kiri Bujur Barat,(0º sampai 180º ).
Semua titik pada derajah yang sama mempunyai bujur yang sama. Tempat-tempat pada bujur 180⁰ T =
180⁰ B pada khatulistiwa kita dapat juga mengukur perbedaan bujur dari dua tempat tertentu.
Perbedaan Bujur ( ∆ Bu ) : Busur terkecil dari Khatulistiwa dihitung dari derajah titik yang satu
Senama : Jika kedua Buhurnya senama maka perbedaan Bujur ( ∆ Bu ) kita peroleh
dengan Mengurangi.Satu sama lainnya.
B2 ( B ) = 067º 50' T –
∆ Bu = 07º 30‘
Tak Senama : Didekat derajah Nol maka untuk memperoleh perbedaan Bujur ( ∆ Bu ) kita hanya
menambakan.
B2 ( B ) = 030º 30' T +
∆ Bu = 05º 40‘
Didekat derajah 180º maka perbedaan Bujur ( ∆ Bu ) dapat diperoleh dengan dua cara :
B2 ( B ) = 177º 50' T +
Kurangkan tiap bujur dari 180º dan jum lahkan kedua hasinya :
11
Contoh : B1 ( A ) = 178º 20‘ T. ( - 180º ) 01º 40'
∆ Bu = 03º 50‘.
Bujur dan perbedaan bujur dapat dibaca hanya pada khatulistiwa saja.
Tes Formatif
a. Koordinat di bumi terbagi menjadi dua bagian, tuliskan dan berikan penjelasannya ?
b. Bumi berbentuk bulat, tuliskan keadaan-keadaan yang membuktikan bahwa bentuk bumi itu
memang bulat ?
d. Tuliskan yang dimaksud dengan perbedaan lintang dan perbedaan bujur itu ?
12
PEMBELAJARAN KE II.
Lingkaran-lingkaran tersebut membagi permukaan bumi menjadi 5 bagian yang disebut daerah iklim.
I. Daerah Iklim Dingin : Terletak pada tiap setengah bulatan bumi, pada sisi kutub dari lingkaran kutub.
II. Daerah Iklim Sedang : Terletak pada tiap setengah bulatan ( Sub Tropik ) Antara Lingkaran balik dan
lingkaran kutub.
Ukuran bumi yang berbentuk bulat disebutdengan derajat, menit dan detik ukuran mana lazim dipergunakan
untukmengukur sudut atau panjang busur suatu derajah di bumi. Tetapidipermukaan bumi untuk pekerjaan
sehari-hari juga diperlukan ukuranpanjang seperti kilometer, meter dan sebagainya.
Dari hal tersebut di atas maka sangat penting untuk mengadakan hubungan ukuran “lengkung” dan ukuran
“memanjang” satu sama lain seperti derajat dan meter, jadi jelasnya mengukur 10 dengan ukuran
13
meter.Pekerjaan tersebut dilakukan dengan menggunakan cara :
1) Penentuan tempat dengan penilikan astronomis adalah menentukan li antara dua buah titik pada derajah
yang sama.
Panjang jari-jari bumi didapat dari keliling derajah. Pengukuran derajah pada berbagai lintang menunjukan
bahwa jari-jari bumi tidak semua sama panjangnya .
Ternyata bumi tidak berbentuk bulat penuh tetapi terpipih pada kutub – kutubnya
( Sferoid / Elipsoid )
Sferoid = Benda yang terjadi dengan memutuskan sebuah elips sekeliling poros pendeknya.
14
Artinya selisih antara jari – jari katulistiwa dan jari – jari kutub adalah :
satu menit derajah pada lintang yang tinggi adalah lebih panjang daripada dilintang
Terbukti bahwa 1‘ kut > 1‘ 1 kat. Didekat kat : menit-menit derajah < menit – menit Jajar pada lintang yang
sama.
Pada Lintang 06º 35’ : menit – menit derajah = Menit – menit jajar.
Pada Lintang Yang Tinggi : Menit – menit Derajah > Menit – menit Jajar
15
b).MIL LAUT ( INTERNATIONAL NAUTICAL MIL )
Nilai menengah dari panjangnya satu menit derajah ( 1861 + 1843 ) m = 1852 m
Pada Lintang ± 45º Panjang Satu Menit Derajah adalah sama dengan 1 mil laut.
Keliling bum = 40.000.000 m bentuk bola ) Jadi 1 mil laut = 40.000.000 = 1851,851 m
350 x 60
Didalam ilmu pelayaran, panjang jari – jari bumi yang berbentuk bola ditentukan sebesar 6370 km.
360
60
maka 1 mil laut adalah 1’ lingkaran besar dari bumi yang berbentuk bola.
Lintang Geografis = Normal ┴ bidang singgung pada si penilik serta bidang Khatulistiwa ┴ arah kutub.
Sudut antara jari – jari bumi ditempat si penilik dan bidang khatulistiw).
16
010. 1’JAJAR DAN 1’ ∆ Bu
Mawar Pedoman jika garis U – S dan garis T– B ditarik tegal lurus melalui titik pusat mawar, maka akan
membagi wawar menjadi 4 (empat ) kuadran. Tiap kuadran dibagi 8 surat, kemudian dalam surat dibagi
dalam ½ surat dan ¼ surat .
Garis Utara – Selatan : Irisan cakawala setempat dengan bidang derajah si penilik.
Surat Antara : TL – M – BD – BL
1 Surat adalah : 11 ¼ º
17
Jadi : 1 Surat = 11¼⁰ 16 Surat = 180⁰
Penyebutan surat – surat dari U dan dari S baik dari T maupun dari B.
18
8. Timur di Kanan Jarum Pendek = 78¾⁰
9. Timur = 90⁰
19
Barat Daya = 225⁰ = S 45⁰ B
26. Barat di Kiri Jarum Pendek = 281¼⁰ 27. Barat Barat Laut = 292½⁰
28. Barat Laut di Kanan Jarum Pendek = 303¾⁰ 29. Barat Laut = 315⁰
30. Barat Laut di Kiri Jarum Pendek = 326¼⁰ 31. Utara Barat laut = 337½⁰
32. Utara di Kanan Jarum Pendek = 348¾⁰ 33. Utara = 360⁰ = 000⁰
Tes Formatif
Tugas Praktek
20
PEMBELAJARAN KE III.
PROYEKSI PETA
A. Deskripsi
Peta laut ialah hasil pemindahan bentuk lengkung bumi keatas bidang datar yang memuat hal-hal dan
keterangan yang dibutuhkan seorang navigator dalam menentukan posisi kapal, jarak, haluan dan
keselamatan navigasi dilaut serta dilengkapi dengan benda bantu navigasi dan peruman-peruman.
Proyeksi peta adalah cara untuk menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi pada sebuah bidang
datar (peta laut).
Katagori proyeksi peta terbagi atas bagian utama yang dijelaskan pada gambar dibawah ini :
Yang dimaksud dengan benda-benda pembantu navigasi ialah benda-benda yang membantu navigator dalam
menemukan daratan bila datang dari laut, dan memberi serta menunjukkan arah ketempat tujuannya
(misalnya pelabuhan).
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran:
Taruna dapat menggunakan peralatan menjangka peta, membaca istilah-istilah dan membuat garis baringan
diatas peta pelayaran.
2. Uraian Materi:
a. Menjangka Peta
Peta laut ialah hasil pemindahan bentuk lengkung bumi ke atas bidang datar yang memuat hal-hal serta
keterangan yang dibutuhkan seorang navigator dalam menentukan posisi kapal, jarak, haluan dan
keselamatan navigasi dilaut serta dilengkapi dengan benda bantu navigasi dan peruman-peruman.
Peta laut dibuat sedemikian agar dapat dipakai untuk merencanakan atau mengikuti suatu pelayaran di laut
lepas, perairan pedalaman seperti danau, sungai, terusan dan lain-lain. Dengan demikian, peta laut itu
dipakai untuk pedoman berlalu lintas di atas air.
Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak, sudut, luas dan bentuk,
sehingga keadaan asli permukaan bumi tergambar sama persis dengan peta. Jarak di peta sama dengan jarak
di lapangan atau equidistant. Sudut/arah di peta sama dengan arah/sudut di lapangan atau sama bentuk
(conform). Luas di peta sama dengan luas di lapangan atau sifatnya equalarea. Namun keadaan ideal ini
21
tidak akan dapat dipenuhi oleh suatu proyeksi peta manapun. Jadi distorsi tidak dapat dihilangkan, hanya
dapat dikurangi saja .
Proyeksi peta tidak lain adalah Metoda/ teknik untuk menggambarkan/ memindahkan bidang lengkung
seluruh atau sebagian permukaan bumi ( Bola dari steroid) ke bidang datar yang berupa peta.
Tujuan pokok suatu proyeksi peta adalah menggambarkan bentuk bola bumi/globe ke bidang datar yang
disebut peta dengan distorsi sekecil mungkin. Seperti telah dijelaskan di bagian depan, untuk mencapai
ketiga syarat ideal suatu proyeksi adalah hal yang tidak mungkin, dan untuk mencapai suatu syarat saja
untuk menggambarkan seluruh muka bumi juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang mungkin
dipenuhi ialah salah satu syarat saja dan itupun hanya untuk sebagian dari permukaan bumi. Suatu
kompromi atau jalan tengah antara syarat-syarat di atas bisa diambil, guna memungkinkan membuat
kerangka peta yang meliputi wilayah yang lebih luas.
013. KATAGORI
Katagori Proyeksi Peta yang terrpenting terbagi atas 3 (tiga) bagian utama yang dijelaskan pada gambar di
bawah ini
Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak, sudut, luas dan bentuk,
sehingga keadaan asli permukaan bumi tergambar sama persis dengan peta. Jarak di peta sama dengan jarak
di lapangan atau equidistant. Sudut/arah di peta sama dengan arah/sudut di lapangan atau sama bentuk
(conform). Luas di peta sama dengan luas di lapangan atau sifatnya equalarea. Namun keadaan ideal ini
tidak akan dapat dipenuhi oleh suatu proyeksi peta manapun. Jadi distorsi tidak dapat dihilangkan, hanya
dapat dikurangi saja . Proyeksi peta tidak lain adalah teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi
ke bidang datar yang berupa peta.
Tujuan pokok suatu proyeksi peta adalah menggambarkan bentuk bola bumi/globe ke bidang datar yang
disebut peta dengan distorsi sekecil mungkin. Seperti telah dijelaskan di bagian depan, untuk mencapai
ketiga syarat ideal suatu proyeksi adalah hal yang tidak mungkin, dan untuk mencapai suatu syarat saja
untuk menggambarkan seluruh muka bumi juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang mungkin
dipenuhi ialah salah satu syarat saja dan itupun hanya untuk sebagian dari permukaan bumi. Suatu
kompromi atau jalan tengah antara syarat-syarat di atas bisa diambil, guna memungkinkan membuat
kerangka peta yang meliputi wilayah yang lebih luas.
Pada proyeksi selinder disekeliling globe ditaruhkan bidang selinder yang menyinggung. Sehubungan
dengan persyartan yang harus dipenuhi oleh peta, titik – titk diglobe digambarkan padaselubung selinder tsb.
Poros selinder dapat dipilih sepanjang poros bumi, atau pada bidang khatulistiwa atau sembarang.
22
Gambar 12, Proyeksi Selinder Normal.
Pada proyeksi Azimuth disini digunakan suatu bidang singgung pada globe. Menurut peraturan tertentu titik
– titik pada globe digambarkan pada bidang datar . Titik singgungnya dapat dipilih dikutub atau disuatu titik
pada khatulistiwa ataua sembarang saja ialah :
Jika proyeksi berasal dari titik pusat globe maka proyeksi ini disebut proyeksi gnomonik.
23
015. SYARAT –SYARAT PETA LAUT
Agar bekerja didalam peta dapat berlangsung sesederhana mungkin , seharusnya peta laut memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Loksodrom digambarkan sebagai garis lurus sehubungan dengan kepentingan menarik haluan –
haluan dan baringan – baringan.
2. Lingkaran Besar digambarkan sebagai garis lurus . Sehingga perjalanan dan baringan jarak jauh
dapat dikerjakan dengan mudah.
3. Skalanya harus konstan ( Tetap ). Sehingga jarak dapat diukur secara seksama.
4. Peta ini harus konform ( sama sudut ) sehubungan dengan pengukuran dan pelukisan arah – arah.
Peta – peta dalam konstruksi Mercat or (proyeksi selinder) lengkap memenuhi syarat pada a dan b serta
untuk lintang yang tidak terlampaui luas , juga memenuhi syarat c.
Secara Internasional disepakati bahwa peta – peta laut dengan skala lebih kecil dari 1 : 50.000 dilaksanakan
dalam konstruksi mercator ( 1 mil = 37 mm ).
Untuk peta khusus (misal Lingkaran besar dan peta navigasi kutub ) dan untuk peta – peta skala lebih besar
dilaksanakan dengan proyeksi gnomonik.
Dimaksud untuk tujuan pembuataan dari peta tersebut . Tujuan ini sudah barang tentu mempengaruhi pada
pilihan metode proyeksinya.
D. Peta Udara
24
018. UNSUR – UNSUR DIBUMI DAN DIPETA MERCATOR
Globe : Bola, dalam mana letak berbagai titik pada permukaan bumi satu sama lain diberikan dalam
perbandingan yang sebenarnya.
Peta : Gambaran bumi atau bsebagian permukaan bumi pada bidang datar.
020. LOKSODROM.
Adalah garis dibumi, yang membentuk sudut – sudut yang sama dengan semua derajah.
25
Haluan : Sudut antara garis lunas kapal dan garis utara sealatan
Jauh : Jarak antara dua titik dibumi diukur dengan mil laut sepanjang loksodrom.
Gambaran derajah – derajah dan Jajar – jajar didalam peta, terdiri atas garis – garis lurus yang saling
memotong tegak lurus.
a. Equipvalent (sama luas) : Luas –luas diberikan dalam perbandingan yang benar.
b. Equidistance : Jarak - jarak terhitung dari suatu titik tertentu diberikan dalam perbandingan yang
sama.
c. Konform ( sama sudut ): Sudut – sudut pada bola bumi berpindah didalam peta , tanpa mengalami
perubahan.
Skala ialah perbandingan satu satuan panjang dipeta dengan panjang garis tersebut sesungguhnya dibumi..
Untuk menyatakan skala ada beberapa macam cara yang dipakai, antara lain :
10.000
1 : 10.000 Artinya garis dipeta itu harus dikalikan 10.000 untuk mendapatkan panjang sebenarnya.
Misalkan skala peta = 1/p’ , garis dibumi = AB dan garis dipeta = ab Maka ab = 1 x AB
Pada peta sering terdapat sebuah garis yang mempunyai pembagian dalam mil, yard, km atau m. Jarak-
jarak dipeta ini dapat diukur dengan memakai skala tadi.
1. Peta Ichtisar.
o Memberi keterangan tentang navigasi, dapat dipakai untuk menentukan cruise track dari satu tempat
ketempat lain.
26
2. Peta Samudera ( Sailing Chart )
o Details peta sudah harus ditunjukkan walaupun tidak seteliti peta pantai atau peta pelabuhan
4. Peta Pantai
5. Peta Penjelas
o Skala antara 1 : 50.000 atau lebih didaerah perairan sempit, daerah berbahaya atau daerah yang rawan
dilayari
6. Peta Pelabuhan
o Dipakai waktu mendekati/meninggalkan pelabuhan atau dermaga, juga untuk merencanakan tempat
berlabuh.
1• Nomer Peta, tertulis pada sudut kiri atas dan kanan bawah peta laut.
o Tidak menutupi route pelayaran utama atau keterangan penting lainnya dari peta itu.
5• Tahun Penerbitan Baru, biasanya disebelah kanan tahun percetakan lama, kalau peta edisi baru
dikeluarkan maka koreksi besar maupun kecil pada peta edisi yang lama otomatis dinyatakan hilang.
27
6• Tanggal koreksi besar,biasanya di sebelah kanan dari tahun penerbitan, jika disebelah kanannya telah
dicetak tahun edisi baru, maka koreksi ini dicetak dibawahnya.
7• Koreksi kecil,ditulis oleh navigator dari buku/berita pelaut Indonesia (BPI), tahun dan nomor BPI ditulis
disebelah kiri bawah sebelah luar batas peta.
Contoh : penulisan 1967 - 12 artinya dikoreksi tahun 1967, dari BPI No. 12, bila koreksi ini sifatnya
sementara maka dibawah koreksi ini ditulis dengan pensil.
10• Ukuran Peta, terdapat di sudut kanan bawah dalam tanda kurung dan dinyatakan dalam inchi/dim
11• Dalamnya Laut,dinyatakan dalam depa dan kaki atau meter atau decimeter. Satuan dalamnya laut
biasanya dicetak dibawah nama/judul peta
12• Garis Dalam, garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan kedalaman yang sama.
