Makalah Akl1 Klmpok 5
Makalah Akl1 Klmpok 5
Makalah Akl1 Klmpok 5
TRANSAKSI
OLEH:
KELAS : 5AKReg A4
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Entitas induk dan entitas anak sering terlibat dalam transaksi, seperti transaksi jual beli
persediaan, jual beli aset tetap, atau pemberian pinjaman. Seringkali entitas anak menghasilkan
produk yang akan diproses lebih lanjut oleh entitas induknya, dan atau sebaliknya. Ilustrasi
pembuka diatas akan memberikan contoh transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan
entitas anak. London sumatera sebgai CPO, menjual sebagian besar produk ke entitas anaknya.
Hal ini memberikan gambaran besarnya volume transaksi yang terjadi antara entitas induk dan
entitas anaknya.
Transaksi hilir atau sering disebut transaksi downstream adalah transaksi dari entitas
induk ke entitas anak. Pemberian fasilitas kredit oleh pt garuda indonesia tbk ke pt citilink
indonesia merupakan contoh dari transaksi hilir. Perjanjian pemberian pinjaman sebesar U$$ 15
juta telah ditandatangani pada 3 desember 2013. Sementara itu transaksi hulu adalah transaksi
dari anak ke entitas induk. Transaksi penjualan oleh cpo oleh london sumatera yang disebutkan
dalam ilustrasi pembuka merupakan contoh transaksi hulu.
Antar entitas anak juga sering terjadi transaksi yang disebut dengan transaksi
lateral.contoh transaksi lateral adalah transaksi yang dilakukan oleh PT Krakatau Daya listrik
dan PT Krakatau Tirta Industri. kedua perusahaan merupakan anak usaha PT Krakatau
steel(persero) Tbk pada 8 desember 2014, PT Krakatau tirta industri melakukan pembelian tanah
seluas 15.000 M₂ dari PT Krakatau daya listrik. tanah tersebut akan digunakan sebagai area
water treatment plant (WTP) air laut dan relokasi pabrik air minum dalam kemasan. pada bab ini
akan lebih berfokus pada dampak transaksi hulu dan hilir terhadap penyusunan laporan keuangan
konsolidasian.
Pentingnya Eliminasi Atas Transaksi Antara Entitas Induk dan Entitas Anak.
Oleh karena entitas induk dan entitas anak merupakan satu entitas tunggal, maka
transaksi antara entitas induk dan entitas anak menjadi transaksi didalam satu entitas , sehingga
semua dampak transaksi antar entitas dalam satu kelompok usaha harus dieliminasi. Hal ini
sesuai sesuai dengan penjelasan dalam psak 65 (Revisi 2014) yang menyatakan bahwa salah satu
prosedur dalam menyususn laporan keuangan konsolidasi (Prosedur Konsolidasi) adalah
mengeliminasi secara penuh aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam
kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha.
Sebagai contoh entitas induk menjual persediaan kepada entitas anaknya. Persediaan
tersebut kemudian dijual oleh entitas anak ke perusahaan non-afiliasi. Dari sudut pandang
laporan keuangan konsolidasi, dampak dari transaksi penjualan persediaan oleh entitas induk ke
entitas anak tersebut harus dieliminasi, karena transaksi tersebut terjadi antara entitas induk dan
entitas anak yang merupakan satu kesatuan.oleh karena elliminasi harus dibuat untuk menghapus
dampak transaksi penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak. Eliminasi juga harus dibuat
ketika persediaan yang diperoleh entitas anak dari entitas induk ternyata belum terjual sampai
akhir periode. Pembahasan dalam bab ini terbatas pada transaksi yang terjadi antara induk dan
entitas anak transaksi antar entitas anak tidak dibahas.
TRANSAKSI PENJUALAN PERSEDIAAN
Transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak merupakan contoh
transaksi antar entitas dalam satu kelompok usaha. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari
jual beli persediaan belum terealisasi selama persediaan tersebut masih berada di entitas induk
atau entitas anak. Namun ketika persediaan tersebut terjual, keuntungan atau kerugian atas
penjualan akan terealisasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 15 (revisi 2014)
investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama, yang menyatakan bahwa keuntungan atau
kerugian yang dihasilkan dari transaksi hulu atau hilir diakui dalam laporan keuangan entitas
hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas anak. Metode ini yang sering disebut dengan
istilah fully adjusted equity method.
