Makalah SIA & P (BUKU BESAR)
Makalah SIA & P (BUKU BESAR)
Makalah SIA & P (BUKU BESAR)
Disusun Oleh:
Kelompok 05
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan nikmatnya serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Buku Besar dan Buku Besar Pembantu”. Makalah
ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah kami
yaitu Sistem Informasi Akuntansi dan Praktek.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Buku Besar .............................................................................. 3
2.2 Pengertian Buku Besar Pembantu ............................................................. 4
2.3 Metode Pekerjaan Posting......................................................................... 5
2.4 Jenis – jenis Media .................................................................................... 7
2.5 Klasifikasi Rekening (Riil dan Nominal )................................................. 8
2.6 Kode Rekening........................................................................................ 10
2.7 Laporan ................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan buku besar ?
2. Apa yang dimaksud dengan buku besar pembantu ?
3. Bagaimana metode dalam pekerjaan posting ?
4. Apa sajakah jenis – jenis media dalam posting ?
5. Apa sajakah klasifikasi rekening dalam buku besar ?
6. Apa yang dimaksud kode rekening?
7. Apa sajakah tujuan pemberian kode rekening ?
8. Bagaimanakah metoe dalam pemberian rekening ?
9. Bagaimana laporan buku besar ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan buku besar.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan buku besar pembantu.
3. Untuk mengetahui bagaimana metode dalam pekerjaan posting.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis media dalam posting.
5. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi rekening dalam buku besar.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kode rekening.
7. Untuk mengetahui apa saja tujuan pemberian kode rekening.
8. Untuk mengetahui bagaimana mtode dalam pemberian kode rekening.
9. Untuk mengetahui laporan dalam buku besar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Setidaknya ada 4 fungsi mendasar dari buku besar, dan berikut ini adalah
ke 4 fungsi dari buku besar tersebut:
1. Alat untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam buku jurnal
umum.
2. Sebgai alat dalam menggolongkan data keuangan serta untuk mengetahui
jumlah atau keadaan rekening atau akun yang sebenarnya, apakah ada
perbedaan atau tidak.
3. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada pada jurnal sebelumnya
atau jurnal umum.
4. Sebagai bahan kelengkapan dalam penyusunan laporan keuangan.
4
Fungsi buku besar utama adalah mengendalikan buku besar pembantu,
artinya jumlah saldo dar akun yang terdapat dalam buku besar pembatu harus
sama dengan saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar utama. Oleh
sebab itu, buku besar utama sering disebut sebagai akun induk atau akun
pengendali. Sedangkan fungsi buku besar pembantu adalah merinci suatu
akun yang terdapat dalam buku besar utama.
Selain perbedaan yang terdapat pada masing-masing fungsi, perbedaan
antara buku besar utama dan buku besar pembantu dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
5
Keterangan:
1. Nama akun, diisi nama akun yang bersangkutan
2. Kode akun, diisi nomor akun yang bersangkutan
3. Tanggal, untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi
4. Keterangan, digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi
5. Ref, atau referensi; digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang
menjadi sumber pencatatan.
6. Debit dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi
7. Saldo, untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat
dalam akun tersebut.
6
2.4 Jenis – Jenis Media
Sumber pencatatan dalam buku besar pembantu adalah bukti-bukti
transaksi yang mengakibatkan perubahan baik terhadap hutang maupun
piutang perusahaan. Misalnya faktur pembelian, faktur penjualan, bukti
pengeluran kas, bukti penerimaan kas dan nota debet/ kredit. Dengan
demikian dalam perusahaan yang menyelenggarakan buku pembantu hutang
dan buku pembantu piutang, bukti transaksi yang mengakibatkan perubahan
pada hutang dan piutang dicatat dengan prosedur sebagai berikut:
1. Dicatat dalam buku jurnal untuk dipindah bukukan ke dalam buku besar,
baik setiap pos jurnal secara individual maupun secara kolektif
2. Dicatat ke dalam buku pembantu yang selanjutnya pada tiap akhir
periode tertentu dari data buku pembantu disusun daftra saldo. Artinya
dari data buku pembantu hutang pada akhir periode disususn daftar saldo
hutang dari data pembantu piutang disusun daftar saldo piutang.