13• Lintang dan Bujur di Peta,lintang dipeta terlukis sebagai garis pembatas dibagian atas dan bawah peta,
bujur dipeta terlukis sebagai garis pembatas dibagian kiri dan kanan peta.
Untuk kepentingan berlayar pada umumnya harus memenuhi syarat – syarat sbb :
1. Sudut- sudut dibumi harus dapat dipindahkan ke peta tanpa perubahan ( konform )
2. Loksodrom garis haluan dipeta harus dapat dilukiskan sebagai garis lurus.
Peta yang memenuhi kedua syarat ini disebut peta bertumbuh akibatnya :
Peta mercator diketemukan oleh Gerdhard Kremer atau didalam bahasa latinnya disebut Gerardus Mercator.
Bentuk proyeksi yang dibuat oleh G.Mercator ini sama dengan bentuk proyeksi silinder, dimana silindernya
menyinggung bola bumi dikatulistiwa dan titik pusat bumi adalah titik pusat proyeksi. Oleh karena itu, bumi
28
berbentuk bola itu tidaklah bulat benar maka hasil proyeksi tidak memberikan gambaran bumi yang
mendekati bentuk yang sebenarnya.Kesalahan-kesalahan yang paling jelas dan besar terdapat pada kutub,
karena jari-jari bumi makin mengecil kearah kutub bila dibandingkan dengan jari-jari bumi di katulistiwa.
Hal itudisebabkan peta Mercator yang dipakai sekarang ini bukanlah hasil proyeksi silinder semata-mata,
tetapi merupakan hasil perhitungan matematika untuk lintang bertumbuh yang dilakukan oleh Edward
Wright. Perhitungan Mercator sebagai hasil perhitungan matematisnya Edward Wright mempunyai beberapa
kelebihan antara lain :
a) Garis lintang dan garis bujur adalah garis-garis lurus yang saling tegak lurus satu sama lain.
b) Garis loxodrome (haluan kapal) juga merupakan garis lurus. Pada peta garis loxodrome memotong bujur-
bujur atas sudut yang sama.
c) Sudut antara garis haluan dibumi sama dengan pada peta katulistiwa dan lintang sejajar satu sama lain
demikian juga bujur-bujur sejajar satu sama lain. Katulistiwa dan lintang tegak lurus bujur-bujur.
Skala lintang :
Skala Bujur :
Skala bujur hanya dipakai untuk menentukan bujurnya suatu tempat bukan untuk mengukur jarak pada
bola bumi.
29
Gambar 15, Peta Laut
Derajah – derajah , Jajar – jajar dan khatulistiwa adalah Loksodrom, jadi dipeta merupakan garis – garis
lurus
Dibumi Jajar – jajar memotong derajah – derajah ┴ jadi dipeta jajar – jajar itupun merupakan garis lurus //
khatulistiwa.Tarikla garis lurus mendatar, sebagai khatulistiwa dan tentukanlah skalanya pada khatulistiwa .
Maka pada garis lurus tsb dapat dijangka menit – menit khatulistiwanya.
Pada titik – titik bagi tariklah derajah – derajah sebagai garis lurus ┴ khatulistiwa ( misalnya : skala
dikhatulistiwa : 1 cm = 1’ khatulistiwa ). Pada jarak beraapakah jajar – jajar sekarang harus ditarik untuk tiap
menit ? .
Panjang 1’ Jajar pada lintang 0º 1’ dibumi = 1 Kat x Cos 0º 1’. Oleh karena derajah – derajah dipeta itu
ditarik // , maka 1’ Jajar dilukiskan sebagai 1 Khatulistiwa, jadi dikalikan dengan Sec 0º 1’ .
Sekarang menit derajah dari 0º 0’ - 0º 1’ harus juga dikalikan sebagai 1’ Khatulistiwa x Sec 0º 1’.
30
Demikian pula menit derajah dari 0º 1’ - 0º 2’ dilukiskan sebagai 1’ Kat x Sec 0º 2’ dan seterusnya.
DEFINISI :
Peta bertumbuh = Peta laut, dalam mana semua menit jajar = 1’ Kat
Jarak antara jajar pada lintang Φ sampai khatulistiwa dipeta bertumbuh adalah secara mendekati .
Pengukuran Lintang didalam peta bertumbuh diukur dengan menit – menit khatulistiwa.
Maka didapati
31
Peta bertumbuh ditemukan oleh : Gerad Kremer ( Mercator ) pada tahun 1569.
Peta Mercator atau juga disebut dengan Peta Lintang Bertumbuh, mengapa dikatakan peta bertumbuh karena
jarak antara lintang 10° ke lintang 20° lebih besar jaraknya daripada jarak antara lintang 0° ke lintang 10°.
Makin mendekati kutub jarak anata jajar jajar makin membesar atau dikatakan bertumbuh.
Gambar 17. Peta Mercator jarak A0,A1 - A1,A2 < A0 A1- A2A3
Cara penulisan sebuah benda/titik dipeta harus menggunakan lintang (LU/LS) dan bujur ( BT/BB ) adalah
sebagai berikut :
Contoh :
a. 55⁰30 !25 !! LS
114⁰05’35 ‘’ BT
085⁰ 07’00’’BB
AB Sepanjang Derajah
Dan abc adalah gambarannya dipeta bertumbuh . Skala pada Khatulistiwa = 1/p
32
Maka ab = 1 X AB Sec Φ dan bc = 1 x BC Sec Φ
p p
AB BC
Kesimpula : Sebuah lingkaran kecil dibumi ( dengan jari – jari beberapa mil) mempunyai gambaran dipeta
sebagai lingkaran pula : semua jari – jarinya dikalikan dengan Secan Φ
AB AB p
Padaa lintang Φ skalanya adalah 1/p Sec Φ ( Skala pada khatulistiwa = 1/p ).
Penjelasan : BC = RS Cos Φ
bc = rs = rs x Sec Φ
BC RS Cos Φ RS
Pada bola bumi loksodrom membentuk sudut – sudut yang sama dengan semua derajah.
Sudut – sudut tsb beralih tanpa perubahan didalam peta bertumbuh. Jadi didalam peta ,:oksodrom
membentuk sudut – sudut yang sama dengan derajah, karena derajah – derajah adalah garis – garis lurus
sejajar satu sama lainnya. Jadi Loksodrom terlukis sebagai garis lurus.
33
Gambar 19, Loksodrom sebagai garis lurus dipeta bertumbuh
Garis haluan ialah : garis lurus di peta, yang ditarik oleh Nakhoda dan diharapkan dapat dilkutinya.
Lingkaran Besar pada bola bumi kita dapati bahwa sudut – sudut Haluan ( dihitung senama dengan Lintang
dan ∆ Bujur ) selalu menjadi lebih besar. Karena didalam peta bertumbuh harus demikian sedangkan derajah
– derajah berjalan sejajar, maka gambaran lingkaran besar didalam peta bertumbuh terbukti sebagai garis
lengkung dengan sisi cekungnya kearah khatulistiwa.
Dipermukaan bumi selalu jari – jari lingkaran < jarak loksodrom. Namun dipeta laut nampak bahwa jarak
lingkaran bs jarak loksodrom . Apa sebabnya.
34
Gambar 21, Jarak Lingkaran besar dan loksodrom dipeta laut
Peta laut. Dalam mana semua menit jajar = 1’ Kat dan semua menit derajah = 1’ Kat x Sec Lm
Konform : hanya pada lintang menengah dianggap cukup konform, didekat lintang menengah.
Dibandingkan dengan bola bumi dalam mana skalalnya = skala sepanjang Lm pada jajar dipeta maka : -
Menit derajah besanya menjadi sama ( tidak berubah ).
Akibatnya :
B) Loksodrom dipeta Lm merupakan suatu garis agak melengkung dengan sisi cekung
35
nya kearah katulistiwa.
C) . Lingkaran – lingkaran pada bola bumi ( dengan jari – jari beberapa mil saja ) didalam
Apabila kesalahan dalam sudut haluan dikehendaki agar < 1/2⁰ maka :
36
C. Pada Lm = 60º Lintangnya harus setinggi 60º 30’ ( Lebar peta 1º ).
Misalkan didalam peta derajah – derajah dan jajar – jajar ditarik setiap 1/2º maka jaringan peta pada LB
terdiri atas empat persegi panjang yang semakin membesar sesuai pertumbuhan lintangnya ( sisi terpanjang
dalam pada derajah.
Pada peta Lm = Terdiri atas empat persegi panjang yang sama dan sebangun ( Sisi terpanjang pada derajah.
= Proyeksi pada bidang singgung yang berasal dari tititk lawan ( Titik mata ( daripada titik singgung. Sipat
– sipatnya :
1. Sudut –sudut pada bola bumi beralih kedalam peta tanpa perubahan ( Konform )
2. Lingkaran – lingkaran pada bola bumi menjadi lingkaran pula didalam peta.
Kecuali : Lingkaran yang melalui titil mata, terlukis didalam peta sebagai garis lurus.
Keadaan Istimewa :
Disini : Derajah – derajah merupakan garis – garis lurus melalui kutub, yang memben - tuk sudut
yang sama dengan perbedaan bujur masing – masing.
37
b. Peta Stereografik Khatulistiwa
= Proyeksi pada bidang singgung yang berasal dari titik pusat bumi.
Pada proyeksi bidang datar terdapat proyeksi gnomonik, stereographic, dan orthographic. Dari ketiga
proyeksi pada bidang datar tersebut yang terkenal adalah proyeksi gnomonik, karena mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
Sipat sipatnya ( II ) : Proyeksi dari jajar merupakan urusan kerucut . Terbentuk oleh selubung kerucut
dengan puncaknya dititk mata dan sumbunya berimpit dengan poros bumi Irisan kerucut ini dengan bidang
singgug adalah proyeksi dari jajar.
38
Maka : Φ < 90º - ß Proyeksi berupa Hyperbola
Hanya konform didekat titik singgung digunakan untuk melukis baringan – baringan radio
Keadaan istimewa :
= Bidang Singgung pada kutub Derajah – derajah : merupakan garis – garis lurus melalui kutub, yang
membentuk sudut yang sama dengan perbedaan bujur masing – masing. Jajar – jajart merupakan lingkaran –
lingkaran konsentris, dengan kutub sebagai titik pusatnya. Khatulistiwa tidak terlukis dipeta dan digunakan
untuk pelayaran didaerah sekitar kutub.
Derajah dengan ▲ bujur 90⁰ terhadap titik singgung tidsk dapat terlukis dipeta.
= proyeksi tegak lurus pad bidang datar, dengan titik mata pada jarak tak terhingga.
39
Gambar 27, Peta Ortografik
Tes Formatif
1. Jelaskan cara memindahkan posisi dari sebuah peta ke peta lain yang berbeda skalanya!
2. Jelaskan cara Anda menyiapkan kamar peta sebelum kapal Anda meninggalkan pelabuhan untuk
melakukan pelayaran!
3. Bagaimana cara Anda menyiapkan petalaut yang akan Anda pakai didalam pelayaran?
4. Sebutkan minimal empat keterangan yang terdapat dibawah judul sebuah peta!
a) nomor peta
b) nama peta
40
c) skala peta
e) variasi
TUGAS PRAKTEK.
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................
5. ..................................................
6. ..................................................
Semester : ..................................................
Petunjuk Umum
Kesimpulan
Tujuan : Peserta didik dapat mendemonstrasikan Pengenalan dan Pemakaian Peta Laut serta keterangan –
keterangannya sesuai prosedur yang benar.
Cara kerja
41
d. Mengenal peta laut berdasarkan skalanya.
e. Mengenal singkatan – singkatan dipeta laut.
f. Mengenal tanda – tanda bahaya dipeta laut
g. Mengenal Karakteristik lampu suar
h. Mengenal tanda-tanda perambuan dipeta.
42
PEMBELAJARAN KE IV.
PUBLIKASI NAVIGASI
Publikasi navigasi adalah Buku – buku bahan – bahan penting yang diterbitkan untuk membantu
8. Tide Table
13.Routering Chart
14.Distance Table
18.Passage Plan
43
24. Ocean Plotting Sheet.
037.MENINGGALKAN ELABUHAN.
1. Persiapan dikamar peta adalah menyediakan peta – peta laut yang sesuai dengan routenya.a – peta
yang disiapkan adalah peta – peta terbitan terbaru
2. Persiapan buku kepanduan bahari sesuai dengan daerah pelayaran
3. Almanak Nautika tahun terbaru
4. Daftar Ilmu Pelayaran
5. Daftar Suar
6. Daftar Pasang Surut
7. Buku Kepanduan Bahari
8. Daftar Daerah ranjau di Indonesia dan buku – buku atau tabel – tabel lainnya yang dibutuhkan.
9. Alat – alat menjangka peta.
nya ditempat yang sama . Diperairan yang sulit sedapat mungkin lewati pada siang hari
6. Pisahkan peta – peta yang sudah digunakan dan yang akan digunakan dan peta – peta
44
039. MEMASUKI PELABUHAN
Tugas seorang navigator adalah menjamin segala pekerjaan dan keselamatan kapal dapat dijamin sampai
kapal samdar didermaga. Adapun persiapan kapal saat akan memasuki pelabuahan a.l. :
1. Hubungi agen atau perwakilan kantor jika ada dipelabuhan tentang rencana tiba dipelabuhan
2. Hubungi kepanduan untuk memasuki alur pelabuhan dan sampai dipelabuhan
3. Persiapka dokumen kapal dan dokumen muatan yang akan dibongkar maupun rencana muat.
Jika persiapkan diatas telah dilaksanakan maka Nakhoda akan memberika intruksikepada ABK untuk
melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan tugas masing – masing selama kapal berada dipelabuhan. Semua
itu dilakukan agar kapal berjalan tepat waktu dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak.
Kegiatn ini dilakukan pada saat kapal melakukan pelayaran dari satu tempat ketempat lainnya.dengan haluan
dan skala peta yang berbeda – beda. Dimana suika kita harus melakukan pemindahan posisi kapal dari satu
peta kepeta lainya, mak kerjakan sebagai berikut :
1. Bila posisi tersebut dinyatakan dengan baringan – baringan atau jarak maka :
-- Ukurlah jarak dipeta dengan skala lintangnya dan denagan cara yang sama diukur pada
peta II.
-- Perpotongan jarak dengan garis baringan dipeta II adalah posisi kapal yang telah
pindahkan.
Cara ini digunakan bila tidak ada sama sekali baringan atau jarak dari benda – benda
darat untuk penentuan posisi kapal, kita harus mengambil baringan – baringan benda
Agar posisi kapal benar maka baringan yang diambil harus benar ( sejati ). Untuk itu kita harus selalu
mengetahui kesalahan pedoman dan pengambilan benda baringan harus lebih dari satu benda.
45
Gambar 28. Cara memindahkan posisi kapal dipeta dgn skala berlainan
Tes Formatif
a. Tuliskan apa yang dimaksud dengan Variasi dan Deviasi dalam ilmu
pelayaran ?
b. Sebuah peta yang dibuat tahun 1978, pada mawar pedoman dipeta tersebut ditulis nilai variasi =
2° Titnur, perubahan tahunnya 6' Timur. Berapakah nilai variasi pada tahun 2008 ?
c. Diketahui tempat olak 12° 20' 00" U- 101° 15' 00" T. Kapal berlayar Haluan Utara, sejauh 158
mil. Ditanyakan ;
3) Berapa Δli?
46
d. Diketahui Barngan Pedoman (Bp) = 220, Variasi = +3, deviasi =+2 Ditanyakan
1) Hitunglah sembir
e. Pada saat saudara sedang berlayar, kadang-kadang membawa peta laut yang berbeda skalanya
dan berlayar dengan jarak tempuh yang cukup jauh, sehingga harus memindahkan posisi kapal pada
peta yang satu ke peta yang berkutnya. Jelaskanlah prosedur atau cara saudara memindahkan posisi
kapal dari peta yang satu ke peta yang lainnya pada saat pergantian peta tersebut !
TUGAS PRAKTEK.
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................
5. ..................................................
6. ..................................................
Semester : ..................................................
Petunjuk Umum
Kesimpulan
Tujuan : Peserta didik dapat mendemonstrasikan cara pemakaian katalok peta sesuai prosedur yang benar.
Cara kerja
47
a. Tentukan rute pelayaran yang akan dilayari.
b. Carilah Index dari pembagian zona daerah sesuai rute pelayaran( dari A s/d W)
d. Catat.lah nomor peta yang tertera dikatalok untuk rute pelayaran tersebut
f. Sususnlah nomor-nomor peta tersebut sesuai urutannya dari pelabuhan keberangkatan sampai
pelabuhan tujuan.
g. Letakan peta-peta tersebut dalam laji yang terpisah ( Laji peta yg belum dipakai dan yg sudah
dipakai.
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................
5. ..................................................
6. ..................................................
Semester : ..................................................