Jurnal eliminasi terkait transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak
tergantung pada posisi persediaan pada akhir periode. Ketika seluruh persediaan yang diperoleh
dari entitas induk sudah terjual ke perusahan non-afiliasi pada periode yang sama dengan periode
perolehannya maka jurnal eliminasi dibuat untuk menghapus angka penjualan dan beban pokok
penjualan sebesar angka penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak.
Jika pada akhir periode seluruh persediaan yang diperoleh dari entitas induk belum
terjual, maka penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui entitas induk harus dieliminasi.
Keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut juga harus dieliminasi seluruhnya dengan
mengurangi nilai persediaan. Namun ketika persediaan sudah terjual sebagian pada periode
tersebut, maka sebagian keuntungan atau kerugian penjualn persediaan yang belum terealisasi
harus dieliminasi.
contoh 5.1 dampak terhadap pencatatan entitas induk dan jurnal eliminasi
Contoh berikut akan memberikan gambaran komprehensif serta dampak transaksi jual
beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak, baik terhadap pencatatan entitas induk
maupun jurnal eliminasi yang harus dibuat pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasian.
PT Palapa (PT P) memilik 100% saham PT samudera (PT S). Selama tahun 2015,
terdapat transaksi penjualan persediaan oleh PT P ke PT S sebesar Rp 10.000.000. Beban pokok
penjualan (BPP) yang dibukukan PT P terkait transaksi penjualan tersebut adalah Rp 6.000.000,
bagaimana pencatatan dan jurnal yang harus dibuat PT P saat penyusunan laporan keuangan
konsolidasian 2015 jika:
Penjualan 10.000.00
Beban Pokok Penjualan 10.000.000
*Mengeliminasi penjualan dan persedian Antara PT. P dan PT. S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan,beban pokok
penjualan,dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
TABEL 5.1
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 1
Terhadap Laporan Keungan Konsolidasian
Akun PT P PT S Sebelum Eliminasi Konsolidasian
Konsolidasi
Oleh karena transaksi penjualan persediaan pada ilustrasi ini merupakan transaksi hilir,
maka PT P mencatat keuntungan yang belum terealisasi secara penuh.
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 2
Terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian
Akun PT P PT S Sebelum Eliminasi Konsolidasian
Konsolidasi
Penjualan Rp10.000.000 Rp10.000.000 (Rp10.000.000)
Beban Rp 6000.000 Rp 6.000.000 (Rp 6.000.000)
pokok
penjualan
persediaan Rp10.000.000 Rp10.000.000 (Rp 4.000.000) Rp 6.000.000
karena transaksi penjualan persediaan dalam ilustrasi ini merupakan transaksi hilir, maka oleh
PT P keuntungan yang belum terealisasi akan dicatat secara penuh.
Transaksi hilir pada contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp 10.000.000 dan
beban pokok penjualan sebesar Rp6.000.000. sementara itu, PT S mengakui penjualan senilai Rp
12.000.000 dan beban pokok penjualn sebesar Rp7.500.000 (75%×Rp10.000.000). Eliminasi
dibuat atas akun penjualan yang dilaporkan PT P, yaitu senilai Rp10.000.000. Keuntungan atas
penjualan yang belum terealisasi sebesar Rp 1.000.000 dieliminasi dengan mengurangi akun
persediaan. Akun beban pokok penjualan dieliminasi sebesar Rp 9.000.000, karena beban pokok
penjualan yang akan disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebesar
Rp4.500.000 (75%× Rp6.000.000) jurnal eliminasi yang harus dibuat sebagai berikut:
penjualan 10.000.000
beban pokok penjualan 9.000.000
persediaan 1.000.0
*Mengeliminasi Penjualan Persediaan antara PT P Dan PT S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut.
