Ciri Khas Limbah B3
Ciri Khas Limbah B3
Ciri Khas Limbah B3
Pada umumnya, bila manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang, maka
keduanya berada dalam keadaan sehat. Tetapi karena sesuatu sebab sehingga keseimbangan ini
tergangggu atau mungkin tidak dapat tercapai, maka dapat menimbulkan dampak yang
merugikan bagi kesehatan.
Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah semua bahan/ senyawa baik padat, cair,
ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan
akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik :
mudah meledak,
mudah terbakar,
bersifat reaktif,
beracun,
penyebab infeksi,
bersifat korosif.
Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak
pada kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya
meminum air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang telah
menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang tercemar.
Dampak B3 terhadap Kesehatan, antara lain :
1. Air Raksa /Hargentum/ Hg/ Mercury
Elemen Hg berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap
bila dipanaskan. Hg2+ (Senyawa Anorganik) dapat mengikat carbon, membentuk senyawa
organomercury. Methyl Mercury (MeHg) merupakan bentuk penting yang memberikan
pemajanan pada manusia.
Industri yang memberikan efluents Hg adalah :
Yang memproses chlorin,
Produksi Coustic soda,
Tambang dan prosesing biji Hg,
Metalurgi dan elektroplating,
Pabrik Kimia,
Pabrik Tinta,
Pabrik Kertas,
Penyamakan Kulit,
Pabrik Tekstil,
Perusahaan Farmasi,
Penambangan emas tradisional.
Sebagian senyawa mercury yang dilepas ke lingkungan akan mengalami proses methylation
menjadi methylmercury (MeHg) oleh microorganisme dalam air dan tanah. MeHg dengan cepat
akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan dalam air permukaan. Kadar mercury dalam
ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya.
Janin, bayi dan anak-anak : 1. MeHg dapat menembus placenta, 2. Sistem syaraf sensitif
terhadap keracunan Hg. 3. MeHg pada ASI, maka bayi yang menyusu dapat terpajan.
Masyarakat pengkonsumsi ikan yang berasal dari daerah perairan yang tercemar
mercury.
Pemajanan melalui inhalasi, oral,kulit
Dampak pada Kesehatan:
Mercury termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah
dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90% ditemukan dalam darah
merah.
Efek Fisiologis :
Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana mercury
terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain tremor, kehilangan
daya ingat.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa menderita kerusakan otak dengan
manifestasi :
– Retardasi mental
– Tuli
– Penciutan lapangan pandang
– Buta
– Microchephaly
– Cerebral Palsy
– Gangguan menelan
Efek yang lain :
Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat terjadi pada keracunan akut.
Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari jaringan paru.
Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury dapat menyebabkan kerusakan liver.
2. Chromium
Chromium adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi meski dalam suhu
tinggi. Chromium digunakan oleh industri : Metalurgi, Kimia, Refractory (heat resistent
application). Dalam industri metalurgi, chromium merupakan komponen penting dari stainless
steels dan berbagai campuran logam.
Dalam industri kimia digunakan sebagai :
Perumahan yang dibangun diatas bekas landfill, akan terpajan melalui pernafasan (inhalasi) atau
kulit.
Pemajanan melaui :
– Inhalasi terutama pekerja
– Kulit
– Oral : masyarakat pada umumnya
Dampak Kesehatan
Efek Fisiologi :
Cr (III) merupakan unsur penting dalam makanan (trace essential) yang mempunyai fungsi
menjaga agar metabolisme glucosa, lemak dan cholesterol berjalan normal.
Organ utama yang terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru, sedangkan organ lain yang bisa
terserang adalah ginjal, lever, kulit dan sistem imunitas.
3. Cadmium (Cd)
Cadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Cadmium murni berupa
logam berwarna putih perak dan lunak, namun bentuk ini tak lazim ditemukan di lingkungan.
Umumnya cadmium terdapat dalam kombinasi dengan elemen lain seperti Oxigen (Cadmium
Oxide), Clorine (Cadmium Chloride) atau belerang (Cadmium Sulfide).
Kebanyakan Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran seng, timah atau
tembaga cadmium yang banyak digunakan berbagai industri, terutama plating logam, pigmen,
baterai dan plastik.
Pemajanan
Sumber utama pemajanan Cd berasal dari makanan karena makanan menyerap dan mengikat Cd.
misalnya : tanaman dan ikan. Tidak jarang Cd dijumpai dalam air karena adanya resapan dari
tempat buangan limbah bahan kimia.
7. Pestisida
Pestisida mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk jasad renik yang
mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap
kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan keselamatan tenaga kerja. Pestisida banyak
digunakan pada sektor pertanian dan perdagangan/ komoditi.
Pemajanan melalui : Oral, Inhalasi, Kulit
8. Arsene
Arsene berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di temukan
dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa Arsen dengan oksigen,
clorin atau belerang sebagai Arsen inorganik, sedangkan senyawa dengan Carbon dan Hydrogen
sebagai Arsen Organik. Arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik.
Suatu tempat pembuangan limbah kimia mengandung banyak arsen, meskipun bentuk bahan tak
diketahui (Organik/ Inorganik). Industri peleburan tembaga atau metal lain biasanya melepas
arsen inorganik ke udara. Arsen dalam kadar rendah biasa ditemukan pada kebanyakan fosil
minyak, maka pembakaran zat tersebut menghasilkan kadar arsen inorganik ke udara
Penggunaan arsen terbesar adalah untuk pestisida.
Pemajanan Arsen ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan / minuman.
Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke
peredaran darah.
Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi
jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.
Dampak terhadap kesehatan berupa keracunan akut sehingga tubuh menjadi lemah, sesak nafas,
batuk yang dapat menyebabkan edema pada paru-paru.
Pemajanan lewat ingesti efeknya berat, rasa terbakar di mulut, pharynx, abdomen yang disusul
dengan muntah, diare, tinja merah gelap (melena). Tekanan darah turun drastis.
Pemajanan lewat inhalasi, menyebabkan iritasi saluran pernafasan, batuk, rasa tercekik,
kemudian dapat terjadi edema paru, rasa sempit didada, tekanan darah rendah dan nadi cepat.
Pemajanan lewat kulit terasa sangat nyeri dan kulit terbakar.
Keracunan kronis
Terjadi karena terpajan berulang-ulang oleh CO yang berkadar rendah atau sedang. Keracunan
kronis menimbulkan kelainan pada pembuluh darah, gangguan fungsi ginjal, jantung, dan darah.
Indonesia Environment Center (IEC) memberikan solusi kepada anda dan perusahaan bagaimana
supaya lingkungan sekitar tetap sehat dan terjaga dari resiko bahaya Limbah B3, untuk
mengetahui informasi lebih lanjut silakan klik topik training dibawah ini.