Petunjuk Umum
Kesimpulan
Tujuan : Peserta didik dapat mendemonstrasikan cara pemakaian Tabel Pasang Surut sesuai prosedur yang
benar.
Cara kerja
48
a. Tentukan daerah atau pelabuhan yang akan kita lihat kondisi air didaerah tersebut pada Bulan.
Tanggal dan jam yang dimaksud.
b. Lihatlah indeks halaman daerah atau pelabuhan yang dimaksud
c. Bila sudah ditemukan, maka pada daftar tersebut akan terbaca :
1. Daerah atau nama Pelabuhan
2. Jam atau waktu tolok.
3. Bulan
4. Tanggal
5. Jam
6. Kondisi air dalam satuan dm ( Ina ) atau Meter ( BA)
7. Kondisi air saat pasang tinggi dan kondisi air pada saat air paling rendah, biasanya akan
ditandai dengan tanda bintang.
d. Bacalah / carilah posisi air pada waktu yang dimaksud.
e. Perpotomham antara kolom tanggal dan jam didaftar adalah posisi air yang dicari.
f. Jumlahkan dengan posisi air / kedalaman air dipeta ( Chart Datum)
g. Untuk menentukan UKC maka kurangilah dengan draft kapal.
49
PEMBELAJARAN KE V.
SISTIM PELAMPUNGAN
041. BENDA BANTU NAVIGASI
Yang dimaksud dengan benda-benda pembantu navigasi ialah bendabenda yang membantu navigator dalam
menemukan daratan dan menunjukkan arah ketempat tujuannya (misalnya pelabuhan).
Yang termasuk benda-benda bantu navigasi antara lain: mercu suar, kapal suar, rambu-rambu radio, isyarat
kabut, pelampung-pelampung, serta alat-alat elektronik seperti radar, loran, decca dan lain lain.
Benda-benda bantu navigasi ditempatkan ditepi pantai, diperairan sempit yang bisa dilayari, ditempat yang
dapat dilihat dan didengar pada jarak yang aman terhadap bahaya-bahaya navigasi. Kegunaan dan manfaat
benda-benda bantu navigasi terhadap seorang navigator ialah sebagai tanda dan penuntun dalam penentuan
posisi kapal terhadap bahaya bahaya navigasi yang tersembunyi.
1) Sistem LATERAL
dipakai ditepi pantai dan perairan sempit yang biasa dilayari, diperairan pedalaman, ditempat yang ada
bahaya.
Tanda – tanda Lateral umumnya digunakan untuk alur tertentu sehubungan dengan arah pelampungan
konvensional tanda ini mengikuti sisi kanan dan sisi kiri alur yang diikuti.
Arah Pelampungan
1. Arah pelampungan lokal : Arah diambil pelaut sewaktu memasuki muara sungai atau alur pelayaran
yang lain dari arah laut.
2. Arah pelampungan umum : Arah yang ditetapkan oleh pemerintah suatu negara berdasarkan pada
dimana memungkinkan pad prinsip mengikuti arah jarum jam sekeliling dunia
Arah ini biasanya terdapat dalam Admiralty Sailing Direction dan bila mana perlu tercantum
peta=peta dengan lambang –lambang yang sesuai dan menunjukan bagaimana arah pelampungan
umum memberi arah pada arah pelampungan lokal pada batas luarmuara sungai.
3. Tanda pada peta Admiralty.
Arah pelampungan konvesional ditunjukan pada peta Admiralty dengan tanda warnaMagenta.
50
4. Wilayah Pelampungan
51
6. Tanda Puncak
Tanda puncak selinger untuk sisi kiri alur dan kerucut untuk sisi kanan alur.
7. Suar
Suar merah dan hijau untuk tanda Lateral . Tanda Lateral untuk tujuan tertentu mempunyai irama
khas ; kelompok cerlang gabungan ( 2 + 1 ) untuk tanda alur pilihan, cepat atau sangat cepat untuk
tanda bahaya baru
Gambar 29. IALA Maritime Bouyency System (Lateral Marks Region A).
Tanda Puncak : 1(satu) Selinder Merahang. Tanda Puncak : 1 (satu) Kerucut Hijau
Pemantu Balik : Lajur Merah atau Segi Empat. Pemantul Balik : Lajur Hijau atau Segitiga
52
Suar dengan irama sembarang asal berlainan dengan kelompok cerlang gabungan ( 2 + 1 ) yang digunakan
pada tanda Lateral yang telah dimodifikasi yang menunjukan sebuah Alur pilihan
Warna - warna Lateral merah atau hijau sering digunakan untuk suar – suar kecil dipantai seperti penandaan
ujung – ujung Pier dan ujung = ujung Jetty.
ALUR UTAMA
Pada suatu titik dimana alur bercabang bila mengikuti arah pelampungan konvensional, suatu alur yang
diutamakan ditunjukan dengan tanda Lateral kiri atau kanan yang dimodifikasi.
53
Gambar 30. IALA Maritime Bouyency System (Lateral Marks Region B).
Tanda Puncak : 1(satu) Selinder Hijau Tanda Puncak : 1 (satu) Kerucut Merah
Pemantu Balik : Lajur Hijau atau Segi Empat. Pemantul Balik : Lajur Merah atau Segitiga
54
Suar dengan irama sembarang asal berlainan dengan kelompok cerlang gabungan ( 2 + 1 ) yang digunakan
pada tanda Lateral yang telah dimodifikasi yang menunjukan sebuah Alur pilihan
Warna - warna Lateral merah atau hijau sering digunakan untuk suar – suar kecil dipantai seperti penandaan
ujung – ujung Pier dan ujung = ujung Jetty.
ALUR UTAMA
Pada suatu titik dimana alur bercabang bila mengikuti arah pelampungan konvensional, suatu alur yang
diutamakan ditunjukan dengan tanda Lateral kiri atau kanan yang dimodifikasi.
55
Gambar 31, Peta system Lateral.
2) Sistem KARDINAL dipakai dilaut lepas, menandakan sektor aman dan dibedakan atas sektor
UTARA – SELATAN, TIMUR – BARAT.
1. NAMA.
Tanda –tanda dinal digunakan dalam hubungannya dengan pedoman untuk menunjukan dimana pelaut bisa
menemukan alur pelayaran yang terbaik.
Tanda-tanda ini ditempatkan disalah satu kuadran ( UTARA,TIMUR,SELATAN dan BARAT) dibatasi oleh
baringan antar Kardinal dari titik yang ditandai titik.
Tanda Kardinal memakai sebutan dari kuadrant dimana mereka ditempatkan maka pelaut akan selamat bila
melayari sisi Utara dari tanda Utara, Melayari sisi Selatan dari tanda Selatan, melayari sisi Timur dari tanda
Timur atau melayari sisi Barat dari tanda Barat.
2.PENGGUNAAN
56
1. Menunjukan air terdalam dalam sebuah area pada sisi seperti trsebut dalam penandaan.
2. Meneunjukan sisi yang aman untuk melewati engan aman suatu bahaya.
3. Menarik Perhatian pada suatu keistimewaan dalam sebuah alur seperti sebuah tikungan ,
persimpangan, percabangan dua atau akhir dari sebuah alur.
3.TANDA PUNCAK
Tanda puncak 2 (dua) buah kerucut hitam merupakan fakta yang penting pada tanda – tandaKardinal, jarak
antara masing – masing kerucut yang jelas menunjukan ciri – ciri tanda Kardinal.
Susunan kerucut – kerucut itu harus benar - benar memang untuk Utara,dan Selatan mudah untuk diingat
namun untuk Timur dan Barat ingatlah hurup W untuk sebuah gelas anggur dapat membantu..
4.WARNA
Tanda – tanda Kardinal hanya menggunakan warna Hitam dan Kuning melajur Datar.
Posisi dari lajur hitam atau lajur – lajurnya berhubungan / tergantung dari puncak – puncak tanda puncak
kerucutnya.
BARAT : Puncak – puncak kedalam : Lajur hitam dibawah dan diatas lajur kuning.
TIMUR : Puncak – puncak keluar : Lajur hitam diatas dan dibawah lajur kuning.
5.BENTUK
Bentuk tanda Kardinal tidak penting tapi untuk pelampung yaitu pelampung menara atau pelampung batang.
6.SUAR
Tanda - tanda Kardinal hanya memancarkan sinar putih Irama / Karakteristiknya berdasarkan pada
kelompok cerlang sangat cepat yang membedakannya sebagai tanda- tanda Kardinal dan menunjukan
kwardannya.
57
Cerlang panjan cerlang (tidak kurang dari 2 detik) segera diikuti oleh kelompok cerlang dari tanda Kardinal
Selatan untuk menegaskan bahwa cerlang 6 kali tidak ditafsirkan sebagai 3 atau 9.
Periode- periode suar Timur, Selatan, dan Barat berturut – turut 10, 15, dan 15 detik bila sebuah suar cepat
dan 5, 10 dan 10 detik btla sebuah suar sangat cepat.
Cerlang cepat rata-rata antara 50 dan 79 cerlang setiap menit, umumnya 50 atau 60 cerlang sangat cepat .
Cerlang sangat cepat antara 80 dan 159 cerlang setiap menit, umumnya 100 atau 120.
7.PEMANTUL BALIK
Satu atau lebih lajur-lajur putih, huruf - huruf, angka - angka atau lambang – lambang bahan pemantul balik
dipakai dalam aturan dasar untuk membedakan tanda – tanda Kardinal tidak bersuar.
Lajur biru dan kuning pada bagian – bagian hitam dan kuning dari tanda digunakan dalam aturan umum.
UTARA : Biru pada bagian yang hitam dan kuning bagian kuning.
SELATAN : Kuning pada bagian kuning dan biru pada bagian hitam.
58
Gambar 32, Pembagian system Kardinal.
Kedua sistem ini sama maksud dan tujuannya, perbedaannya hanya pada letak/tempat, bentuk dan warna,
penerangan serta sifat-sifatnya.
Kegunaan pelampung (buoy) ialah sebagai tanda adanya bahaya, sebagai tanda adanya perubahan dilaut,
sebagai penuntun atau petunjuk jalan yang aman bagi pelayaran. Pelampung berfungsi sebagai alat bantu
navigasi pada siang hari dalam keadaan cuaca terang. Pada malam hari pelampung yang digunakan adalah
pelampung yang berpenerangan sedangkan pada cuaca buruk atau berkabut pelampung digunakan adalah
pelampung yang menggunakan bunyi (gong, bell).
BAHAYA TERPENCIL.
A.Penggunaan.
Tanda terpencil dipasang dengan penjangkaran pada atau diatas bahaya-bahaya terpencil atau area terbatas
yang disekelilingnya nerupakan perairan yang dapat dilayari seperti sebuah beting dilepas Pantai, atau
gosong atau apapun pulau karang yang sangat kecil yang terpisah oleh sebuah alur yang relatif sempit dari
pantai. Dipata Admiralty posisi suatu bahay pelayaran berada ditengah lambang atau sebuah kedalaman
yang menunjukan bahaya pelayaran. Lambang yang menunjukan pelampung bahaya terpencil kemungkinan
besar dapat bergeser.
59
B,Tanda Puncak.
Tanda puncak berupa 2(dua) buah bola hitam yang bersusun tegak adalah faktor terpenting dari tanda bahaya
terpencil dan dilaksanakan semudah mungkin.
D. Bentuk / Sosok.
Tidak ada ikatan tertentu untuk bentuk tanda bahaya terpencil namun untuk sebuah pelampung digunakan
pelampung dengan opstan atau rambu batang.
E, Suar
Suar yang digunakan untuk tanda bahaya terpencil adalah suar warna putih dengan 2(dua) cerlang yang
mengingatkan 2(dua) buah bola tanda puncaknya.
F,Pemantul Suar.
Dalam peraturan dasaar untuk tanda bahaya terpencil yang tidak bersuar digunakan bahan pemantul balik
satu atau lebih lajur putih m huruf – huruf, angka- angka atau lambang-lambang.
Dalam peraturan umum dipakai satu atau lebih pasangan biru diatas lajur – lajur merah.
60
Gambar 34, Tanda Bahaya terpencil dipeta
A.Penggunaan
Tanda-tanda perairan aman digunakan untuk menunjukan perairan yang aman untuk dilayari disekeliling
tanda tersebut seperti tanda ditengah alur atau sebuah pelampung pengenal atau menunjukan titik yang
paling aman untuk melewati dibawah jembatan.
B. Warna.
Warna yang digunakan adalah merah putih melajur tegak, ini untuk membedakan dari laur-lajur hitam yang
menendai suatu bahaya.
C. Tanda Poncak.
D. Bentuk.
Bentuk yang digunakan adalah bulat, pelampung menara atau rambu batang.
61
Gambar 35, Tanda Buoy Peraiaran Aman
E. Suar
Suar putih terputus – putus, fase sama atau suar yang menunjukan sebuah cerlang panjang atau Kode Morse
“ A “ dipakai untuk tanda perairan aman yang bersuar jika pakai sebuah cerlang panjang( tidak kurang dari 2
detik) periode suarnya harus 10 detik.
62
Adalah daerah atau alur pelayaran yang dibuat oleh pemerintah suatu negara setempat untuk menandakan
alur perairan yang aman yang dapat dilayari pada saat melewati perairan sempit, sungai atau perairan
menuju pelabuhan.
63
e. LETAK DAN WARNA PELAMPUNG ada bermacam macam jenis yang digunakan, antara lain :
Warna pelampung : hitam, hitam putih kotak-kotak atau hitam kuning kotak-kotak.
Warna pelampung : merah, merah putih kotak-kotak atau merah kuning kotak-kotak
Pelampung merah merupakan pelampung sisi kiri (port hand) jika datang dari laut.
c) Pelampung Gosong Tengah-Pemisah dan Pertemuan (Middle ground, mid channel or bifuration)
Warna pelampung : Putih merah mendatar baik untuk hilir maupun untuk mudik
Jika ada suar : Isophase = periode gelap sama dengan periode terang
Jika ada suar : Putih cerlang atau putih tetap dengan penggelapan (flashing white or white occulting)
64
Bentuk pelampung :
Tanda Puncak : -
Jika ada Suar : hijau cerlang atau hijau tetap dengan penggelapan (flashing green or occulting green)
Gambar 38,
Buoy Perairan
khusus.
Pelampung
Tempat Tuang
(dumping
ground,outfall,spoil ground)
Warna Pelampung : keliling warna biru ditengah warna putih hurufwarna merah
DA = Danger
65
Gambar 39, System Buoy Peralihan
Arus pasang terdiri atas arus air pasang dan arus air surut.
1) Arus air pasang (floot tide) adalah arus yang mulai mengalir di waktu air sedang naik sampai beberapa
saat sesudah air pasang (high water).
2) Arus air surut (floot tide) adalah arus yang mulai mengalir diwaktu air sedang surut sampai beberapa saat
sesudah air surut (low water).
Seandainya arus air pasang itu bergerak ke kanan pada sesuatu tempat tertentu, maka arus air surut akan
bergerak ke arah yang berlawanan, yaitu ke kiri. Sebelum gerakan ke kanan berubah ke kiri (atau
sebaliknya), terdapat beberapa saat dimana gerakan air seakan-akan berhenti dan keadaan ini disebut air
tenang (slack water).
Gerakan naik turunnya permukaan laut umumnya terjadi dua kali dalam sehari.Permukaan laut yang paling
tinggi disebut air tinggi (high tide atau highwater) dan permukaaan laut yang paling rendah disebut air
rendah (low tide atau low water).Jarak dari air tinggi ke air rendah atau sebaliknya disebut lata air (range of
tide). Tinggi daripada air tinggi atau rendahnya air surut tidak selalu sama.Oleh karena itu, diambil suatu
patokan yaitu, air tinggi rata-rata untuk pasang dan air rendah rata-rata untuk air surut.
Tingginya air pasang serta rendahnya air surut sangat penting dalam pelayaran pantai, terutama apabila akan
memasuki sesuatu pelabuhan atau perairan pedalaman. Seorang navigator harus dapat mengetahui dengan
pasti, berdasarkan keterangan-keterangan yang ada apakah kapalnya dapat masuk atau keluar sesuatu
pelabuhan atau sungai dengan aman tanpa mengambil resiko kandas. Reaksi pertama seorang navigator yang
berada pada perairan dangkal atau yang akan memasuki suatu perairan yang dangkal adalah membandingkan
dalamnya laut yang tertera pada peta dengan sarat kapalnya sendiri. Kedalaman laut yang tertera pada peta
dihitung dari suatu muka surutan (chart datum), muka surutan adalah suatu permukaan khayalan dimana
kedalaman laut diukur.Setiap dalam laut yang tercatat pada peta dihitung sampai permukaan ini.
66
Untuk menetapkan muka surutan ini, tidak terdapat keseragaman di antara negara-negara maritim di dunia,
sehingga dalam menggunakan peta kita harus memperhatikan muka surutan apa yang dipakai. Beberapa
contoh dari muka surutan yang dipakai oleh badan-badan hidrografi di dunia adalah :
Air rendah perbani adalah letak permukaaan air pada waktu air rendah perbani.