TABEL 5.3
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 3
terhadap Laporan Keungan Konsolidasian
Akun PT P PT S Sebelum Eliminasi Konsolidasi
Konsolidasi
Penjualan Rp10.000.000 Rp12.000.00 Rp22.000.00 Rp10.000.000 Rp12.000.000
0 0
Beban Pokok Penjualan Rp 6.000.000 Rp7.500.000 Rp3.500.000 Rp 9.000.000 Rp4.500.000
Persediaan Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Rp1.000.000 Rp1.500.000
Berikut ini Neraca Saldo PT Nusantara dan PT Andalas per 31 Desember 2015.
TABEL 5.4
Informasi tambahan:
1. PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 Januari 2015
sebesar nilai bukunya, yaitu Rp 900.000.000. Nilai wajar kepentingan nonpengendali sama
dengan nilai bukunya, yaitu sebesar Rp 300.000.000.
2. Selama tahun 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp 200.000.000,
dan mengumumkan pembagian deviden sebesar Rp 50.000.000.
3. Dalam transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Nusantara, terdapat penjualan kepada PT
Andalas sebesar Rp 40.000.000.
4. Sampai 31 Desember 2015, persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara
seleruhnya belum terjual.
Prosedur Konsolidasi Tahun Pertama-2015
Pencatatan PT Nusantara-2015
PT Nusantara mencatat investasinya di PT Andalas menggunakan metode ekuitas. Pencatatan
yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2015 adalah sebagian berikut:
1 Januari 2015
Investasi pada PT Andalas Rp 900.000.000
Kas Rp 900.000.000
*Mencatat pembelian saham PT Andalas
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas Rp 150.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas Rp 150.000.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp 200.000.000x75%)
31 Desember 2015
Kas Rp 37.500.000
Investasi pada PT Andalas Rp 37.500.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp 50.000.000x75%)
Selama periode 2015, terdapat transaksi hilir, yaitu penjualan persediaan oleh PT Nusantara ke
PT Andalas sebesar Rp 100.000.000. Keuntungan dari penjualan tersebut adalah Rp 60.000.000
(Rp 100.000.000 – Rp40.000.000). Hingga akhir periode 2015, persediaan tersebut belum terjual.
Oleh karena itu, keuntungan atas pejualan tersebut belum terealisasi. PT Nusantara harus
menangguhkan keuntungan tersebut secara penuh dan melakukan pencatatan sebagai berikut:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Andalas Rp 60.000.000
Investasi pada PT Andalas Rp 60.000.000
*Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi (Rp 100.000.000-Rp 40.000.000)
Jurnal Eliminasi-2015
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara, serta
kepentingan non pengendali atas aset beraih tersebut:
TABEL 5.5
Tabel Pehitungan Jurnal Eliminasi
PT Nusantara Kepentingan
(75%) Nonpengendali
(25%) = Saham Biasa Saldo Laba
Saldo Awal 900.000.000 300.000.000 800.000.000 400.000.000
Laba Bersih a 150.000.000 50.000.000 200.000.000
Dividen (37.500.000) (12.500.000) (50.000.000)
Saldo Akhir b 1.012.500.000 337.500.000 = 800.000.000 550.000.000
Keuntungan belum
Terealisasi c (60.000.000)
Saldo Akhir di 952.500.000
Sesuaikan b-c
Bagian Laba atas PT 90.000.000
Andalas a-c
Jurnal Eliminasi (1e) merupakan jurnal eliminasi yang dibuat untuk mengeliminasi bagian laba
dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali, serta investasi awal PT Nusantara di
PT Andalas.