Jika terjadi kesalahan pencatatan baik dalam buku pembantu, saldo akun
Hutang dalam buku besar pada akhir periode harus sma dengan jumlah
hutang menurut buku pembantu hutang (daftar saldo hutang). Demikian pula
7
saldo akun Piutang harus sama dengan jumlah piutang menurut buku
pembantu piutang (daftar saldo piutang).
2.5 Klasifikasi Rekening ( Rill Dan Nominal )
Klasifikasi rekening ( riil dan nominal ) dalam buku besar, secara garis
bsar penggolongan akun trsebut dibagi menjadi dua, yaitu :
2.5.1 Akun riil / akun neraca
Akun riil atau akun nerca adalah akun yang pada akhir periode
dilaporkan dalam neraca, yang termasuk dalam akun riil / akaun
neraca adalah kelompok akun asset, kewajiban, dan ekuitas.
a. Rekening Aktiva atau harta
Harta yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat di dalam
rekening aktiva dapat meliputi aktiva/harta lancar, aktiva tetap,
aktiva tak berwujud serta investasi jangka panjang.
8
b) Utang jangka panjang (long term liability)
merupakankewaiban kepada pihak lain yang harus dilunasi
dalam waktu lebih dari setahun. Misalnya, utang obligasi,
utang hipotik.
c. Rekening Modal
Merupakan bagian hak dari pemiliki perusahaan terhadap
kekayaannya, yang terdiri atas selisih antara harga dengan utang.
Misalnya, modal pemilik.
9
2.6 Kode Rekening
Pemberian kode untuk klasifikasi rekening diperlukan karena dapat
memudahkan untuk mencari rekening-rekening yang diinginkan.
2.6.1. Tujuan Pemberian Kode Rekening
10
Pemberian kode dengan kode angka urut mempunyai karakteristik:
a) Rekening diberi kode dengan angka urut, dari angka kecil ke angka
besar.
b) Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Rekening dengan
kode 1 sampai 9 memiliki 1 angka dalam kode rekeningnya,
sedangkan rekening dengan kode 10 sampai dengan 99 memiliki 2
angka , sedangkan rekening dan kode 100 sampai 999 memiliki 3
angka dalam kode rekeningnya,dan seterusnya.
c) Perluasan klasifikasi pada suatu rekening akan mengakibatkan
perubahan kode semua rekening yang kodenya lebih besar dari
kode rekening yang mengalami perluasan. Sebagai contoh, jika
rekening 21 Beban yang ditangguhkan dalam daftar rekening diatas
dirinci lebih lanjut menjadi 3 rekening : 21 Beban organisasi,22
Rugi Trial-Run,dan 23 Beban Promosi, maka rekening-rekening
yang sebelumnya berkode diatas rekening yang dipecah tersebut
(kode 22 dan selanjutnya) semuanya akan mengalami perubahan
kode.
Ada 3 jenis pemberian kode rekening yaitu kode angka blok, kode angka
decimal, dank ode angka kelompok. Berikut uraiannya :
1. Kode Angka Blok / block numerical code
11
kode rekening hanya akan mempengaruhi pemberian kode rekening
dalam blok yang bersangkutan.