Air rendah rata-rata adalah rata-rata dari semua air rendah pada suatu tempat.
Air rendah terendah adalah dalamnya air pada saat air rendah (surut).
Air rendah terendah rata-rata adalah rata-rata dari letak-letak permukaan air yang terendah pada waktu air
surut.
Air rendah purnama rata-rata adalah rata-rata dari permukaan air pada waktu air rendah purnama.
Air rendah terendah purnama rata-rata adalah rata-rata dari permukaan air terendah pada waktu air rendah
purnama.
Air rendah purnama Indian adalah letak permukaan air pada saat air rendah purnama Indian.
Terkait dengan arus pasang surut maka arus pasang surut adalah gerakan air secara horizontal.
Gaya pasang surut adalah selisih antar gaya tarik bulan / matahari dipermukaan bumi dengan dipusat bumi.
Perubahan – perubahan pasang dan surut pada setiap waktu disebut gejala periodik.
Faktor – faktor yang menyebabkan adanya pasang surut adalah meteorologi, suhu, tekanan udara, berat jenis
udara dsb. Pasang surut biasanya terjadi dua kali dalam sehari , keadaan pasang surut tentu akan terjadi air
yang paling tinggi pada waktu pasang dan air yang paling rendah pada waktu surut.
Jarak antara air tertinggi dan air terendah disebut Lata Air
Dalam kenyataannya air tertinggi dan air terendah itu tidaklah selalu tetap oleh karena itu diambil air
tertinggi rata – rata untuk air pasang dan air terendah rata – rata untuk air surut.
67
Air rendah purnama equator adalah letak permukaan air pada saat air rendah permukaan equator.
Permukaan laut rata-rata adalah letak daripada permukaan laut dirata-ratakan selama 19 tahun pengawasan.
Negara-negara yang memakai muka surutan ini adalah daerah- daerah yang hampir tidak ada pasang
surutnya.
Dari semua benda angkasa yang mempengaruhi peredaran bumi, maka bulanlah yang mempunyai pengaruh
yang paling besar atas terjadinya pasang surut di permukaan bumi. Pada waktu bulan berada di equator,
maka pasang surut yang terjadi untuk setiap tempat di permukaan bumi mengalami dua kali air pasang dan
dua kali air surut yang sama. Apabila bulan tidak berada di equator melainkan berada di sebelah utara atau
selatan, maka tempat-tempat di bumi tidak lagi akan mengalami dua pasang dan dua surut yang sama secara
menyeluruh. Pada lintang-lintang yang tinggi akan mengalami dua pasang yang tidak sama atau hanya satu
pasang.
a) Pasang harian ganda (semi diurnal tide) adalah jenis pasang yangmempunyai dua air pasang dan dua
air surut dalam sehari.
Kedudukan air pada waktu pasang (begitu juga pada waktu surut) tidak berbeda besar.
b) Pasang harian tunggal (diurnal tide) hanya terdapat satu air pasang dan satu air surut dalam sehari.
c) Pasang campuran (mixed tide), terdapat kombinasi daripada sifat – sifat pasang harian ganda dan
pasang harian tunggal. Akibatnya maka dalam sehari terdapatlah beberapa air pasang dan beberapa
air surut yang tidak beraturan.
Apabila bulan dan matahari berada pada satu garis lurus dengan bumi maka akan terjadi dua pasang. Apabila
bulan dan matahari berada pada satu sisi, maka terjadi pasang purnama dan apabila bulan berada di satu sisi
sedangkan matahari di sisi yang lain maka terjadi pasang perbani.
Untuk menyelesaikan soal-soal pasang surut, maka di atas kapal terdapatlah tabel-tabel pasang surut.
a) Untuk Kepulauan Indonesia, termasuk Singapura, kita memakai daftar pasang surut Kepulauan
Indonesia (Indonesian archipelago tide tables) yang diterbitkan oleh HIDRAL. Muka surutan yang
dipakai adalah air rendah perbani, dan waktu yang dipakai adalah waktu tolok. Daftar pasang surut
ini memberikan tabel-tabel untuk setiap pelabuhan, sungai, teluk, selat atau alur-alur pelayaran yang
penting di seluruh kepulauan Indonesia dari Teluk Aru sampai ke Merauke, termasuk Singapura.
Dalamnya air dipeta selalu dihitung dari muka surutan ( Chart Datum ) yangmerupakan sebuah permukaan
khayalan dimana dalamnya laut dihitung.
Muka surutan yang dipakai ialah air rendah perbani yaitu letak permukaan air pada waktu air rendah
perbani ( Low Water Neap = LWN ).
68
4. Angka – angka yang digaris bawahi menunjukan angka air tertinggi dan angka air terendah pada hari
itu.
5. Didalam tabel juga diberikan pembagian daerah waktu diIndonesia dan convention tabel.
Cara Menggunakan Buku Pasang Surut untuk mengetahui pasang surut disuatu tempat adalah :
1. Bulan apa
2. Tanggal berapa
3. Jam berapa
4. Air tertinggi dan air terendah dapat sekalian dilihat pad a angka – angka yang digaris bawah.
( posisi air yang dibutuhkan ).
Tabel 2. Contoh Lembaran Harian Daftar Pasang Surut Indonesia (bulan Januari 1978)
Tabel 3. Contoh Lembaran Harian Daftar Pasang Surut Indonesia (bulan Maret 1978)
69
Sebuah kapal berlayar dari Jakarta menuju Surabaya dengan draft Fore 7,3 mtr dan Aft 7,5 mtr Tiba di
Surabaya tgl 10 Agustus 2015 jam 12.00 LT, kedalaman air dipeta 10 mtr dan tinggi air ditabel pasang
surut tgl 10/08/2015 jam 12.00 : 2,3 dm . Berapakah UKC saat kapal tiba .
Garis Merah adalah : Gaya tarik bulan pada permukaan bumi dan pada pusat bumi
Garis Biru adalah : Gaya pasang = Selisih antara gaya tarik bulan, antara gaya tarik bulan
70
dipermukaan bumi dengan gaya tarik bulan pada pusat bumi
HW ..................................................
LW ..................................................
HW ..................................................
Tinggi air = Range Tinggi Air Yg Ada = Interval x Range Duraion = Menit
Interval = Menit
71
Range = 3, 2 meter = 320 centimeter
36
Cotidal chart adalah = sebuah peta yang memuat amplidrom system ( A ) dibuat karena adanya
penyimpangan – penyimpangan didaerah dekat pantai.
Dipakai pada tempat - tempat istemewa dimana air tidak mau berubah karena beberapa hal. Dimana :
A ( amplidrom point ) -- Ada beberapa daerah yang airnya bergerak dan mempunyai
waktu HW sama
72
.
Cor ange Line = 0,5. 1. 1,5. 2. 2,5. 3 ( MSR ) jarak makin besar
Contoh soal =
Kapal x dalam cotidal chartnya mempunyai MHI 4 jam 43 mnt dan MSR 1,8 mtr.
Dinyatakan dalam cotidal chart terkait stan dard point yang mempunyai MHWI 5 jam 18 mnt dan MSR
3,6 mtr. Ditanyakan waktu HW / LW di x jika ramalan standard point sama.
Jawab =
Waktu pasang =
3,6
3,6
73
Test Formatif
a. System pelampung A
b. System pelampung B
T ugas Praktek
4.LEMBAR KERJA TARUNA
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................
5. ..................................................
6. ..................................................
Semester : ..................................................
Petunjuk Umum
Kesimpulan
Tujuan : Peserta didik dapat mendemonstrasikan cara pemakaian Tabel Pasang Surut sesuai prosedur yang
benar.
74
Bahan dan Alat : Miniatur System Pelampungan dan Peta System Pelampungan.
Cara Kerja :
75
PEMBELAJARAN KE VI.
Pedoman Magnet terjadi oleh adanya medan magnet bumi disekeliling bumi Komponen horisontal dari
medan ini dibanyak tempat mempunyai arah yang sama denganarah derajah dibumi., namun karena adanya
pengaruh magnet besi kapal pedoman magnet akan memberikan arah lain pada acuan uang kita berikan pada
arah derajah.
Pedoman Gyro yang terjadi oleh penerapan hukum – hukum gyroskop pada bumi yang berotasi merupakan
instrumen penunjuk arah acuan yang tidak banyak menyimpang dari arah derajah dibumi.
Arah – arah tersebut dihitung dari 000º sampai 360º kearah kanan. Sudut –sudut horizontalnya dapat dibaca
dimawar pedoman dan bila dibagi dalam surat ialah 32 ( 1 surat 11 1/4º ).
Kapal berlayar dari A ke B maka letak B terhadap A harus dapat ditentukan dan ditunjukan pada haluan
tertentu untuk ke berlayar ke B.
Dan jika dilukiskan kita lukiskan garis singgung yang melalui derajah A, maka garis ini adalah garis Utara
– Selatan.
Arah garis singgung ini kekutub Utara Geografis kita sebut arah Utara Sejati
76
046. ARAH UTARA GYRO.
Poros gasing dari sebuah gasing yang berputar sepakat dengan jumlah putaran sangat tinggi memiliki sipat
penunjuk arah yang cukup stabil.
Yang dimaksud dengan Utara Gyro ialah : Arah horisontal yang ditunjukan oleh titik utara dari mawar gyro
( Ug )
Arah Utara Gyra ialah : suatu arah acuan untuk mngeukur sudut – sudut dalam bidang horisontal.
Arah Utara gyro tidak selalu jatuh sama dengan arah Utara Sejati ( Us ).
Oleh metode – metode kontruksi dan juga pengaruh – pengaruh luar seperti haluan, laju , perubahan haluan
dan laju serta gerakan – gerakan kapal . Maka perbedaan sudut antara kedua arah acuan tersebut tidak akan
tetap sama.
Karna ketergantungan dari Ug maka Ug bisa di sebelah Timur atau sebelah Barat.
77
047.ARAH UTARA MAGNETIG.
Komponen horisontal dari medan magnit bumi, dikebanyakan tempat mempunyai arah kira – kira sama
dengan arah derajah keUtara. Dan sudut yang dibentuk oleh komponen ini dengan derajah setempat
tergantung dari letak tempatnya dibumi.
Oleh pengukuran pada medan tsb, ditentukan selisih antara arah medan magnit horisontal dan arah geografis.
Komponen horisontal dari medan magnit bumi memberikan arah utara magnetig ( Um ).
Titik nol mawar pedoman didalam lingkungan bebas gangguan ini akan memberikan Um
Besarnya variasi tergantung dari letak tempatnya dibumi dan tahun ( Waktu ).
b. Diamana – mana dibumi Variasi berubah sangat lambat ialah beberapa menit busur tiap tahun
misalnya : ( 1 ) “ Var “ 15º W ( 1980 ) decreasing ( berkurang ) ab’ 10’ annualy” atau
( 1 ) Peta Laut.
( 2 ) Peta variasi
78
( 3 ) Peta Buku kepanduan bahari.
Medan Magnit dikapal dibangkitkan kutub – kutub magnit oleh induksi dari medan magnit dibumi Induksi
tsb memberikan arah medan magnit kapal arah yang berbeda dengan medan magnit bumi.
Yang dimaksud dengan arah Utara Pedoman adalah : Arah Horisontal yang ditunjukan oleh titik Utara
mawar Pedoman ( Up )
Dari uraian diatas berakibat bahwa ada hubungan antara Us dan Up. Variasi dan deviasi bersama-
sama dilukiskan dalam satu gambar.
79
Gambar 47, Perbedaan Sudut antara US dan Up
Adalah Sudut – sudut dalam bidang horisontal terhadap bidang membujur kapal dari depan kekanan
atau kekiri. Dihitung mulai dari depan kapal sampai 360º.disebut sudut lambung kanan.
Sudutnya mulai dari depan kapal ke kedua sisi sampai 180 dinyatakan oleh Hijau ( Kanan ) atau Merah
( ( kiri ), acuan relatip ini sebagai acuan untuk menjabarkan Sudut Lambung ( SL ). Sebagai pedoman untuk
menentukan arah haluan.
Dengan pertolongan mawar tetap yang arah 000⁰ -- 180⁰ sejajar pada bidang lunas, kita dapat
mengukursudut – sudut lambung tersebut
80
Up = Aarah horisontal dari titik Utara mawar pedoman magnet
Arah Lambung 000º = Arah horisontal dari bidang membujur kapal kedepan.
81
PEMBELAJARAN KE VII.
Dihitung kekanan dari 000º sampai 360º dengan arah – arah acuan Us , Ug, Um , Up disebut berturut- turut :
Haluan sejati ( Hs )
Haluan Gyro ( Hg )
Haluan Magnetic ( Hm )
Haluan Pedoman ( Hp ).
Haluan sejati adalah sudut antara Us dan arah horisontal dari bidang membujur kapal kedepan dihitung
kekanan ( Hs ).
Jika depan kapal menunjukan ke Us , maka bidang membujur kapal jatuh sama dengan garis U - S.
Jadi Hs = Utara hal ini dinyatakan oleh Hs = 000º , jika kapal berputar kekanan maka Hg akan bertambah.
Jadi Hs dihiung kekanan dari 000⁰ sampai 360⁰
Haluan guro tersebut dibaca pada mawar digaris layar dan diberikan kepada jurumudiatau dipasangkan pada
kemudi otomatis.
Rumus adalah : Hs = Hg + Kt
Hs = Hm + Var
= Hp + Var + Dev
= Hp + Sembir
Hm = Hp + Dev
82
Var / dev / sembir . Selalu ditambahkan.
Artinya : dijabarkan dengan tandanya ( + / - )
+ +
_ _
Jika dari Hp ke Hs sealu dikurangi
Artinya : dijabarkan berlawanan dengan
tandanya
+ -
- +
a).Haluan Pedoman = Sudut antara Up dan arah membujur kapal kedepan ditunjukan oleh garis layar,
dihitung kekanan ( Hp ). Dari 000º sampai 360º
83
Gambar 51, Sudut perhitungan antara Hs dan Hp
b).Haluan Magnet = Sudut yang dihitung dari Um kekanan sampai arah horisontal dari bidang
membujur kapal kedepan ( Hm ).
an
84
Rumus Penjabaran untuk Hm sampai Hs menjadi. Hs = Hm + Var
a) Haluan Sejati yang diperoleh ( Hs Ydp ) = Sudut horisontal dihitung kekanan dari Us sampai vektor
gerakan ( v ) dari kapal terhadap permukaan air.
Sebagai akibat dari pengaruh angin, arah gerakan kapal terhadap air adalah berbeda dengan Hs.
85
Perbedaan sudut antara Hs dan Hs Ydp disebut RIMBAN ( Leeway )
86
Gambar 57, Sudut Perhitungan Rimban
1. Menghitung Lintang dan Bujur tempat tiba jika jika diketahui tempat tolak, haluan dan jauh
2. Menghitung haluan dan jauh, jika diketahui tempat tolak dan tempat tiba.
Definisi :
87
Lintang t\Tiba ( lt ) : Lintang dari tempat tiba
Lintang Menengah : lm = lo + lt
2) Perubahan Lintang ( ∆l ) : Bujur derajah antara jajar – jajar yang melalui tempat tolak dan tempat tiba
Perubahan Bujur ( ∆b ) : Bujur khatulistiwa antara derajah – derajah yang melalui tempat tolak
dan tempat tiba.
4) Pada perhitungan Haluan dan Jauh harus selalu dipakai haluan sejati. Haluan – haluan harus dihitung
S S
Barat Barat
Dibedakan : Haluan siku – siku ialah menurut surat induk ( U - S - T - B ) dan haluan serong
Jika lo dan ∆l Senama = ∆l ditambahkan pada lo untuk mendapatkan lt.( Lintang Tiba ).
88
Gambar 58, Haluan Utara - Selatan
Bila kita memperbandingkan busur pada jajar antara dua lingkaran bujur dengan busur yang bersangkutan
pada khatulistiwa maka didapati :
= Cos Li = 1.
Daftar II :
Argumen : Lintang ( sampai 72º 28’ ) dan mil – mil simpang kita memperoleh : menit – menit ∆Bu.
Interval untuk lintang telah demikian dipilih sehingga sampai simpang 500 mil, tanpa interpolasi untuk
lintang. Kesalahan dalam tempat tiba (dalam arah Timur – Barat ) berjumlah < mil laut,
Sampai Lintang 4º dan simpang 400’ kita boleh menganggap simp = ∆Bu
89
Daftar III :
Argumen : Lintang ( sampai 72º 28’ ) dan menit – menit bujur, kita memperoleh mil – mil simpang.
C. HALUAN SERONG.
Rumus - rumus.
∆Li
Bukti :
Bagilah AC = ∆li dalam menit – menit ( banyaknya n ). Tariklah melalui titik – titik tsb jajar – jajarnya.