(1e) Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 400.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 90.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 50.000.000
Dividen Diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 952.500.000
Kepentingan Nonpengendali 337.500.000
Persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara belum terjual sampai akhir 2015,
sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara
terkait transaksi hilir harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus dieliminasi karena
keuntungan tersebut belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
(2e) Penjualan 100.000.000
Beban Pokok Penjualan 40.000.000
Persediaan 60.000.000
*Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Nusantara dan PT Andalas
Kertas Kerja Konsolidasi-2015
Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian
2015:
TABEL 5.6
Kertas Kerja Konsolidasian 2015
nama akun PT. Nusantara PT. Andalas Jurnal Eliminasi Konsolidasian
D K
Laporan laba rugi :
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000 (2e) 100.000.000 5.575.000.000
Beban pokok penjualan (3.000.000.000) (550.000.000) (2e) 40.000.000 (3.510.000.000)
Beban operasi (900.000.000) (100.000.000) (1.000.000.000)
Beban penyusutan (250.000.000) (25.000.000) (275.000.000)
Beban amortisasi (50.000.000) (50.000.000)
Bagian laba atas PT Andalas 90.000.000 (2e) 90.000.000 -
31 Desember 2016
Kas 75.000.000
Investasi pada PT Andalas 75.000.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp 100.000.000x75%)
Persediaan PT Andalas yang diperoleh dari PT Nusantara pada tahun 2015 telah terjual
seluruhnya pada tahun 2016. Oleh karenanya, keuntungan dari penjualan tersebut, yaitu sebesar
Rp60.000.000, telah terealisasi. Namun, jika selama 2016 terdapat transaksi hilir penjualan
persediaan yang baru, maka dapat muncul kembali keuntungan atau kerugian penjualan yang
belum terealisasi. Jadi, dalam satu periode dimungkinkan adanya pengakuan realisasi dari
keuntungan atau kerugian penjualan persediaan periode sebelumnya dan pengakuan keuntungan
atau kerugian penjualan persediaan periode berjalan yang belum terealisasi,
PT Nusantara harus mengakui keuntungan tersebut secara penuh dan melakukan pencatatan
sebagai berikut:
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 60.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 60.000.000
*Mencatat keuntungan transaksi hulu yang telah terealisasi (Rp100.000.000-Rp40.000.000)
Jurnal Elimnasi-2016
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara dan
kepentingan nonpengendali atas asetbersih tersebut:
TABEL 5.7
Perhitungan Nilai Tercatat
PT Nusantara Kepentingan
(75%) Nonpengendali
(25%) = Saham Biasa Saldo Laba
Saldo Awal 1.012.500.000 337.500.000 800.000.000 550.000.00002
Laba Bersih 187.500.000 62.500.000 50.000.000
Dividen (75.000.000) (25.000.000) (100.000.000)
Saldo Akhir 1.125.000.000 375.000.000= 800.000.000 700.000.000
Bagian Laba atas PT
Andalas
187.500.000+60.000.00 247.500.000
Jurnal Eliminasi (3e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi bagian
laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.
(3e) Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 550.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 247.500.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 62.500.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.185.000.000
Kepentingan Nonpengendali 375.000.000
*Mengeliminasi akun investasi
Jurnal investasi tambahan diperlukan untuk mengakui keuntungan atas penjualan sebesar
Rp40.000.000 yang ditangguhkan pada periode 2015. Jurnal Eliminasi yang dibuat adalah:
(4e) Investasi pada PT Andalas 60.000.000
Beban Pokok Penjualan 60.000.000
*Membalik keuntungan penjualan transaksi hulu yang ditangguhkan diperiode sebelumnya
Kertas Kerja Konsolidasian-2016
Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian
2016:
Tabel 5.8
Kertas Kerja Konsolidasian 2016
nama akun PT. Nusantara PT. Andalas Jurnal Eliminasi Konsolidasian
D K
Laporan laba rugi :
Penjualan 600.000.000 1.000.000.000 7.000.000.000
Beban pokok penjualan (3.900.000.000) (600.000.000) (4e) 60.000.000 (4.440.000.000)
Beban operasi (1.037.500.000) (125.000.000) (1.162.500.000)
Beban penyusutan (250.000.000) (25.000.000) - (275.000.000)
Beban amortisasi (62.500.000) - (62.500.000)
Bagian laba atas PT Andalas 247.500.000 (3e) 247.500.000 -
Selama tahun berjalan, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp200.000.000
dan mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp50.000.000. Neraca saldo kedua perusahaan
per 31 Desember 2015 disajikan pada Tabel 5.9.
Dalam penjualan PT Andalas, terdapat penjualan kepada PT Nusantara sebesar Rp80.000.000
dengan beban pokok penjualan sebesar Rp50.000.000. Sampai 31 Desember 2015, persediaan
yang diperoleh PT Nusantara dari PT Andalas seluruhnya belum terjual.