12
1-24 Aktiva Lancar 72 Merk dan Cap Dagang 200-299 Biaya Produksi
1 Kas dan Bank 73 Paren 200 Biaya Bahan Baku
2 Investasi Sementara
80-89 Aktiva Lain-Lain 230 Biaya Tenaga Kerja
3 Piutang
80 Jaminan PLN 270 Biaya Overhead Pabrik
4 Cadangan Kerugian Piutang
81 Jaminan Telkom Sesungguhnya
10 Persediaan Produk Jadi
271 Biaya Overhead Pabrik
11 Persediaan Produk dalam
yang dibebankan
Proses
100-124 Utang Lancar
12 Persediaan Bahan Baku dan
100 Utang Dagang 300-349 Biaya
Bahan Penolong
101 Utang Pajak Administrasi dan Umum
20 Persekot Biaya
102 Utang Gaji dan Upah 300 Biaya Administrasi dan
24 Aktiva Lancar Lain
103 Utang Biaya Umum
110 Pendapatan yang
350-399 Biaya Pemasaran
Diterima Di Muka
25 – 39 Investasi Jangka
350 Biaya Pemasaran
124 Utang Lancar Lain-
Panjang
Lain
25 Investasi Jangka Panjang 400-449 Penghasilan di
Saham Luar Usaha
125-139 Utang Jangka
26 Investasi Jangka Panjang 400 Pendapatan Bunga
Panjang
Obligasi 401 Pendapatan Dividen
125 Utang jangka panjang
27 Investasi Jangka Panjang 402 Laba Penjualan Surat
Bank
Deposito Berjangka Berharga
126 Utang jangka panjang
403 Laba Penjualan Aktiva
Obligasi
40-69 Aktiva Tetap Berwujud
Tetap
127 Utang jangka panjang-
40 Tanah
lembaga kredit lain
41 Gedung
42 Akumulasi Depresiasi 450-499 Biaya diluar usaha
130-169 Pendapatan
Gedung 450 Biaya berbunga
Penjualan
43 Mesin 451 Rugi Penjualan surat
140 Pendapatan Penjualan
44 Akumulasi Depresiasi Mesin berharga
Produk A
45 Mebel 452 Aktiva tetap
141 Pendapatan Penjualan
13
46 Akumulasi Depresiasi Mebel Produk B 500 Rugi-Laba
47 Aktiva Tetap Lain
170-199 Harga Pokok
48 Akumulasi Depresiasi
Penjualan
Aktiva Tetap Lain
170 Harga Pokok Penjualan
70-79 Aktiva Tidak Berwujud Produk A
70 Goodwill 171 Harga Pokok Penjualan
71 Beban Pendirian Produk B
a) Rekening diberi kode dengan blok angka yang berurutan, dari angka
kecil ke angka besar.
b) Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Rekening berkode
angka dalam blok sampai dengan 9 memiliki 1 angka dalam
kodenya. Dalam blok 10 sampai dengan 99 memiliki 2 angka dalam
kodenya, dan yang dalam blok 100 sampai dengan 999 memiliki 3
angka dalam kodenya, dan seterusnya.
c) Perusahaan klasifikasi pada suatu rekening ditampung dengan
menyediakan angka cadangan dalam setiap blok yang diperkirakan
akan mengalami perluasan klasifikasi. Sebagai contoh, untuk
klasifikasi rekening Utang Jangka Panjang disediakan angka 125
sampai dengan 129, karena diperkirakan jumlah rekening yang
termasuk dalam klasifikasi ini tidak akan lebih dari 5 rekening,
Untuk sementara baru 3 angka yang dipakai untuk memberi kode ,
yaitu angka 125,126, dan 127 Angka 128 dan 129 disediakan untuk
menampung perluasan klasifikasi utang jangka panjang, yang
diperkirakan oleh analisis sistemnya tidak lebih dari 2 rekening
14
tambahan. Jika misalnya analisis sistem memperkirakan
kemungkinan tambahan rekening akibat perluasan klasifikasi utang
jangka panjang berjumlah 10 rekening, maka blok angka yang
disediakan untuk klasifikasi utang jangka panjang adalah 125 sampai
dengan 139, bukan hanya 125 sampai dengan 129.
15
Rincian jenis biaya beserta kodenya adalah sebagai berikut :
I. Persediaan
1.1. Persediaan Suku Cadang
1.2 Persediaan Bahan Penolong
1.3 Persediaan Bahan Baku
1.9. Persediaan Lain-Lain
16
b. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Klasifikasi besar
memiliki jumlah angka yang lebih sedikit bila dibandingkan
dengan klasifikasi rinciannya.
c. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening dilakukan dengan
maksimum pemecahan tidak lebih dari 10. Pemberian kode
perluasannya dilakukan dengan menambahkan 1 angka di sebelah
kanannya.
Kode Angka urut Didahului dengan Huruf
Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi angka dan Huruf.
Setiap rekening diberi kode angka yang di mukanya dicantumkan
huruf singkatan kelompok rekening tersebut. Misalnya : AL 101,
ATL 112, MO 245 AL merupakan singkatan dari aktiva lancar,
ATL singkatan aktiva tidak lancar , dan MO singkatan dari modal.