Tariklah melalui melalui titik potong jajar dan loksodrom ( D,E,F…..) derajahnya terjadilah segitiga –
segitiga sebanyak n.
( ADD’ , DEE’ , EFF’ …………… ) tersebut adalah = a + b + c + …………= Simpang Haluan Serong.
90
059. RUMUS – RUMUS UNTUK ∆Bu
Rata – rata dari jumlah secan – secan ini digantikan dengan sec lm. Suatu nilai yang lebih kecil dari padanya,
Catatan : Kesalahan yang terbesar didapat pada haluan 3 1/8 surat ( 35º 2’ )
Pada Lm = 70º dan jauh = 350 mil, kesalahan dalam tempat tiba adalah < 1 mil laut.
= ∆LB x Tg H
Tg H = ∆ Bu
∆ LB
91
060. Penjelasan lebih lanjut :
2. Jika > 80º , maka Tg H menjadi semakin besar sekali , kesalahan dalam ∆LB yang terjadi oleh
pembulatan ∆li dan dan LB1 akan beralih dengan lebih diperbesar pada ∆Bu.
Kedua rumus tersebut dlam ilmu pasti adalah benar , jika haluannya dibulatkan maka kita ambil :
5. Pakailah H > 85º lebih baik pakailah Rumus : Jauh = ∆Li x Tg H x Cosec H.disini log cosec H
dapat ditentukan dengan seksama . Tanpa interpolasi yang teliti terhadap H.
Argumen = Haluan dalam derajat dan surat penuh, jauh 1 --- 450 mil, 500, 600 sampai 90 mil
92
Jauh = ∆Li x Sec H Daftar I
Simp = ∆Li x Tg H.
= Segitiga siku –siku dipeta bertumbuh , yang dibentuk oleh derajah melalui tempat tolak ( A ), jajar
= Gambaran segitiga pelayaran dipeta bertumbuh keduanya disebut juga Segitiga Haluan.
AC ∆Li
AC ∆LB
a) Dipecahkan menurut Lm :
93
Li = Jauh x cos H ; Simp = Jauh x sin H dan ∆Bu = Simp x sec Lm.
b) Dipecahkan menurut LB :
maka : Tg H = Simp dan Jauh = Simp x cosec H atau Jauh = ∆Li x sec H.
∆Li
b) Dipecahkan menurut LB
∆LB
94
Haluan….. Jauh ………∆Li: ( 4 ) U / S ∆Bu = ( 8 ) T / B +/--
Tiba : ( 6 ) U / S (9)
Simp : ( 5 ) …………
Lm : (7) Daftar II
Simp ∆Bu
000 ……….
00 ............
0 ………..
……… ……….
Keterangan (1) (2) (3) : diketahui
b) Menurut LB
∆LB = (8)
Log Tg H : (9)
∆Bu : (12)
95
(8) = ditambah atau dikurangi
(11) = ditambahkan
a) Menurut Lm =
∆Li : ( 5 ) U / S ∆Bu = ( 6 ) T / B
atau
Tg H = Simp (9)
∆Li
∆Bu Simp
00 ………
0 ………
0 ,0 ……… +/--
……… ………
keterangan :
96
Dengan Tg H mendapatkan Haluan dan dengan haluan ini mendapatkan Jauh.
b) Menurut LB =
atau
Log Tg H = (12)
(12) = dikurangi
a. Tempat duga : Letak kapal yang diperoleh dari perhitungan haluan dan jauh.
b. Tempat sejati : Letak kapal yang diperoleh dari baringan dan /atau penilikan benda
angkasa.
c. Perolehan duga : Haluan dan jauh diperoleh dari tempat tolak ke tempat duga
d. Perolehan Sejati : Haluan dan jauh dari tempat tolak ke tempat sejati
e. Salah duga : Haluan dan jauh dari tempat duga ke etmpat sejati ( set and drift ).
97
yang salah mengemudi kurang baik dan lain sebagainya.
Merangkai Haluan : Menjabarkan berbagai haluan dan jauh menjadi satu haluan dan jauh
1) Ambilah jumlah aljabar dari semua Lintang dan semua Simp, untuk tiap haluan ( daftar I ).
2) Tentukanlah dari Lo dan jumlah ∆Li. Nilai Lm nya. Jabarkan jumlah simp dengan Lm menjadi
∆Bu ( daftar II ).
3) Perolehan duga Tg H = ɛ Simp ( dalam 3 desimal ) akan memberikan Haluan ( daftar I ).
ɛ ∆li
dengan Haluan dan nilai terbesar dari li dan simp, carilah jauhnya.
contoh :
Dari A = 49º 14’ U ---- 142º 18’ B, kapal berlayar berturut – turut dengan HP sbb :
HP Jauh dev
98
tempat tiba sejati ( c ) = 48º 00’ U ---- 142º 00’ B.
ɛ ∆Li
Lm = 48º31’,3 U
20 30,18
0,4 0,603 +
20,4 30,783
Simp = 8’,6
99
Tg H = Simp = 8’,6 = 0, 754 Lm = 47º 54’,3
∆Li 11,4
10 6,710
2 1,343
0,8 0,537 +
12,8 8,590
066.MENANDING ARUS
= Memperhitungkan kekuataan arus
Jawab : Pada merangkai secara datar, arus tersebut diperhitungkan sebagai haluan dan
Pada merangkai secara bulatan, arus tsb diselipkan diantara haluan – haluan selama ia mengalir.
Diketahui : Tempat tolak, haluan dan laju kapal dan tempat sejati.
Jawab : Dari tempat tolak haluan dan laju kita hitunglah tempat tiba.
Tentukanlah ∆Li , Lm, dan ∆Bu nya. Ubahlah ∆Bu menjadi Simp ( daftar III ).
Tg H = Simp = dengan Haluan dan nilai terbesar dari ∆Li dan simp kita perolehj auhnya.
100
∆Li
= Haluan yang harus dikemudikan dan jauh yang harus ditempuh dibawah pengaruh arus , untuk
mencapai tempat tujuan.
Olehkarena haluan yang dikemudikan itu, terhadap perjalanan yang ditempuh terletak pada sisi atas dari
arus, ialah sisi dari mana arus itu datang maka haluan yandikemudikan disebut Haluan diatas arus.
Diketahui : Tempat tolak, tempat tiba, kekuataan / arah arus dan laju kapal.
Hitunglah : Haluan yang harus dikemudikan dari banyaknya mil yang harus ditempuh
AU = garis U – S sejati.
Lukiskan dari D dengan DE ( laju kapal ) sebagai jari – jari sebuah busur lingkaran, yang memotong
AB d E. Tariklah Af // DE dan BF // AD, maka ﮮUAF adalah haluan diatas arus dan AF adalah jauh
diatas arus.
Sin x = a x sin ἀ
101
k
2. Dalam ▲ABF
ﮮF = 180º -- ( x + ἀ ).
AB Sin ( x + ἀ ).
Sin ( x + ἀ
AF = Jauh diatas
Haluan dasar ( Hd ) = Merupakan sudut, dihitung kekanan mulai dari Us sampai arah vektor laju kapal
terhadap permukaan bumi ( dasar laut ), jaraknya dihtung dalam mil lau internasional.
Jauh adalah jumlah mil laut yang ditempuh terhadap permukaan bumi. Dan dilukiskan dengan Ld, dengan
satuan mil laut ( knot ). Jauh diukur dengan menggunakan topdal.
Pada umumnya topdal hanya mengukur kecepatan membujur kapal terhadap air, dengan demikian laju dan
jauh yang sebenarnya terhadap dasar laut harus diperkirakan , atau ditntukan kemudian dengan alat bantu
navigasi lainnya.
Kapal bertolak dalam waktu tertentu ( Wo ) dari posisi tolak A dengan laju ( V ) knot pada haluan Hs tanpa
adanya angin dan arus , maka setelah berlayar selam ( W ) jam , kapal tiba diposisi B.
102
Gambar 64, Posisi Duga Tanpa Pengaruh
Dalam kondisi sebenarnya kapal sealau dipengaruhi oleh angin, ombak dan arus, maka setelah berlayar
( W ) jam denagn haluan yang sama kapal tidak akan tiba di B. jika diterapka dengan vektor laju ( v ),
vektor rimban duga ( Vr ) dan vektor arus ( Va ) maka laju dasar duga menjadi Ld = a + Vr + Va.
Didalam praktek vektor – vektor v,vr dan va,tidak diketahui dengan pasti ,setelah berlayar W jam maka
didapat posisi duga ( PTD )
Posisi duga / tempat duga adalah : merupakan perkiraan terbaik dari posisi yang telah memperhitungkan
segala faktor , dyang mempengaruhi Hd dan Jd.
Kapal akan dihanyutkan oleh angin terhadap permukaan air disebut rimban ( r ) , Vektor rimban dalam knot
( Vr ) memberikan arah dan kecepatan yang dipengaruhi angin.
Sudut rimban adalah sudut antara arah muka kapal dan arah kemana kapal bergerak terhadap permukaan air.
103
Gambar 66, Pengaruh angin / Rimban
Haluan kapal terhadap arah Us adalah Hs, haluan kapal terhadap air Hsr.
Didefinisikan Hsd sebagai sudut antara arah Us dengan arah gerak kapal terhadap air.
Perbedaan antara Hsr dan Hs disebut sudut rimbna disingkat ( r ). Hsr = Hs Ydp.
Rumus : Hs = r + Hs
Penentuan vektor rimban (vr)hanya dapat dilakukan sebagian topdal tergantung pada tipenya L atau Ld atau
besaran dari komponen membujur kapal dari lajunya.
Sudut rimban seringkali hanya diperkirakan besarnya tergantung dari vektor angin, tipe kapal, sarat kapal,
Untuk kapal – kapal berukuran besar , kondisi kapal dalam keadaan sarat dalam dan kecepatan penuh, sudut
rimban adalah kecil sekali tetapi untuk kapal – kapal besar sekali bila kondisi kapal kosong ( tolak bara ) dan
kecepatannya kecil rimbannya tidak boleh diabaikan.
Untuk berlayar diair pelayaran sempit. Pengaruh angin harus benar-benar diperhitungkan lebih – lebih kapal
dalam keadaan kosong
Mengoreksi Hs dengan rimban : Hsr = 160º, arah angin dari barat rimban = 6º maka untuk kapal kosong
Hs = 160º -- ( --) 6º
= 166º
104
Gambar 67, Koreksi terhadap Rimban
Sudut arus ( a ) = sudut antara gerakan kapalterhadap air dan arah gerakan terhadap dasar laut.
Hsr + a - Hd
Va = Vektor arus
Ha = Arah arus.
105
Dikapal digunakan tabel arus dan peta arus untuk mendapatkan Ld yang diperkirakan.
Dari vektor arus. Laju dan haluan dasar kita dapat melukiskan Hsr dan Vr.
Kita lingkarkan ll V’ ll dari ujung Vanpada garis haluan. Maka diperoleh V’ dan Vd. Arah V’
memberikanHsr dan ll Vd ll adalah laju dasar. Jika dikoreksi untuk pengaruh angin ataau dengan rumus
pendekatanmenerapkan sudut arus yang dihitung pada Hsrmaka kita mendapatkan Hs yang dikemudikan.
Jika kapal mengikuti berhaluan Hs ini, maka kapal terhadap dasar laut akan mengikuti garis haluan yang
dinginkan , jika koreksi – koreksi yang ditentukan oleh navigator selalu dengan yang sebenarnya .
Tetapi karena nilai yang sebenarnya dari arah arus dan rimban tidak pernah diketahui dengan pasti, maka
rute yang ditempuh tidak akan sama dengan rute yang diinginkan. Hal ini akan terbukti deri penentun posisi
yang dilakukan secara teratur.
Posisi (kedudukan yang paling mendekat /PPM ) tidak sama dengan posisi tiba duga ( PTD )
Pada peta laut kita dapat menentukan PTD pada sembarang waktu,dengan cara melukiskan haluan dasar
duga dan laju dasar dari PPM terakhir untuk waktu tertentu.
Jika dalam waktu itu kita telah menempuh lebih dari satu haluan dasar dan/atau laju, kita jangkakan ini
berturutan. Maka hasil PTD yang diperoleh merupakan pendekatan dari posisi sebenarnya pada saat itu.
106
Gambar 70, Posisi Tiba Duga
Dari posisi tolak A ( 1A,bA )kapal berlayar dengan haluan dasar duga ( Hd loks ) dan dengan Ld duga,
setelah berlayar selama W jam PTD adalah titik B ( lB, bB ).
Pada saat yang sama navigasi menentukan PPM oleh baringan pengamatan astronomisatau dengan sistim
penentuan tempat lainnya, yaitu C ( lc , bc )haluan dan jauh dari PTD ke PPMkita sebut Salah Duga.
Hd Loks adalah perkiraan dari haluan dasar yang diikuti. Kemudian ternyata bahwa Hd adalah perkiraan
yang lebih baik dari haluan dasar, sebab dari padanya terletak gangguan – gangguan , seperti angi dan arus,
yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Juga pengaruh oleh kesalahan – kesalahan yang tidak diketahui
dari alat navigasi yang digunakan, seperti topdal, kemudi ( otomatis atau manual ) serta keadaan laut
( ombak dan arus )ikut menjadi penyebab salah duga.
PEMBELAJARAN KE VIII.
107
1. Jam 00.01 – 04.00 jaga larut malam
2. Jam 04.00 – 08.00 jaga dini hari
3. Jam 08.00 – 12.00 jaga pagi hari
4. Jam 12.00 – 16.00 jaga siang hari
5. Jam 16.00 – 20.00 jaga sore hari / petang hari,
6. Jam 20.00 – 24.00 jaga malam hari.
Pusat pengendalian diatas kapal adlah dianjungan kapal, artinya bahwa semua perencanaan disepakati
bersama antara Nakhoda sebagai pipmpinan tertinggi diatas kapal dan dibantu dengan KKM ( sebagai kepala
Dept. Engine ) dan Ch.Off ( sebagai kepala Dept. Dek . Kebersamaan itulah yang menyebabkan terjadinya
suatu kerja kelompok yang diwakili oleh semua departemen yang ada diatas kapal.
Dianjungan kapal dalam menyelenggarakan pelayaran, telah dibagi juga kelompok kerja yang berisikan
perwira jaga dengan jabatan Mualim sebagai penenggung jawab diikuti jurumudi, Marconis. Semua harus
saling mendukung serta mengisi segala kelemahan dan kekurangan bahkan tanpa dimintapun keterangan
atau hal – hal yang membahayakan kapal harus segera disampaikan demi keselamatan kapal dan segala
isinya.
Bagi suatu pelayaran kapal perlu dapat diukrur jarak-jarak, arah-arah , agar supaya dapat diketahui berapa
jauh pelayaran yang akan ditempuh, berapa jauhnya, berapa mil kecepatan tiap jam serta berapa jauh suatu
benda daratan dari kapal.
Kita sudah mengetahui Loksodrom ialah garis lurus yang ditarik dipeta dari satu tempat ketempat lainya .
Pada waktu ,emgukur jarak dipeta orang harus memperhatikan perubahan ukuran perbandingan dari pada
peta
a. Ukurlah jarak –jarak dipeta senantiasa dengan menit – menit dipinggir peta yang berdiri.
b. Ambilah bagian pinggir yang selaras dengan lintangnya jarak yang akan diukur.
c. Jangka harus didirikan sedemikian rupa, hingga tengah-tengahnya jatuh sama dengan lintang
menengah dari pada lintang menengahnya kedua tempat yang jaraknya harus ditetapkan.
Contoh :
AB adalah loksodrom dari A ke B dan jaraknya harus diukur. Garos – garis titik ialah jajar daripada A
dan B jadi merupakan lintangnya. Lintang menengahnya dipeta +/- 21⁰. Ambilah jarak antara AB
dengan jangka, berdirikanlah jangka itu dipinggir yang berdiri atau derajah 130⁰ sedemikian hingga
tengahnya kaki jangka jatuh sama dengan lintang 21⁰ maka lihatlah diatas oinggir berdiri yang dibagi-
bagi, maka disitu terdapat sekian mildan itulah jaraknya antara A B.
Untuk mengukur haluan – haluan dipergunakan mawar pedoman pada peta dan garisan jajar, atau
derajah / jajar dengan menggunakan busur derjat dan segitiga.
Pada umunya penjangkaan peta dapat dibagi atas persoalan –persoalan sebagai berikut :
108
pada bujur yang diberikan,lalu tariklah derajah melalui tempat itu. Titik potong dari kedua garis tsb
adalah tempat yang diminta.
2. Menetukan Lintang Bujur suatu tempat.
Mengerjakannya :
Ambilah dengan jangka jarak antara jajar yang berdekatan dengan tempat itu ,taruklah mulai
daripada jajar ini, jangkalah diatas pinggir peta yang berdiri disini dapat dibaca lintangnya menurut
bagian-bagian mil yang ada.