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
Penghasilan dari Entitas Anak 150.000.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp200.000.000x75%)
31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp500.000.000x75%)
Selama periode 2015, terdapat transaksi hulu yaitu penjualan persediaan oleh PT Andalas ke PT
Nusantara sebesar Rp80.000.000. Atas penjualan tersebut, PT Andalas membukukan beban
pokok penjualan sebesar Rp50.000.000, sehingga keuntungan dari penjualan tersebut adalah
Rp30.000.000. Karena sampai dengan akhir periode 2015, persediaan tersebut belum terealisasi.
PT Nusantara mencatat keuntungan yang belum terealisasi. PT Nusantara mencatat keuntungan
yang belum terealisasi hanya sebesar porsi kepemilikan PT Nusantara saja, yaitu 75% dari
Rp300.000.000. Jurnal yang dibuat oleh PT Nusantara adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Andalas 22.500.000
Investasi pada PT Andalas 22.500.000
*Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi (Rp30.000.000x75%)
Jurnal Eliminasi-2015
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara, serta
kepentingan nonpengendali atas aset tersebut.
TABEL 5.10
Tabel Perhitungan Jurnal Eliminasi
PT Nusantara Kepentingan
(75%) Nonpengendali
(25%) = Saham Biasa Saldo Laba
Jurnal Eliminasi (5e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi bagian
laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.
(5e) Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 400.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 127.500.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 42.500.000
Dividen Diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 990.000.000
Kepentingan Nonpengendali 330.000.000
*Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas
Persediaan yang diperoleh PT Nusantara dari PT Andalas belum terjual sampai akhir 2015
sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara
terkait transaksi hilir tersebut harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus
dieliminasi karena keuntungan tersebut belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
31 Desember 2016
Kas 75.000.000
Investasi pada PT Andalas 75.000.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp100.000.000x75%)
Persediaan PT Nusantara yang diperoleh dari PT Andalas pada tahun 2015 telah terjual
seluruhnya pada tahun 2016. Sehingga keuntungan dari penjualan tersebut telah terealisasi.
Selanjutnya, PT Nusantara harus mengakui keuntungan tersebut sebesar bagiannya dan
melakukan pencatatan sebagai berikut:
31 Desember 2016
Bagian Laba atas PT Andalas 22.500.000
Investasi pada PT Andalas 22.500.000
*Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi (Rp30.000.000x75%)
Jika di 2016 terdapat transaksi hulu penjualan persediaan yang baru, maka dapat muncul kembali
keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi. Sehingga dalam satu
periode akan terdapat pengakuan realisasi keuntungan atau kerugian penjualan persediaan
periode sebelumnya dan pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum terealisai dari
penjualan periode berjalan.
Jurnal Eliminasi-2016
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara dan
kepentingan nonpengendali atas aset bersih tersebut.
TABEL 5.12
Tabel Perhitungan Jurnal Eliminasi
PT Nusantara Kepentingan
(75%) Nonpengendali
(25%) = Saham Biasa Saldo Laba
Jurnal eliminasi berikut (7e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.
(7e) Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 550.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 210.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 70.000.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.147.500.000
Kepentingan Nonpengendali 382.500.000
*Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas
(8e) Investasi pada PT Andalas 22.500.000
Kepentingan Nonpengendali 7.500.000
Beban Pokok Penjualan 30.000.000
*Membalik keuntungan penjualan yang ditangguhkan di periode sebelumnya
Eliminasi untuk transaksi penjualan jasa tidak sekompleks eliminasi untuk transaksi
penjualan persediaan. Dalam transaksi penjualan jasa, pendapatan jasa yang diakui oleh entitas
induk atau entitas anak akan menjadi beban anak atau entitas induk pada nilai yang sama
sehingga tidak terdapat keuntungan yang belum terealisasi atas transaksi tersebut. Oleh
karenanya eliminasi yang dibuat hanya menghapus akun pendapatan jasa dan beban.