17
2.7 Laporan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi finansial
suatu perusahaan dalam periode tertentu. Informasi mengenai kondisi
finansial tersebut nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan seperti pihak manajemen, pemberi pinjaman, investor, hingga
pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan dan menentukan langkah
apa yang harus diambil setelahnya. Terdapat beberapa jenis laporan keuangan
yang perlu kita pahami pada bisnis.
2.7.1. Laporan Laba Rugi
Sesuai dengan namanya, laporan laba rugi berfungsi untuk
membantu Anda mengetahui apakah bisnis berada dalam posisi laba atau
rugi. Laporan laba rugi biasa juga disebut sebagai income statement
atau profit and loss statement.
Umumnya, ada dua cara yang digunakan untuk menyusun laporan
laba rugi, yaitu single step (cara langsung) dan multiple step (cara
bertahap). Metode single step relatif lebih mudah dibandingkan multiple
step. Anda hanya perlu menjumlahkan seluruh pendapatan dari atas
sampai bawah menjadi satu kelompok, kemudian menguranginya dengan
total beban atau biaya dalam periode yang berlaku. Sedangkan, pada
metode multiple step, pendapatan dipisah menjadi dua kategori, yaitu
pendapatan operasional (yang berasal dari kegiatan pokok) perusahaan dan
pendapatan non operasional (yang berasal dari luar kegiatan pokok)
perusahaan. Pembagian kategori tersebut juga berlaku pada beban atau
biaya.
18
19
2.7.2. Laporan Arus Kas
Disebut juga dengan laporan cash flow, laporan arus kas digunakan
perusahaan untuk menunjukkan aliran masuk dan keluar kas
perusahaan pada periode tertentu. Lebih dari itu, laporan arus kas juga
dapat berfungsi sebagai indikator jumlah arus kas di masa mendatang
berdasarkan data arus kas terkini. Laporan jenis ini jugalah yang menjadi
alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama
periode pelaporan.
20
2.7.3. Laporan Perubahan Modal
Laporan keuangan jenis ini menyediakan informasi tentang jumlah
modal yang dimiliki bisnis Anda selama periode tertentu. Melalui laporan
perubahan modal, Anda bisa mendapatkan data mengenai seberapa besar
perubahan modal yang telah terjadi, lengkap dengan penyebab
perubahannya.
21
22
Selain laporan keuangan dalam buku besar ada aporan buku besar yang berisi
mutasi pengeluaran dan penerimaan kas. Berikut adalah contoh beberapa
laporan dalam buku besar :
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buku besar utama (general ledger) adalah kumpulan akun-akun yang sejenis
yang telah dicatat dalam jurnal khusus maupun jurnal umum. Buku besar utama
digunakan untuk meencatat perubahan pada harta, ekuitas (modal), liabilitas
(kewajiban), pendapatan, dan beban dalam satu periode akuntansi.
Buku besar pembantu (subsidiary ledger) adalah buku besar yang berisi
rincian dari akun tertentu yang terdapat dalam buku besar utama. Pada umumnya,
buku besar pembantu (BBP) di bagi menjadi tiga, yaitu BBP Utang Dagang, BBP
Piutang Dagang, dan BBP Persediaan. BBP Utang Dagang digunakan untuk
merinci utang berdasarkan nama kreditur/perusahaan. BBP Piutang Dagang
digunakan untuk merinci piutang berdasarkan nama debitur/perusahaan.
Sedangkan BBP Persediaan digunakan untuk merinci persediaan yang ada di
dalam perusahaan berdasarkan nama/jenisnya.
3.2 Saran
Menyadari bahwa dalam menulis makalah ini penulis masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami butuhkan. Semoga dari kritik dan saran
pembaca kami bisa menjadi lebih baik dalam penulisan berikutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://taniania55.wordpress.com/2011/10/06/sia-chapter-3/
https://akuntanonline.com/pengertian-buku-besar-fungsi-bentuk-dan-
contohnya/
http://tambaruhidup.blogspot.com/2010/12/buku-besar-pembantu-
subsidiary-ledger.html
http://basicakuntansi.blogspot.com/p/blog-page_9.html
http://dewimuharomah.blogspot.com/2015/03/makalah-buku-besar-buku-
pembantu.html
25