Lalu ambilah jarak dari derajah yang berdekatan sampai ditempat itu, Letakkanlah jangka diatas
pinggir peta yang mendatar, satu kaki diatas derajah tsb, diatas kaki lain, dengan mudah dapat dibaca
bujurnya.
3. Dari salah satu tempa t dipeta melukis haluan dan jauh tertentu.
Mengerjakannya :
Lukislah garis haluan dengan garisan jajar dan mawar pedoman yang ada dipeta, atau dengan busur
derajat dan segitiga serta mempergunakan derajah atau jajar.
Pada garis haluan jangkakanlah jauhnya antara 2 tempat dengan mempergunakan ukuran mil-mil
diatas pinggir yang berdiri +/- ditempatnya kedua tempatdarlintang menengah.
4. Menjangkakan haluan dan jauh daripada dua tempat dipeta.
Mengerjakannya
Ukurlah haluan menurut garis yang menghubungkan kedua tempat dengan garisan jajar digeserkan
sejajar kepusat mawar pedoman yang berdekatan. Bacalah derajat-derajatnya pada busur mawar
pedoman.
Jika dapat dipergunakan busur derajat dan segitiga tidak perlu memakai mawar pedoamn. Jauhnya
dapat dijangkakan seperti dibagian.c.
25⁰
20⁰
15⁰
10⁰
109
Gambar 71. Cara Menjangka/Menghitung Garis Haluan
110
Gambar 74. Cara Menjangka Jarak Bujur di Peta
Cara perhitungan ini tidak ada pengaruh arus dan angin.Maka jauh atau jarak yang harus ditempuh oleh
kapal dalam suatu haluan tertentu dan kecepatan adalah jauh yang ditempuh oleh kapal dalam waktu 1 jam.
1. Jika ingin menghitung jauh yang telah ditempuh kapal dalam waktu
111
3. Jika menghitung kecepatan kapal untuk menempuh waktu tertentu
Keterangan :
Soal. 1.
Penyelesaian :
60
60 60 60
112
Penyelesaian :
60 60
Soal. 2.
Penyelesaian :
K (9 x 60”)
9 9
= ± 25 menit
3. Jauh yang harus ditempuh 119 mil, kecepatan kapal 13,7 mil/jam. Berapakah waktu untuk menempuh
jauh tersebut.
Penyelesaiannya :
= (13,7 x 60’’)
K (13,7 x 60”)
13,7 13,7
4. Jauh yang harus ditempuh sebuah kapal misalnya 15 mil, kemudian waktu yang diperlukan 1 jam 10
menit. Berapakah kecepatan kapal yang harus digunakan.
113
Penyelesaian:
W (70 x 60”)
70 7
114
115
Test Formatif
1. Kapal berlayar dengan kecepatan 15 knots, telah berlayar selama 1 jam 30 menit. Berapa Jauh kapal
berlayar ?.
2.Tempat tolak 27 15’ U - 035 47’ B berlayar keutara sejauh 325 mil. Diminta tempat tiba ?
4.Jelaskan cara memindahkan posisi dari sebuahpeta kepetalain yang berbeda skalanya!.
5. Pd peta laut dipi dari kareroleh keterangan sebuah suar sbb = Gp Fl (3) 20sec 10M 25m. Apakah arti
karakteristik suar tersebut ?
6. Diketahui : Hp = 120⁰ , dev = - 5⁰ , dan var = 80⁰Timur rimban pada angin Barat Daya = 100. Hitunglah
Haluan Sejati yang diperoleh?
8. Diketahui : MV. Start Mariner pada tanggal 22 Mei 2009 pukul 06.00 (WIB) berada pada posisi : 07o
24,5’S – 106o47,6’ T. dari posisi ini kapal berlayar hingga pukul 12.00 (WIB) pada tanggal yang sama
hingga berada pada posisi : 06o 48,5’S– 106o47,6’ T.
Hitunglah :
9. Diketahui tempat tolak 12° 20’ 00’’ U - 101° 15’ 00’’ T. Kapal berlayar Haluan Utara, sejauh 158 mil.
Ditanyakan ;
3) Berapa ΔLi ?
116
Tugas Praktek
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................
5. ..................................................
6. ..................................................
Semester : ..................................................
Petunjuk Umum
Kesimpulan
Tujuan : Peserta didik dapat mendemonstrasikan cara Mplot posisi, menentukan Koordinat, Membuat garis
Haluan dan menghitung jarak sesuai prosedur yang benar.
Cara Kerja :
3. Membuat garis Haluan dipeta dengan bantuan garis-garis bujur atau dengan mawar pedoman
117
PEMBELAJARAN KE IX.
NAVIGASI PANTAI
A. PENGANTAR
076. TIGA KONDISI NAVIGASI
Penentuan tempat merupakan bagian yang penting dari navigasi, untuk dapat ,ememtukan tempat kedudukan
(posisi) navigasi dibekali sejumlah metode – metode , masing – masing dengan ciri – ciri tertentu yang khas.
Ciri-ciri karakteristik terpenting dari metode penentuan tempat adalah : , waktu pengamatan. Sera selang
waktu pengamatan yang berurutan.
Jika telah diketahui titik tolak maka kita tentukan bebbagai kebijakan navigasi yaitu :
Penentuan tempat kedudukan dilakukan dengan mengkombinasikan dengan berbagai garis-garis posisi.
Suatu garis posisi disingkat LOP ( Line of Position ), merupakan titik – titik yang masing – masing
memiliki nilai konstan besaran navigasi.
Dalam LOP1 ditetapkan oleh Bs dari menara suar AA dan LOP2 oleh Bs dari pulau BB. Jika kedua
baringan dilakukan bersamaan waktu dan tanpa salah, maka titik potong kedua LOP merupakan posisi
pasti . Suatu posisi dilayarkan yang dperoleh dari Hd dan Ld disebut Posisi Tiba Duga ( PTD ).
118
Gambar 75, Line of Posistion
Hasil perpotongan garis antara LOP1 dan LOP2 bukanlah posisi yang sebenar nya ,
sehubungan itu maka dalam navigasi kita tidak mengatakan tempat kedudukan yang dihasilkan dari
beberapa garis posisi, tetapi kita sebut Posisi Paling Mendekat di singkat PPM, dalam gambar
perpotongan kedua LOP memberikan PPM untuk waktu pengamatan 18.00 ZT dan pembacaa topdal 22.
Garis baringan dalam keadaan jarak sampai titik baringan kurang dari 50 mil, diplot dipeta sbb :
Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh baringan dapat diformulasikan sbb :
119
B. DIFINISI.
Navigasi Pantai : Penentuan tempat dengan pertolongan benda – benda darat, yang dicantumkandidalam
peta.
Membaring : Menentukan arah dalam mana kita dari kapal melihat suatu benda.
Sinara Baringan: Lingkaran besar antara titik baringan dan titik pusat mawar pedoman.
Baringan : Sudut antara sinar baringan dan salah satu arah Utara ( Up, Um,,Us ).
Baringan Pedoman : Sudut antara sinar baringan dan arah Utara Pedoman.
Barinagan Magnet : Sudut antara sinar baringan dan arah Utara Magnet.
Barinagan Sejati : Sudut antara sinar baringan dan arah Utara sejati.
Deviasi selalu dicari dengan haluan pedoman yang dikemudikan pada saat membaring :
= Tempat kedudukan semua penilik dalam mana titik baringan yang sama itu memberikan
120
Gambar 76, Lengkung Baringan
Garis Baringan = Garis lurus dipeta laut yang ditarik dari titik baringan , berlawanan dengan baringan
loksodrom ).
Jadi baringan suatu benda yang nampak pada umumnya akan memberikan suatu garis lurus dipeta , dalam
mana sipenilik berada.
Sama halnya pada haluan – haluan definisi untuk baringan-baringan dapat diberiah ap arkan terhadap arah –
arah acuan yang telah dipilih
Baringan = Suatu horizontal diukur dari arah acuan. tertentu dihitung kekanan samapai
121
Sudut – sudut baringan itu dihitung ke kanan dari 000⁰ samapai 360⁰.
a) Baringan Sejati( Bs ) = Sudut horizontal dihitung dari Us, kekanan sampai pada arah
letak benda.
b) Baringan Gyro ( Bg ) = Sudut horizontal dihitung dari Us, ke kanan sampai pada arah
sipenilik membaring benda.
Disayap – sayap anjungan terdapat anak pedoman ( repeater ) pembaring gyro sehingga navigtor dapat
membaring secara visual, sudut yang dibaca merupakan baringan gyro.
Bs = Bg + Kt
122
a) Jika nerlayar dengan pedoman magnet serta mengambil baringan - baringan padanya , maka
Baringan Pedoman ( Bp ) = Sudut horizontal dihitung dari Up kekanan sampai piada letak benda.
Untuk merubah dari Bp ke Bs kita menggunakan rumus penjabaranyang sama seperti untuk haluan –
haluan pedoman =
b). Baringan Magnetik (iBm ) = Sudut horizontal dihitung dari Um kekanan sampai arah benda
yang dibaring.
Pelaksanaan praktis tentang ini hanya untuk menentukan Dev. Dari sub a dan b berakibat penjabaran rumus
Sbb :
123
Bs = Bm + Var
Ialah sudut horizontal diukur dari bidang membujur kapal kedepan sampai arah benda yang dibaring.
Jika sudut itu kita ukur dari arah acuan ini kekanan dari 000º sampai 360º maka sudut yang diukur disebut
Sudut Lambung Kanan ( SLK ).
Tetapi jika kita hitung sudut itu kekanan atau kiri dari 000º sampai 180º maka pada nilai bilangan tersebut
kita bubuhi “ HIJAU “ atau “ MERAH “
Sembir telah kita sebut sebagai suatu koreksi yang terdiri ats jumlah aljabar dari Var dan Dev.
Untuk menjabarkan sududt – sudut yang diukur pada pedoman magnet harus diketahui nilai kedudukan
koreksi tersebut.
Dari uraian terdahulu telah diketahuirumus – rumus penjabaran untuk haluan – haluan dan baringan -
baringan pedoaman magnet ialah sbb :
1. Dibumi terdapat sepasang kutub yang membangkitkan medan gaya ( kekuatan ) yang meliputi
seluruh bumi. Dibelahan bumi selatan garis – garis gaya berjalan keluar dari permukaan bumi dan
berjalan masuk kepermukaan bumi dibelhan utara, jadi gaya medan tersebut mengarah dari selatan
ke utara ditempat garIs – garis gaya keluar tegak lurus dari permukaan bumiterletak kutub selatan
magnet ( 66º S -- 144º T ) ga ris – garis tersebut berkumpul pada permukaan bumi dan di tempat ia
memotong tegak lurus permukaan bumi terletak kutub utara magnet ( kira – kira 76º U -- 100º B ).
124
2. Namun posisi kutub – kutub magnet adalah tidak tetap, akibatnya medan magnet bumi berubah .
Dalam tiap tahun nilainya kecil saja tetapi untuk navigasi tidak boleh diabaikan.Apabila kita
tempatkansebuah magnet didalam medan magnet bumi, maka kutub utara magnetnya mengarah
dalam medan ini, sama dengan arah medan tsb. Kutub – kutub medan magnet bumi dipermukaan
bumi tidak jatuh sama dengan kutub – kutub geografi. Selain itu medan tsb tidak homogen
sehingga magnet yang dapat dipasang bebas gangguan di dalam medan tsb mengambil arah yang
tidak terletak pada bidang derajah geografi.
Komponen horizontal kekuatan medan dari medan magnet bumi setempat memberikan arah Um
Garis singgung disusut titik pada medan magnet bumi disebut Derajah Magnet.
3. Sudut antara derajah geografi dan derajah magnet dibumi disuatu titik dibumi disebut Variasi.
Olehkarena perubahan medan magnet bumu, maka variasi juga ikut berubah. Besar perubaha
diberikan didalam peta – peta laut sebagai penambahan atau pengurangan ( Increasing / decre –
asing ) dari nilai mutlaknya tiap tahun. Pada peta BA khusus dari USA Pilot Chart diberikan
variasi untuk selurih permukaan bumi untuk tahun tertentu dan juga perubahan variasi tiap
tahun. Variasi tersebut diberikan oleh garis – garis yang ditarik melalui tempat – tempat dengan
variasi yang sama, garis – garis ini disebut dengan ISOGON.
Isogon untuk variasi = nol disebut AGON.
Didalam peta – peta variasi BA , Untuk Var timur garis – garis tsb diberi warna MERAH dan
untuk variasi Barat diberi warna BIRU. Juga diberikan perubahan var oleh garis – garis yang lebih
lebar dan kurang tebal sebagai “ The Approach “ garis – garis ini disebut ISALLOGON.
1. Peraturan kapal -= kapal 1935 mewajibkan pada kapal niaga Indonesia antara lain bahwa dikapal
harus ada pedoman magnet yang berfungsi dengan baik untuk dapat membaring dan mengemudi .
Ini berati bahwa medan pengganggu magnet kapal setempat harus ditimbal dengan baik oleh orang
ahli dan berwenang. Pada tiap pedoman magnet dikapal harus ada daftar deviasinya, selama dalam
pelayaran deviasi tsb kita tentukan sendiri dengan pengamatan benda – benda dibumi atau benda –
benda angkasa. Deviasi adalah tergantung dari haluan yang dikemudikan dan lintang kapal.
2. Deviasi yang diperoleh dicat at didalam buku harian kapal juga dalam buku harian pedoman
( khusus ). Penentuan deviasi dilaksanankan oleh baringan benda angkasa, garis merkah / penuntun
atau dengan problema snellius
Navigator harus sering kali mememriksa deviasi, ialah pada perubahan haluan dan selatnjutnya
Dihitung paling sedikit tiap penjagaan sekali serta dicatat didalam buku harian pedoaman tersebut.
125
PEMBELAJARAN KE X.
a. Baringan silang
b. Baringan silang dengan geseran
c. Baringan dengan pengukuran sudut dalam bidang datar.
126
Ib.BARINGAN DENGAN PERUMAN
diperum = 9 mtr
koreksi = 2 mtr --
Jika garis tinggi jatuh sama dengan derajah maka penentuan tempat ini disebut baringan pada Bujur ( S2 )
Jika garis tinggi jatuh sama dengan jajar : disebut baringan pada pada lintang ( S3 ).
127
IIa. BARINGAN DENGAN GESERAN
= Benda yang sama dibaring dua kali , dengan berubah tempat antara baringan – baringan tsb.
( Baringan dengan geseran dalam mana Bar II terhad haluan adalah 2x Bar I terhadap haluan ).
Jadi jarak kebenda yg dibaring pada Bar II adalah sama dengan jauh yg digeserkan antara baringan tsb.
128
Gambar 86, Baringan Sudut Berganda.
Cara melukiskan dipeta cukup hanya baringan II saja dan menjangka Jarak AC dengan jauh BC antara
kedua baringan tsb.
( Baringan sudut berganda dalam mana baringan II dilakukan ketika benda itu melintang ).
Disini baringan I adalah 45⁰( 4 surat ) terhadap haluan , jadi baringan II harus tepat melintang ( 90⁰ = 8
surat ) terhadap haluan, Sekarang kita dapat jarak terpendek, dalalm mana benda yang dibaring itu dilewati
Konstruksi dipeta adalah sama seperti halnya pada baringan sudut Berganda.
1. 1.Baringlah benda, apabila ini tiba pada 26 ½ ⁰ terhadap haluan dan catatlah waktunya.
2. Baringlah lagi, benda tsb apabila baringannya pada lambung yang sama menjadi 45⁰ catatlah
waktunya
3. Sekarang jika kapal dengan laju yang sama, masih terus berlayar dalam selang waktu yang sama.
Jadi menempuh jarak yang sama , maka benda tsb akan melintang pada lambung yang sama, Pada
saat tsb jarak dari kapal sampai benda yang dibaring adalah sama dengan jauh antara 2 baringan
yang pertama.
129
4. Jadi pada baringan II kita sudah mengetahui dimana kapan akan tiba, jika benda yang dibaring itu
melintang dan karenanya dapat mengambil tindakan seperlunya ( misalnya tiba terlampau dekat
pada pantai ).
Jika benda A kita baring pada pukul 09.00 dalam arah yang membentuk sudut 26 ½ ⁰ dengan garis haluan,
dan pada pukul 09.20 baringan tsb membentuk sudut 45⁰ dengan garis haluan serta selama jangka waktu 20
menit itu jarak yang ditempuh adalah misalnya 4 mil.
Maka AD = CD mil
Jadi benda A akan melintang pada pukul 09.04 dengan jarak 4 mil.
130
IIIb. BARINGAN SILANG DENGAN GESERAN
( Baringan dari dua benda yang di kenal dalam mana antara kedua penilikan tersebut diadakan geseran ).