Contoh berikut untuk menunjukkan dampak transaksi penjualan jasa terhadap pencatatan
entitas induk dan jurnal eliminasi yang harus dibuat ketika menyiapkan laporan keuangan
konsolidasian.
PT Palapa (PT P) memiliki 100% saham PT Samudera (PT S). Pada Desember 2015, PT P
memberikan jasa perawatan mesin kepada PT S sebesar Rp20.000.000. Tagihan telah dikirimkan
pada 25 Desember 2015. Sampai 31 Desember 2015, PT S belum membayar tagihan tersebut.
Atas transaksi pemberian jasa tersebut, PT P akan membuat jurnal sebagai berikut:
Diferensial yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku beberapa
aset PT Satria sebesar Rp150.000.000, sedangkan sisanya merupakan goodwill. Berikut perincian
dari total diferensial tersebut:
Diferensial
Persediaan Rp25.000.000
Tanah Rp75.000.000
Bangunan Rp50.000.000
Goodwill Rp50.000.000
TABEL 5.14
Neraca Saldo per 31 Desember 2015
PT Pandawa PT Satria
Akun Debit Kredit Debit Kredit
Kas dan Setara Kas 5.150.000.000 - 750.000.000 -
Piutang Usaha 2.000.000.000 - 200.000.000 -
Persediaan 800.000.000 - 150.000.000 -
Investasin pada PT Satria 830.000.000 - -
Tanah 1.500.000.000 - 550.000.000 -
Bagunan dan Peralatan 2.400.000.000 - 300.000.000 -
Merek Dagang 500.000.000 - - -
Akumulasi Penyusustan - 1.000.000.000 - 100.000.000
Akumulasi Amortisasi 100.000.000
Utang Usaha - 1.250.000.000 - 250.000.000
Utang Bank - 1.500.000.000 - 500.000.000
Saham Biasa - 5.000.000.000 - 500.000.000
Saldo Laba - 2.000.000.000 - 300.000.000
Penjualan - 6.000.000.000 - 900.000.000
Pendapatan Sewa 40.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 110.000.000 -
Beban Pokok Penjualan 2.250.000.000 - 300.000.000 -
Beban Operasi 600.000.000 - 90.000.000 -
Beban Sewa 120.000.000 75.000.000
Beban Penyusutan 300.000.000 - 25.000.000 -
Beban Amortisasi 50.000.000 - - -
Beban Bunga 300.000.000 10.000.000
Dividen Diumumkan 200.000.000 - 100.000.000 -
TOTAL 17.000.000.000 17.000.000.000 2.550.000.000 2.550.000.000
Informasi tambahan:
1. Selama 2015, PT Satria melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp400.000.000 dan
mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp100.000.000.
2. Dalam penjualan PT Pandawa tahun 2015, terdapat penjualan kepada PT Satria sebesra
Rp400.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp250.000.000. Sampai 31
Desember 2015, persediaan tersebut baru terjual 40%.
3. Dalam penjualan PT Satria tahun 2015, terdapat penjualan kepada PT Pandawa sebesar
Rp200.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp80.000.000. Sampai 31
Desember 2015, persediaan tersebut belum terjual seluruhnya.
4. Pada Desember 2015, PT Pandawa menyewakan peralatan kepada PT Satria. Atas jasa
tersebut, PT Satria harus membayar biaya sebesar Rp26.000.000. Sampai akhir 2015, PT
Satria belum melakukan pembayaran.
Prosedur Konsolidasi Tahun 2015
Pencatatan PT Pandawa 2015
PT Pandawa mencatat investasinya di PT Satria menggunakan metode ekuitas. Berikut ini adalah
pencatatan yang dibuat PT Pandawa selama tahun 2015:
1 Januari 2015
Investasi pada PT Andalas Rp 800.000.000
Kas Rp 800.000.000
*Mencatat pembelian saham PT Pandawa
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas Rp 320.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas Rp 320.000.000
*Mencatat bagian PT Pandawa atas laba bersih PT Satria (Rp 400.000.000x80%)
31 Desember 2015
Kas Rp 80.000.000
Investasi pada PT Andalas Rp 80.000.000
*Mencatat bagian PT Pandawa atas dividen PT Satria (Rp100.000.000x80%)
Karena persediaan yang menyebabkan munculnya diferensial pada tanggal akuisisi seluruhnya
terjual, maka diferensial sebesar Rp25.000.000 seluruhnya diamortisasi. Sementara itu bangunan
memiliki sisa umur manfaat bangunan 10 tahun, sehingga diferensial akan diamortisasi selama
10 tahun. Nilai amortisasi tiap tahunnya adalah Rp5.000.000 (Rp50.000.000/10th). Selama tahun
2015, tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill, sehingga amortisasi diferensial yang harus
dicatat PT Pandawa untuk tahun 2015 adalah Rp24.000.000 ((Rp25.000.000+5.000.000)x80%).
31 Desember
Bagian Laba atas PT Satria Rp 24.000.000
Investasi pada PT Satria Rp 24.000.000
*Mencatat amortisasi diferensial (Rp30.000.000x80%)
Atas transaksi penjualan persediaan dari PT Pandawa ke PT Satria, PT Pandawa memperoleh
keuntungan sebesar Rp150.000.000 (Rp400.000.000-250.000.000). Sampai akhir 2015,
persediaan tersebut baru terjual sebesar 40% sehingga terdapat keuntungan yang belum
terealisasi sebesar Rp90.000.000 (Rp150.000.000x60%). Terkait keuntungan yang belum
terealisasi tersebut, PT Pandawa membuat pencatatan berikut:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Satria Rp. 90.000.000
Investasi pada PT Satria Rp 90.000.000
*Mencatat keuntungan transaksi hilir-penjualan persediaan yang belum terealisasi
(Rp150.000.000x60%)
Atas transaksi penjualan persediaan dari PT Satria ke entitas induknya, PT Satria memperoleh
keuntungan sebesar Rp120.000.000 (Rp200.000.000-Rp80.000.000). Sampai akhir 2015, seluruh
persediaan tersebut belum terjual, sehingga seluruh keuntungan belum terealisasi. Oleh karena
transaksi ini merupakan transaksi hulu, PT Pandawa akan mencatat sebesar bagian
kepemilikannya saja. Berikut ini pencatatan yang dibuat PT Pandawa:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Satria Rp. 96.000.000
Investasi pada PT Satria Rp 96.000.000
*Mencatat keuntungan transaksi hilir-penjualan persediaan yang belum terealisasi
(Rp120.000.000x80%)
Berikut ini adalah buku besar Investasi pada PT Satria dan Bagian Laba atas PT Satria per 31
Desember 2015:
Investasi pada PT Satria
Akuisisi 800.000.000
Laba Bersih 320.000.000
80.000.000 Dividen
24.000.000 Amortisasi Diferensial
90.000.000 keuntungan Belum Terealisasi
96.000.000 Keuntungan Belum Terealisasi
830.000.000
Jurnal Eliminasi-2015
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Pandawa dan bagian PT Satria dan kepentingan
nonpengendali atas aset bersih tersebut:
TABEL 5.15
Perhitungan Jurnal Eliminasi
PT Pandawa Kepentingan
(80%) Nonpengendali
(20%) = Saham Saldo Laba
Biasa
Nilai Buku Awal 640.000.000 160.000.000 500.000.000 300.000.000
Laba Bersih a 320.000.000 80.000.000 400.000.000
Dividen (80.000.000) (20.000.000) (100.000.000)
Saldo Akhir b 880.000.000 220.000.000 = 500.000.000 600.000.000
Keuntungan belum
Terealisasi c
Transaksi Hulu Persediaan
(90.000.000)
Keuntungan belum
terealisasi d
Transaksi Hilir Persediaan (24.000.000)
(96.000.000)
Saldo Akhir di
Sesuaikan b-c-d 196.000.000
694.000.000
Bagian Laba atas PT Satria
a-c-d
134.000.000
Bagian Laba Kepentingan
Nonpengendali (80.000 56.000.000
.000-24.000.000) a-d
Jurnal eliminasi (9e)merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi bagian
laba dan dividen PT Pandawa dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT Pandawa
di PT Satria.