1. Baringlah benda A pada pedoman dan catatlah waktunya serta jabarkanlah menjadi Bs.
2. Tariklah garis baringan I dari A, berlawanan dengan arah BsI dan tentukanlah titik potong C
dengan garis haluan
3. Baringlah benda yang kedua ( B ) setelah berselang beberapa waktu lamanya, dan catatlah
waktunya serta jabarkanlah Bp menjadi Bs.
4. Tentukanlah jarak yang ditempuh dan jangkakan ini ( CD ) pada arah haluan, serta tariklah
garis baringan I yang digeserkan melalui D
5. Tariklah dari benda B garis baringan II berlawanan dengan arah Bs II ; titik potong S adalah
posisi kapal pada baringan II.
1. Baringlah pada pedoman, salah satu dari kedua benda misalnya A, dan ukurlah sekaligus
sudut dalam mana A dan B terlihat dengan sextant ( ᾴ ).
2. Jabarkanlah Bp menjadi Bs, dan tariklah dari A garis lurus dalam arah berlawanan dengan
baringan sejati ( Bs )
3. Lukislah dititik sembarang C pada garis ini, Garis CD yang membentuk sudut dengna AC,
yang sama dengan sudut yang telah diukur ( ᾴ )
4. Tariklah dengan mistar jajar dari B garis lurus sejajar dengan CD. Titik potong S dari
gambar ini dengan garis baringan I adalah posisi kapal.
Pada baringan silang kita mengambil pula baringan III sebagai baringan pemeriksa. Apabila tidak ada
kesalahan – kesalahan maka garis – garis baringan tsb akan berjalan melalui satu titik sebagai akibat dari
adanya kesalahan baringan. Terjadilah apa yang disebut Segita kesalahan ( ∆ DEF ).
Misalkan kesalahan tsb hanya karena pemakaian sembir ( var + dev ) maka posisi kapal dapat ditentukan
Sbb :
131
2. Dengan stationpointer
3. Dengan kertas hening
4. Dengan lingkaran – lingkaran luar.
Konstruksi dipeta :
Ketiga garis baringan tsb diputarkan sama banyaknya (b) dalam arah yang sama sehingga ketiga garis tsb
berjalan melalui satu titik ( S )
1. Kaki – kaki ( mistar – mistar ) yanarag dapat bergerak supaya membentuk sudut – sudut dengan
kaki yang tetap sebesar sudu t - sudut antara garis – garis baringn
2. Stasioner ditaruhkan diatas peta sedemikian sehingga sisi tajam dari mistar – mistar itu jatuh
berimpit melalui ketiga benda baringan.
3. Maka titik pusat pembagian lingkaran dari statioponter memberikan tempat sejati ( S )
Selembar kertas hening ditaruhkan diatas mawar pedomran ( dipeta ) dan dari titik pusatnya tariklah ketiga
garis baringan tsb. Dengan lukisan ini kerjakanlah seperti halnya dengan stationpoiter
Apabila garis – garis baringan tsb mempunyai kesalahan yang sama namun sudut antara garis – garis
baringan itu adalah tetap benar.
Sipenilik ada pada lingkaran luar dari segitiga yang terbentuk oleh dua garis baringan dengan garis
penghubung titik – titik baringan.
132
R = 1/2a x cosec < D
Didalam daftar I ambilah < D sebagai haluan dan ½ a sebgai simpang maka J = R
( jari – jari lingkaran ). Titik potong dari dua lingkaran tersebut menentukan posisi kpl.
Pada kesalahan baringan yang sama pada umumnya letak kapal ada diluar segita kesalahan tsb. Hanya
apabila sipenilik ada didalam segitiga titik baringan maka letak kapal ada didalam segitiga kesalahan tsb.
Dengan kata lain :
Apabila ketiga titik baringan itu terletak pada busur cakrawala < 180⁰, maka sipenilik ada diluar segitiga
kesalahan. Apabila ketiga titik baringan itu terletak pada busur cakrwala > 180⁰ maka sipenilik berada
didalam segitiga kesalahan.
∆ DEF = ∆ kesalahan
133
092. PENGARUH KESALAHAN BARINGAN.
Kesalahan penilikan tsb bahkan dalam keadaan yang baik dapat mencapai 0,5⁰ , apabila kapal oleng atau
mengangguk sehingga mawar pedoman jadi tidak tenang, maka kesalahan tsb dapat lebih besar . Kearah
mana dan berapa besar kesalahan ini, tidak dapat diketahui dengna pasti.
a) Misalkan ∆ Bu = Kesalahan penilaian yang terbesar . Posisi kapal ( S ) terletak didalam segi –
empat – kesalahan. Ialah tempat kedua sektor baringan dari A dan B itu saling memotong.
Pada baringan silang maka pengaruh kesalahan dalam baringan adalah terkecil, jika sudut antara garis –
garis baringan itu ( < S ) antara = 90⁰
134
Dalam ▲ASS’ : SS’ = Sin ∆Bu
Jadi agar SS’ sekecil mungkin, maka j harus sekecil mungkin serta cosec S harus sekecil mungkin ( cosec
90⁰ = 1 )
Kesimpulan :
Mengingat kesalahan dalam baringan, pilihlah selalu benda – benda yang dekat dan sudut perpotongan
garis – garis baringan = 90⁰.
c) Ditinjau dari urutannya membaring , Baringlah lebih dahulu benda yang berubah paling lambat,
ialah benda yang terdekat pada haluan kapal.
a. Untuk geseran kita ambil : jauh terhadap air , yang sebenarnya adalah jauh terhadap dasar laut .
Sebaliknya : < S = geseran = 90⁰. Akan tetapi hal ini memerlukan jangka waktu yang lebih besar,
sehingga ▲geseran akan menjadi lebih besar pula. Sebagai nilai minimal geseran, ambilah 30⁰. ↔
Arus dari belakang , letak kapal menjauhi daratan, terhadap
muka mendekati
135
Dengna arus dari belakang :
sebenarnya.
Apabila pada waktu pergeseran itu arusnya tidak tepat datang dari belakang atapun dari muka, maka
pengaruhnya adalah berlainan.
b. Didalam praktek perhatikanlah selalu pada waktu membaring hal – hal sbb :
1. Catatlah haluan yg dikemudikan.Sebab deviasi tergantung dari padanya
2. Catatlah nilai variasi dipeta laut, ingatlah pada haluannya dan perubahan tahunannya.
3. Jabarkanlah baringan pedoman ( Bp ) menjadi baringan sejati ( Bs ).
4. Pilihlah benda – benda baringan sebaik – baiknya :
a.Benda yang terdekat
b.Pada baringan silang: garis – garis baringan membentuk sudut = 90⁰
c.Untuk membaring: benda sebanyak mungkin diarah muka atau belakang. Jadi yang
terdekat dengan garis haluandan benda II sebanyak mungkin yang melintang kapal.
5. Pada tiap baringan, catatlah penunjukan topdal dan juga waktunya :
Dari pembacaan topdal, kita dapati jauh antara dua baringan ataupun jauh antara dua
baringan silang.Dari penunjukan waktu kita dapat mengetahui pengaruh arus ditempat itu.
6. Periksalah sedapat mungkin nilai deviasi – deviasi didalam daftar kemudi.
c. Baringan Untuk Menentukan Salah Pedoman ( Deviasi ).
Selain untuk menentukan posisi kapal, baringan dapat pula digunakan untuk menentukan deviasi pada
haluan yang sedang dikemudikan.
136
Test Formatif
Tugas Praktek
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................
5. ..................................................
6. ..................................................
Semester : ..................................................
Petunjuk Umum
Kesimpulan
Tujuan : Peserta didik dapat mendemonstrasikan cara Mplot posisi, menentukan Koordinat, hasil baringan
dipeta sesuai prosedur yang benar.
Bahan dan Alat : Peta Laut, Peralatan Menjangka Peta. Alat membaring
137
Cara Kerja :
1. Baringan Obyek yang sedang diamati dan dikenal dengan alat membaring
2. Baringlah obyek dengan sudut tidak kurang dari 30 derajat
3. Pilihlah obyek yang terdekat
4. Hindari kesalahan bpada baringan
5. Merubah Bp menjadi Bs
6. Mplot posisi kapal sesuai dengan baringan yang dikerjakan
138
PEEMBELAJARAN KE XI.
Selain untuk menentukan posisi kapal baringan – baringan dapat juga kita gunakan untuk menentukan atau
memeriksa deviasi pada haluan yang sedang dikemudikan : disini akan diuraikan lebih lanjut berbagai cara
untuk dilakukan dalam pelayaran
A. Dalam pelayaran selalu dianjurkan untuk secara teratur memeriksa nilai deviasi - deviasi yang
tercantum didalam daftar kemudi. Terutamam ini perlu dilakukan apabila kita cukup lam
mengemudikan haluan yang sama dan kemudian merubah haluan. Deviasi pada haluan baru yang
dikemudikan kerapkali akan menyimpang dari nilai yang tercantum didalam daftar kemudi untuk
haluan ini. Hal ini disebabkan oleh pengaruh magnestisme kapal terhadap kedudukan jarum
pedoman
B. Jika dalam pelayaran itu kapal memuat atau membongkar maka jenis barang yang dibongkar atau
dimuat dapat juga mempengaruhi nilai deviasi, sehingga nilai ini tidak sama dengan nilai yang
diberikan didalam daftar kemudi pada haluan yang sedang dikemudikan itu. Maka dari itu
pemeriksaan terhadap deviasi selalu diperlukan, terutama pada perubahan – perubahan haluan. Hasil
penentuan tersebut dicatat dengan seksama didalam jurnal pedoman.
1. Dengan membaring dua benda yang terletak dalam satu garis lurus/ garis merkah
Untuk kepentinganini ini, BS dan Bm harus dihitung dalam derajat dari 0º sampai 360º terhitung dari Utara
melalui Timur
1. Baringlah dengan pedoman arah kedua titik pada saat keduanya berimpit (terlihat menjadi satu
dalam satu arah)
2. Carilah dipeta laut baringan sejati kedua titik itu pada saat berimpit.
3. Hitunglah dari kedua baringan tersebut sembir dari dari pedoman ( sembir = Bs – Bp)
4. Bacalah pada peta laut variasinya
5. Tentukanlah dari sembir dan variasi nilai deviasinya ( dev = semb – var ).
Bs = ...................
Bp = ................... ( --)
139
var = ................... ( -- )
Gambar 98. Deviasi Dengan Membaring Dua Buah Benda Yang Berhimpit.
Contoh : Diketahui Bs dari titik berimpit adalah 020º haluan yang dikemudikan Timur Laut. Pada saat
keduabenda itu menjadi satu arah, kita baring dengan pedoman keduanya berimpit = 120º, menurut peta laut
variasi = 3º barat. Hitunglah : deviasi pada haluan tersebut
Jawab : Bs = 020º
Bp = 028º --
Semb= (-) 8
var = (-) 3º --
dev= (-) 5º
140
Deviasi yang diperoleh hanya berlaku untuk haluanpedoman yang sedang dikemudikan ( Timur Laut ).
Selanjutnya dengan mengarahkan kapal menurut pedoman berturut – pada surat induk dan surat – surat
antara induk (8arah mata angin). Sambil menahan Kedua titik baringan tetap berimpit,akhirnya kita dapat
memeriksa seluruh daftar kemudi. Hal ini dapat dilakukan pada masing – masing cara penentuan deviasi
tersebut.
Untuk kepentingan ini yang dimaksud dengan benda jauh adalah suatu titik baringan yang jaraknya > 60 x
jari – jari lingkaran putar kapal. Dini nilai paralak pada saat membaring adalah < 1º
Bm atu Bs benda jauh daoat ditentukan dari peta, didalam bandar, maka letak kapal cukup seksama dikenal.
( dekat pelampung kepil atau dekat pintu masuk bandar dsb)
Didart dengan sebuah pedoman yang ditempatkan bebas dari pengaruh besi – besi, kita membaring pedoman
yang ada dikapal dan sebaliknya dengan pedoman tolok kita baring pedoman yang ada didarat pada suatu
isyarat yang telah ditentukan.
Kedua pengamat didarat dan dikapal mencatat waktunya masing – masing pada saat membaring itu. Maka
disini deviasi dapat ditentukan berdasarkan rumusan berikut :
deviasi = Bm + 180º - Bp
141
Gambar 100, Deviasi Dengan Baringan Timbal Balik
Daftar kemudi ialah Suatu tabel (daftar) dalam mana tercantum nilai – nilai deviasi pada
Jadi guna menyusun daftar tsb perlu diketahui nilai kesalahan untuk kesemua 32 surat dari pedoman. Dalam
pelaksanaanya pada pengamatan langsung hanya diperlukan sebanyak 8 mata angin yaitu 4 surat induk dan 4
surat antara induk.
Untuk kepentingan penyusunan tsb kita dapat menggunakan salah satu cara penentuan deviasi yang telah
diuraikan.
Contoh :
sambil kapal membuat lingkaran putar dengan tros muka pada pelampung
kepik didalam bandar, benda jauh tsb dbaring dengan pedoman totok sbb :
Hp (Tolok) Bp
U 098º
TL 096º
T 094º
142
M 096º
S 099º
BD 103º
B 106º
BL 104º
143
PEMBELAJARAN KE XII.
PROBLEMA SNELLIUS.
Yang dimaksud dengan metode penentuan tempat ini adalah :
Pengukuran sudut (ᾴ ) dan ( ϐ )antara dua pasang titik yang dikenal dalam bidang hori -
Problema snellius terdiri atas kombinasi dari dua pengukuran sudut horisontal terhadap berbagai pasang
titik - titik yang dikena. Titik potong dari garis posisi ( berupa lingkaran ) yang demikian memberikan
posisi sejati.
Seperti halnya pada metode-metode penentuan tempat yang lainmaka dalam “ Snellius “ ini harus
pula memenuhi bebererapa syarat sbb :
1. Sudut ᾴ dan ϐ harus bernilai t erletak antara batas 30⁰ dan 150⁰
2. Jarak antara pengamat sampai titik – titik yang dikenal harus sekecil mungkin.
3. Pengukuran sudut – sudut ᾴ dan ϐ harus dilakukan secara bersamaan atau praktis bersamaan
4. Kedua busur lingkaran / garis singgung harus saling memotong dengan dengan sudut yang sedekat
mungkin dengan 90⁰ tetapi sebaiknya tidak lebih kecil dari 30⁰. Syarat ini terpenuhi jika jumlah
sudut - sudut ᾴ + ϐ + φ terletak antara 30⁰ ---150 ⁰ atau antar batas 210⁰ -- 330⁰. Sudut potong
garis – garis posisi adalah optimal ᾴ + ϐ + φ = 90⁰ atau 270⁰,
5. Titik – titik yang diamati harus merupakan titik – titik yang dikenal, pada pengukuran dengan
seksta, koreksi indeksnya harus diketahui.
1. Lebih akurat daripada penentuan posisi oleh baringan pedoman, karena pembacaan sekstan
lebih akurat daripada pedoman
2. Tidak bergantung dari salah pedoman ( variasi / deviasi )
3. Sudut – sudutnya ( ᾴ dan ϐ ) dapat diukur dari setiap bagian kapal.
C).Kerugiannya adalah :
1. Mengambil waktu lebih lama dari pada penentuan posisi oleh baringan
2. Diperlukan tiga benda yang terpilih
3. Jika benda – benda tersebut telah di petakan secara tidak benar ataupun salah dikenal, maka hasil
penentuan tempat menjadi tidak benar, letak benda – benda salah dipetakan akan mengakibatkan
hal yang sama seperti 3 garis baringan yang tidak saling memotong disatu titik.
144
101. CARA MELUKIS POSISI KAPAL ( S ).
Untuk menentukan plotting posisi itu tidak mutlak perlu melukis lingkaran – lingkarantsb. Ketiga garis OA,
OB, OC dapat juga dilukiskan pada kertas bening / plastik dengan sudut– sudut pada O seperti yang telah
diukur ( ᾴ dan ϐ ). Kemudian kertas itu diltakan pada diatas peta, demikian sehingga OA,OB, dan OC
berturut – tapaturut berjalan melalui benda – benda A, B dan C maka akhirnya posisi O didapat dengan
menandai tusukan dengan jangka.
102. STATIONPOINTER
Penentuan posisi sejenis ini dilakukan dengan lebih baik dapat dilakukan dengan stationpointer ( Inggris)
atau tree Arm Protector (USA) , alat ini terdiri atas tepi piringan (D) yang terbagi dalam tengahan derajat 0⁰
samapi 180º pada kedua belah sisi. Dibagian tengahnya berlubang sehingga dengan pensil titik pusat
lingkaran / piringan tersebut dapat dilukiskan dipeta.
Pada tepi piringan ini dipasang 3 penggaris / lengan. Lengan yang ditengah adalah tetap pada sedangkan
yang kedua lainnya dapat berputar titik pusat lingkaran. Sisi tajam di kiri lengan tetap (B) memotong
pembagian tepi dititik nol dan berjalan tepat melalui pusat lingkaran. Demikian pula halnya dengan sisi
tajam kanan penggaris (A) dan sisi tajam kiri penggaris (C).