(9e) Saham Biasa 500.000.000
Saldo Laba 300.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 134.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 56.000.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Satria 694.500.000
Kepentingan Nonpengendali 196.000.000
*Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Satria
Berikut adalah skedul perhitungan saldo diferensial selama tahun 2015:
PT Pandawa Kepentingan
(80%) Nonpengendal
Persediaan Tanah Bangunan Akumulasi Goodwill
i (20%)
Penyusutan
Saldo Awal 160.000.000 40.000.000 25.000.000 75.000.000 50.000.000 - 50.000.000
Amortisasi (24.000.000) (6.000.000) (25.000.000) (5.000.000)
Saldo Akhir 136.000.000 34.000.000 - 75.000.000 50.000.000 (5.000.000) 50.000.000
Jurnal Eliminasi yang harus dibuat untuk amortisasi diferensial adalah sebagai berikut:
(10e) Beban Pokok Penjualan 25.000.000
Beban Penyusustan 5.000.000
Tanah 75.000.000
Bangunan 50.000.000
Goodwill 50.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 24.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 6.000.000
Akumulasi Penyusutan 5.000.000
Investasi pada PT Satria 136.000.000
Kepentingan Nonpengendali 34.000.000
*Mengalokasikan diferensial dan amortisasi diferensial
Persediaan yang diperoleh PT Satria dan PT Pandawa baru terjual sebesar 40%, sehingga
terdapat keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
Penjualan 6.300.000.000
Bebab Pokok Penjualan (2.185.000.000)
laba kotor 4.115.000.000
Bebab operasional :
Beban operasi (690.000.000)
Beban sewa (169.000.000)
Beban penyusutan (330.000.000)
Beban amortisasi (50.000.000)
Beban bunga (310.000.000)
Total beban operasional
(1.549.000.000)
Pendapatan dan beban lain-lain:
Pendapatan sewa 14.000.000
Total pendapatan & beban lain-lain 14.000.000
Laba bersih konsolidasi 2.580.000.000
Bagian laba KNP (50.000.000)
Bagian laba induk perusahaan 2.530.000.000
Asset
Persediaan 740.000.000
Tanah 2.125.000.000
1.645.000.000
400.000.000
Goodwill 50.000.000
Liabilitas
utang usaha 1.474.000.000
utang bank 2.000.000.000
3.474.000.000
Ekuitas :
Saham biasa 5.000.000.000
Saldo laba 4.330.000.000
Total kepemilikan induk 9.330.000.000
Kepentingan pengendali 230.000.000
Total liabilitas dan ekuitas 13.034.000.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dalam PSAK 65 (Revisi 2014) laporan keuangan konsolidasian, transaksi yang
melibatkan entitas induk dan entitas anak disebut dengan transaksi antar entitas
dalam kelompok usaha.
2. Transaksi antar entitas dalam kelompok usaha meliputi transaksi hulu, transaksi hilir
dan transaksi lateral.
3. Transaksi hilir atau yang sering disebut transaksi downstream, adalah transaksi dari
entitas induk ke entitas anak
4. Transaksi hulu atau yang sering disebut upstream adalah transaksi dari entitas anak
ke entitas induk
5. Transaksi lateral adalah transaksi antar entitas anak
6. Salah satu prosedur dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian (prosedur
konsolidasi) adalah mengeliminasi secara penuh asset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan, beban, dan arus kas dalam kelompok usaha terkait dengan transaksi
antar entitas dalam kelompok usaha.
7. Keuntungan atau kerugian dari transaksi hilir penjualan persediaan di catat secara
penuh oleh entitas induk, sedangkan untuk transaksi hulu persediaan dicatat sebesar
porsi kepemilikan entitas induk di entitas anak
8. Jurnal eliminasi dibuat untuk mengeliminasi penjualan, biaya pokok penjualan, dan
keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi dari transaksi penjualan persediaan
hulu atau hilir.
9. Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan persediaan hulu dan hilir
terealisasi pada periode di mana persediaan terjual.
10. Pendapatan, beban, serta utang piutang yang ditimbulkan dari transaksi penjualan
jasa Antara induk dan entitas anak harus di eliminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Martini,dwi dkk. 2017. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Jakarta: Salemba Empat