Penggaris – penggaris yang bebas bergerak dapat dikencangkan dengan sekrup jepit pada sembarang
kedududkan. Jika perlu dapat dipasang bagian – bagian penyambung pada penggaris – penggaris tsb. Sudut
yang telah diukur (ᾴ danϐ ) kita stel dengan seksama pada piringan tsb dan penggaris – penggaris dijepit
dengan . Kemudian alat tsb diletakkan diatas peta dan digeserkan dengan cara yang sama seperti halnya
dengan kertas bening.
145
Gambar 102, Mplot Posisi Dengan Cara Stationpointer
Untuk menjamin adanya posisi kapal benda – benda yang diamati harus dipilih secara seksama sebagai
berikut :
1. Ketiga benda terletak tepat atau hampir tepat pada satu garis lurus yang sama.
2. Benda yang ditengah adalah lebih dekat kekapal dan pada garis yang menghubungkan kedua benda
lainnya.
3. Kapal berada didalam segitiga yang terbentuk oleh ketiga benda .
Posisi kapal diperoleh dengan jalan pengukuran sudut – sudut dalam bidang horisontal dengan menggunakan
sekstan secara bersamaan (oleh dua pengamat ).
146
Dari 3 benda yang dikenal dipeta ( A,B dan C) diukurlah sudut – sudutnya (ᾴ dan ϐ ) dari dua pasang benda
tersebut(A/B dan B/C). Sebelum pengukuran sebaiknya koreksi indeks dari pesawat sekstan ditentukan
terlebih dahulu yaitu terhadap benda yang terlihat langsung dicermin kecil.
Misalkan A,B, danC adalah ketiga benda yang dikenal dan S = letak kapal.
AB, BC,dan ﮮB maka selanjutnya posisi kapal diperoleh sebagai berikut :
2. Alat mekanis
a. Stationpointer
b. Kertas bening / plastik
3. Perhitungan
1. Lukislah dititik A : sudut ᾴ = 40º maka dari titik 0º dibagian bawah sehingga kaki sudutnya
memotong garis sumbu dari AB dititik P1 yakni titik pusat lingkaran yang melalui A dan B yang
berisi sudut tepisebesar 40º, lingkaran ini merupakantempat kedudukan semua kapal yang
mengukur sudut 40º antara A dan B.
2. Lukislah sudut yang kedua (= ϐ) dengan cara yang sama, yakni dengan meletakan titik pusat busur
derajat dititik C, hingga garis pembagi 90º tepat terletak pada garis hubung BC, maka akan kita
dapati titik P2 pada garis sumbu BC.
3. Lukisla lingkaran yang akan melalui A dan B dengan P1 sebagai titik pusatnya demikian pula
lingkaran yang akan melalui B dan C dengan P2 sebagai titik pusatnya.
Maka kedua lingkaran tersebut saling memotong dititik S sebagai posisi kapal.
147
Gambar 104, Planametri Dengan Busur Derajat
R1 = ½ AB x cosec ᾴ Didalam daftar I : Ambilah sebagai haluan ½ AB sebagai simpang. Maka jauh
yang terkait = jari - jari lingkaran tersebut (R1)
2.Jangkalah R1 dari A dan B1 yang akan memberikan titik pusat lingkaran yang melalui A dan B lukislah
lingkaran itu
3. Kemudian dengan cara yang sama hitunglah R2 dan seterusnya lukislah lingkaran kedua yang melalui B
dan C. Maka titik potong dari kedua lingkaran tersebut adalah posisi kapal (S).
Kesaksamaan ini tergantung dari jarak titik – titik yang dikenal dan sudut perpotongan kedua lingkaran,
apabila segiempat ABCS merupakan segiempat tali busur maka kedua lingkaran tersebut akan jatuh berimpit
dan penentuan posisi kapal menjadi tidak mungkin.
148
Jadi kapal akan berada pada lingkaran yang melalui ketiga titik A,B dan C yang diamati. Dalam hal ini
jumlah sudut ᾴ + ϐ = suplemen < ABC (ᾴ) artinya ᾴ + ϐ = ɤ = 180º. Guna memperoleh posisi kapal
baringlah salah satu titik tersebut : maka titik potong lingkaran dan garis baringan (Bs) ini merupakan posisi
kapal(S) untuk menjamin terdapatnya posisi kapal, pilihlah ketiga benda itu seperti yang telah diuraikan
pada nomor 112.
Juga apabila kedua lingkaran itu saling memoton atau sudut yang kecil, penentuan posisi jadi tidak seksama.
Kesalahan kecil dalam sudut – sudut yang dilukiskan akan besar pengaruhnya terhadap letak kapal yang
diperoleh.
Sudut pertama (50º) dilukis seperti biasa dan kita dapatkan lingkaran yang melalui titik A dan B. Kemudian
pada tali busur AB kita lukis sudut sebesar ϐ ialah 10º kearah empat sipengamat berada. Kaki sudut ini
memotong lingkaran dititik D. Tariklah sekarang garis C – D yang selanjutnya akan memotong lingkaran itu
dititik S. Maka titik S adalah posisi kapal yang didapat,
Catatan : Tiitk D tersebut dapat juga diperoleh dengan melukis sudut sebesar
149
Gambar 107, Konstruksi Khusus Sudut Kecil
Jika kedua lingkaran telah dilukiskan maka S merupakan posisi kapal dan kita kedua busurnya saling
memotong kurang baik.
Untuk mendapatkan perpotongan yang lebih baik maka sekarang tariklah garis lurus dari titik B melalui titik
pusat lingkaran P1 dan P2 yang akan memotong kedua lingkaran tsb masing = massing dititik D dan E.
Akhirnya hubungkanlah titik D dan E maka titik potong garis hubung ini dengan kedua lingkaran tsb adalah
posisi kapal (s).
150
109. TINJAUAN PERPOTONGAN SUDUT – SUDUT.
ɤ = 360º – ( ᾷ + ϐ + ɤ )
a. Apabila ( ᾷ + ϐ + ɤ ) = 180º ataupun 360º maka dilukiskan posisi kapal adalah tidak mungkin
b. Apabila 30º > ɤ > 150º m maka perpotongan kurang baik( kurang seksama ).
c. Apanila dikehendaki agar ɤ panjang sudut 30º dan 150º ataupun antara 210º dan 330º
d. Apabila ( ᾷ + ϐ + ɤ ) = 90º ataupun 270º maka perpotongan adalah tegak lurus ( paling baik )
151
PEMBELAJARAN KE XIII.
berguna untuk menentukan atau memastikan bahwa kapal terletak diluar daerah yang berbahaya.
Cara pelaksanaannya :
1. Ambila dua benda baringan yang akan dipakai sebagai pedoman (AB).
2. Tarik garis AB dan lukiskanlah garis sumbunya (aa’)
3. Tentukanlah titik pusat lingkaran pada garis sumbu tsb (P) sedemikian rupa sehingga bahaya –
bahaya berada didalam lingkaran dengan jari – jari PA atau PB , lalu lukiskan lingkaran tersebut.
4. Ambilah sembarang titik pada lingkaran misalnya titik C
5. Tarik garis AC dan BC sudut BCA diukur dengan busur derajat (φ)
6. Sewaktu berlayar melalui daerah tersebut sudut antara A dan B dengan sekstan dikapal dan harus
dijada sudut pengukurannya selalu lebih kecil dari φ⁰
152
Bila sudut pengukuran ternyata lebih besar dari φº berarti kapal berada didalam lingkaran bahaya datar.
Haluan harus dirubah agar sudut uj=kurnya menjadi lebih kecil dari φº dimana berarti bahwa kapal
sudah berada diluar lingkaran bahaya.
1. Ambilah suatu titik yang dikenal peta (tingginya diatas air telah diketahui) sebagai titik pusat suatu
lingkaran yang mencakup semua bahaya-bahaya itu. Serta kelilingnya cukup jauh dan aman
terhadap bahaya – bahaya tersebut.
2. Sudut (alpha) dalam mana kita pada lingkaran itu melihat titik tersebut diatas garis air disebut sudut
bahaya tegak , dan ini dapat ditentukan dengan :
atau diambil dari daftar 25 dengan argumen – argumen tinggi benda dalam meter dan jarak ke benda mil
laut.
153
3. Di anjungan sewaktu kapal berlayar, ukurlah dengan sekstan : timggi benda tersebut diatas garis air .
Jagalah agar sudut ini tidak menjadi lebih besar daripada tinggi yang telah dihitung tadi.
A. Buatlah sebuah lingkaran dengan suar Dedet sebagai titik pusatnya sehingga bahaya – bahaya
navigasi terletak didalamnya
B. Andaikan jari – jari lingkaran = r meter dan tinggi suar = T meter
C. Sudut φ ditentukan dengan perhitungan menggunakan ru =mus Tgφ = T/r atau dengan lukisan
D. Dikapal sudut suar tersebut dijaga dengan sekstan agar selalu lebih kecil dari φ, agar kapal berada
diluar lingkarn bahaya.
PEMBELAJARAN KE XIV.
154
MENGGUNAKAN GARIS MERKAH / PENUNTUN
112. GARIS PENUNTUN
Garis penuntun atau merkah ialah sebuah garis yang ditarik melalui 2 buah benda yang dikenal dan garis ini
melewati tempat – tempat yang dapat dilayari dengan aman.
Biasanya garis ini terdapat pada peta – peta rencanan atau peta – peta pelabuhan .
Jika garis merkah tidak dilukiskan dipeta kita dapat melukis sendiri dengan memperhatikan petunjuk –
petunjuk dari buku kepanduan bahari. Misalnya kapal akan berlayar dari F ke E maka selama pelayaran
tetap diusahakan agar rambu C dab D kelihatan menjadi satu dengan demikian maka kapal tetap berda pada
garis haluan.
Pada saat pulau A kelihatan menjadi satu dengan pulau B kapal sudah berada di E dan haluan dirubah
menjadi ke G dalam pelayaran dari E ke G kedua pulau A dan B tetap diusahakan kelihatan menjadi satu.
Jika garis penuntun ini diikuti benar maka kapal akan berlayar dengan aman. Jadi garis merkah adalah untuk
mempermudah cara pelayaran yang aman.
Untuk memudahkan bernavigasi sering kali dipasang merkah – merkah menara suar – suar penuntun dan
rambu – rambu sehingga kita terhindar dari bahaya – bahaya dengan jalan menahan merkah ini menjadi satu
(berimpit).
Misalnya untuk menunjukan jalan PQR yang harus diikuti, merkah A,A’ B.B’,Cdan C’ telah dipasang
demikian bahwa mula – mula kita harus menahan A dan A’ menjadi stu sehingga kapal tiba pada garis BB’
dan kemudian mengikuti garis merkah CC’.
155
Gambar 112, Penggunaan Garis Penuntun
Apabila merkah – merkah demikian tidak sengaja dipasang kita pun dapat membuatnya sendiri dipeta garis –
garis semacam itu, misalnya dengan pertolongan menara – menara , rambu – rambu, benda – benda lainnya
didalam peta.
113. ATURAN IKUTILAH TANDA YANG DIMUKA ( Follow The Front Mark ).
Garis – garis merkah dapat juga digunakan untuk menentukan memeriksa deviasi.
156
Test Formatif
Tugas Praktek
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................
5. ..................................................
6. ..................................................
Semester : ..................................................
Petunjuk Umum
Kesimpulan
Tujuan : Peserta didik dapat mendemonstrasikan cara menentukan deviasi pada saat berlayar sesuai
prosedur yang benar.
Cara Kerja :
157
3. Membuat garis haluan dengna bantuan garis penuntun.
158
PEMBELAJARAN KE XV
PEMBAGIAN JARAK
Tinggi benda yang diambil dari peta atau daftar suar, harus dijabarkan lebih dahulu hingga tinggi diatas
permukaan air pada saat penilikan tersebut.
114.JARAK KEBENDA
1852
159
( h = tinggi mata dalam meter )
Daftar 16 memberikan jarak pada saat puncak benda nampak ditepi langit , untuk tinggi mata dan tinggi
benda dalam meter.
Metode Hengeveld. :
Ukurlah tinggi puncak benda diatas tepi langit dan kurangi lah tinggi tsb dengan penundukan tepi langit
maya dan refraksi bumiawi , sehingga mendapatkan tinggi yang diperbaiki ( a ).
12
160
Gambar 116, Benda diBelakang Tepi Langit.
r r
r r M
M M
M M
F ( ᾴ + x ) = F (ᾴ ) + H – h
log ( 1 + p ) = p x M
Contoh :
Tinggi gunung adalah = 3820 mtr, tinggi mata = 10 mtr. Menurut letak duga jarak ke gunung tsb adalah
= 40 mil. Hitunglah jarak menurut perhitungan tsb.
161
Jawab : Tinggi yang diukur = 2⁰ 24’.0
H -- h = 3610 +
F (a+X) = 8723
ᾴ = 2 15’,1 –
x = 0⁰ 44’,9.
Apabila suatu benda telah dibaring srta jaraknya telah ditelah ditentukan , maka kita dapat menghitung
berapakah jaraknya ketika benda tersebut melintang dan berapa mil lagi yang harus ditempuh , pada
haluan yang dikemudikan itu.
Nilai – nilai dapat segera kita tentukan dengan pertolongan daftar I ialah sbb :
J = sebgai jauh
Maka J sin ᾴ didapay pada lajur simpang dan J cos ᾴ pada lajur ∆ Lintang.
162
Penilaian
1. Sikap
a. Sikap Spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek (V) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
163
b. Sikap Sosial
1) Jujur
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda
cek (V) pada kolom skor sesuai sikap
164
jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
2) Disiplin
Petunjuk :
165
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kedisiplinan. Berilah
tanda cek (V) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut :
3) Tanggung Jawab
Petunjuk :
166
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam tanggung jawab.
Berilah tanda cek (V) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta
didik, dengan kriteria sebagai berikut :
2. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
167
4) Toleransi
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam toleransi. Berilah
tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap toleransi yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
2. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
168
5) Gotong Royong
Petunjuk :
peserta didik dalam gotong royong. Berilah tanda cek (V) pada kolom
skor sesuai sikap gotong royong yang ditampilkan oleh peserta didik,
169
6) Santun
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik
dalam kesantunan. Berilah tanda cek (V) pada kolom skor sesuai
sebagai berikut :
2. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
170
7) Percaya Diri
Petunjuk :
peserta didik dalam percaya diri. Berilah tanda cek (v) pada kolom
skor sesuai sikap percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik,
2. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
171
2. Pengetahuan
172
173
Lampiran Rubrik dan Kriteria Penilaian :
Kriteria ;
1. Aspek menanya :
Skor 4 Jika pertanyaan yang diajukan sesuai dengan permasalahan yang sedang dibahas
Skor 3 Jikapertanyaan yang diajukan cukup sesuai dengan permasalahan yang sedang dibahas
Skor 2 Jika pertanyaan yang diajukan kurang sesuai dengan permasalahan yang sedang dibahas
2. Aspek mengamati :
3. Aspek menalar
174
Skor 2 Mencoba bernalar walau masih salah
5. Aspek menyimpulkan :
6. Aspek menyajikan
Skor 4 jika laporan disajikan secara baik dan dapat menjawabsemua petanyaan dengan benar
Skor 3 Jika laporan disajikan secara baik dan hanya dapat menjawab sebagian pertanyaan
Skor 2 Jika laporan disajikan secara cukup baik dan hanya sebagian kecil pertanyaan yang dapat di
jawab
Skor 1 Jika laporan disajikan secara kurang baik dan tidak dapat menjawab pertanyaan
175
III. PENUTUP
Dengan menggunakan bahan ajar ini diharapkan Taruna dapat mencapai kompetensi puncak dan dapat
menampilkan potensi maksimumnya sehingga tujuan pencapaian kompetensi dapat terlaksana. Seperti
diterangkan dimuka bahwa tujuan akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar ini adalah
siswa memiliki kemampuan, kebiasaan dan kesenangan serta menerapkan prinsip-prinsip dalam melakukan
penanganan dan penyimpanan muatan melalui pengamatan, komunikasi dan pelatihan. Untuk itu kepada
para Taruna dan pengguna bahan ajar ini disarankan untuk membaca literatur lain khususnya yang berkaitan
dengan penanganan dan penyimpanan muatan agar pemahaman materi ini menjadi lebih baik dan lengkap.
Setelah menyelesaikan proses belajar dengan bahan ajar ini, para Taruna diharuskan mempelajari bahan ajar
lain yang merupakan rangkaian terintegrasi dalam kompetensi navigasi pantai. Demikian semoga bahan ajar
ini benar-benar dapat digunakan oleh yang memerlukannya.
176
DAFTAR PUSTAKA
177